Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

TEKNOLOGI PENANGANAN HASIL PERTANIAN


TENTANG
UJI GLUKOSA

SEMESTER VI B

Disusun oleh :

SALEH KOTEN
NIREM : 05.1.4.12.0390

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN STANDARISASI SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP )
MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2015
A. DASAR TEORI
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah
satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut
juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi
Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah
tersedia bagi sistem biokimia primitif. Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah
satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan
tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi
respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri
pangan. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -
CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut cincin
piranosa, bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap
karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang
terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH.
Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang
proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi
hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama
dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.Glukosa dan
fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan
polimer glukosa umum polisakarida).

B. TUJUAN
Mengidentifikasi keberadaan glukosa dalam makanan
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan :
Tepung terigu, Pati kanji, Ubi jalar, Pisang, Kentang,, Beras, ,gula pasir, Larutan Fehling
A dan B, akuades
Alat :
Mortar, penumbuk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, Bunsen
burner, korek, beaker glass

D. LANGKAH KERJA

1. Dibuat larutan bahan makanan seperti langkah pada uji A.


2. Larutan bahan makanan dimasukkan ke dalam tabung reaksi setinggi 1cm atau
diteteskan pada lubang plat tetes.
3. Larutan bahan makanan tersebut diteteskan 5 tetes larutan fehling A dan 5 tetes
larutan fehling B kemudian larutan tersebut dihomogenkan dan dicatat warna
larutannya.
4. Kemudian larutan bahan makanan tersebut dipanaskan sampai hampir mendidih,
warna larutan setelah dipanaskan diamati.
5. Langkah yang sama dilakukan terhadap semua bahan makanan yang tersedia.
6. Hasil pengamatan dicatatat pada tabel pengamatan mengenai uji Glukosa.

E. HASIL dan PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil pengamatan praktikum uji glukosa adalah sebagai berikut
Wrana Larutan
Warna Larutan Warna Larutan (+/-)
No Bahan Setelah
Sebelum Ditetes Setelah Ditetes
Dipanaskan
Bening khas Putih pekat Putih kebiruan
1 Minyak _
minyak kebiruan gelap

2 Gula pasir Bening Biru muda bening Oranye terang +

3 Ubi jalar Oranye muda Hijau tua Kuning pekat +

Tepung +
4 Putih Putih kebiruan Oranye gelap
tapioka
Parameter untuk bahan yang tinggi glukosa adalah merah bata

B. Pembahasan
Pada praktikum ini Dengan menggunakan Fehling A dan fehling B yaitu
indikator yang digunakan untuk menguji dan mengetahui ada atau tidak kandungan
glukosa pada suatu bahan makanan yang ingin diuji. kadar kandungan glukosa yang
ada dalam ekstrak baha pangan. Fungsi Fehling A dan B pada percobaan ini adalah
untuk menguji serta mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa pada suatu bahan
makanan atau pangan tertentu yang ingin di uji. Kadar glukosa yang dihasilkan
dapat terlihat dari warna apa yang dihasilkan. Apabila warna yang dihasilkan merah
bata berarti kadar kandungan glukosa pada pangan tersebut tinggi . Apabila
kandungan glukosa yang ada pada ekstrak pangan tersebut tinggi maka warna yang
dihasilkan akan semakin tua. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi
sampai yang paling rendah adalah merah bata, jinga, kuning, dan hijau.
Pada percobaan dengan menggunakan larutan glukosa syang ditetesi Fehling
A+B, dengan perlakuan setiap masing-masing ekstrak bahan pangan, yang kemudian
dikocok untuk menghomogenkan larutan glukosa dengan pereaksi. Setelah larutan
dihomogenkan, terjadi perubahan warna hijau muda keruh. Setelah dipanaskan
selama 15/20 menit, dan didinginkan, warna larutan berubah menjadi jingga.
Perubahan warna yang terjadi pada larutan glukosa dari hijau menjadi jingga ini
mengindikasikan bahwa larutan glukosa mengandung karbohidrat, tetapi dalam
kadar yang rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan ekstrak bahan pangan
yang ditambah dengan air dan larutan pereaksi Fehling A+B didapat warna larutan
yang berbeda-beda sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan selama 15/20 menit
larutan ekstrak bahan pangan tadi kembali mengalami perubahan warna.

