Tutor HIV
Tutor HIV
dengan keluhan gatal pada daerah genetalia atas permintaan pasien dilakukan
tes HIV, dan hasilnya positif. Pasien diinstruksikan kembali 1 minggu lagi,
kemudian pasien diberikan obat anti virus. Saat kembali memeriksakan diri
pasien masih merasa gatal disertai luka di daerah genetalia, pasien juga hanya
berdiam diri dan tidak mau berbicara pada orang lain, pasien hanya
menganggukkan kepala jika ditanya. Selama 1 minggu ini pasien juga tidak
PEMBAHASAN :
1. Identify the Problem
Identifikasi masalah dari data pengkajian dan catatan kesehatan, terdiri
dari :
1
a. Data Subjektif
1) Klien mengeluh gatal disertai luka di area genetalia
2) Klien mengeluh selama 1 minggu terakhir tidak nafsu makan
dan mengalami penurunan berat badan 3 kg
b. Data Objektif
1) Klien tampak berdiam diri
2) Klien tidak mau berbicara dengan orang lain
3) Klien tampak hanya menganggukkan kepala saat ditanya
4) Penurunan berat badan 3 kg
5) Ada luka di area genetalia
6) Pemeriksaan tes HIV, Hasil : positif (+)
1. Hipothesis
a. kerusakan integritas kulit b.d
b. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake asupan nutrisi
c. gangguan konsep diri b.d kooping tidak efektif
2
2. Mechanism
Patoflow
Analisa Data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS : agen cidera Kerusakan
Klien mengeluh gatal disertai luka di
integritas kulit
area genetalia
terputsunya
DO :
- Klien tampak gatal kontinuitas
- Terdapat luka di area genetal
jaringan kulit
-
kerusakan
integritas kulit
DS : Menurunnya nafsu Ketidak
Klien menyatakan 1 minggu terakhir
makan seimbangan nutrisi
tidak nafsu makan dan mengalami
kurang dari
Asupan nutrisi
3
penurunan berat badan 3 kg tidak adekuat kebutuha tubuh
DO :
- Klien tampak tidak nafsu Ketidak
makan seimbangan nutrisi
- BB menurun 3 kg
-
DS : proses penyakit Gangguan konsep
Klien hanya berdiam diri
diri : harga diri
DO :
- Klien tampak berdiam diri koping tidak
- Klien tidak mau berbicara
adekuat
dengan orang lain
- Klien hanya menggauk kepala
ganggan konsep
jika ditanya
diri
3. More Info
1. Periksaan laboratorium : darah lengkap
2. Pemeriksaan kultur jaringan kulit
3. BB awal
4. IMT
5. TTV
6. Luka : luas, kedalaman
7. Riwayat penyakit keluarga
8. Lingkungan sosial dan spiritual
9. Th/ saat ini : anti virus (jenis dan dosis)
4. Dont Know
a. Bagaimana peran perawat kepada klien dengan masalah kesehatan
tersebut?
Dipandang dari beberapa aspek peran perawat sangatlah kompleks
terhadap klien dengan kasus tersebut. Untuk itu diperlukan kegiatan
yang berkaitan dengan HIV/AIDS difokuskan pada tersusunnya
Pedoman Asuhan Keperawatan pasien dengan HIV/AIDS,
meningkatnya kemampuan perawatan dalam melayani pasien dengan
HIV/AIDS serta makin banyaknya perawat yang terlibat dalam upaya
upaya penanganan HIV/AIDS di Indonesia.
4
1) Peran perawat dalam advokasi AIDS lebih akan berdampak ganda
(mengurangi resiko infeksi nosokomial AIDS dan meningkatkan
peran dalam preventif, promoti dan rehabilitatif) dalam
penanggualangan AIDS/HIV, misalnya dengan jalan :
Membuat LSM atau lembaga penelitian AIDS/HIV
2) Advokasi KIE (komunikasi-informasi dan edukasi) lewat
website/internet
3) Mengadakan pelatihan/seminar publik
4) Menjaring tokoh perawat Indonesia dalam penanggulangan
AIDS/HIV agar masyarakat lebih mengenal keperawatan lebih
maju dan modern
5) Mengoptimalkan pemanfaatan dana hibah/grant lewat bidang
keperawatan AIDS/HIV
6) Membuat SOP Askep AIDS/HIV
Selain itu, aspek sprirtual juga merupakan aspek penting untuk
menjaga kesetabilan mental dan kualitas hidupnya, peran perawat
sangatlah penting dalam konseling dan pendampingan klien
dalam memenuhi asuhan keperawatannya, meunjukkan rasa
menghargai dan menjaga kepercayaan klien agar klien tidak
merasa ditelantarkan. Disamping itu, perawat juga dapat
berkolaborasi memeberikan konseling psikoreligi, konseling pre
dan pasca tes, konseling Kb dan sebagianya.
5
Gangguan yang terjadi pada bagian kulit ini akan mengirimkan sinyal
atau impuls ke otak untuk mengatakan bahwa kulit tersebut sedang
mengalami gangguan kulit yang disebut rasa gatal. Mayoritas dari
reseptor tersebut adalah ujung saraf bebas dari indera peraba, saraf-
saraf tersebut membawa sinyal atau pesan rasa gatal dan sakit yang
telah dideteksi otak untuk diolah atau dicerna.
Reseptor saraf indera adalah ujung saraf yang paling umum di semua
sistem saraf tubuh. Bila reseptor saraf ini bekerja secara maksimal
maka rasa sakit dan nyeri akan dirasakan, sedangkan bila reseptor
tersebut hanya mendeteksi gangguan dengan tingkat yang ringan,
maka rasa gatal lah yang dikirim sebagai impuls ke otak. Sebagai
contoh bila kita mendekatkan kulit kita ke sumber panas, maka
perasaan gatal lah yang pertama kali muncul, namun jika diteruskan
dan semakin dekat dan dekat, maka perasaan gatal ini akan berubah
menjadi rasa sakit dan nyeri. Hal seperti ini bisa dianalogikan seperti
luka atau borok yang terasa gatal ketika mau sembuh, hal tersebut
terjadi karena penyembuhan luka sudah mencapai lapisan epidermis
dan mesodermis kulit, dimana pada lapisan tersebut terdapat banyak
sekali reseptor dari saraf indera peraba.
6
semakin pendekatan ini efektif kegunaannya. Melalui pendekatan
agama diajarkan bahwa masalah sosial timbul bila terjadi
pelanggaran terhadap norma-norma agamanya.
Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat sanksi
yang kadang sifatnya sangat abstrak dan sangat tergantung kepada
keyakinan para penganutnya (keyakinan tentang adanya sorga bagi
yang berbuat baik dan neraka bagi orang jahat) Pendekatan ini
lebih terasa keeffektifannya dalam kerangka preventif dengan cara
penanaman nilai nilai agama sejak dini dari tiap keluarga dalam
masyarakat.
Internalisasi nilai-nilai agama pada tiap individu anggota
masyarakat diharapkan ia bisa menjadi benteng ataupun juga filter
dalam menyaring pengaruh negatif dari sekelilingnya atau dengan
kata lain dapat mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran
terhadap nilai-nilai dan norma agama yang pada gilirannya
mencegah terhadap terjadinya masalah-masalah sosial.
2) Pendekatan Hukum
Antara pendekatan hukum dan pendekatan agama ada
kesamaan segi historis, dalam arti pendekatan hukum dalam
memandang fenomena masalah sosial bisa bersumber pada
pendekatan agama. Hanya pada pendekatan hukum biasanya ia
berlaku bagi semua anggota masyarakat dimana ia bertempat
tinggal dan hukum tersebut diberlakukan.
Pendekatan ini bisa besifat preventif dalam arti masalah
sosial dapat dicegah melalui upaya sosialisasi norma-norma hukum
yang berlaku dalam masyarakat maupun bersifat kuratif atau
rehabilitatif dalam arti terhadap pelaku pelanggar norma hukum
akan diberikan sanksi tertentu dan diadakan pembinaan agar dia
tidak lagi melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma
hukum. Mereka yang berperan dalam pendekatan ini antara lain
adalah para penegak hukum maupun aparat pemerintah yang
berwajib.
3) Pendekatan Jurnalistik
7
Dengan pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial
melalui tulisan-tulisan di media cetak. Melalui pendekatan ini
masalah sosial diusahakan untuk dikenalkan pada masyarakat baik
dalam arti masalah sosial itu sendiri maupun sebab-akibat serta
cara-cara menghadapinya. Sampai saat ini majalah, surat kabar
masih menjadi sarana yang berharga dalam membangkitkan
kesadran masyarakat akan bahaya narkoba, Prostitusi, HIV/AIDS
dan masalah-masalah sosial lain.
4) Pendekatan Seni
Pendekatan seni adalah suatu upaya yang dilakukan para
seniman (seni drama, musik, tari, lukis, sastra dsb) untuk
membangun simpati kemanusiaan sehubungan dengan sistuasi
sosial yang bermasalah.
Dalam pendekatan ini juga harus memperhitungkan
kelompok yang jadi sasaran.(misal melalui musik, apabila yang
jadi sasaran pendekatan adalah anak muda, maka musik yang
digunakan juga musik yang sesuai dengan selera anak muda, begitu
juga dengan ksenian lainnya, misalnya wayang cocok untuk
digunakan pada masyarakat desa di Jawa dst).
5) Pendekatan Ekologi
Yaitu suatu metode pendekatan yang yang didasarkan atas
konsep dan prinsip ekologi ,dalam arti menelaah masalah sosial
sebagai hasil interrelasi antara masyarakat manusia dengan
lingkungannya pada suatu ekosistem. pada pendekatan ini kita
tidak memisahkan komponen masyarakat manusia dari komponen
lingkungannya.
Melalui pendekatan ekologi, pertumbuhan masyarakat
manusia di tempat-tempat tertentu, baik di perkotaan maupun di
pedesaan dengan segala aspeknya dipelajari dan dikaji
pengaruhnya tehadap lingkungan setempat. Diteliti pengaruhnya
tadi apakah tetap seimbang ataukah menimbulkan ketimpangan,
8
sampai sejauh mana ketimpangan tadi menyebabkan terjadinya
masalah sosial bagi masyarakat setempat.
Melalui pendekatan ekologi dikaji kemampuan daya
tampung lingkungan alam tehadap kehidupan masyarakat manusia
di tempat tertentu. Sedangkan daya tampung lingkungan yaitu
suatu ukuran tertentu yang menunjukkan jumlah individu yang
dapat ditunjang oleh lingkungan tersebut.Manusia merupakan
bagian dari alam, bukan penguasa alam oleh karena itu perbuatan
manusia yang serampangan tidak terencana yang menimbulkan
ketimpangan lingkungan akhirnya merugikan dan mengancam
kehidupan ,manusia itu sendiri.Sejak tahun 1960an hingga saat ini,
perspektif ekosistem telah menjadi pendekatan yang paling
berpengaruh dalam sejarah dan perkembangan pekerjaan social di
dunia
9
pekerjaan sosial. Pendekatan tersebut terbagi dua yaitu pendekatan
praktis dan pragmatis. Pendekatan praktis dan pragmatis selama ini
sudah sering dilakukan oleh pemerintah dan para penggiat
pekerjaan sosial.
5. Leraning Issue
10
6. Problem Solving
Nursing Care Plan (NCP)
11
frekuensi dan tanda nyeri) 8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Menyatakan rasa 9. Tingkatkan istirahat
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
2 Penurunan curah jantung NOC : NIC :
berhubungan dengan penurunan
Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
kontraktilitis jantung
Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
( intensitas,lokasi, durasi)
Vital Sign Status
2. Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil: 3. Monitor tanda dan gejala penurunan
cardiac putput
Tanda Vital dalam rentang
4. Monitor abdomen sebagai indicator
normal (Tekanan darah, Nadi,
penurunan perfusi
respirasi)
5. Monitor balance cairan
Dapat mentoleransi aktivitas,
6. Monitor adanya perubahan tekanan darah
tidak ada kelelahan
7. Atur periode latihan dan istirahat untuk
Tidak ada edema paru, perifer,
menghindari kelelahan
dan tidak ada asites
8. Monitor toleransi aktivitas pasien
Tidak ada penurunan
9. Monitor adanya dyspneu, fatigue,
kesadaran
tekipneu dan ortopneu
12
10. Anjurkan untuk menurunkan stress
13
fisik tanpa disertai peningkatan 4. Bantu klien untuk membuat jadwal
tekanan darah, nadi dan RR latihan diwaktu luang
Mampu melakukan aktivitas 5. Bantu pasien/keluarga untuk
sehari hari (ADLs) secara mengidentifikasi kekurangan dalam
mandiri beraktivitas
6. Monitor respon fisik
4 Ansietas berhubungan akan NOC : NIC :
dilakukan tindakan PTCA Anxiety Reduction
Anxiety control
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Coping 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
Kriteria Hasil :
3. Temani pasien untuk memberikan
Klien mampu keamanan dan mengurangi takut
mengidentifikasi dan 4. Berikan informasi faktual mengenai
mengungkapkan gejala cemas diagnosis, tindakan prognosis
Mengidentifikasi,
5. Dorong keluarga untuk menemani
mengungkapkan dan
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
menunjukkan tehnik untuk
7. Identifikasi tingkat kecemasan
mengontol cemas
Postur tubuh, ekspresi wajah, 8. Bantu pasien mengenal situasi yang
14
relaksasi
5 Kurang pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan Teaching : disease Process
Kowlwdge : disease process
ketidaktahuan proses penyakit 1. Berikan penilaian tentang tingkat
Kowledge : health Behavior pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil :
2. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa
Pasien dan keluarga muncul pada penyakit, dengan cara yang
menyatakan pemahaman tepat
tentang penyakit, kondisi, 3. Jelaskan proses penyakit, dengan cara
prognosis dan program yang tepat
pengobatan 4. Identifikasi kemungkinan penyebab,
Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang 5. Jelaskan informasi pada pasien tentang
dijelaskan secara benar kondisi, dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu 6. Jelaskan bagi keluarga informasi tentang
menjelaskan kembali apa kemajuan pasien dengan cara yang tepat
yang dijelaskan perawat/tim 7. Diskusikan pilihan terapi atau
kesehatan lainnya penanganan
15
Analisa Jurnal Terkait Intervensi Keperawatan
16
meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pemompaan darah dari
ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga
ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila
proses aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi jaringan
tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia.
17
ditandai dengan, batuk/ creckles, penurunan indeks jantung, penurunan
fraksi ejeksi, ortopneu, dispneu, penurunan levt ventricular stroke work
indekx (LVSWI) penurunan stroke volume index dan bunyi S3 dan S4.
18
atau perdarahan yang terjadi dalam ateroma menyebabkan oklusi
arteri.
19
dari visera selanjutnya dijalarkan melalui beberapa neuron yang sama yang
menjalarkan sinyal nyeri yang berasal dari kulit. Pengetahuan mengenai
bermacam-macam nyeri alih ini sangat berguna dalam diagnosis klinis
penyakit karana pada banyak penyakit viseral satu-satunyatanda klinis
yang ditemui adalah nyeri alih.
20
kelompok perlakuan. Waktu tirah baring yang diberikan kepada kelompok
control 2 sampai 12 hari untuk short bed rest dan 5 sampai 28 hari untuk
long bed rest.
21