Anda di halaman 1dari 12

Udy Al Jawi

Selamat Datang Di Maktabah Udiatama, Ruang Informasi Penyejuk Hati

Halaman Utama

Informasi UIN Jakarta

Hasil Seleksi UIN 2017

Jadwal SPMB UIN 2017

Strategi Memilih Jurusan

Jurusan Jalur Mandiri

Kuota SBMPTN 2017

Kuota UM-PTKIN 2017

Akreditasi Jurusan

Biaya Kuliah

Artikel

Sejarah Aliran Kalam

Manajemen Marah

Kemukjizatan Al Quran

Mantuq dan Mafhum

Keterbukaan Diri

Bimbingan Rohani Pasien

Kesehatan Mental

Manajemen Konflik

Bahaya NAPZA

Manajemen Pelayanan BK

Gangguan Kepribadian
BK dalam Birokrasi

Tipe-tipe Manusia

Cerpen

Bakso Cinta untuk Nurlela

Tuhan Aku Mencintainya

Pelangi Cinta di Kota Satria

Kisah Islami

Laila Majnun

Anak Nakal dan Paku

Uwais Al Qorni

Ulumul Hadis

Perkembangan Hadis

Hadis-hadis Populer

Kedudukan Hadis

Hadis Mauquf

Doa Harian

Doa Penawar Hati

Doa Selamat

Sayyidul Istighfar

Bhs Arab

Kana wa Akhowatuha

Na'at

Fi'il wa Fa'il

Taqdimul Khobar

BIMBINGAN ROHANI PASIEN


BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk Allah
yang lain. Karena manusia diberi kelebihan berupa akal dan fikiran agar dapat membedakan antara yang
baik dan yang buruk. Dengan keistimewaannya tersebut diharapkan manusia dapat hidup bahagia di
dunia dan akhirat. Sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka tinjauan tentang hakekat manusia dengan
berbagai dimensi kemanusiaannya, potensinya dan permasalahannya menjadi titik tolak bagi pentingnya
kegiatan bimbingan dan keagamaan bagi manusia, di mana salah satu dari tujuan bimbingan dan
keagamaan adalah untuk memelihara dan mencapai kesehatan mental. Jadi jelas, bahwa sasaran
bimbingan keagamaan adalah manusia dengan berbagai latar kehidupannya. Salah satu latar kehidupan
manusia di masyarakat adalah rumah sakit khususnya pasien rawat inap terutama yang menderita
penyakit kronis mengalami kecemasan, ketakutan, kesedihan bahkan putus asa dalam menghadapi
penyakit yang di deritanya.

Pada dasarnya manusia menginginkan dirinya sehat, baik jasmani maupun rohani, Allah menurunkan Al-
Quran yang di dalamnya ada petunjuk dalam pengobatan terhadap penyakit yang menjangkit pada diri
manusia baik fisik maupun psikis, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra: 82.

Artinya : Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Sebagian besar orang yang sedang sakit akan mengalami timbulnya goncangan mental dan jiwanya
karena penyakit yang dideritanya. Pasien yang mengalami kondisi tersebut sangat memerlukan bantuan
spiritual yang dapat menimbulkan rasa optimis dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah.
Sebagaimana Allah telah memerintahkan manusia untuk selalu sabar dalam menghadapi segala musibah
yang menghadangnya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah. Karena jika dia sabar, maka
Allah akan menampakkan kebaikannya, dengan tujuan agar selanjutnya manusia bisa memahami
kemaslahatan yang tersembunyi dibalik itu.[1] Hal ini juga dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan
Muslim

Artinya : Dari Abi Hurairah dan Abu Said, keduanya mendengarkan Rasullah SAW, Tidak seorang
mukmin pun yang ditimpa suatu cobaan, derita, penyakit, kesedihan bahkan keraguan yang datang
menerpanya kecuali Allah hapuskan darinya semua kesalahannya.[2]

Namun dalam kenyataannya sebagian besar orang yang menderita sakit tidak bisa menerima
keadaannya. Dalam kondisi seperti ini mereka menghadapi dilema di luar kemampuannya. Seperti,
perasaan cemas, marah, tidak percaya diri dan mudah putus asa, dengan kondisi semacam itu maka
perlu adanya bimbingan keagamaan bagi pasien di rumah sakit. Dengan tujuan agar pasien
mendapatkan keikhlasan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi sakitnya.
BAB II

