Anda di halaman 1dari 1

METODOLOGI

Komponen pengkajian risiko bencana terdiri dari ancaman, kerentanan dan kapasitas. Komponen ini
digunakan untuk memperoleh tingkat risiko bencana suatu kawasan dan menghitung potensi jiwa
terpapar, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan. Selain tingkat risiko, kajian diharapkan
mampu menghasilkan peta risiko untuk setiap bencana yang ada pada suatu kawasan. Kajian dan
peta risiko bencana ini menjadi dasar yang memadai bagi daerah untuk menyusun kebijakan
penanggulangan bencana. Ditingkat masyarakat hasil pengkajian diharapkan dapat menjadi dasar
yang kuat dalam perencanaan upaya pengurangan risiko bencana.

Prasyarat Umum

Prasyarat umum untuk membuat peta risiko adalah:

Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisis (kedalaman analisis di tingkat nasional


minimal hingga kabupaten/kota, kedalaman analisis di tingkat Propinsi minimal
hingga kecamatan, kedalaman analisis di tingkat kabupaten/kota minimal hingga
tingkat kelurahan / desa / kampong / nagari).
Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk Propinsi; peta dengan skala 1:50.000
untuk kabupaten/kota di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta dengan
skala 1:25.000 untuk kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
Mampu menghitung jumlah jiwa terpapar bencana (dalam jiwa).
Mampu menghitung nilai kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah).
Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan
rendah.
Menggunakan GIS dengan Analisis Grid (1 ha) dalam pemetaan risiko bencana

Metode Umum
a. Metode Kajian Ancaman
Penentuan tingkat ancaman bencana menggunakan matriks tingkat ancaman, dengan
memadukan indeks ancaman pada lajur dengan indeks penduduk terpapar pada kolom. Titik
pertemuan antara indeks ancaman dengan indeks penduduk terkapar adalah tingkat
ancaman.
Skala indeks ancaman dibagi dalam 3 kategori yaitu : rendah (0,0 0,3), sedang (> 0,3 0,6),
dan tinggi (> 0,6 1,0).
Skala indeks penduduk terpapar dibagi dalam 3 kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi, dengan
masing-masing nilai indeks sebagai berikut :

Rendah: 0,0 - 0,3, apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari 500 jiwa
/ Km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang dari 20%
Sedang: >0,3 - 0,6, apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar 500 1000
jiwa/Km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan 20% 40%
Tinggi: >0,6 1,0, apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar lebih dari 1000
jiwa/Km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan lebih dari 40%.

Anda mungkin juga menyukai