Anda di halaman 1dari 1

TEORI ANDRAGOGI

Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr, yang berarti
orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina.
Andragogi, pada mulanya diartikan sebagai : seni dan ilmu yang bertugas untuk membantu
dewasa belajar. Istilah tersebut dewasa ini mendefinisikan suatu alternatif terhadap pedagogi dan
mengacu kepada pendidikan yang berfokuskan pada siswa untuk semua umur.
Model andragogi menegaskan bahwa lima permasalahan yang harus diperhatikan dan dibahas
dalam pembelajaran formal. Mereka adalah : 1). Dibiarkan siswa mengenal sesuatu kenapa
sesuatu itu penting untuk dipelajari, 2). Peragakan pada siswa bagaimana untuk mengarahkan
diri mereka sendiri melalui informasi, dan 3). Hubungakan topik tersebut dengan pengalaman
siswa itu sendiri. 4). Orang tidak akan belajar apa-apa kecuali jika mereka siap dan termotivasi
untuk belajar. 5). Dan sesuatu yang sering, perlu membantu mereka jika ditemui kendala seperti
sikap dan kepercayaan tentang pembelajaran.
Sayangnya, andragogi disebut dalam teks pendidikan sebagai cara dewasa belajar. Knowels
sendiri mengaku bahwa 4 dari kunci asumsi andragogi terterapkan secara seimbang baik itu
untuk anak-anak atau dewasa. Perbedaan yang mendasar yaitu anak-anak memiliki pengalaman
yang lebih sedikit dari pada orang dewasa
Dalam jaman informasi ini, implikasi dari suatu gerakan dari yang berbasiskan guru menjadi
yang berbasiskan siswa sesuatu hal yang mengagetkan. Penundaan atau menekan gejolak ini
akan memperlambat kemampuan kita untuk belajar/mempelajari teknologi baru atau dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan yang kompetitif.
Bagaimana kita dapat mengharapkan menganalisa dan mensintesakan informasi seperti itu jika
kita berpaling pada yang lainnya untuk menetapkan apa yang seharusnya dipelajari, dan
bagaimana yang harus/akan dipelajari dan kapan yang akan dipelajari ?
Meskipun cucu-cucu kirta mungkin saja bebas dari biasnya pedagogi, namun sebagian besar
dewasa hari ini tidak ditawarkan kemewahan seperti itu.Untuk sukses, kita harus meninggalkan
atau melepaskan ketergantungan kita pada guru kita.
Kita harus melakukannya sendiri untuk memenuhi pembelajaran kita sendiri dan menuntut
sipenyelenggara pelatihan melakukan hal yang serupa.Untuk mengetahui tuntutan kita, kita
harus tahu bagaimana memproses informasi.

Anda mungkin juga menyukai