Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menjaga populasi Negara dalam jumlah yang proporsional dan
sehat, pemerintah menciptakan program Keluarga Berencana yang dimaksudkan
untuk mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.1
Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam program KB adalah melalui
penggunaan alat kontrasepsi, namun pengguna kontrasepsi di Indonesia masih rendah,
menurut data World Health Organization (WHO) jika dibandingkan dengan Negara
ASEAN lainnya, penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia sebesar 61% sudah
melebihi rata-rata ASEAN (58.1%). Akan tetapi masih lebih rendah dibandingkan
dengan Vietnam (78%), Kamboja (79%) dan Thailand (80%). Padahal jumlah Wanita
Usia Subur (WUS) tertinggi di ASEAN adalah di Indonesia yaitu 65 juta orang.
Penggunaan KB di Indonesia berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 didominasi oleh penggunaan KB jenis suntik (32%) dan
pil (14%).2
Walaupun terjadi peningkatan dalam pemakaian alat kontrasepsi jangka
pendek namun masih banyak yang belum memakai, salah satu alasannya dikarenakan
banyak pendapat masyarakat yang beranggapan bahwa pemakaian alat kontrasepsi
terutama yang hormonal dapat meningkatkan berat badan sang ibu, dan hal ini
mengkhawatirkan beberapa ibu-ibu muda yang peduli dan sangat memperhatikan
berat dan bentuk badannya.3
Penigkatan berat badan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan obesitas, dan
obesitas merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh darah/ coronary vaskuler disease (CVD). 4
1. Suryaningrat S. 2005. Sosialisasi Program KB Nasional, Jakarta: BKKBN.
2. Alfiah I. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres
Tahun 2015. Jakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah.
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis
Keluarga Berencana. Jakarta: Infodatin.
4. Ghani L, Susilawati M, Novriani H. 2016. Faktor risiko Dominan Penyakit Jantung
Koroner si Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Di Indonesia angka akseptor KB masih kurang karena masih banyaknya


pendapat ibu yang takut memakai KB karena takut kelebihan berat badan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Anda mungkin juga menyukai