Waktu Septian masih kecil Septian setiap hari suka bermain lama-lama bersama teman. Dia bermain sama teman-temannya yang banyak sekali. Setiap sore dia bermain sampai terlarut sore ada yang bermain petak umpet dan ada yang bermain kelereng ada yang bermain lompat tali ada yang bermain bentengan dan masih banyak lagi. Permainan yang dimainkan itu Septian setiap pulang sekolah selalu bermain bareng teman-temannya, bahkan sampai sore dan lupa kalau waktu sore itu waktunya sekolah ngaji di tpq pujiharjo. Dan setelah pulang Septian dimarahi oleh orang tuanya karena lupa dengan waktunya yang mengaji itu. Dan saat itu Septian anak yang sangat cengeng. kamu itu gimana sih sep jam segini kok baru pulang kan kamu akunya mengaji kata ibunya sambil marah-marah. maaf bu saya habis main dengan teman-temanku hingga larut sore seperti ini, jawab Septian sambil menangis. sekarang cepat mandi dan segera pergi mengaji kata ibunya baik bu katanya sambil menuju kamar mandi. Akhirnya Septian bergegas mandi dan segera pergi ke mushola pujiharjo dengan sepeda mininya. bu saya mau berangkat dulu, minta uang sakunya ya kata Septian sambil tertawa. ya sudahlah ini uangnya, segeralah berangkat kata ibunya sambil memberi uang rp1.000 Septian pun berangkat dengan hati yang senang. Sesampainya di mushola dia dihukum gurunya karena datang terlambat. Dia disuruh gurunya untuk menghafalkan 5 surat pendek. Bel istirahat pun berbunyi Septian bermain kejar-kejaran bersama teman nya tanpa diduga dia terjatuh di got dan kepalanya terbentur dia menangis. Akhirnya dia diantar pulang dengan temannya dan gurunya. Sampainya di rumah dia dikompres ibunya dengan air es. Dan akhirnya lukanya sedikit terobati. Akhirnya dia tertidur dan dia tidak menyadari bahwa hari sudah pagi. Dia dibangunkan oleh orangtuanya untuk siap-siap berangkat ke sekolah. Dia berangkat ke sekolah diantar oleh orang tuanya. Sesampai di sekolah pelajaran jam pertama adalah bahasa indonesia. Waktu cukup berjalan dengan lama tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Akhirnya dia keluar kelas bersama teman-temannya untuk bermain. Dia bermain perosotan dengan teman-temannya dan waktu asik bermain perosotan, tidak sengaja ketika serpihan main ditarik dari belakang. Dan akhirnya Septian terjungkir ke belakang dan kepalanya terbentur pinggiran batu dan akhirnya kepalanya bocor dan hampir sekujur tubuhnya berlumuran darah dan akhirnya teman-temannya memanggil gurunya untuk meminta pertolongan dan akhirnya gurunya datang untuk menolong Septian. Setelah itu Septian dibawa ke puskesmas gondang untuk diobati kepalanya. Dan dokter memutuskan untuk dijahit kepalanya. Saat dokter mengambil peralatan untuk menjahit kepala Septian, Septian melihat peralatan tersebut dan takut, dan Septian memutuskan untuk melarikan diri. Namun sofyan dihadang oleh gurunya dan perawat puskesmas itu. Lalu saya bilang disuruh untuk tidur tengkurap, dan dijahit kepalanya. Setelah kepalanya luka tersebut dikasih obat merah dan ditutupi lukanya pakai perban dan diantar ke rumah. Sampai di rumah tahunya tidak ada orang dan pintunya terkunci. Dia menunggu kepulauan orangtuanya. Beberapa saat kemudian orangtuanya kesepian datang dan langsung ditanyain. kamu abis ngapain sep, kenapa kepala mau kok dibalut perban tanya ibunya. Septian pun tidak menjawab, dia hanya terdiam. kamu itu gimana ditanya orang tua kok malah diam kata ibunya Akhirnya Septian mau bicara dan dia menjelaskan bahwa dia habis jatuh dari perosotan di sekolahnya. Keesokan harinya satuan tidak masuk sekolah karena dia belum terlalu sembuh. ibu tinggal berjualan dulu ya kata ibunya iya bu hati-hati jawab Septian Akhirnya ibunya pun berangkat