Anda di halaman 1dari 1

Nama : Herdi Ardiyana

Nim : 13714048
Kelas : 20
Waktu : 15:00 s/d 17:00
Tempat : mesjid Salman ITB Pemateri : ustadz Evie Effendie

Closer to End
Aku adalah sesuatu yang terkurung dalam suatu yang namanya raga. Aku adalah roh
yang akan dimintai pertanggung jawabannya di akherat tentang amal yang dikerjakannya
sewaktu hidup di alam dunia. Amal adalah teman sejati, maka hisablah sebelum dihisab dan
timbanglah sebelum ditimbang. Untuk mengistiqomahkan kualitas Hijrah yakni dengan cara
ingat mati, jaga lingkungan, jaga wudhu. Agar tidak tercampuri dengan maksiat maka
dengan sholat. Maka sholatlah dengan memahami bacaan setiap gerakan. Libatkan Allah
dalam segala rencana. Kiamat sebentar lagi maka tobatlah sebelum meninggal karena
meninggal tidak menunggu mati.
Tidak lagi celah untuk kita sombong. Coba kita lihat kisah Nabi Sulaiman AS, jika kita
sombong akan kekayaan maka sesungguhnya kita tidak ada apa-apanya dengan nabi
Sulaiman. Nabi Sulaiman memiliki kerajaan seisi bumi dan jin tunduk kepanya. Kita bukan
nabi kekayaan tidak seberapa dan sombong alangkah hinanya kita jika sombong. Maka Allah
SWT menurunkan Nabi Sulaiman untuk memberikan contoh kepada kita bahwa ada seorang
manusia yang kekayaannya tidak akan ditandingin sepanjang masa oleh manusia dan
dengan kekayaannya tersebut tidak melupakan dirinya untuk selalu beribadah kepada Allah
SWT.
Kemudian coba kita lihat kisah Nabi Isa AS, jika kita menyengsarai kemisikinan harta
yang melingkupi hidup kita maka kita tidak ada apa-apanya dengan nabi Isa. Kita bukan nabi
kemiskinan yang kita alami tidak seberapa dengan yang dialami oleh Nabi Isa. Dengan
kemiskinannya tersebut tidak menutupi Nabi Isa AS untuk selalu beribadah. Maka alangkah
tidak sepantasnya kita menyengsarai kemiskinan yang kita alami. Selain itu coba kita tengok
juga kisah Nabi Ayub AS dengan cobaan ditinggalkan kekayaannya, istrinya, dan anak-
anaknya, juga ditimpa oleh penyakit yang dideritanya. Nabi Ayub tetap bertawakal dan
senantiasa beribadah kepada Allah SWT meskipun keaadannya seperti itu maka alangkah
ketinggalannya kita jika sekali-kali kita berpaling dari Allah SWT sehabis kita diberikan
musibah. Maka seharusnya kita harus mencontoh apa yang dicontohkan oleh Nabi Ayub AS.

Anda mungkin juga menyukai