Anda di halaman 1dari 4

Divisi 4.

Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Material yang digunakan adalah material yang memenuhi Spesifikasi Bina Marga Tahun
2010 Revisi 3. Untuk mendapatkan komposisi (gradasi) yang sesuai dengan spesifikasi,
penyedia jasa menggunakan material batu pecah (hasil Stone Crusher), sirtu sungai yang
telah disaring dan sedikit tanah. Sirtu sungai digunakan untuk memenuhi persyaratan
gradasi, dimana spesifikasi untuk kelas S yang membutuhkan material lebih halus (lolos
saringan no. 4 26-54%). Penggunaan tanah dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
lolos saringan no.4 (7-40%).
Material tersebut dicampur dengan menggunakan Mechanical Feeder. Proses
pencampuran dilakukan di lokasi Stone Crusher atau lokasi lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dengan komposisi campuran mengikuti hasil Job Mix Formula untuk
agregat kelas S.
Sebelum material lapis pondasi agregat kelas S dihampar, lokasi (bahu jalan) harus
disiapkan terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Material lapis pondasi agregat kelas S dihampar di atas permukaan bahu jalan kemudian
diratakan dengan menggunakan Motor Grader. Perataan dilakukan dengan
memperhatikan kemiringan bahu jalan. Setelah diratak dilakukan pemadatan dengan
menggunakan alat yang sesuai. Hal yang perlu diperhatikan adalah lebar bahu jalan yang
akan dipadatkan, karena penggunaan alat pemadat yang lebih lebar dari bahu jalan akan
menyebabkan pemadatan tidak sempurna.
Lapis pondasi agregat kelas S dilakukan setelah pekerjaan laston lapis aus (AC-WC).

Divisi 5. Perkerasan Non Aspal


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Material yang digunakan adalah material yang memenuhi spesifikasi Bina Marga Tahun
2010 Revisi 3.
Untuk mendapatkan komposisi (gradasi) yang sesuai dengan spesifikasi kami akan
menggunakan material batu pecah (hasil stone crusher) yang dalam hal ini kami bagi
menjadi 4 fraksi. Material tersebut akan dicampur di Lokasi Stone Crusher atau tempat
lain yang disetujui Direksi Pekerjaan deengan menggunakan alat pencampur Mechanical
Feeder (Lihat gambar 1).
Sebelum dihampar terlebih dahulu dilakuan penyiapan Lapis pondasi Agregat Kelas A
dihampar dan diratakan dengan menggunakan Motor Grader (Kemiringan jalan 3%).
Segera setelah perataan dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat Vibarator
Roller. Pemadatan dilakukan dengan memperhatikan kadar air berada dalam rentang 3%
dibawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Pemadatan dilakukan
dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah
memanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah
memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi penggilasan dimulai dari bagian yang
terendah dan bergerak sedikit demi sedikit kebagian yang lebih tinggi. Operasi
penggilasan dilanjutkan sampai seluruh berkas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
Bila hasil pemadatan terlihat bergelombang perlu dilakukan penggarukan / perataan
kembali kemudian dipadatkan.
Lapis Pondasi Agregat Kelas A ini dilakukan setelah pekerjaan timbunan oprit selesai
dilaksanakan.
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Bahan yang digunakan untuk lapis Resap Pengikat menggunakan Aspal Semen Pen
80/100 atau Pen. 60/70 dan diencerkan dengan minyak tanah (kerosene).
Sebelum dikerjakan permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A dibersihkan dilebihkan
20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot. Sebelum disemprotkan perlu dilakukan
percobaan penyemprotan dilapangan dengan takaran 0.4-1.2 liter per meter persegi.
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat Asphalt Sprayer.
Divisi 6. Perkerasan Aspal
1. Lapis Resap Pengikat Aspal Cair
Material yang digunakan adalah material yang memebuhi Spesifikasi Bina Marga Tahun
2010 Revisi 3. Untuk mendapatkan komposisi (gradasi) yang sesuai dengan spesifikasi,
kontraktor menggunakan material batu pecah (hasil Stone Crusher) yang dibagi menjadi
4 fraksi. Material dicampur di lokasi Stone Crusher atau tempat lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan dengan menggunakan alat pencampur Mechanical Feeder.
Sebelum dihampar, terlebih dahulu dilakukan penyiapan lapis pondasi dan mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Lapis pondasi agregat kelas A dihampar dan diratakan
dengan menggunakan Motor Grader (kemiringan jalan 3%).
Segera setelah perataan dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat Vibrator Roller.
Pemadatan dilakukan dengan memperhatikan kadar air berada dalam rentang 3%
dibawah kadar air optimu sampai 1% diatas kadar air optmum. Pemadatan dilakukan dari
sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit dilakukan dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian
superelevasi penggilasan dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi
sedikit kebagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
Bila hasil pemadatan terlihat bergelombang. Perlu dilakukan penggarukan atau perataan
kembali kemudian dipadatkan. Lapis pondasi agragat kelas A dilakukan setelah
pekerjaan timbunan oprit selesai dilaksanakan.
2. Lapis Perekat Aspal Cair
Cara pelakasaan pekerjaan ini tidak berbeda dengan Lapis Resap Pengikat. Perbedaan
pekerjaan ini terletak pada takaran campuran yakni 0.15 liter per meter persegi.
Pelaksanaannya adalah Lapis Perekat disemprotkan di atas Laston Lapis Antara (AC-
BC) dan Permukaan beton (lantai jembatan).

3. Laston Lapis Aus (AS-WC)


Laston Lapis Aus (AC-WC) merupakan lapisan akhir dari pekerjaan perkerasan lapisan
aspal, yang pelaksanannya dilakukan setelah Lapis Perekat diatas Laston Lapis Antara
(AC-BC) dan diatas lantai Jembatan. Sebelum pelaksanaan pencampuran oleh Asphalt
Mixing Plant, perlu dibuatkan Design Mix Formula (DMF) dan Job Mix Formula (JMF).
Berdasarkan Job Mix Formula dilakukan pencampuran material agreagat kasar, agregat
halus, bahan pengisi (filler), aspal dan anti pengelupasan. Seluruh material dan peralatan
yang akan digunakan adalah memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi Bina Marga tahun
2010 Revisi 3.
Sebelum dihampar permukaan yang akan dilapisi dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-
bahan yang akan mengganggu pengikatan. Campuran beraspal diangkut ke lokasi
kemudian dihampar dengan menggunakan alat Asphalt Finisher dengan ketebalan
gembur yang sesuai dengan hasil percobaan pengaspalan yang nantinya setelah
dipadatkan tebal padat sesuai dengan spesifikasi.
Setelah dihampar dilakukan pemadatan. Pemadatan dibagi atas : pemadatan awal,
pemadatan antara dan pemadatan akhir. Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan
Tandem Roller (roda baja) dengan jumlah lintasan paling sedikit dua kali setiap titik.
Pemadatan berikutnya dengan menggunakan alat Tire Roller (roda karet). Pemadatan
akhir menggunakan alat Tandem Roller (roda baja) tanpa penggetar. Pemadatan akhir ini
dilakukan hingga akhir tidak ada bekas roda pemadat.
Pemadatan di tempat yang datar dimulai dari sambungan memanjang dan kemudian dari
tepii luar, selanjutanya dilakukan sejajar sumbu jalan secara berurutan. Untuk
superelevasi atau oprit jembatan dilakukan dari tempat yang terendah dan bergerak
kearah yang lebih tinggi.
4. Laston Lapis Antara (AC-BC)
Lapisan beraspal ini dilakukan diatas kelas A setelah diberi lapis lepas pengikat. Maerial
yang digunakan adalah sama dengan Laston Lapis Aus (AC-WC) perbedaannya terletak
pada ukuran agregat, aspal dan komposisi campuran. Pencampuran pada AMP dilakukan
berdasarkan Job Mix Formula (JMF) untuk AC-BC.
Cara penghamparan sama dengan penghamparan pada pekerjaan Laston Lapis Aus (AC-
WC) akan tetapi ketebalannya yang berbeda. Cara pemadatannya sama dengan Laston
Lapis Aus (AC-WC) akan tetapi ketebalannya yang berbeda. Cara pemadatannya sama
denga Laston Lapis Aus (AC-WC).
5. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
6. Bahan Anti Pengelupasan
Bahan anti pengelupasan ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP
dengan menggunakan pompa penakar sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran
basah di pugmil.

Anda mungkin juga menyukai