Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Standar Profesional Guru
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami. Namun berkat dukungan,
dorongan dan semangat dari orang-orang terdekat kami mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pak
Heru Winarno selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Profesi Keguruan serta
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut membantu
kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyusunan makalah yang lebih
baik kedepannya. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 3 Maret 2017

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan sosok panutan bagi murid dan masyarakat disekitarnya.


Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya posisi guru di masyarakat serta
besarnya peranan guru dalam membangun kemajuan suatu bangsa. Seorang guru
berperan untuk mencetak generasi muda. Generasi penerus bangsa. Generasi yang
diharapkan mempunyai kompetensi, etika dan akhlak, serta mencerminkan
manusia Indonesia yang seutuhnya, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dewasa ini, banyak generasi muda yang berlomba-lomba untuk masuk ke
universitas-universitas yang memiliki fakultas keguruan. Hal ini menunjukkan
profesi guru sangat diminati karena adanya jaminan kehidupan yang layak
ditambah dengan adanya sertifikasi guru. Akibatnya banyak mahasiswa keguruan
yang hanya mengincar sertifikasi guru sehingga tugas dan tanggung jawab mulia
guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa mulai terlupakan. Hal ini jelas menodai
citra guru. Akibatnya dapat kita lihat. Banyak bermunculan para tukang ngajar ,
yaitu mereka yang mengajar hanya sekedar menyampaikan materi dan
memberikan tugas. Banyak bermunculan RPP bodong yang tidak sesuai dengan
kondisi aslinya. Banyak generasi muda yang berperilaku tidak beretika.
Kemunduran akhlak generasi muda. Banyaknya kasus pelecehan seksual yang
dilakukan oleh guru kepada muridnya dan dampak terbesarnya adalah kondisi
negara sekarang yang masih seperti ini.
Hal-hal tersebut memang tidak sepenuhnya kesalahan guru. Namun, tak bisa
kita pungkiri guru mempunyai peran besar dalam kemajuan bangsa. Karena salah
satu tolak ukurkemajuan bangsa dapat dilihat melalui kondisi pendidikannya. Bisa
kita bayangkan jikaguru bertugas dan bertanggungjawab sebagaimana mestinya,
maka Indonesia Emas padatahun 2045 bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicapai
yang tentunya juga dibutuhkankontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia.
Karena kondisi bangsa Indonesia tak akan berubah jika masyarakatnya tidak
melakukan perubahan.
Untuk itulah, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi keguruan,
makalah berjudul Standar Profesional Guru ini juga dapat memberikan
informasi kepada mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan serta masyarakat
pada umumnya, mengenai standar yang harus dicapai untuk menjadi seorang
guru. Sehingga dapat meluruskan niat para calon guru dan mengetahui tugas dan
tanggungjawab mulia seorang guru. Besa rharapan penyusun makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Standar Profesionalisme Guru?


2. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Standar Profesionalisme Guru


2. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik
BAB II

PEMBAHASAN

A. STANDAR PROFESIONALISME GURU

Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan


berdasarkan sumber, prosedur, dan manajeman yang efektif. Maksud dari kriteria
adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 membahas tentang
standar kualifikasi dan kompetensi guru dimana disebutkan bahwa setiap guru
wajib memenuhi standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional, juga bahwa guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi
akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan peraturan
menteri tersendiri. Berikut ini adalah salinan dari lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 yang diterbitkan pada 4 Mei 2007
tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

1. Standar Kualifikasi Akademik Guru (SKAG)


a) Standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan formal SKAG
mencakup:
SKAG pada satuan PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik


pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

SKAG pada SD/MI

Guru pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasia kademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.

SKAG pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi. Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.

