Anda di halaman 1dari 3

Saudaraku yang semoga dirahmati Allah.

Sungguh persahabatan merupakan suatu karunia


dari Allah Taala. Sebagaimana firman Allah yang artinya,Lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara (Ali Imron : 103). Ini adalah nikmat Allah
yang sangat agung. Maka seharusnya kita menjaganya dengan memperhatikan hak-hak di
antara sahabat. Pembahasan berikut, berisi sebagian hak-hak persahabatan yang seharusnya
diperhatikan oleh orang-orang yang mengikat tali tersebut.

Bersahabatlah karena Allah

Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa
tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Taala. Dan
janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan
dunia semata.

Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan
manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan
manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia
mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka
kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka
dilemparkan ke dalam api. (HR. Bukhari)

Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti,
sebagaimana Allah Taala berfirman yang artinya,Teman-teman akrab pada hari (kiamat)
nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertakwa.(QS. Az Zukhruf : 67).

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi
cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling
bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah azza wa jalla, inilah
yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah
persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?!! Setelah urusan
tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita!! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah
persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya
karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam
mengikuti sunnah Nabi shollallohu alaihi wa sallam.
Berbuat Itsar-lah pada Sahabatmu

Di antara hak terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam
segala keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).

Perhatikanlah firman Allah Taala yang artinya,Dan mereka mengutamakan (orang-orang


Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan (QS. Al Hasyr :
9).

Kaum Anshor yang terlebih dahulu menempati kota Madinah, mereka mendahulukan
saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka sendiri
membutuhkannya.

Sungguh sangat menakjubkan, seorang sahabat Anshor yang memiliki dua istri ingin
menceraikan salah satu istrinya. Kemudian setelah masa iddahnya berakhir dia ingin
menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih
daripada ini?!! (Aysarut Tafaasir, Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi)

Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita
dalam makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan
ini terlarang. Karena maksud dari ibadah adalah pengagungan kepada Allah Taala. Maka
barangsiapa yang mendahulukan saudaranya dalam hal ini, berarti dia telah meninggalkan
pengagungan terhadap Allah Taala yang dia sembah. Oleh karena itu, kita tidak
diperbolehkan mendahulukan saudara kita (itsar) untuk menempati shaf pertama dalam
sholat berjamaah, sedangkan kita di shaf belakang. (Lihat Al Wajiz fii Iidhohi Qowaid Al
Fiqhi Al Kulliyati)

Bantulah Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan

Misalnya ada saudara kita yang membutuhkan bantuan pinjaman uang. Maka berusahalah
untuk menolongnya dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang
yang pertama kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah
sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah shollallohu alaihi wa
sallam bersabda yang artinya,Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya
kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah padanya.
Jagalah Kehormatan Sahabatmu

Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah shollallohu alaihi wa


sallam bersabda pada khutbah ketika haji Wada yang artinya,Sesungguhnya darah kalian,
harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram. (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahasianya yang khusus
diceritakan pada kita. Rahasia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah
untuk selalu menjaga amanah. Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia menoleh kanan
kiri, maka itu adalah amanah.(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan seperti ini saja
dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk tidak menceritakannya pada
orang lain. Maka yang demikian jelas lebih terlarang. (Huququl Ukhuwah, Syaikh Sholeh
Alu Syaikh).

Semoga dengan mengamalkan hak-hak ini, kita akan menjadi orang-orang yang akan
mendapatkan naungan Allah di akherat kelak, di mana tidak ada naungan kecuali naungan-
Nya. Amin.

Sumber : https://rumaysho.com/723-sahabatku-semoga-engkau-mengetahui-hak-hak-
ini.html

Anda mungkin juga menyukai