Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus ditemukan gangguan metabolisme semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam plasma darah. Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American Diabetes Association tahun 2012 (ADA 2012), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5- 2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar 6,1%.3 Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya komplikasi. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi (Firmansyah, 2013).
2. Diit Diabetes Mellitus saat puasa
a. Tatalaksana diet diabetes mellitus 1. Pemantauan teratur kadar glukosa darah (2 jam sesudah makan sahur) 2. Terapi obat hipoglikemik dengan teratur 3. Nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian. 4. Olahraga tidak boleh berlebihan. 5. Segera membatalkan puasa, jika terdapat gejala hipoglikemia (kadar glukosa dara <60mg/dL dalam 1-2 jam awal puasa atau juga jika bila dalam kondisi hiperglikemi). 6. Jika hipoglikemi segerakan minum air gula, makan permen dan hindari makan tinggi lemak. 7. Minum air 2 liter sehari terutama banyak minum pada waktu sahur. b. Resiko Terkait Puasa Pada Pasien Penderita Diabetes Mellitus 1. Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun) Hipoglikemia terjadi lebih sering pada pasien dengan perubahan dosis antidiabetik oral dan insulin, dan pada pasien yang melakukan perubahan gaya hidup signifi kan selama puasa. 2. Hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat) Hiperglikemi ini terjadi akibat pengurangan dosis pengobatan yang berlebihan, yang sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemia. Juga pada pasien diabetes yang meningkatkan pola konsumsi selama bulan puasa. 3. Dehidrasi Saat puasa, terjadi pengurangan asupan cairan jangka panjang (11-16 jam) yang berisiko menimbulkan dehidrasi. Kondisi dehidrasi ini dapat diperberat dengan perspirasi (pengeluaran keringat) berlebihan dikaitkan dengan kondisi cuaca terik dan aktivitas fisik yang berat (Firmansyah, 2013). c. Tujuan Diet Diabetes Mellitus a. Mengendalikan berat badan b. Mencegah timbulnya penyakit komplikasi c. Mengendalikan kadar gula darah d. Menjadikan keadaan sehat dan nyaman selama menjalankan ibadah puasa (Firmansyah, 2013).
d. Prinsip Diet Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan diet diabetes mellitus ada 3 (tiga) J yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM diabetes mellitus, yaitu tepat jumlah makanan, tepat jenis makanan dan tepat jadwal makanan (Firmansyah, 2013). a. Tepat jadwal saat puasa Penderita diabetes melitus harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penderita diabetes melitus pada saat puasa makan sesuai jadwal yaitu 3 kali makan utama, 2 kali makan selingan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat agar dapat memstabilkan kadar gula darah. Jadwal makan untuk penderita Diabetes Mellitus pada saat berpuasa yaitu : 1. Makan utama saat sahur 2. Makan selingan mendekati imsak 3. Makan selingan saat berbuka puasa 4. Makan utama setelah sholat maghrib 5. Makan utama setelah sholat tarawih b. Tepat Jumlah saat puasa Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita diabetes melitus, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara 1100-2900 Kkal. c. Tepat Jenis saat puasa Penderita diabetes melitus harus tahu dan paham jenis makanan apa yang boleh dimakan secara bebas dan makanan yang mana harus dibatasi. Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu: a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus adalah: 1). Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu. 2). Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan. 3). Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar. b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita diabetes mellitus adalah: 1). Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis. 2). Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng- gorengan. 3). Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2006). 3. Pilar Diabetes Melitus Penatalaksanaan terpadu pada penderita DM meliputi 4 pilar utama, yaitu Edukasi, Diet atau Perencanaan Makan, Latihan Jasmani, dan Penggunaan Obat Anti Diabetes atau Insulin (Firmansyah, 2013). 1. Edukasi Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemahaman tentang perjalanan penyakit DM, perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit/komplikasi DM dan risikonya, dan cara penggunaan obat diabetes/insulin. Selain itu, untuk mencapai pengelolaan diabetes yang optimal pada penyandang DM dibutuhkan perubahan perilaku agar dapat menjalani pola hidup sehat meliputi: a. Mengikuti pola makan sehat b. Meningkatkan kegiatan jasmani c. Menggunakan obat diabetes dan obatobatan pada keadaan khusus secara aman dan teratur d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri e. Melakukan perawatan kaki secara berkala f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut seperti hipoglikemia 2. Diet atau perencanaan makan Perencanaan makan menggambarkan apa yang dimakan, berapa banyak, dan kapan makan. Dietisien atau ahli diet dapat membantu membuat perencanaan makan yang cocok. Makanan sehari-hari hendaknya cukup karbohidrat, serat, protein, rendah lemak jenuh, kolesterol, sedangkan natrium dan gula secukupnya. Karbohidrat adalah sumber zat tenaga dan zat gizi utama yang menyebabkan kadar gula darah naik. Namun penyandang diabetes tidak usah takut mengkonsumsi karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat pada penyandang diabetes antara 45-65% kebutuhan kalori dengan asupan karbohidrat tersebar dalam sehari, hindari makan karbohidrat dalam jumlah besar dalam satu kali makan. Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, dan kentang. Batasi karbohidrat sederhana seperti gula, kue, tarcis, dodol, sirup, dan madu. Serat merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat diserap tubuh, rendah lemak serta ber pengaruh baik untuk kadar gula darah. Pada umumnya gula darah setelah makan akan naik lebih lambat bila makan makanan yang mengandung banyak serat. Makanan berikut yang mengandung banyak serat makanan adalah havermout, kacang- kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan seperti apel, jeruk, pir, sirsak, jambu biji dan lain-lain. Protein digunakan untuk pertumbuhan & meng- ganti jaringan tubuh yang rusak. Sumber protein terdiri dari protein hewani & protein nabati. Sumber protein hewani utama adalah ikan atau ayam tanpa kulit oleh karena rendah kandungan lemak nya. Sumber protein lemak sedang seperti daging atau telur sebagai pengganti protein rendah lemak dapat dikonsumsi kira-kira 3x seminggu. Sedangkan sumber protein tinggi lemak seperti otak, merah telur, dan jerohan perlu dibatasi. Sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang kedele, tahu, & tempe. Kebanyakan makanan nabati rendah kandungan lemaknya dan mengandung lemak tidak jenuh tinggi sehingga dapat membantu menurunkan kolesterol darah. Sayuran merupakan bahan makanan yang sehat, tinggi kandungan vitamin, mineral, dan serat. Sayuran boleh dimakan bebas tanpa dibatasi dan dianjurkan mengkonsumsi aneka ragam sayuran. Buah-buahan juga merupakan makanan yang se hat, selain berkalori juga merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Dianjurkan makan buah 2 sampai 3 buah sehari. Susu merupakan sumber protein, dan mengandung emak, karbohidrat, dan vitamin serta kalsium Penyandang diabetes dianjurkan minum susu yang tanpa atau rendah lemak. Bagi yang menyukai susu dapat menggantikan 1 lauk hewani dengan 1 penuh takar susu. 3. Latihan jasmani Kegiatan jasmani seharihari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit. Tujuan latihan jasmani untuk menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali gula darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak. 4. Intervensi obat oral farmakologis Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral & bentuk suntikan insulin. 4. Contoh Menu Sehari untuk Penderita Diabetes Mellitus saat Berpuasa MENU 1 HARI Sahur Nasi 200 10 sdm Bistik daging 40 1 ptg sdg Tempe bacem 50 1 ptg sdg Sup wortel dan 50 gls buncis 200 ml 1 gls Susu Selingan 40 gr 2 ptg sebelum Roti E = 1900 kkal imsak P = 65,255 gr Buka Puasa 100 gr 1 bh L = 49,57 gr (sebelum KH = 312,03 gr Pisang kukus sholat magrib) Setelah Nasi 200 10 sdm sholat Ayam bumbu kuning 80 1 ptg sdg magrib Tahu goreng 100 1 bh bsr Lalap + sambal 20 2 ptg sdg Sebelum bihun goreng + sawi 100 1 piring tidur malam hijau + telur sdg