PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dasar terdiri badan, kepala, dan juga ekor. Bentuk, ukuran, dan jumlah sisik ikan
dapat memberi gambaran bagaimana kehidupan ikan. Sisik ikan mempunyai bentuk
dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik, ganoid, sikloid, dan stenoid.
cairan, dan padatan melalui kulit ginjal dan melalui saluran pencernaan. Sistem
keturunan. Ikan juga memilki gelembung renang yang berfungsi sebagai alat
ginjal. Ekskresi produk metabolisme hampir sama untuk semua ikan, namun ginjal
dan ingsang memainkan peran signifikan berbeda pada ikan air tawar dibandingkan
dengan ikan air laut. Ikan aair tawar yang hipertonik dibandingkan dengan
lingkungan sebagai konsekuensi langsung, terus memasuki tubuh ikan melalui insang
dan pengenceran darah. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum ini.
B. Rumusan Masalah
struktur, susunan, tipe, dan letak dari sitem anatomi ikan nila (Oreochormis niloticus)
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikumk ini adalah untuk mengamati
bentuk, struktur, susunan, tipe, dan letak dari sitem anatomi ikan nila (Oreochormis
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikumk ini adalah dapat mengamati bentuk,
struktur, susunan, tipe, dan letak dari sitem anatomi ikan nila (Oreochormis niloticus)
A. Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi
cukup tinggi. Ikan nila merupakan komoditas perairan darat yang banyak digemari
terbatasnya air, lahan dan polusi terhadap lingkungan (Putra, dkk, 2011).
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Bangsa : Percomorphii
Famili : Chiclidae
Marga : Oreochormis
piph, punggung, lebih tinggi pada badan dan sirip ekorditemukan garis lurus
(ventrikal). Sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan nila
(Oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan air tawar dan mereka menggunakan
ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup insang yang keras untuk
Anatomi dari ikan nila (Oreochormis niloticus) terdiri atas beberapa organ
(Intestinum), gelembung renang (swim bladder), limpa (Spleen), dan kelenjar kelamin
Suhu merupakan salah satu faktor fisik yang sangat penting didalam air
massa jeniss air, ddensitas air, kejenuhan air. Selain itu, faktor yang dapat
bermanfaat sebagai makanan alami bagi nila. Fitoplankton dapat menyerap senyawa
yang berbahaya bagi nila, antara lain NH3, NO2 yang mengakibatkan kualitas air
ikan mujair. Secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik
berukuran besar. Matanya besar, menonjol dan bagian tengah badan berwarna putih.
Perbandingan tubuh ikan nila dalah 3 : 1 dan ikan mujair 2 : 1. Selain itu, pola garis
ventrikal yang sangat jelas pada ikan nila. Jumlah garis ventrikal pada ikan nila
adalah sirip ekor 6 buah dan sirip punggung 8 buah (Aribowo, 2010).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat , 7 oktober 2016 Pukul 14:00
1. Alat
2. Bahan
Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
3. Tahap kedua mengamati secara sectio dengan mengiris secara hati-hati dan
teliti pada kulit luar untuk menampakkan organ dalam, agar hasil irisan tidak
5. Branchia (insang) pada ikan, pisahkan dari tubuh ikan amatilah letak gill
A. Hasil Pengamatan
Betina
9 8 10 11
Betina
Jantan
Betina
2 3 4
3 Sistem urogenitale dalam ikan
mujair (Tillapia mussambica) 1. Testis
2. Vas
2 1 3 deferen
s
3. Sinus
urogeni
talis
4. Ovariu
m
Jantan
Jantan
4
Betina
Betina
1
B. Pembahasan
Morfologi dari ikan nila adalah simetri dua (Bilateral simetris). Tubuhnya tersusun
atas tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) dan memilki
garis lateralis (gurat sisi). Ujung depan dari kepala terdapat mulut, yang berbentuk
terminal yakni mulut terletak diujung hidung dan mulut dapat disembulkan, diatas
mulut terdapat cekung hidung, mata dan terdapat tutup insang pada batang badan.
Bentuk sirip ekor adalah persegi, posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah
ssubabdominal yakni sirip perut agak dekat dengan sirip dada. Tipe sirip punggung
adalah tunggal, mempunyai sirip perut dan sirip dada, linear lateralis tampak jelas,
dan mempunyai operculum atau penutup insang dan preoperkulum. Ikan memilki 5
tipe sisik seperti cosmoid, plasnoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid. Tipe sisik ikan nila
(Oreochormis niloticus) adalah ctenoid (tipe sisik sisir), dimana tipe ikan ini berjari-
Sistem intigumen ikan mujair merupakan bagaian tubuh yang berada pada
bagian terluar seperti kulit, sisik, kelenjar lender, kelenjar racun, pewarnaaan dan
organ cahaya dan juga berupa sistem organ yang membedakan, memisahkaan,
seringkali merupakan bagian dari sistem organ yang tersebar yang mencakup kulit
dan sisik.
Sistem pencernaan merupakan proses penyederhanaan makanan melalui
mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap
dan diedarkan keseluruh tubuh. Lambung pada ikan mujair ini berwarna merah muda
dan menempel diusus, sedangkan ususnya lebih panjang dari pada tubuhnya namun
bentuknya berliku-liku. Sistem pernafasan ikan mujair adalah insang, walaupun ada
jenis ikan tertentu yang menggunakan paru-paru. Selain insang dan paru-paru
beberapa jenis ikan memilki alat pernafasan tambahan antara lain labirin. Ikan mujair
insangnya terdiri atas tulang lengkung, insang, filamen insang, dan tapis insang.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
dari tipe mulut terminal, tipe ekor persegi, tipe sisik ctenoid, bagian sirip seperti sirip
punggung, dada, ekor, anus dan perut. Sedangkan secara sectio terdiri atas gelembung
renang, ginjal, usus, sistem respirasi insang, jantung, sistem pencernaan seperti hati,
B. Saran
Saran yang dapat di ajukan pada praktikum ini adalah praktikan lebih
Aliza d., Winarudin dan Sipahutar W. L., 2013, Efek Peningkatan Suhu Air Terhadap
Perubahan Perilaku, Patologi Anatomi, dan Histopalogi Insang Ikan Nila
(Oreochormis niloticus), Jurnal Medika Veteremeria, 2(7): 142
Dinia, Dwijayanti, 2011, Anatomi Eksternal dan Internal Ikan Nila (Oreochormis
niloticus), Universitas Brawijaya, Malang.
Putra I., Djoko S., Dinamella W., 2011, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan
Nila (Oreochormis niloticus), dalam Sistem Resirkulasi, Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 16(1): 56.