1. Hakikat kantor sebagai penyedia informasi dan keterangan
Pada dasarnya perkantoran memang merupakan tempat pengumpulan informasi, semua informasi baik berupa data/ dokumen baik itu dalam bentuk tertulis maupun warkat guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan disetiap bidang maupun divisi yang berada dikantor tersebut. Proses pengolahan informasi dalam kantor tidak serta merta langsung menyampaikan informasi yang telah didapatkan, informasi yang diberikan sesuai dengan keperluan setiap orang yang bersangkutan karena mempunyai fungsi dan tugas masing-masing yang diantor dalam tata atur didalam kantor. Sebagai penyedia informasi, kantor memiliki tugas mulai dari menerima, mengumpulkan mengelola, menyimpan, sampai pada menyalurkan ataupun mendistribusikan informasi. Dan juga selain sebagai penyedia informasi kantor juga berfungsi sebagai pemberi keterangan, dalam keterkaitannya sebagai pemberi keterangan kantor sangat erat kaitannya dengan administrasi yang mana dalam artian luas administrasi merupakan bentuk kerjasama orang-orang yang terlibat didalamnya. Sedangkan dalam artian sempit adiminstrasi merupakan kegiatan pencatatan dalam artian tulis menulis. Dalam suatu organisasi yang biasanya mengeluarkan surat, mandataris yaitu dibagian administrasi. Hal-hal inilah yang juga ada dalam perkantoran yang mana sebagai pemberi keterangan administrasi dalam kantor mengeluarkan surat maupun mandataris atau penandatanganan sebagai pemberi legalitas untuk menjalankan tugasnya sebagai mana yang tertera dalam surat tersebut. Menurut J.C Denyer dalam bukunya “office administration” mengemukakan fungsi kantor yaitu untuk memberikan pelayanan dan komunikasi dan warkat secara rinci yaitu a. Untuk menerima keterangan (surat-surat, harga, kutipan dsb) b. Untuk mencatat keterangan (catatan-catatan kepegawaian) c. Untuk menyusun keterangan (dalam pembiayaan dan pembukuan) d. Untuk memberi keterangan (faktur-faktur penjualan dan perkiraan-perkiraan) e. Untuk menjamin aktiva-aktiva (pemeliharaan uang tunai dan persediaan Kantor sebagai pemberi keterangan juga bertugas untuk mengumpulkan keterangan, mengumpulkan keterangan dalam artian kantor bertugas menyediakan keterangan yang sebelumnya ada lalu menjadi ada. Keterangan-keterangan yang sebelumnya masih tercerai-berai dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah informasi, apabila telah dikumpulkan selanjutnya keterangan-keterangan tersebut dicatat dan disatukan dibagian pencatatan. Maka sebab itulah mengapa perkantoran pada hakikatnya memang merupakan penyedia informasi serta pemberi keterangan. Karena dalam kegiatannya sendiri kantor manerapkan aspek administrasi yang memiliki cakupan pengertian yang amat luas. 2. Fungsi manajemen perkantoran menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell Ada lima macam fungsi manajemen yaitu a. Planning (perencanaan) b. Organizing (pengorganisasian) c. Staffing (penyusunan) d. Directing (pengarahan) e. Controling (pengawasan) Pada dasarnya ke lima hal yang dikemukakan olehnya merupakan fungsi dasar manajemen perkantoran yang pada umumnya juga dikemukakan oleh ahli-ahli lainnya, yang artinya adanya kesepahaman antara ahli yang merumuskan tentang manajemen perkantoran meskipun ada yang mengemukakan fungsi manajemen perkantoran lebih rinci lagi . a. Planning (perencanaan) Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai atau intansi yang berkaitan dengan fungsi dibentuknya organisasi tersebut. Penetuan rencana dianggap sangat penting karena akan menentukan jalan atau taktik maupun strategi dalam mengatur jalannya organisasi tersebut. Keterkaitannya dengan lingkungan saya yaitu dalam kegiatan apapun yang akan dilaksanakan pasti akan dimulai dengan perencanaan kegiatan tersebut agar sejalan dengan tujuan yang akan dicapai akibat pelaksanaan kegiatan tersebut. b. Organizing (pengorganisasian) Pengorganisasian dibentuk untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan, strategi ataupun taktik yaang telah diatur dalam perencanaan diawal kemudian akan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang mana demi mencapai proses pelaksanaan yang efisien dan efektif. Pengorganisasian dibetuk misalnya dibentuk setiap bidang atau divisi yang selalu ada perkantoran maupun setiap kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekitar. c. Staffing (penyusunan) Staffing dilakukan sebagai penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi. Staffing dilakukan apabila pengorganisasi sebelumnya telah dilakukan, apabila setiap bagian telah dilaksanakan selanjutnya mengatur orang-orang yang akan menduduki posisi pada bidang-bidang yang telah dibentuk sebelumnya. Hal ini pun serupa dengan dalam mengatur kegiatan yang akan dilaksanakan dilingkungan sekitar yang mana juga mengatur orang-orang yang akan bekerja didalamnya. d. Directing (pengarahan) Selanjutnya apabila struktur organisasi telah terbentuk selanjutnya dilakukan pengarahan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing bidang. Hal ini begitu penting untuk menghindari miss persepsi diantara sumber daya yang ada. Agar setiap hal yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. e. Controling (pengawasan) Hampir sama dengan fungsi directing tapi pada fungsinya controling memili fungsi yang lebih merinci karena menyangkut pengendalian. Hal-hal yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan selanjutkan akan di control dan dikendalikan agar tidak membuang waktu dan tenaga dan tetap berada pada jalur yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab Wewenang merupakan dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. Sedangkan tanggung jawab merupakan melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sebagai konsekuensi atas wewenang yang diberikan padanya. Mengapa rasionalitas dan wewenang sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerja. Pada dasarnya wewenang yang diberikan kepadanya sebagai bentuk pengorganisasian terhadap tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik selama sumber daya manusianya selalu menjalankan tugas sesuai koridor yang telah ditetapkan. Hal ini menyinggung langsung mengapa pembagian wewenang kerja sangat diperlukan. Agar semua pekerjaan dan terpetakan dan terkodinir dengan baik. Untuk itulah apabila ada keterhambatan pada rangkain kerja yang telah ditetapkan maka dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang mungkin saja mengjadi penghambat dalam suatu perusahaan yaitu tidak adanya profesionalitas kerja. Prefesionalitas kerja didapatkan apabila sdm yang telah direkrut ditempatkan sesuai dengan bidangnya masing- masing. Sehinngga tidak ada lagi salah penempatan kerja karena apabila penyempatan sdm tidak pada bidangnya maka akan menghambat jalan pekerjaan. Hal inilah yang disebut rasionalitas wewenang dan tanggung jawab.
4. Mengapa asas perencanaan sangat erat kaitannya dengan efisisensi kerja
Kita ketahui bersama bahwa asas perencanaan merupakan asas yang menentukan apa-apa yang dikerjakan selanjutnya. Apabila sedari awal perencanaan yang diusulkan memang sangat sulit untuk dijalankan, maka dalam pelaksanaan ya maka akan sulit pula untuk dilaksanakan. Maka itulah demi tercapainya tujuan yang diinginkan maka perlu perencanaan yang penting untuk memaksimalkan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusianya. Perencanaan yang sedari awal terencana dengan matang dan jelan pembahagian kerjanya. 5. Peran arsip dalam menunjang aktivitas kerja dan juga sebagai pembuat keputusan Arsip merupakan catatan rekaman kegiatan atau sumber informasi dengan berbagai macam bentuk baik berupa tulisan, gambar , video maupun lainnya. Salah satu fungsi arsip sebagai bahan evaluasi kegiatan. Evaluasi ini sangat penting dalam aktivitas kerja dan pembuat keputusan. Keputusan yang diambil bisa dipertimbangkan melalui arsip yang ada sehingga perbaikan dalam setiap kegiatan akan selalu ada karena selalu ada tolak ukur yang tertulis diarsip. Contohnya arsip terhadap hasil kegiatan sebelumnya akan menjadi patokan pada kegiatan yang sama yang akan dilakukan setelahnya sekaligus menjadi tolak ukur kesuksesan suatu kegiatan. Contohnya dimubes ilmu administrasi bisnis. Dalam perombakan AD/ART nya maka diikutkan arsip sebelumnya yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memutuskan kegiatan selanjutnya. Maka dengan itulah pengadaan arsip oleh sekretaris begitu sangat penting mengingat perannya sebagai bahan evaluasi agar selalu ada peningkatan dalam setiap kegiatan.