Eng
IMAH
PANGGUNG
SUNDA
Wilayah Jawa Barat pada
abad ke-5 merupakan
bagian dari
Kerajaan Tarumanagara.
Sebelum tahun 1925,
digunakan
istilah Soendalanden (Tat
ar Soenda) atau
Pasoendan, untuk
menyebut bagian Pulau
Jawa di sebelah barat yang
sebagian besar dihuni oleh
penduduk yang
menggunakan
bahasa Sunda sebagai
bahasa ibu.
Iklim di Jawa Barat adalah
tropis, dengan suhu 9 C di
Puncak Gunung Pangrango dan
34 C di Pantai Utara, curah
hujan rata-rata 2.000 mm per
tahun, namun di beberapa
daerah pegunungan antara
3.000 sampai 5.000 mm per
tahun.
Daratan dapat dibedakan atas
wilayah pegunungan curam di
selatan, wilayah lereng bukit
yang landai di tengah, wilayah
dataran luas di utara, dan
wilayah aliran sungai.
Menurut Rouffaer (1905: 16) ; kata
Sunda berasal dari akar kata sund
atau kata suddha dalam bahasa
Sansekerta yang mempunyai
pengertian bersinar, terang,
berkilau, putih.
Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi)
dan bahasa Bali pun terdapat kata
Sunda, dengan pengertian: bersih,
suci, murni, tak tercela/bernoda,
air, tumpukan, pangkat, waspada .
Pada umumnya,
mereka memasang
umpak dengan cara
dikubur sebagian di
dalam tanah.
Dinding terbuat dari bilik
bambu yang dianyam dengan
sistem kepang, dan dinding
papan dengan sistem susun
sirih