Uji glukosa yang menggunakan bermacam-macam bahan pangan, didapatkan


hasil:

1. Terigu

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, terigu berwarna crem, setelah di tetesi
warna berubah menjadi biru muda . Setelah di panaskan didalam waterbath selama
15 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi kuning tetapi tidak memiliki
endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena terigu tidak dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa terigu hanya
sedikit mengandung glukosa.

2. Kanji
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, kanji berwarna putih keruh, setelah di
tetesi warna berubah menjadi hijau kekuningan. Setelah di panaskan didalam
waterbath selama 15 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hijau kekuningan
tetapi terdapat endapan. Adanya endapan ini disebabkan karena kanji dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa kanji
mengandung glukosa yang lebih tinggi di bandingkan pangan yang lainya.

3. Kemiri

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, kemiri berwarna putih, setelah di tetesi
warna berubah menjadi hijau kekuningan. Setelah di panaskan didalam waterbath
selama 15 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hijau kekuningan tetapi
terdapat endapan. Adanya endapan ini disebabkan karena kanji dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa kanji
mengandung glukosa yang lebih tinggi di bandingkan yang lainya.

4. Pisang

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, pisang berwarna putih crem, setelah di
tetesi warna berubah menjadi biru mudah. Setelah di panaskan didalam waterbath
selama 15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hitam tetapi tidak
memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena pisang tidak dapat
bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa
pisang hanya sedikit mengandung glukosa jika di bandingkan dengan kanji, kemiri.
Lebih tinggi kandungan glukosanya jika.

5. Gula

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, gula berwarna crem, setelah di tetesi
warna berubah menjadi hijau kekuningan. Setelah di panaskan didalam waterbath
selama 15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi coklat dan terdapat
endapan. Adanya endapan ini mungkin karena gula tidak dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa gula tidak memiliki
kandunga glukosa dibandingkan pangan yang lain.

6. Beras
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, gula berwarna putih bening, setelah di
tetesi warna berubah menjadi kuning muda. Setelah di panaskan didalam waterbath
selama 15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hijau tetapi memiliki
endapan. Adanya endapan ini disebabkan karena beras dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa beras mengandung
glukosa yang lebih tinggi di bandingkan yang lainya.

7. Ubi jalar

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, ubi jalar berwarna pink, setelah di tetesi
warna berubah menjadi kuning muda. Setelah di panaskan didalam waterbath selama
15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hijau muda tetapi memiliki
endapan. Adanya endapan ini mungkin karena ubi jalar dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui bahwa ubi jalar memiliki
kandungan glukosa.

8. Kentang

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, sari buah jambu bij kentang berwarna
kuning muda, setelah di tetesi warna berubah menjadi biru. Setelah di panaskan
didalam waterbath selama 15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi biru
tetapi memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini mungkin karena kentang tidak
dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling dengan demikian dapat diketahui
bahwa kentang tidak memiliki kandunga glukosa dibandingkan pangan yang lain.

9. Aquadest

Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B, aquadest berwarna putih bening, setelah di
tetesi warna berubah menjadi kuning muda. Setelah di panaskan didalam waterbath
selama 15/20 menit pada suhu 60o warna berubah menjadi hijau. tetapi tidak
memiliki endapan. Tidak adanya endapan ini dikarenakan Aquadest dijadikan
kontrol.

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dilihat warna yang dihasilkan


membuktikan kalau ekstrak bahan pangan tersebut mengandung glukosa. Hal ini
menunjukkan bahwa kedelapan bahan pangan tersebut mengandung karbohidrat
karena terbukti mengandung glukosa setelah ditetesi Fehling A dan B serta
dipanaskan. Tingkat warna yang berbeda juga menunjukkan kandungan karbohidrat
yang berbeda pada setiap pangan. Semakin tua warna pada pangan tadi maka
semakin tinggi pula kandungan karbohidratnya. Pada percobaan tersebut, larutan
glukosa dan bahan pangan ditetesi Fehling A dan Fehling B secara bersamaan dan
dikocok dan diamati perubahan warnanya. Kemudian dipanaskan selama 15/20
menit dan didinginkan.
Hal ini dilakukan pemanasan yang berfungsi mengkondisikan keadaan di
dalam tubuh manusia sebenarnya, dimana terjadi proses metabolisme, dalam hal ini
metabolisme karbohidrat Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa bahan pangan
kanji berubah warna menjadi hijau kekuningan, hal tersebut menunjukkan bahwa
kanji memiliki kandungan glukosa atau karbohidrat yang sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai