Pendahuluan, Tujuan, Kesimpulan, Saran
Pendahuluan, Tujuan, Kesimpulan, Saran
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda dan fenomena yang terkait dengan
benda-benda tersebut. Untuk mendeskripsikan keadaan suatu benda atau suatu fenomena yang
terjadi pada benda, maka didefinisikan berbagai besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika
ini selalu dapat terukur dan memiliki nilai (dapat dinyatakan dalam angka-angka) yang
merupakan hasil pengukuran. Besara-besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu
istilah fisika yang memiliki makna tertentu. Terkadang suatu besaran fisika hanya dapat
dimengerti dengan menggunakan bahasa matematik, walau terkadang juga dapat diuraikan
dengan bahasa sederhana.
Untuk mengetahui nilai dari suatu besaran fisika harus dilakukan pengukuran.
Mengukur adalah membandingakan antara dua hal, dengan salah satunya menjadi pembanding
atau alat ukur, yang besarnya harus distandarkan. Ketika mengukur jarak antara dua titik, kita
membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak suatu standar panjang, misalnya panjang
tongkat meteran. Ketika mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat benda tadi
dengan berat benda standar. Singkatnya, dalam mengukur kita membutuhkan suatu standar
sebagai pembanding besar sesuatu yang akan diukur. Standar tadi kemudian dinyatakan
memiliki nilai satu dan dijadian sebagai acuan satuan tertentu. Walau standar ukur dapat
ditentukan sekehendak kita, tetapi tidak ada artinya bila standar tadi tidak sama di seluruh
dunia, karena itu perlu diadakan suatu standar internasional agar manusia dapat saling
berkomunikasi dalam bahasa satuan standar yang sama. Di samping itu, sebuah standar
tersebut haruslah praktis dan mudah diproduksi ulang di manapun di dunia ini (atau bahkan di
alam semesta) serta tidak bergantung pada kondisi atau keadaan lingkungan tertentu. Sistem
standar internasional untuk ukuran saat ini sudah ada, dan dikenal dengan Sistem Internasional
(SI). Bersamaan dengan sistem standar, juga terdapat satuan SI untuk setiap besaran fisika.
(Mirza, 2012)
Dalam melakukan analisis terhadap suatu senyawa kimia dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis besaran fisika suatu sampel dengan satuan baku standar yang
telah diuji. Adapun metode-metode analisis tetapan fisika yang digunakan bervariasi,
tergantung nilai yang dicari.
Pada praktikum kali ini kami melakukan analisis tetapan fisika untuk mencari nilai
indeks bias, bobot jenis, rotasi optik dan titik lebur suatu senyawa spesifik menggunakan
metode dan alat yang sudah ditetapkan pada literatur resmi.
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum kali ini, dapat kami disimpulkan bahwa :
Air suling yang diuji kemurniannya, merupakan air suling yang dapat dikatakan murni
setelah dianalisis indeks biasnya.
Titik lebur sampel PCT dan kloramfenikol yang diuji memiliki perbedaan jarak lebur
dan suhu lebur dari yang tetera pada kompedial (Farmakope Indonesia). Hal ini
mungkin disebabkan karna sampel PCT dan kloramfenikol yang diuji mengandung
cemaran/pengotor yang terlalu banyak dan sampel yang digunakan sudah tidak baik.
Rotasi optik terhadap kloramfenikol yang disapatkan yaitu sebesar 14,16 menunjukkan
hasil yang tidak sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka yang
ada. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan kemungkinan besar sampel uji yang
digunakan tidak murni.
Bobot jenis cairan NaCl yang didapatkan dengan menggunakan piknometer dan air
adalah 1,006804395 gram/ml.
II. Saran
Referensi
Satriawan, Mirza, 2012, Fisika Dasar, Diakses pada tanggal 25 November 2017
mirza.staff.ugm.ac.id/fisdas/FisdasbookI.pdf