PROGRAM BIMBINGAN ROHANI PASIEN

A. Definisi Bimbingan Rohani Pasien

Bimbingan rohani pasien disini yang dimaksud adalah bimbingan rohani Islam, yaitu bimbingan yang
menggunakan dasar-dasar keislaman. Bimbingan rohani islam memempunyai beberapa definisi
diantaranya adalah sebagai berikut:

Bimbingan rohani Islam adalah pelayanan yang memberikan santunan rohani kepada pasien dan
keluarganya dalam bentuk pemberian motivasi agar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan,
dengan memberikan tuntunan doa, cara bersuci, shalat, dan amalan ibadah lainya yang dilakukan
dalam keadaan sakit.[3]

Bimbingan rohani Islam adalah suatu pelayanan bantuan yang diberikan perawat rohani Islam
kepada pasien/orang yang membutuhkan yang sedang mengalami masalah dalam hidup
keberagamaanya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaanya seoptimal mungkin, baik
secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama,
dalam bimbingan akidah, ibadah, akhlak dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist.[4]

Bimbingan rohani Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami
kesulitan, baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan masa
mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, dengan maksud agar
orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya
sendiri, melalui dari kekuatan iman dan takwa.[5]

Bimbingan rohani Islam adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan
rohani kepada pasien di rumah sakit, sebagai upaya menyempurnakan ikhtiar medis dengan ikhtiar
spiritual. Dengan tujuan memberikan ketenangan dan kesejukan hati dengan dorongan dan motivasi
untuk tetap bersabar, bertawakkal dan senantiasa menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah.[6]

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan rohani Islam secara
umum adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu berdasarkan ajaran Islam agar individu
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Sedangkan pengertian bimbingan rohani Islam di rumah sakit adalah salah satu
bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk menuntun pasien agar mendapatkan
keikhlasan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi sakitnya, dalam rangka mengembangkan
potensi dan menyadari kembali akan eksistensinya sebagai mahluk Allah SWT, agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
B. Dasar Bimbingan Rohani Pasien

Bimbingan rohani Pasien dilakukan oleh manusia dan kepada manusia. Oleh karena itu Al Quran dan
Hadist menganjurkan pada manusia agar memberikan bimbingan dan nasehat dengan wajar. Kedua hal
tersebut merupakan sumber segala sumber pedoman hidup umat Islam, Al Quran dan Sunnah
Rassul dapat diistilahkan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan rohani Islam. Dari Al Quran
dan Sunnah Rassul itulah gagasan, tujuan dan konsep (pengertian makna hakiki) bimbingan rohani
Islam bersumber. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Imran ayat 104 dan QS. Yunus ayat
57:

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,[7] merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS Al Imran : 104)

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS Yunus : 57)

Dari ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa kita diwajibkan menyeru atau mengingatkan kepada
kebaikan. Dan itu dapat kita lakukan melalui bimbingan rohani Islam atau bimbingan penyuluhan
Agama. Karena dengan agama dapat menuntun kita kearah jalan kebenaran sehingga kita akan
meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

C. Tujuan Bimbingan Rohani Pasien

Tujuan dari pelaksanaan bimbingan rohani pasien diantaranya yaitu:

1. Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami dan menerima cobaan yang sedang dideritanya.
Ikut serta memecahkan dan meringankan problem kejiwaan yang sedang dideritanya.

2. Memberikan pengertian dan bimbingan penderita dalam melaksanakan kewajiban keagamaan


harian yang harus dikerjakan dalam batas kemampuannya.

3. Perawatan dan pengobatan dikerjakan dengan berpedoman tuntunan Islam, memberikan makan,
minum obat dibiasakan diawali dengan Bismillahirrahma- nirrahim dan diakhiri dengan bacaan
Alhamdulillahirobbilalamin.

4. Menunjukkan perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik kedokteran dan tuntunan
agama.[8]
D. Fungsi Bimbingan Rohani Pasien

Adapun fungsi bimbingan rohani secara umum adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Preventif: Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi
dirinya.

2. Fungsi Kuratif atau Korektif: Yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialaminya.

3. Fungsi Presertatif: Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula
tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama.

4. Fungsi Developmental/Pengembangan: Yakni membantu individu memelihara dan


mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga
tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.[9]

Disinilah bimbingan rohani mempunyai peran yang konkrit dimana petugas bimbingan rohani dapat
melakukan suatu pendekatan yang tepat. Sehingga dalam proses pelayanan bimbingan rohani
seorang petugas rohani akan lebih memahami dan tidak salah dalam menyikapi permasalahan yang
dihadapi pasien. Akan tetapi sebaliknya jika bimbingan rohani yang disampaikan tidak sesuai dengan
fungsinya, maka proses pelayanan bimbingan rohani tidak sesuai dengan peranannya. Dimana
dalam penelitian ini peran bimbingan rohani Islam lebih memfokuskan kepada pasien dalam
menghadapi musibah dari Allah SWT. Sehingga pasien bisa merasa tenang dan tabah dalam menghadapi
sakitnya serta selalu berikhtiar kepada Allah SWT.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam mempunyai fungsi
sebagai pencegahan, membantu dan memecahkan masalah, membantu dan mengembangkan situasi
dan kondisi yang sedang dihadapi oleh pasien. Dalam pelaksanaannya supaya bimbingan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan pasien, serta melihat bagaimana kemampuan yang
berhubungan dengan apa yang diinginkan, yang semua itu dapat diterapkan pada bimbingan rohani
di rumah sakit. Selain hal tersebut yang menjadi fungsi fundemental bimbingan rohani adalah
membantu individu dalam memecahkan masalahnya sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab
munculnya masalah baru baginya.

E. Bentuk Layanan Bimbingan Rohani Pasien

1. Bimbingan Spiritual

Bimbingan spiritual adalah bimbingan dengan mengedepankan spirituallitas agama seperti dzikir, doa
dan sebagainya. Bimbingan ini dimaksudkan agar pasien lebih mendekatkan diri kepada Allah. Termasuk
didalamnya mengarahkan kepada pasien yang dalam keadaan sakaratul maut untuk senantiasa
mengingat kepada Allah sehingga seandainya meninggal dalam keadaan khusnul khatimah.

2. Bimbingan Psikologis

Bimbingan psikologis adalah bimbingan bimbingan yang ditujukan kepada masalah psikologis pasien
seperti untuk menghilangkan kecemasan, keputusasaan, ketakutan dan masalah psikologis lainnya.
Bimbingan ini tentunya menggunakan pendekatan-pendekatan psikologis.

3. Bimbingan Fiqih Sakit

Bimbingan fiqih sakit adalah bimbingan yang menjelaskan kepada pasien tentang tatacara ibadah orang
sakit. Mulai dari bersuci sampai ibadahnya khususnya shalat wajib. Kita tahu bahwa orang sakit tidak
memiliki kemampuan seperti orang yang sehat oleh karenanya agama islam memberikan ruhshoh atau
keringanan dalam beribadah bagi orang yang sakit. Sebagai contoh ketika seorang pasien tidak bisa
mengambil air wudhu atau memang tidak diperbolehkan terkena air secara medis maka wudhu bisa
diganti dengan tayamum. Demikian juga dengan shalat ketika seseorang tidak bisa melaksanakannya
dengan berdiri boleh dilaksanakan dengan duduk, berbaring, bahkan dengan isyarat. Oleh karenanya
bimbingan ini sangat penting karena walaupun dalam keadaan sakit ibadah kepada Allah tetap harus
dijalankan.

F. Waktu Layanan Bimbingan Rohani Pasien

Pada dasarnya bimbingan rohani pasien bisa dilakukan kapan saja, disaat pasien sedang rileks dan diluar
jadwal periksa dokter. Akan tetapi bimbingan rohani pasien akan lebih baik jika dilaksanakan sejak
pertama kali pasien masuk rumah sakit dan di ulangi hari berikutnya selama pasien masih dalam
perawatan, sedangkan waktu pelaksanaan tidak mengikat akan tetapi perlu ada jadwal yang jelas supaya
mempermudah proses bimroh. Waktu yang ideal untuk bimroh yaitu antara jam 9 sampai jam 11 siang.

BAB III

TEKNIK BIMBINGAN ROHANI PASIEN

Dalam pelaksanaanya petugas bimbingan rohani harus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan
dokter yang menangani pasien. Setelah berkoordinasi lantas petugas rohani berkeliling ke tiap-tiap
bangsal atau kamar pasien, yang mana seorang petugas bimroh mengawalinya dengan mengenalkan diri
kepada pasien dan keluarganya. Selanjutnya, petugas rohani memulai bimbingan. Tapi sebelumnya,
petugas rohani terlebih dulu melakukan pendekatan dengan pasien dengan mengetahui keadaan
psikologis pasien. syukur- syukur kalau pasien lalu mencurahkan perasaan isi hatinya secara terbuka,
artinya pasien mau bercerita tentang kondisi yang di alaminya, sebab bisa saja pada saat baru dating
petugas bimroh bisa langsung diusir oleh pasien. Itulah tujuannya seorang petugas bimroh
memperkenalkan diri sebelumnya.

Setiap pasien yang dibimbing oleh petugas rohani diutamakan pasien yang divonis dokter sudah tidak
bisa disembuhkan kecuali kalau ada mujizat dari Sang Kuasa (pasien terminal), pasien tender last care
(TCL) dan pasien yang sedang sakarotul maut. Doa bisa memberikan ketenangan bagi orang yang
sedang sakit, baik dibaca sendiri maupun dibacakan oleh orang lain. Semakin tenang hati orang yang
sakit maka organ-organ tubuhnya akan mampu bekerja dengan baik, termasuk dalam memproduksi
zat-zat antibodi yang sangat berguna untuk memerangi bibit penyakit yang ada dalam tubuh. Makin
banyak zat antibodi yang ada dalam tubuh maka semakin kuat dan dapat mempercepat kesembuhan
pasien. Adapun bimbingan yang diberikan oleh petugas rohani kepada pasien terminal atau sakarotul
maut adalah sebagai berikut:

1. Pasien didoakan sambil ditekan jempol kaki kanannya

2. Pasien dituntun untuk mengucapkan kalimat Allah semampunya

3. Pasien dibacakan surat yasin sesering mungkin

Selain itu bagi pasien yang masih dalam kondisi normal artinya bisa diajak komunikasi dengan baik
maka, pemberian bimbingan rohani dilakukan dengan cara:

1. Pasien dan keluarganya diajak berdoa bersama yang dibimbing oleh petugas rohani serta pasien
dan keluarganya dianjurkan untuk selalu sering berdoa sendiri.

2. Pasien diberi pengertian agar dapat memahami segala cobaan dan ujian yang sedang dihadapinya
dengan sabar dan ikhlas.

3. Pasien dan keluarganya selalu diingatkan agar selalu ingat kepada Allah dan tidak
meninggalkan ibadah seperti sholat dan membaca Al- Quran.

4. Pasien diberi pengertian kalau penyakit yang sedang dideritanya berasal dari Allah SWT dan
Allah pula yang akan menyembuhkannya.

5. Pasien dan keluarganya diberi pengertian dan dianjurkan untuk tidak berobat kepada
pengobatan yang dilarang oleh agama seperti pengobatan kedukun, paranormal dan lain
sebagainya.

6. Menumbuhkan sikap optimis kepada pasien bahwa penyakitnya akan cepat sembuh.

7. Pasien diarahkan untuk tidak banyak berfikir, terutama bagi pasien yang ekonominya lemah
diarahakan untuk tidak memikirkan biaya pengobatan dulu. Serta bagi pasien yang sakit karena
banyaknya masalah maka dianjurkan untuk bisa tidak memikirkan masalahnya dulu.

Cara pemberian layanan bimbingan diatas dengan tujuan agar pasien maupun keluarganya dapat
menyadari kembali akan eksistensinya sebagai mahluk Allah SWT. Sedangkan pemberian bimbingan
rohani bagi anak-anak, petugas rohani lebih banyak bercerita, memotivasi dan selalu mengingatkan
agar makan dan minum secara teratur, tidak boleh jajan di sembarang tempat, jangan lupa minum obat,
dan lainnya. Disamping itu petugas rohani memberikan bimbingan kepada keluarganya untuk tetap
sabar dan selalu memotivasi atau membesarkan hati sang anak.

BAB IV

PENUTUP

Suatu penelitian di barat mengungkap bahwa penyebab sakit 70% adalah masalah psikologis. Ini
menunjukkan bahwa sakit fisik mempunyai hubungan yang sangat erat dengan psikologis penderita.
Tidak terlalu penting untuk mengatakan bahwa masalah psikologis menjadi penyebab rasa sakit atau
sebaliknya sakit fisik yang kemudian menyebabkan masalah psikologis, akan tetapi dalam pandangan
kami keduanya mempunyai kemungkinan yang sama. Seperti yang telah kami uraikan dalam bagian-
bagian sebelumnya sangat jelas bahwa bimbingan rohani pasien mutlak dibituhkan oleh pasien. Dengan
demikian maka suatu Rumah Sakit sudah semestinya memiliki petugas khusus bimbingan rohani pasien.
Bimbingan rohani pasien akan sangat membantu dokter dalam melakukan pengobatan medis. Jadi
dalam upaya memberikan layanan pengobatan kepada pasien bisa dilakukan dari dua sisi yaitu secara
medis oleh dokter dan sisi rohani atau psikologis oleh seorang petugas Bimroh.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qarni, Aidh., La-Tahzan (Terjemah Samson Rahman), Jakarta: Qitsi perss, 2004.