berjualan ke pasar ke pasar dengan bapaknya. Setelah beberapa saat terdengar suara pintu diketuk dan Septian mengeceknya, dan ternyata itu adalah teman-temannya. Septian pun mempersiapkan untuk masuk ke dalam rumahnya. Mereka pun berbincang-bincang bertanya bagaimana keadaan Septian saat itu. maaf ya saya diam karena ulahku kamu menjadi luka seperti ini dan aku merasa menyesal kata temannya yang mendorong itu. tidak apa-apa yang penting tidak diulangi lagi jawab Septian sambil menganggukkan kepalanya terimakasih Septian sudah memaafkan aku kata temannya yang mendorong itu Mereka pun kembali bercanda dan sampai lupa kalau hari sudah siang. Setelah itu salah satu gurunya ada yang datang ke rumah Septian itu dan bertanya kepada teman itu. kenapa kalian masih disini, ini kan sedang waktunya pelajaran kata gurunya ini pak masih menemani Septian di rumahnya, karena ibunya masih berdagang di pasar sahut salah satu temannya. ya betul itu bu saut salah satu temannya. seharusnya kalian isi dulu kepada ibu guru agar ibu guru tidak mencari kamu kata ibu guru tidak apa-apa, emang dari tadi kalian ngapain disini kata gurunya menanyakan keadaan Septian bu, sama meminta maaf kepada Septian karena ulahku. kata teman-teman baiklah, kalian semua juga harus berhati-hati ketika sedang bermain sama teman-temanmu kata ibu guru iya bu saya mengerti kok ujar teman-temannya cepat kembali ya anak-anak kalau ibu Septian sudah datang kata ibu guru siap bu.. kata teman-temanku semua. ya sudah bu guru kembali ke sekolah dulu ya kata ibu guru iya bu hati-hati di jalan ya kata temannya. Setelah beberapa saat ibu Septian datang dari pasar, dan ibunya pun bertanya kepada teman- temannya. udah lama kalian di sini? kata ibu Septian hehehe sudah kok bu kata teman-temannya makasih ya sudah mau menjenguk Septian kata ibunya Septian iya bu sama-sama, lagian saya juga senang kok datang ke sini jawab teman-temanku ibu buat teh dulu ya kelihatannya kok padahal semua kata ibu Septian tidak usah repot- repot bu kami harus kembali ke sekolah karena saya sudah diberi pesan ibu guru untuk segera kembali ke sekolah kata teman-temanku ya sudah kamu sekarang kembali lagi ke sekolah ya sekali lagi terima kasih sudah mau menjenguk Septian kata ibu Septian iya bu sama-sama saya pamit untuk ke sekolah lagi ya assalamualaikum kata teman- temanku iya hati-hati ya di jalan jangan kebut-kebutan main sepedanya kata ibu saya bilang baik bu jawab temanku Teman-teman Septian kembali ke sekolah. Setelah itu Septian merasa kesepian lalu dia pergi ke rumah temannya yang berada di samping kiri rumah Septian halo Septian diajak temannya untuk bermain ps. Mereka berdua berangkat naik sepeda berboncengan. Mereka berdua bermain ps selama 3 jam dua pulang terus di tengah-tengah jalan ban sepedanya bocor. Mereka berdua menyusuri jalan dengan mendorong sepedanya. Setelah berjalan beberapa meter akhirnya dia menemukan tempat untuk tambal ban. Saat ban sepedanya ditambal ibu Septian datang untuk menjemput Septian. Karena mencarinya lama. Setelah itu Septian disuruh naik ke sepeda motor untuk segera pulang. kamu tadi kemana saja sep? kata ibunya saya tadi habis diajak teman saya bermain ps jawab Septian seharusnya kamu pamit dulu kalau akan main kata ibunya iya bu maafkan saya ya.saya tadi lagi kesepian di rumah jawab Septian lain kali jangan diulang lagi ya kata ibunya baik bu jawab Septian sambil menundukkan kepalanya. Septian memang seperti itu dia itu tambeng sekali jika diberitahu. Itulah segelintir berita tentang ke temanku yang bernama Septian. Memang kisah seorang itu berbeda. Kisah tersebut dapat memberikan gambaran padaku bahwa hidup kadang kala ada terjatuh dan kadang bangkit.