Disusun Oleh :
2017
BAB I
Heat Exchanger and Pipe-Still Furnace
Alat penukar panas menukar panas antara fluida panas dan dingin dimana
fluida dingin dipanaskan oleh fluida panas tanpa menggunakan perapian atau
pembakaran. Alat penukar panas yang paling banyak digunakan, bagian fluida
panas dan dingin dipisahkan oleh permukaan metal. Jenis penukar panas ini
disebut recuperator, dimana fluida tidak bercampur secara fisik, tapi hanya panas
yang mengalir melalui permukaan dinding metal. Penukar panas double pipe dan
shell and tube adalah jenis recuperator yang umum digunakan. Pada double pipe
exchanger, salah satu fluida masuk melewati inner tube dan fluida lainnya
melewati ruang annular yang berada diantara tube luar dan dalam. shell and tube
exchanger terdiri atas sebundle tube didalam tube atau shell yang berdiameter
besar. Salah satu fluida melewati inner tube dan fluida lainnya melewati ruang
annular antara inner tube dan shell. Pada kedua exchanger tersebut, fluida dapat
menglair baik secara berlawanan (countercurrent) ataupun searah parallel (co-
current). Kenyataannya, pada Shell and tube exchanger, arah aliran tidaklah
counter atau co-current melainkan crosscurrent.
Gambar 1.2 Sectional views of Elements of a Shell and a Tube Heat Exchanger
1.2.2 Rate of Heat Transfer
Kecepatan transfer panas bergantung pada nilai U, yang mana juga
merupakan fungsi dari koefisien lapisan transfer panas dari fluida dan
konduktivitas termal metal dari tube. Semakin besar nilai U, semakin cepat
transfer panas. Koefisien lapisan transfer panas adalah fungsi velositas dan sifat
dari fluida. Untuk velositas rendah dan Reynold Number NRe kurang atau sama
dengan maka persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan hi:
Nu = 1.86{(NRe)(NPr)(D/L)}1/3(/w)0.14
untuk velositas yang lebih besar saat aliran turbulen dan NRe sama dengan atau
lebih besar dari 10.000, maka untuk menentukan hi dapat menggunakan
persamaan berikut:
Nu = 0.027(NRe)0.8(NPr)1/3(/w)0.14
LMTD adalah kecepatan pertukaran panas (Q) yang dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
Q = U A T
Dengan demikian,
Q = U A LMTD
Dimana,
LMTD = (T1 - T2) / ln (T1 / T2)
Untuk countercurrent operation,
T1 = (Th1 Tc2)
T2 = (Th2 Tc1)
Dan untuk co-current operation,
T1 = (Th1 Tc1)
T2 = (Th2 Tc2)
1.3 Fouling
Saat alat penukar panas masih baru, permukaan tube sangat bersih.
Koefisien transfer panas (U) sangat tinggi dan temperature keluaran dari fluida
panas mencapai temperature terendah yang memungkinkan, dan hasilnya, fluida
pendingin berada pada temperature maksimum saat meninggalkan alat. Namun,
setelah beberapa lama pemakaian, bahan organic dan anorganik terdeposit pada
permukaan logam, yang disebut kerak atau pengotor, mengurangi transfer panas
karena konduktivitas termal yang rendah dari logam tube. Untuk kondisi
demikian, efek pada U dapat diprediksi untuk operasi countercurrent dari
perhitungan teoritis berikut:
U = WhCph / A(1 ) ln {(Th1(1 ) + Th2 Tc1) / (Th2 Tc1)}
Dimana,
= WhCph / WcCpc
Gambar 1.7 (a) Pipe-still furnace, (b) Natural Draught Circular Furnace, (c)
Natural Draught Box Furnace, and (d) Box Furnace with Force Draught with Air
Preheater (APH)
1.9.3 Burners
Burner adalah alat dimana bahan bakar dan udara dikontakkan dengan
sumber percikan atau perapian dan memungkinkan pembakaran kontinyu pada
temperatur tinggi di muaranya. Pembakaran kontinyu disebabkan oleh suplai
udara pada kamar pembakaran. Temperatur nyala api bergantung pada nilai panas
dari bahan bakar dan kecepatan pembakaran. Pada natural draught furnace, udara
primer dan sekunder mengalir karena ada perbedaan tekanan atmosfir dan gas
panas dalam furnace. Perbedaan temperatur ini disebabkan adanya perbedaan
antara temperatur atmosfir dan temperatur gas furnace.
4. Tentukan tekanan total dari CO2 dan uap air (P) dari rasio C/H bahan
bakar dan persentase udara berlebih yang digunakan.
5. Tentukan effective flame emissivity (), yang diperoleh dari nilai
tekanan produk (P dan panjang sinar (L) yaitu (PL), asumsikan
temperatur api dan temperature permukaan tube.
6. Tentukan overall exchange factor (), yang menentukan transfer panas
radiasi dan konveksi dan nilai () dan rasio dari AR/ACP.
7. Tentukan kecepatan pembangkitan panas (Q) karena pembakaran
bahan bakar dan tentukan penyerapan fraksi pada zona radiasi
menggunakan persamaan fraksi.
8. Tentukan kecepatan factor absorpsi panas:
2.5.2.3 Reboiler
Reboiling dilakukan dalam berbagai metode. Sebagai contoh cairan bawah
dididihkan dengan coil uap yang terendam atau dengan memanaskan melalui
furnace. Jika uap yang dihasilkan dari reboiler memiliki kecepatan dan
komposisi Vb dan yb, dan kecepatan dan komposisi cairan yang diambil adalah B
dan xb maka neraca massa total dan komponen adalah:
Lnt = Vb + B
Lntxnt = Vbyb + Bxb
2.5.2.4 Stripping Section
Seksi ini berisi plate umpan dan plate bawah hingga ke dasar kolom.
2.5.2.6 Evaluation of Fraction Vaporised (f) from the Quality of the Feed
Entalpi uap dan cairan pada titik didih (Tb) adalah Hv dan h1 adalah:
Neraca entalpi:
2.7.3 Reboiler
Neraca massa total:
Neraca panas: