Anda di halaman 1dari 9

1. A.

PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Adapun beberapa definisi dari bioteknologi adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan terpadu biokimia, mikrobiology dan ilmu keteknikan untuk


mewujudkan aplikasi teknologi dari mikro-organisme, kultur jaringan dan bagian-bagian
lainnya.
2. Aplikasi dari organisme, system atau proses untuk industri manufaktur dan
pelayanan jasa.
3. Teknologi yang menggunakan fenomena biology untuk mengopi dan
menghasilkan bermacam-macam produk yang berguna.
4. Bioteknologi adalah tidak lebih dari sebuah istilah diberikan untuk sekumpulan
teknik-teknik dan proses-proses.
5. Bioteknologi adalah penggunaan organisme hidup dan komponennya dalam
bidang pertanian, pangan dan proses-proses industri lainnya.
6. Aplikasi berbagai teknik yang menggunakan organisme hidup atau bagiannya
serta untuk menghasilkan produk dan/atau jasa.
1. B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,
1998). Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti makhuk hidup dan
teknologi yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua
kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi
sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau
analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum
masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan
bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :

1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )


Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur
menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan
pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa
aztek (1500 SM ).

1. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)


Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :

Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto,
Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi
manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol
oleh Eduard Buchner.
Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin
Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .
1. 3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an.
Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh
Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat
memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu
organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN
rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan
program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan
antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang
dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi
rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan
insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh
perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan
organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.

Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan


bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga
teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi (Gambar 1).

Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle dan Presley, 1996).

Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3


minggu. Selain itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih
tertinggal di dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar
atau busuk pangkal batang. Aplikasi biofertilizer ke dalam tanah, dapat
meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga ketersediaan hara
berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat dikurangi tanmpa
menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba juga telah
dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi mikroba
untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah
diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Upaya untuk
memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah
dilakukan. Salah satu teknologi alternatif untuk tujuan tersebut adalah
melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah
organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali.
1. C. JENIS JENIS BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/tradisional dan


modern.

1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganism dapat mengubah
bahan pangan. proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt.
proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masalalu. ciri khas yang tampak
pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara
langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.

1. Pengolahan Bahan Makanan


Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.

Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian


besar lemak dibuang. mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. kedua bakteri
tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya
disimpan kurang lebih 5 jam pada temperatur 45 C. selama penyimpanan tersebut
pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi mempermentesikan laktosa dalam susu
menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu
dengan suhu 90C atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30C.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. akibat dari kegiatan bakteri tersebuh
pH menurun dan susu terpisah menjadi whey dan dadih padat, kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih.
enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan,
yaitu klimosin.Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32C-
420C dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan
agar matang. adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan
sapi.
Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan


Lectonostoceremoris. bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. kemudian
lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

Produk makanan nonsusu

Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit gandum
terlebih dahulu. jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat
yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
setelah proses permantasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan
dihasilkan produk kecap.

Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan


menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi memasukan tempe
sebagai salah satu menu makanannya. akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya
bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam
maupaun luar negri. jenis tempe sebenarnya sangat beragam, tergantung pada
bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.
Ragi merupakan kumpuan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. dalam
proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang dari genus
Rhyzopus,yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus sotolonifer, Rhyzopus arrhizus,
dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping
baji kedelai mempermentasikan menjadi produk tempe. proses permentasi tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. ragi
menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa
gula dan alkohol. masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

1. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahlitelah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien.

Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, maka bioteknologimungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang
akan datang. beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:

1. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru dengan sipat yang diinginkan, rekayasa genetika
disebut juga pencangkokoan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari
setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk
hidup secara turun temurun. Bioteknologi, terutama rekayasa genetika pada awalnya
diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti, polusi,
penyakit, pertanian, dan sebagainya.

1. D. ILMU-ILMU YANG MENDUKUNG BIOTEKNOLOGI


Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:

1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad
renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos:
pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-
makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma,
mikrobia, mikroba, jasad renik atau protista.

Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang:

1. Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.


A. Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang
mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
B. Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa
muncul macam-macam mikroorganisme.
C. Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
D. Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.
i.Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami
proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun
lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh
karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses
pembusukan dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat
mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran


sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar
samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan pekerjaan
mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam
pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa
genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam
kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi.

Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan


mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam.
Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi
pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain.
Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang
pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam
kehidupan.
Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan,
yang paling mashur adalah di bidang pangan: pembuatan tempe, bir, tape, keju dan
lain-lain; di bidang kedokteran: telah banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan
antibiotika dari mikrobia; di bidang lingkungan mikroba telah menjadi bahasan
penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.

1. Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular,
seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini
biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-
sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia
di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel,
dan transduksi sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase,
pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Whler menerbitkan
sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat
dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum
pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh
organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl
Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang,
terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya teknik-teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance,
NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular.
Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam
berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs.
Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam
peramalan dan pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai
dari genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan
biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam
pembuatan rotimenggunakan khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.
1. Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani atau genno yang berarti melahirkan)
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan,
genetika adalah ilmu tentang gen. Nama genetika diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya
pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga populasi (lihat
entri biologi). Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
o bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang
lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya
kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya
kajian genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan
pengembangan trah-trah murni (pemuliaan) ternak dan tanaman. Orang juga sudah
mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri
sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah
dikaji orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini disebut ilmu pewarisan atau
hereditas.
1. Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, wadah) adalah ilmu yang
mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-
sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan
dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi),
hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun
skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal
seperti bakterimaupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel
seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi
semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara
berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi sel
dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan
tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel
diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi sel
berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi molekular, dan biologi perkembangan.
1. Enzimologi.
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia.[1][2] Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim, molekulawal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah
molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir
semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi
karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi
kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan
tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan
cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim
adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman
berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas
enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
1. Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme,
terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan
pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian
virologi.
Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena
bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada
bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena
kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
1. E. PERANAN BIOTEKNOLOGI
Berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan teknologi
serta perubahan lingkungan masyarakat.

a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana


molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi
maupun industri bioteknologi

b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan


dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.

c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan


lumpur aktif.

d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar


lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon

1. F. DAMPAK BIOTEKNOLOGI

1. Dampak Negatif Bioteknologi


Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya
dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi
terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan
manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus
thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada
tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom
inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan
pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki teknologi yang maju.

1. Dampak Positif Bioteknologi


Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi.
Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur,
lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung
pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat
dikembangkan menjadi komoditis bisnis.

http://efgeecoscience.blogspot.com/2009/03/bioteknologi.html.
13 Februari 2010.

http://gudangilmu2008.110mb.com/sejarah.htm.12 Februari 2010.


http://id.shvoong.com/exact-sciences/1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi/. 13
Februari 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu-ilmubioteknologi. 13 Februari 2010.
http://rati.ngeblogs.com/2010/01/04/bioteknologi/. 13 Februari 2010.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/bio-teknologi-3/comment-page-1/. 12 Februari
2010.
http://www.angelfire.com/ca/DonaldPokatong/BIOTEK2.html.

Anda mungkin juga menyukai