Otonomi
Otonomi
Otonomi daerah berasal dari kata autonomy dimana auto artinya sedia dan
nomyartinya aturan atau undang-undang, jadi autonomy artinya hak untuk mengatur
dan memerintah daerah sendiri atas inisiatif sendiri dan kemampuan sendiri dimana
hak tersebut diperoleh dari pemerintah pusat. Dalam ketentuan umum undang-
undang no.22 tahun 1999, pengertian otonomi daerah adalah pemberian kewenangan
yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang
diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemamfaatan sumberdaya nasional
serta serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi dan
keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka negara kesatuan republik
Indonesia. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa otonomi daerah adalah
kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Tujuan desentralisasi dan otonomi berdasarkan dua sudut pandang kepentingan, yaitu
kepentingan pemerintah pusat dapat Dilihat dari sudut pandang pemerintah pusat
sedikitnya ada 4 (empat) tujuan utama dari kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah yaitu:
1. Pendidikan politik
2. Pelatihan kepemimpinan
1. Politik quality, ini berarti bahwa melalui pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah, diharapkan akan lebih membuka kesempatan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam bebagai aktivitas politik ditingkat lokal.
Dan lebih jauh lagi, tujuan utama dari konsep desentralisasi dan otonomi
daerah dengan tidak hanya membatasinya pada konteks hubungan kekuasaan antara
pemerintah pusat dan daerah, maka semuanya bermuara pada pengaturan mekanisme
hubungan antara Negara dan masyarakat. Kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah bertujuan untuk membuka akses yang lebih besar kepada
otonomi darah diatas, keberhasilan akan sangat bervariasi serta relative dan
konseptual sifatnya pada tiap-tiap daerah. Seperti dari perspektif ekonomi politik,
salah satu faktor penting yang dapat mengganggu pencapaian tujuan desentralisasi
dan otonomi daerah. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena potensi
sumberdaya, kelengkapan prasarana sosial ekonomi dan kemampuan kelembagaan
daerah (masyarakat) masih sangat terbatas. Kemajuan antar daerah,antar kelompok
pendapatan, dan antar sektor kegiatan ekonomi belum sepenuhnya berimbang.
Sehingga pemerintah daerah dalam hal ini harus tetap berpegang pada koridor bahwa
pembangunan daerah yang ada harus dilakukan dari, untuk dan oleh pelaku-pelaku
pembangunan daerah yang bersangkutan.
C. Derajat Otonomi Fiskal Daerah
Hubungan fiskal pemerintah daerah dan pusat dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi antar
2. Sistem tersebut seharusnya menyajikan suatu bagian yang memadai dari sumber-
sumber dana masyarakat secara keseluruhan untuk membiayai pelaksanaan fungsi-
fungsi penyediaan pelayanan dan pembangunan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah.
4. Pajak atau retribusi yang dikenakan oleh pemerintah daerah harus sejalan dengan
distribusi yang adil atas beban keseluruhan dari pengeluaran pemerintah dalam
masyarakat.
Selanjutnya menurut Menurut Kuncoro (1997), berpijak pada tiga azas di atas
(desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan ), pengaturan hubungan
keuangan pusat dan daerah didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
b. Urusan yang merupakan tugas pemerintah pusat atau pemerintah daerah tingkat
atasnya, yang dilaksanakannya dalam rangka tugas pembantuan, dibiayai oleh
pemerintah pusat atas beban APBN atau pemerintah daerah tingkat atasnya atas baban
APBD-nya sebagai pihak yang menugaskan. Sepanjang potensi sumbeer-sumber
keuangan daerah belum mencukupi, pemerintah pusat memberikan sejumlah
sumbangan.
a) pajak daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah tanpa
memberikan timbal balik langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan undang undang yang berlaku yang digunakan untuk membiayai
penyeleggaraan pemerintah dalam pembangunan daerah. Selain itu Davey
mengemukakan pendapatnya tentan pajak daerah yaitu:
daerah sendiri.
b) Retribusi daerah
daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Jenis jenis dari retribusi daerah
adalah pajak jasa umum, pajak jasa usaha, retribusi perijinan tertentu. Pembayaran
retribusi oleh masyarakat menurut davey adalah:
2. Dalam beberapa hal retribusi biasanya harus didasarkan pada total cost
4. Retribusi yang dikenakankepada setiap orang atau badan yang menggunakan atau
mengenyam jasa-jasa yang dikeluarkan oleh Negara.
2. Bagi hasil sumber daya alam, yang meliput i sector kehutanan, pertambangan
umum, perikanan, minyak bumu, gas alam, dan panas bumi.
3. Dana alokasi umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk membiayai pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. DAU suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi
dasar.
1. Teori Mikro
b. Perubahan akt ivitas pemerintah dalam menghasilkan barang publ ic dan juga
perubahan dari kombinasi yang digunakan dalam proses produksi.
2. Teori Makro
a. Hukum Wagner
Hipotesis Peacock dan Wiseman ini dikritik oleh Bird. Bird mengatakan
bahwa selama ada gangguan sosial memang ada peralihan aktivitas pemerintah dari
sebelum gangguan kreat ivitas yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Hal
menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah dalam presentasenya dalam GNP,
akan tetap setelah terjadinya gangguan. Jadi menurut Bird efek pengalihan merupakan
hanya gejala jangka pendek. Tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang. Suatu hal
yang perlu diperhatikan dalm teori Peacock dan Wiseman adalah mereka
mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit perpajakan akan tetap
mereka tidak mengatakan pada tingkat berapakah toleransi perpajakan tersebut.
K. Klasifikasi pengeluaran pemerintah
1. Pengeluaran rutin
2. Pengeluaran Pembangunan
Namun setelahtahun 2004, pada periode 2004-2006 belanja daerah terdiri dari :
KEWARGANEGARAAN
Kelas : XI IPS 2
SMAN 79
JAKARTA