SKAG pada SDLB, SMPLB, SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat,


harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atausarjana (S1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu,
dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

b) standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan khusus


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi
belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang
yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

2. Standar Kompetensi Guru

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat


kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

a) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangandan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi
indikator esensial sebagai berikut.
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial,kultural, emosional, dan intelektual.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembel
ajaran
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru,dan rasa percaya diri.
Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial
sebagai berikut:
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik,tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dantulisan atau bentuk lain.
d) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi
keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikatoresensial
sebagai berikut:
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukungmata pelajaran yang diampu.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukantindakan reflektif.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG GURU

1. Tugas Guru
Selain sebagai actor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada
beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:

a. Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi
pelajaranyang diberikan kepadanya. Sebagai seorangeducator, ilmu adalah
syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan
responsif terhadap masalah kekinian yang sanagt menunjang peningkatan
kualitas ilmu guru. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar.

b. Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai,
mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan
pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus
terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan
dan mengembangkan bakatnya secara pesat.

d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan
semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar
belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya dan
bagaimanapun berat tantangannya.

e. Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya,
dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat
keputusan dengan yayasan, surat instruksi kepala sekolah dan lain- lain.

f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu
dibenahi dan disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang guru.
Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan
sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan
kelebihan, atau dengan cara yang lebih obyektif, meminta pendapat orang
lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai


tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas
kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang
kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas
kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi


ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang
belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat
memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.
Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri
sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara
yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa apa yang telah
digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.

Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam


kesatuan organisharmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di
dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator,
motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat
tinggal.

Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus
memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan
masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktik-praktik komunikasi.
Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat
anak didik itu pada akhirnya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin
komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan
sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup
mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan
orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa
tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-
garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbol-
simbol dan tanda-tanda yang biasanya disebut rumus-rumus. Ahmad Tafsir
membagi tugas-tugas yang dilaksanakan oleh guru antara lain adalah:

a) Wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai


cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan
sebagainya.
b) Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik
dan menekankan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
c) Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai keahlian, keterampilan, agar anak didik
memilikinya dengan cepat.
d) Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah
perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
e) Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik melalui
kesulitan dalam mengembangkan potensinya.

2. Tanggung Jawab Guru

Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya
sekedar dalamhal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah
ditempatnya bertugas, tetapi juga bertangggung jawab untuk mengajak
masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut berpartisipasi dalam
memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas sekolah dan komite
sekolah, karenanya diharapkan semuanya bisa menjalankan tugas dengan
sebaik- baiknya yang disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah
yang diberikan. Guru yang professional akan tercermin dalam pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi
maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya
dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai
guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya. Guru professional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial,
intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri Yang
mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, menngendalikan dirinya dan
menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial
diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan social serta memiliki
kemampuan interaktif yang efektif. Tangggung jawab intelektual diwujudkan
melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk penunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral
diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang
perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan yang harus dimiliki oleh guru dituangkan dalam permendiknas


RI nomor 16 tahun 2007 yang disebut dengan standar kualifikasi akademik guru
yang dibagi menjadi dua, yaitu: standar kualifikasi akademik guru pada satuan
pendidikan formal dan standar kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan
khusus.
Standar Profesional Guru Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 dijelaskan
bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Daoed
Yusuf (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok,
yaitu: Tugas Profesional, Tugas Manusiawi, dan Tugas kemasyarakatan.
Tanggung jawab guru bukan hanya sekedar mengajar atau memajukan dunia
pendidikan di sekolah tempatnya bertugas namun juga bertanggung jawab untuk
mengajak masyarakat disekitarnya masing-masing untuk berpartisipasi dalam
memajukan pendidikan diwilayahnya. Tanggungjawab seorang guru antara lain:
Tanggung jawab pribadi, Tanggung jawab sosial, Tanggung jawab intelektual,
dan Tanggung jawab spiritual dan moral.

B. Saran

Dengan memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor
determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan
profesi guru menjadi wacana yang sangat penting. Oleh karena itu, bagi pendidik
maupun calon pendidik hendaknya lebih memperhatikan standar profesionalisme
guru khususnya bagi pendidik yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
pelaksanaan pendidikan akan maksimal dan kualitas pendidikan pun juga akan
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Satori Djaman dkk. Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka. 2011

http://fajriamentari.blogspot.com/2012/12/makalah-kompetensi-profesional-
guru.html diakses: 28 Februari 2017

http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/2013/05/standar-
kompetensi-guru.html diakses: 28 Februari 2017

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDON
ESIA/198001292005011 ANDIKA DUTHA BACHARI/GURU
SEBAGAI PROFESI.pdf diakses: 28 Februari 2017

http://bumipgsdku.blogspot.com/p/menjadi-guru-professional.html

diakses: 28 Februari 2017

http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-
dimiliki-seorang-guru-profesional/ diakses: 28 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai