Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan karunia-Nya kepada
seluruh hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita,
Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penyusun merupakan kelemahan, kekurangan, dan
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini. Penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam susunan, inti makalah dan lain sebagainya terdapat hal yang kurang berkenan di hati pembaca.

Sekian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga apa yang telah berbagai pihak lakukan demi
tersusunnya makalah ini, mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Jakarta, 22 September 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Kewirausahaan

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan

B. Konsep Dasar Kewirausahaan

C. Tujuan Kewirausahaan

D. Lingkup Kajian Kewirausahaan

E. Operasionalisasi Kewirausahaan

F. Karakteristik Kewirausahaan

G. Nilai Hakiki Kewirausahaan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memasyarakatkan dan membangkitkan semangat kewirausahaan di


Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4, Tahun 1995.
Adapun tujuan dikeluarkannya Instruksi Presiden tersebut untuk menumbuhkan
semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-


penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaan bukan tujuan utama. Para wirausahawan diharapkan dapat menjadi pelopor
pembangunan, antara lain ikut serta mengurangi adanya pengangguran. Perubahan dan
perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Karena
itu, peranan wirausaha penting sekali untuk menentukan masa depan bangsa dan Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kewirausahaan ?


2. Apa tujuan dari kewirausahaan ?

3. Apa saja konsep dasar dan ruang lingkup kewirausahaan?

4. Bagaimana operasionalisasi kewirausahaan?

5. Apa karakteristik wirausahaan?

6. Apa saja nilai-nilai hakiki kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian kewirausahaan.

2. Memahami tujuan kewirausahaan.

3. Mengetahui konsep dasar dan ruang lingkup kewirausahaan.

4. Mengetahui operasionalisasi kewirausahaan.

5. Mengetahui karakteristik kewirausahaan.

6. Mengetahui nilai-nilai hakiki kewirausahaan.

7.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan wirausaha


berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur, secara tertulis digunakan pertama kali
oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya Kamus Dagang. Banyak orang yang
memberi pengertian entrepreneur, di antaranya sebagai berikut:

1. Orang yang menanggung risiko

2. Orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal

3. Orang yang menciptakan barang baru

4. Orang yang mengurus perusahaan.

Penjelasan materi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa wirausaha itu
adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan. Di
bawah ini diuraikan beberapa pengertian kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil
karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.

2. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi


kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka
kendalikan (Robin, 1996).

3. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran.

4. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu
dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan
kebebasan pribadi.

5. Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan

produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar.[1]

B. Konsep Dasar Kewirusahaan

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa


berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan


dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah
penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), dan menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1775)


Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi
resiko atau ketidakpastian.

Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di


dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metoda produksi
baru, membuka pasar yang baru (new market), Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan
atau komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.


Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau


melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio

Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam


kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang
muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau
kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau
peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan
innovatif.Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan
faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perubahan, inovasi dan cara-cara baru.[2]

C. Tujuan Kewirausahaan

Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di


Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan di berbagai kursus
bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap
perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat.
Agar lebih jelas, di bawah ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng 7asilkan kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan


pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat


terhadap para siswa dan masyarakat.[3]

D. Lingkup Kajian Kewirausahaan

Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang lingkup
kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup
kewirausahaan, bergerak dalam bidang:

1. Lapangan agraris

2. Lapangan perikanan

3. Lapangan peternakan

4. Lapangan perindustrian dan kerajinan

5. Lapangan pertambangan dan energy

6. Lapangan perdagangan

7. Lapangan pemberi jasa

Tenaga wirausaha merupakan salah satu unsur yang ikut serta dalam mencapai cita-cita
nasional, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur, baik material, maupun spiritual. Partisipasi
masyarakat dan para wirausaha perlu ditingkatkan, guna mencapai cita-cita tersebut. Tenaga-
tenaga para wirausaha adalah tenaga pelopor pembangunan dan pejuang nasional, untuk
menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran. Di dalam mengatasi persoalan
tenaga kerja yang semakin banyak menganggur, caranya adalah dengan membuka lapangan
wirausaha dan memasyarakatkan kewirausahaan.[4]

E. Operasionalisasi Kewirausahaan
Memilih gagasan bisnis agar menjadi bisnis yang berhasil melalui 2 pertimbangan,
yaitu menemukan sesuatu yang dapat kita lakukan dengan baik dan menentukan apakah
gagasan kita dapat memenuhi suatu kebutuhan pasar.

Keberhasilan bergantung pada pelanggan, sehingga calon pengusaha harus


memastikan bahwa gagasan yang mereka pilih haus diminati di pasar. Pedoman-pedoman
yang dapat membantu kita untuk memilih suatu gagasan yang mencerminkan peluang
kewirausahaan yang baik, diantaranya yaitu:

1. Membuat daftar mengenai minat dan kemampuan

2. Membuat daftar mengenai jenis-jenis bisnis yang sesuai dengan minat dan kemampuan

3. Membaca Koran dan majalah bisnis dan konsumen untuk mempelajari tren demografi dan
ekonomi yang mengidentifikasi kebutuhan masa depan

4. Melakukan evaluasi secara hati-hati atas barang dan jasa guna mencari cara untuk
memperbaikinya.

5. Menentukan bisnis sesuai dengan yang diinginkan dan memiliki potensi laba.

6. Melakukan riset pemasaran untuk menentukan kesuksesan bisnis.

7. Mempelajari mengenai industri yang akan beroperasi, barang atau jasa dan pesaing.[5]

F. Karakteristik Wirausaha

Pengusaha yang berhasil memilki kemungkinaan yang lebih besar di bandingkan


dengan orang lain untuk memiliki orang tua yang juga pengusaha. Mereka juga cenderung
memiliki karakteristik pribadi yang unik. Para peneliti yang mempelajari pengusaha yang
berhasil melaporkan bahwa pengusaha cenderung lebih ingin tahu, bersemangat, dapat
memotivasi diri sendiri, jujur, berani, flexsibel, cerdas, dan andal.

Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

Ciri-Ciri Watak

1. Percaya Diri Keyakinan, kemandirian, individualitas,


optimisme.

2. Berorientasikan tugas dan hasil Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada

laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,

memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,


energik dan memiliki inisiatif.

3. Pengambil Resiko. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan


suka pada tantangan.

4. Kepemimpinan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat


bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.

5. Keorisinilan. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,


serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang
luas.

6. Berorientasi ke masa depan. Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir

yang berorientasi pada masa depan

7. Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama


dengan kerja. [7]

G. Nilai Hakiki Kewirausahaan

Terdapat beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :

1. Percaya diri

Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme
individualitas dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).

Kepercayaan diri ini bersifat internal, dinamis dan banyak di tentukan oleh kemampuan
untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif
dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan
dan kemantapan dalam melakukan setiap pekerjaan. Kepercayaan diri juga berpengaruh pada
gagasan, karsa, inisiatif, kreatifitas, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan berkarya.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Berinisiatif
adalah keinginan untuk selalu mencari dan memulai sesuatu dengan tekad yang kuat.

3. Keberanian mengambil resiko.

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai dalam
memulai atau berinisiatif, menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani
menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan
cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 2).

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab
itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, resiko yang
terlalu rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, resiko yang tinggi
kemungkinan memperoleh kesuksesan yang tinggi, tetapi dengan kegagalan yang sangat
tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai resiko yang seimbang (moderat). Wirausaha
menghindari suatu resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko
yang tinggi karena ingin berhasil.

4. Berorientasi ke masa depan.

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan.

5. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi.

Nilai inovatif kretaif dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang.


Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru
yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita 1994: 7), dengan ciri ciri :

a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tersebut cukup baik.

b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.

c. Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.

Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang baru dan berbeda.
Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang baru dan berbeda. Rahasia
kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah teletak pada penerapan kreativitas dan
inovasi untuk memecahkan persoalan dan meraih peluang. Ciri-ciri kepribadian kreatif
terletak pada keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa tanggung
jawab dan penuh daya imajinasi.[8]
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan


memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan
yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri tidak
bergantung kepada pemerintah atau pihak-pihak lain dalam menghadapi segala tantangan
persaingan.

2. Inti dari kewirausahaan adalah:

a. Pengambilan resiko

b. Menjalankan sendiri

c. Memanfaatkan peluang-peluang

d. Menciptakan baru

e. Pendekatan yang inovatif, dan Mandiri.

B. Saran

Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah ini,


menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para penulis
khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Khusus. Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha: Konsep Dasar
Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. 2010.

http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/elearning/download/Hakekat,%20Karakteristik%20dan%20Nil
ai-nilai%20Hakiki%20Kewirausahaan.pdfdiakses pada Kamis, 22-09-2011/ 17.00.
http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup.htmldiakses pada Kamis, 22-09-2011/18.05.

http://dimas347.wordpress.com/2009/05/25/nilai-nilai-hakiki-kewirausahaan/ diakses pada Kamis,


22-09-2011/ 21.24.

Yulianto, Ali Akbar dan Krista. Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 11. Jakarta: salemba
Empat. 2007.

[1] Direktorat Pembinaan Khusus. Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha: Konsep
Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. h. 2.

[2]http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup.html diakses pada Kamis, 22-09-2011/18.05.

[3]http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup.html ...

[4]http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-r

Anda mungkin juga menyukai