Bukhori, Baedi., Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap, Semarang:
Walisongo, 2005.

Jaya, Yahya., Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama, 1994.

Arifin, H.M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Tayaran Press,
1982.

Samsudin, Salim., Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Medis dan Spiritual di
Rumah Sakit, Semarang: 2005.

Pratikna, Ahmad Watikan dan Sofro, Abdussalam., Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV Rajawali,
1996.

Faqih, Aenurrohim., Bimbingan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Perss, 2001.

Musfir bin Said Az zahrani, Konseling Terapi, Jakarta: Gema Insani, 2005.
[1] Aidh Al Qarni, La-Tahzan (Terjemah Samson Rahman), Jakarta: Qitsi perss, 2004. Hlm. 345.

[2] Musfir bin Said Az zahrani, Konseling Terapi, Jakarta: Gema Insani, 2005. Hlm. 461.

[3] Baedi Bukhori, Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap, Semarang:
Walisongo, 2005. Hlm. 19.

[4] Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama, 1994. Hlm. 6.

[5] H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Tayaran
Press, 1982. Hlm. 2.

[6] Salim. Samsudin,. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Medis dan Spiritual
di Rumah Sakit, Semarang: 2005. Hlm. 1.

[7] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

[8] Ahmad Watikan Pratikna dan Abdussalam Sofro, Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV
Rajawali, 1996. Hlm. 260-261.

[9] Aenurrohim Faqih, Bimbingan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Perss, 2001. Hlm. 37

Diposting oleh Hariyanto di 04.17.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

BERITA POPULER
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI UIN JAKARTA 2017

AKREDITASI JURUSAN DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UPDATE 25 JULI 2017

JADWAL SPMB UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

STRATEGI MEMILIH JURUSAN

KOS KHUSUS PUTRI DEKAT UIN JAKARTA

BIMBINGAN ROHANI PASIEN

JADWAL SPMB UIN JAKARTA 2016

BIMBINGAN BELAJAR (BIMBEL) DAN BUKU KOMPILASI SOAL-SOAL MASUK UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017

MARAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN PSIKOLOGI KONTEMPORER

KETERBUKAAN DIRI (Self Disclosure)

SOAL-SOAL UJIAN MASUK UIN JAKARTA

PENCARIAN

Telusuri

TERJEMAHKAN

Diberdayakan oleh Google TerjemahanTerjemahan

Bau! Cairan Misterius di Air Terjun Niagara Bikin Geger Turis

NasDem Ajak PKB dan PPP Usung Ridwan Kamil

''Star Wars: The Last Jedi' Adalah Perpisahan yang Indah dengan Carrie Fisher'
Penuh Makna dan Doa dalam Nama Anak Kedua Dude Harlino

Schwantz: Putaran Kedua MotoGP 2017 Bakal Berjalan Lebih Menarik!

Tampil di Kejuaraan Kempo World Taikai, Anak Bupati Lahat Aswari Riva'i Sabet Best Technical

Liburan Musim Panas MotoGP Selesai, Poncharal: Zarco dan Folger Tak Sabar Hadapi Paruh Kedua

SPORTPEDIA: Hampir Juara, Begini Kiprah Valentino Rossi Bareng Nastro Azzuro Honda pada 2000

Tatap MotoGP Ceko, Jonas Folger: Saya Merasa Percaya Diri

STATISTIK PENGUNJUNG

Sparkline 527605

DARI UTSMAN BIN AFFAN BERKATA: RASULULLAH SAW BERSABDA: BARANG SIAPA SHALAT ISYA
BERJAMAAH MAKA IA SEPERTI SHALAT SETENGAH MALAM, DAN BARANG SIAPA SHALAT SUBUH
BERJAMAAH MAKA IA SEPERTI SHALAT SEMALAM SUNTUK. (HR. MUSLIM)

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai