PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan balap motor di dunia saat ini kian semakin pesat. Jika kita
kembali melihat ke belakang olahraga ini sebenarnya sudah banyak diminati oleh
orang orang pada jaman dahulu, mereka menyebutnya lomba adu kebut motor,
tetapi pada masa itu teknologi khususnya motor belum begitu mendunia. Pada
tahun 1938 dibentuk sebuah organisasi balap motor yakni FCIM yang merupakan
ajang kejuaraan balap motor di Eropa, tapi rencana tersebut tidak berjalan mulus
dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah perang usai
baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti kompetisi sudah mulai
merambah ke tingkat Internasional. Kejuaraan Motor atau yang disebut MotoGP
akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949.
Adanya kejuaraan MotoGP serta banyaknya organisasi organisasi
tersebut menjadikan olahraga balap motor menjadi salah satu olahraga yang
banyak diminati dari berbagai kalangan di dunia termasuk Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari semakin banyaknya pembalap-pembalap muda yang memasuki dunia
balap dengan prestasi ditingkat nasional maupun internasioanal dan juga tingginya
animo masyarakat untuk menyaksikan olahraga ini. Perkembangan otomotif juga
tampak dari event yang diadakan para pabrikan motor di Indonesia seperti OMR
Yamaha, OMR Suzuki serta OMR Honda dan ada juga event balapan motor yang
diadakan oleh pihak sponsor. Event balapan diatas selain dimaksudkan untuk
meningkatkan penjualan kendaraan yang mereka produksi juga bertujuan untuk
mengurangi balapan-balapan liar yang banyak di lakukan oleh anak muda.
Dengan pesatnya perkembangan olah raga sepeda motor di Indonesia,
Sulawesi Tenggara sangatlah terpengaruh akan jenis olah raga ini dibuktikan
dengan seringnya diadakan kejuaraan nasional balap motor yang mengundang
banyak pembalap pembalap motor di daerah daerah Sultra maupun pembalap
yang ada di luar kota yang diadakan oleh IMI Sultra. IMI merupakan satu-satunya
organisasi olahraga kendaraan bermotor yang telah diakui oleh Federation
1
International delAutomobile (FIA), Federation International of Motorcycle
(FIM) dan Commission du Karting (CIK) (induk Organisasi Olahraga Kendaraan
Bermotor Dunia) serta Komite Olahraga Nasional Indonesia KONI (induk
Organisasi Olahraga Indonesia), yang berhak dan berwenang untuk mengawasi
dan memimpin seluruh kegiatan perlombaan-perlombaan kendaraan bermotor di
Indonesia.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sultra
pada tahun 2016 bahwa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan balap motor
mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana peningkatan jumlah rata rata
peserta Roadrace mencapai 10% - 20% pertahunnya. Pada tahun 2016 ini total
peserta yang mengikuti balapan sebanyak 120 jiwa dalam setiap kategori
kejuaraan Roadrace. Sedangkan jumlah penontonnya juga mengalami
peningkatan 18% - 20% pertahunnya. Pada tahun 2016 ini jumlah penontonnya
mencapai 5.755 jiwa.
Namun dengan ramainya agenda yang berkembang, tidak didukung
dengan fasilitas yang memadai, diantaranya tidak adanya lokasi yang tepat untuk
pembangunan sirkuit motor Roadrace yang berstandar Nasioanal bagi penikmat
olahraga ini di Sulawesi Tenggara. Kebanyakan event event balap motor
tersebut diadakan di arena MTQ yang menimbulkan berbagai masalah karena
arena balap yang dipakai sangat membahayakan keselamatan pembalap dan
penonton serta menimbulkan kebisingan karena lokasi yang di gunakan bukan
diperuntukkan untuk arena kegiatan balap motor dan juga tidak adanya tempat
latihan balapan resmi bagi para pembalap yang akan mengikuti kejuaraan balap
motor.
Dengan munculnya permasalahan tersebut maka di Sulawesi Tenggara
terutama di Kota Kendari, perlu adanya perencanaan pembangunan Sirkuit Balap
Motor Roadrace di Kota Kendari.
2
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan Sirkuit
Balap Motor Roadrace di Kota Kendari ?
2. Bagaimana merancang bentuk dan tampilan Bangunan Sirkuit Balap
Motor Roadrace dengan pendekatan Arsitektur Ekspressionisme ?
B. Tujuan
1. Untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan Sirkuit Balap
Motor Roadrace di Kota Kendari.
2. Untuk merancang bentuk dan tampilan Bangunan Sirkuit Balap Motor
Roadrace dengan pendekatan Arsitektur Ekspressionisme.
2. Lingkup Pembahasan
Pembahasan ini di tinjau dari segi ilmu arsitektur dan di tunjang oleh ilmu
disiplin lainnya yang dianggap perlu dan tepat menunjang kelancaran dalam
merancang Sirkuit Balap Motor Roadrace.
3
D. Metode dan Sistematika Pembahasan
1. Metode
Metode pembahasan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah :
a. Metode pengumpulan data dan Studi Literatur yaitu mengumpulkan
teori teori yang berhubungan dengan perancangan sirkuit sesuai
dengan Standar Nsional yang telah dikeluarkan oleh organisasi
otomotif Nasional.
b. Melakukan wawancara dengan pihak terkait yang mengerti masalah
dunia olahraga motor dalam hal ini IMI.
2. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang penulisan, perumusan
masalah, tujuan dan sasaran bembahasan, lingkup dan
pembatasan pembahasan serta metode dan sistematika
penulisan yang akan digunakan.
4
mencakup proyek pengadaan/perencanaan sesuai dengan
judul yang dipilih baik itu berupa data data pendukung
dan ketersediaan fasilitas penunjang.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari pertanyaan permasalahan
yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Saran untuk
perbaikan dalam tulisan dan desain perancangan dituliskan
pada bab ini.