Anda di halaman 1dari 37

Pengertian Jaringan Parenkim, Ciri, Sifat, Fungsi & Jenisnya|Secara Umum, Pengertian

Jaringan Parenkim adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel yang hidup terstruktur
morfologi dan fisiologi yang beragam namun dengan sifat yang sama dan masih melakukan
kegiatan proses fisiologi. Jaringan Parenkim disebut dengan jaringan dasar atau ground tissu.
Mengapa di katakan jaringan parenkim sebagai jaringan dasar ?..karna jaringan parenkim
umumnya terdapat di setiap bagian tumbuhan dimana terdapat jaringan lain di dalamnya.
Sel-sel jaringan parenkim adalah sel yang berdinding tipis yang membentuk bagian dalam
banyak struktur tanaman non-kayu termasuk batang, akar, dan daun. Parenkim juga dikenal
untuk membentuk korteks, atau pengisi utama, batang, lapisan dalam sel dalam daun, bahan
endosperma yang memberi makan benih tumbuh, dan pulpa buah.
Secara filogenetis, Jaringan Parenkim dapat dikatakan sebagai tersusun pemula. Karena bila
diperhatikan pada tumbuhan primitif, tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim. Jadi dapat
dikatakan bahwa jaringan parenkim sebagai jaringan dasar atau jaringan pemula.
Jaringan Parenkim terbentuk dari sel-sel parenkim, jadi dapat dikatakan bahwa sel-sel parenkim
itu adalah massa (sel-sel) yang menyebar luar ke seluruh organ tumbuhan. Jaringan parenkim
merupakan jaringan heterogen, karena telah terjadi asosiasi antara sel-sel parenkim yang meluas
maka jaringan parenkim pada umumnya ada pada empulur, korteks, batang, akar, mesofil daun,
jaringan-jaringan fotosintetis, daging daun serta endosperm biji dan dalam buah.
Parenkim berasal dari tubuh primer merupakan perkembangan dari meristime dasar, sedangkan
di tubuh sekunder berkembang di pembuluh dan kambium gabus, bahkan dapat dari felogen.
Parenkim berperan dalam proses penutpusan luka (regenerasi).
Parenkim dengan dinding yang melekuk-lekuk kearah dalam ialah, berupa parenkim lipatan,
seperti dan pinus merkusi, bambusa sp, oryza sativa.

Ciri-Ciri Jaringan Parenkim


Ciri-Ciri Jaringan Parenkim - Adapun ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut...

Sel berbentuk segi enam,

Terdapat banyak vakuola,

Berdinding sel tipis,

Ukuran sel besar dan hidup

Banyak terdapat ruang diantara sel

Dapat membelah secara meristematik dan secara embrional

Fungsi Jaringan Parenkim

Fungsi Jaringan Parenkim - Peran dan fungsi jaringan parenkim dalam tumbuhan adalah
sebagai berikut...

Sebagai penyokong tubuh saat vakuola terisi air

Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan

Tempat fotosintetis

Sifat Sel Parenkim


Adapun sifat-sifat sel parenkim adalah sebagai berikut...

Berbentuk segi enam

Dapat bersifat meristematik

Selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar

Memiliki banyak vakuola

Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat

Bentuk dan Susunan Sel


Bentuk dan Susunan Sel - Sel parenkim pada umumnya memiliki bentuk sidoiametris, akan
tetapi
ada
juga
yang
berbentuk
lain,
yaitu...
1. Perismatis, memanjang atau silindris yangterdapat di parenkim palisade mesofil daun dikotil
2. Bercabang-cabang seperti parenkim bintang atau aktinenkim pada mesofil daun canna sp dan
juncus
sp
3.Parenkim dengan ruang antar sel yang besar contohnya: aerenkim pada alat pengapung
tumbuhan
air(Eichornia
crassiper).
4. Parenkim dengan bentuk yang tidak teratur dan memiliki banyak ruang antar sel, terdapat di
mesofil
daun
(parenkim
spons
atau
parenkim
bunga
karang).
Parenkim dengan dinding yang melekuk-lekuk kearah dalam, yaitu berupa parenkim lipatan
seperti daun pinus merkusi. Oryza sativa. Bambusa sp.

Letak Jaringan
Letak Jaringan - Jaringan parenkim terdapat di hampir setiap organ tumbuhan yaitu sebagai
berikut...

Dalam daun (mesofil)

Batang dan akar

Endosperma (jaringan sel tempat penyimpanan cadangan makanan)

Empulur batang

Daging buah

Struktur dan Isi Sel


Struktur dan Isi Sel - Struktur internal parenkim beragam yang sesuai dengan fungsinya.
Contohnya sel parenkim yang berperan dalam fotositentis dengan mengandung kloroplas dan
membentuk jaringan klorenkim (pada mesofildaun, korteks batang, empulur). Sel parenkim
berperan dalam penyimpanan makanan berupa:

Larutan vakuola: gula terlarut dan senyawa N dalam akar Beta vulgaris

Cairan dalam plasma: protein dan minyak dalam endosperm biji Ricinus communis.

Kritasl: pati dalam endosperm, kotiledon, umbi, buah.

Sel parenkim berfungsi untuk menyimpan air, seperti tumbuhan. Banyak sel parenkim yang
mengandung tanin dan vakuolanya.

Jenis-Jenis Jaringan Parenkim


Jenis-Jenis Jaringan Parenkim - Parenkim dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu
berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan bentuknya antara lain sebagai berikut...
1. Jenis-Jenis Jaringan Parenkim Berdasarkan Fungsinya

Parenkim Asimilasi: Parenkim asimilasi adalah sebagai pembuat zat makanan bagi
tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Umumnya terletak pada bagian tepi
suatu organ, seperti pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya
terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintetis.

Parenkim Penimbun: Parenkim penimbun adalah sel parenkim yang menyimpan


cadangan makanan berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau
cairan di dalam sitoplasma. Umumnya berada pada bagian dalam tubuh. Seperti: pada
empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang atau rizoma, atau pada biji. Di
bagian dalam selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau
protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpanan cadangan makanan bagi
tumbuhan berua hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, lemak atau gula tepung.

Parenkim Air: Parenkim air adalah sel parenkim yang dapat menyimpan air. Pada
umumnya terdapat di tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit,
dan tumbuhan sukulen. Parenkim air berfungsi sebagai tempat penyimpanan air pada
tumbuhan xerofit jepifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau seperti pada tumbhan
kaktus dan lidah buaya.

Parenkim Udara: Parenkim udara atau aerenkim adalah jaringan parenkim yang dapat
menyimpan udara karena memiliki ruang antar sel yang besar. Aerenkim terdaat di batang
dan daun tumbuhan hidrofit. Parenkim udara biasa disebut dengan aerenkim yang
bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus yang berongga
besar sehingga dapat membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat di
perairan. Ruang antar selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di
air, Seperti parenkim pada tangkai daun tumbuhan eceng gondok.

2. Jenis-Jenis Parenkim Berdasarkan Bentuknya

Parenkim Pagar: Parenkim pagar atau palisade adalah tempat fotosintetis yang
utamadan sel-sel memanjang yang terdapat pada daun tepat di bawah jaringan epidermis
karena terdapat banyak mengandung klorofil di jaringan lainnya, dengan bentuk yang
bulat memanjang/lonjong yang bersejajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim
palisade ini terdapat di sel klorofil atau zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi sebagia
tempat dalam berfotosintetis.

Parenkim Bunga Karang: Parenkim bunga karang atau jaringan spons adalah lapisan
sel-sel yang tidak beraturan, terdiri banyak orang udara, dan terdapat di bawah lapisan
jaringan tiang. Bunga karang memiliki klorofil yang berjumlah kecil (tidak seperti
palisade). Fungsi bunga karang adalah sebagai tempat fotosintetis.

Parenkim Bintang: Parenkim bintang adalah parenkim yang menyerupai bintang karen
bersegi lima menjuntai atau lebih.

Parenkim Lipatan: Parenkim lipatan adalah parenkim yang terdapat dipinus dan padi,
dengan bentuk yang terlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.

Parenkim Pengangkut: Parenkim pengangkut adalah sel-sel penyusunnya berbentuk


memanjang menurut ke arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang.

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Jaringan Parenkim, Ciri, Sifat, Fungsi &
Jenisnya. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu
pengertian jaringan parenkim, ciri-ciri jaringan parenkim, sifat-sifat jaringan parenkim, fungsi
jaringan parenkim, jenis-jenis jaringan parenkim, letak jaringan parenkim, bentuk dan susunan
sel, struktur dan isi sel. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi : Pengertian Jaringan Parenkim, Ciri, Sifat, Fungsi & Jenisnya

Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan


jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta

Yayan Sutrian, 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan).
Yang Menerbitkan PT Rineka Cipta: Jakarta.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Syamsuni. 2009. Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu: Universitas Wiralodra

Sejarah Sel
a. Sel Pertama kali ditemukan oleh Aristoteles (384 322 SM).

Dia menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau
unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini
belum
dikenal
kata
sel
dari
unit
structural
tersebut.
b.
Robert
Hooke
(1665
M)
Dialah orang yang pertama kali yang menamakan unit structural tersebut sebagai
sel.
c. Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, tak
satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit
atau
sel
yang
serupa.
d. Pada tahun 1938 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli
tanaman) dan Theodore Schwann (ahli binatang) mendefinisikan secara jelas
tentang sel. Menurut mereka sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari
organisme
hidup.
Sejak
tahun
1955,
berkembanglah
teori
sel
modern,
yaitu
:
1.
Sel
adalah
unit
structural
dari
makhluk
hidup.
2.
Sel
adalah
unit
fungsionla
dari
makhluk
hidup.
3.
Sel
adalah
pembawa
sifat
dari
makhluk
4.
Sel
baru
berasal
dari
sel
itu
sendiri
(pembelahan
sel).
5. Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari
organisme
lengkap.
Ukuran dan Bentuk Sel Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 m 100 m.
Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 0,5 m.
Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia,
yaitu

55
cm.
Bentuk
sel
(Lihat
Gambar).
Jumlah
sel
- Protozoa, bakteri, fungi, dan alga hanya mempunyai satu sel. Mereka disebut
sebagai
bentuk
uniseluler
atau
aseluler.
- Sebagian besar binatang dan tumbuhan terdiri beberapa sel, mereka dikatakan
sebagai
organisme
multiseluler.
Type
sel
Berdasarkan
strukturnya,
sel
terbagi
ke
dalam
dua
type,
yaitu
:
a. Sel Prokaryotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak
terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau.
b. Sel Eukaryotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara
jelas.
Type sel ini ditemukan pada semua tumbuhan (kecuali bakteri dan alga biru hijau)
dan
binatang.
Bagian-bagian
Sel
Membran/Dinding
sel
- Suatu lapisan multifungsional yang memisahkan unsur di dalam sel dengan
lingkungan
di
luar
sel.

Ketebalannya
antara
7

10
m.
Tersusun
dari
lipida,
protein,
dan
ion-ion.
- Fungsi dinding sel menentukan dalam proses pertukaran zat dan informasi antar
sel.
Protoplasma
- Merupakan substansi hidup dimana di dalamnya terdapat semua bagian sel.
Terdiri
dari
dinding
plasma,
sitoplasma,
dan
inti
sel
(nucleus).
Sitoplasma
Mengandung
organel-organel
sel
dan
materi
produk
sel.
Peran
dan
fungsi
sitoplasma
:
a. Ruangan tempat terjadinya reaksi bermacam-macam katalisa dari berbagai
proses
pertukaran
zat.
b. Sebagai ruangan tempat terjadinya proses komunikasi di antara berbagai organel
sel.
Organel
Sel
Mitokondria
- Panjang rata-rata 3 4 m, diameter rata-rata 0,5 2,0 m.
- Jumlah mitokondria di dalam sel rata-rata 200 300 mitokondria.
Peran
dan
fungsi
mitokondria
:
a. Sebagai organel yang menghasilkan energi selama proses respirasi pada siklus
crebs
dan
transport
electron
yang
menghasilkan
ATP.
b.
Mengakumulasikan
ion-ion
seperti
Ca2++
dan
Fe3++.
c. Menyimpan lemak dan lipids, vitamin C, vitamin A, dan karotinoid.
d.
Berperan
penting
dalam
sintesis
dari
struktur
protein.
e.
Memfasilitasi
transportasi
antara
nucleus
dan
sitoplasma.
Plastida
Plastida
a.
b.
c.

terbagi
ke
Leukoplas
Kromoplas
Kloroplas

dalam

3
atau

atau

type,
kromoplastida,

atau

yaitu
:
leukoplastida,
dan
kloroplastida.

a.
Leukoplas
- Merupakan plastida yang tak berpigmen dan hanya berfungsi sebagai penyimpan
cadangan
makanan.
Leukoplas
terbagi
menjadi
tiga
type,
yaitu;
i. Amiloplas (penyimpan pati, pada umbi, kotiledon, dan endosperm)
ii. Elaioplas (penyimpan lemak dan minyak, pada biji atau benih)
iii. Proteinoplas atau aleuroplas (penyimpan lemak dan protein, pada biji tanaman
castor,
kacang
brazil)
b.
- Merupakan plastida yang mengandung pigmen
kromoplas
terbagi
menjadi
tiga
i.
Phacoplas;
mengandung
pigmen
fucoxanthin
ii.
Rhodoplas;
mengandung
pigmen
phycoerythrin
iii.
Kromotophores;
terdapat
pada
bakteri
dan

Kromoplas
beberapa warna.
type,
yaitu;
(berwarna
coklat).
(berwarna
merah).
alga
biru
hijau.

Pada alga biru hijau mengandung pigmen phycocyanin, phycoerythrin, kloropil, dan
karotinoid.
Pada bakteri mengandung pigmen bakteriokloropil dan bakterioviridin (ditemukan
pada
bakteri
fotosintetik.
c.
Kloroplas
- Merupakan plastida yang paling penting pada semua tumbuhan, kecuali fungi,
bakteri,
dan
tumbuhan
parasitik.
- Di dalam tumbuhan, kloroplas tersebar di jaringan mesofil daun dan diklorenkim,
juga
ditemukan
pada
sitoplasma
alga.
- Ukuran kloroplas bervariasi dengan diameter rata-rata 4 6 m dan panjang
antara
80

100
m.
- Jumlah kloroplas secara normal adalah 20 50 di dalam sel tumbuhan, tapi pada
alga
hanya
ada
satu
kloroplas.
Fungsi
kloroplas;
berperan
dalam
proses
fotosintesis.
Retikulum
Endosplasma
(RE)
- Ditemukan hamper diseluruh sel eukaryotic, tapi tidak ditemukan pada sel
prokaryotik.
Fungsi
RE,
yaitu
:
a. Mendukung dari supplement mekanik dari struktur koloid dari sitoplasma,
b.
Membantu
pertukaran
material
antara
nucleus
dan
sitoplasma,
c. Membantu dalam sintesa dan penyimpanan lipid, kolesterol, dan glikogen,
d. Salah satu bagian yang dilewati dari rute perjalanan RNA dari nucleus ke luar sel,
yaitu; dari membrane nuclear terus ke pori nuclear terus ke RE terus ke Badan golgi
terus
ke
membrane
plasma
sampai
akhirnya
keluar
sel.
Badan
golgi
- Jumlah badan golgi secara normal terdapat satu badan golgi pada setiap sel.
Fungsi
badan
golgi,
yaitu
:
a.
Berperan
dalam
sintesis
polysakarida,
b. Berperan dalam formasi sel dengan cara mentransfer polysakarida yang dibentuk
di badan golgi ke daerah sel yang baru pada saat sel masih dalam pertumbuhan,
c.
Berperan
dalam
formasi
pigmen,
seperti
pigmen
melanin.
Ribosom
- Merupakan organel sel yg paling kecil dengan ukuran 150 250 .
Di
dalam
setiap
sel
terdapat

20.000
30.000 ribosom.
Fungsi
ribosom
adalah
berperan
dalam
sintesa
protein.
Sentrosoma
Pada
sel
prokaryotic
tidak
terdapat
sentrosoma.
- Fungsi sentrosoma adalah membentuk benang-benang kromatin yang akan
menarik
pasangan
kromosom
kea
rah
kutub
sel.
Nukleus
(Inti
Sel)
- Terdapat pada semua jenis sel, kecuali pada bakteri dan alga biru hijau.
Secara
umum
berbentuk
ellips.
Mempunyai
diameter
rata-rata
5

25
m.
Fungsi
nukleus,
yaitu
:

a.
Sebagai
pengatur
pada
b. Mengatur pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan.

sintesa

protein,

Jaringan Tumbuhan dan Struktur Tumbuhan


22 Feb

JARINGAN DASAR/JARINGAN PARENKIM


1. KONSEP JARINGAN PARENKIM

Parenkim adalah jaringan dasar yang dapat ditemukan di semua bagian pada semua organ.
Pada tubuh primer, parenkim berasal dari meristem dasar. Pada pembuluh primer, parenkim
berasal dari prokambium sedangkan pada tubuh sekunder berasal dari kambium pembuluh dan
kambium gabus Parenkim merupakan sel hidup dengan berbagai bentuk dan terlibat dalam
berbagai fungsi. Bentuk bervariasi sesuai fungsi. Sel parenkim masih bersifat meristematis,
sehingga dapat berfungsi sebagai penyembuh luka, regenerasi, dan dapat berubah fungsi menjadi
jaringan lain. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar, oleh karena itu jaringan ini selalu
terdapat di antara jaringan yang lain. Sel-selnya besar, letaknya jarang dan kaya akan ruang antar
sel, dan memiliki organel sel yang lengkap. Karena ciri tersebut, parenkim memiliki sifat yang
disebut totipotensi dan digunakan sebagai dasar teknik kultur jaringan Seperti juga jaringan yang
lain, parenkim juga mengalami modifikasi sehingga memiliki bentuk dan fungsi yang beragam,
di antaranya sebagai berikut:

Parenkim palisade (parenkim pagar/jaringan tiang), mempunyai klorofil,


sehingga pada bagian ini dapat berlangsung fotosintesis

Parenkim spons (parenkim bunga karang), merupakan tempat menyimpan


hasil fotosintesis untuk sementara waktu

Pada batang dan akar terdapat parenkim kayu dan parenkim kulit.

Pada parenkim kulit sering ditemukan sel-sel yang mengandung klorofil yang
disebut klorenkim.

1. 1.

STRUKTUR JARINGAN DASAR PARENKIM

Struktur sel parenkim


Sesuai dengan peranannya sebagai jaringan dasar, banyak sel- sel yang strukturnya tidak
dapat dimasukkan kedalam salah satu aringan, dimasukkan sebagai parenkim. Dinding sel
arenkim umumnya tipis, terutama yang mengandung kloroplas dan yang fungsinya sebagai
penyimpa cadangan makanan. Yang dinding selny tebal dengan penebalan lignin misalnya
terdapat pada parenkim xylem. Is parenkim bervariasai sesuai dengan fungsinya, misalnya untuk
fotosintesis mengandung kloroplas ( jaringan yang terbentuk dari sel-sel semacam itu disebut

klorenkim , vakuolanya banyak. Makanan cadangan yang terdapat dalam sel parenkim dapat
berupa larutan dalam vakuola (misalnya gula terlarut), cairan dalam plasma ( misalnya protein,
lemak, minyak ) atau berupa Kristal amilum.

2.3 Ciri-ciri Jaringan Parenkim


Dinding selnya tipis, dinding selnya jarang mengandung lignin
Bagian selnya mempunyai noktah-noktah yang menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang
diperlukan tumbuhan
Bersifat maristematis
Bentuk vakuola yang besar dan banyak
Berbentuk segi enam/bulat
Terdapat ruang antar sel
Terdapat diantara jaringan yang lain
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel
parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xylem, Sel parenkim berbentuk kubus
atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar.
Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk
selnya membulat, meskipun ada juga parenkim yang sel-selnya rapat satu sama lain tanpa ruang
antar sel, misalnya parenkim penyusun endosperm biji. Parenkim yang mempunyai ruang antar
sel terbesar adalah mesofil daun karena ruang antar sel itu berfungsi sebagai sarana pertukaran
gas antara kolenkim dengan udara luar.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai
sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi,
yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme
lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim
semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa
larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim
merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Pada umumnya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi terjadinya menurut cara :

1. Skisogen, yaitu sel- selnya saling menjauh sehingga terbentuk ruang


diantaranya, missal pada tangkai daun teratai yang terjadi karena sel- selnya
membelah memanjngsejajar sumbu dan tegak lurus pada ruang antar sel
pertama, sehingga antar sel itu menjadi bulat, dikelilingi oleh sel hasil
pembelahan itu. Parenkim yang susunannya demikian dinamakan aerenkim.
2. Lisigen, ruang terjadi karena sel beserta isinya larut, contohnya ruang minyak
pada daun jeruk.
3. Skisosiligen, ruang yang terjadi karena larutannya sel tertentu diikuti saling
menjauhi sel- sel sekitarnya, contohnya ruang antara protoxilem.
4. Reksigen, sel- sel robek karena tertarik pertumbuhan sekitarnya, misalnya
dalam berkas pengangkut batang jagung.

Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai
jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada
tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
2.4 Letak Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim terletak hampir semua organ
tumbuhan seperti:
Pada batang dan akar
Pada empelur batang
Dalam daun (mesofil)
Daging buah
Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan)

2.5 Fungsi Jaringan Parenkim

Menyimpan cadangan makanan

Tempat fotosintesis

Sebagai penyokong tubuh saat vakuola berisi air

1. ASAL DAN PERKEMBANGAN JARINGAN DASAR PARENKIM

Parenkim merupakan sel hidup dengan berbagai bentuk dan terlibat dalam berbagai fungsi.
Bentuk bervariasi sesuai fungsi. Sel parenkim masih bersifat meristematis, sehingga dapat
berfungsi sebagai penyembuh luka, regenerasi, dan dapat berubah fungsi menjadi jaringan lain.
Bentuk sel polihedral (memiliki 14 sisi) / isodiametris, membulat (Gambar 1dan 2), memanjang
(Gambar 6 ), seperti bintang (Gambar 7) atau berlipat
Sel parenkim dapat tersusun rapat seperti pada endosperm (Gambar 3) tetapi dapat pula
dengan ruang antar sel yang besar seperti pada tanaman air (Gambar7 dan 9). Ruang antar sel
terbentuk dari 2 atau 3 sel yang berdekatan. Ruang antar sel dapat terbentuk dengan cara
skizogen, lisigen, sisolisigen, dan reksigen Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya.
Sel parenkim yang berisi kloroplas disebut klorenkim berfungsi untuk fotosintesis, contoh pada
daun dan batang. Sel yang berisi amilum atau butir pati disebut leukoplas berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan, contoh pada umbi (Gambar 4). Sel dapat juga berisi larutan
(gula, Nitrogen, protein) atau padat (amilum, protein, lemak) sebagai cadangan makanan
misalnya pada umbi, biji, atau rhizoma. Pada tangkai daun Eichornia, terdapat jaringan parenkim
yang berisi udara.
1. MACAM-MACAM JARINGAN DASAR

Jenis Parenkim
a). Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1)
Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi
tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ,
misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas,
yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
2)
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang
berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma.Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar,
umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan
yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan
cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung,
atau lemak.
3)
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan

sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit
(sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya
4)
Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun
tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam
kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga
kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan.Ruang antar selnva besar, sel- sel
penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun
tumbuhan enceng gondok

b). Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa kelompok yakni :


1. Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis yang utamadan sel-sel memanjang
yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari
pada jaringan lainnya,dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar
dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi
sebagai tempat fotosintetis

1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.


2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga tempat
penyimpan hasil fotosintesis.
4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat
pada ibu tulang daun.
6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai
daun.
7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
8. Parenkim bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel yang
tidak teratur, banyak rongga udara, dan berada di bawah lapisan jaringan
tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti
palisade).Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis.

3. Parenkim bintang, dinamakan sesuai bentuknya yang menyerupai bintang karenabersegi


lima menjuntai atau lebih.
1. Parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang
berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.

5. parenkim pengangkut, sel- sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut arah


pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang.
JARINGAN MERISTEM
Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah, pada
tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih
memiliki kemampuan membelah ( bersifat embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel
sebenarnya masih dapat terjadi pada jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas. Berdasarkan letak
nya dalam tumbuhan, meristem terbagi menjadi :
1. meristem apeks, adalah meristem yang berada di ujung batang dan ujung akar
2. meristem lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ bertambah lebar ke arah lateral
3. meristem interkalar, adalah meristem yang berada diantara jaringan yang sudah
berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas tumbuhan Graminae.
Berdasarkan asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer dan meristem primer.
1. meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik.
2. meristem primer, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami
diferensiasi.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah meristematis
dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri
dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan
pemula. Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
1. protoderm yang menghasilkan epidermis
2. prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3. meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.
Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris dibanding sel
dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel meristem tidak memiliki

cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada tahap pro plastida. Pada
Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas.
A. MERISTEM APIKAL
1. Meristem apeks pucuk : Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang
paling muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada
umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada
berbagai kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :
A. Pteridophyta :
terdiri dari 1 sel disebut sel apical
terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apikal
B. Gymnospermae
a. Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan
periklinal
b. Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk
( meristem tengah)
C. Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk
(Gambar 1), yaitu :
a. Dermatogen (I) menjadi epidermis
b. Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
c. Periblem (II) akan menjadi korteks
Teori yang dianut hingga sekarang adala Teori Tunica Corpus oleh Schmidt (1924), yang
menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks pucuk yaitu :.
1. Tunika pada lapisan terluar yang membelah antiklinal akan berdiferensiasi menjadi epidermis
2. Corpus dibawah tunica , membelah ke segala arah dan membentuk semua jaringan selain
epidermis
2. Meristem apeks akar

a. Pteridophyta
terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
berupa kumpulan sel
a. Anggiospermae dan Gymnospermae
seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm, meristem
korteks, dan meristem silinder pembuluh.
B. MERISTEM LATERAL
Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang . menyebabkan
pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae dan
Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.
1. Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem)
sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang
atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang.
Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan
cirri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium,
yaitu :
a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak memanjang sejajar dengan
sumbu, fungsinya membentuk jaringan pembuluh sekunder
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-jari
empulur

` Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :


a. Kambium bertingkat

Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi


b. Kambium tidak bertingkat

Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan


2. Kambium gabus

Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm
adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada
batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen
(cambium gabus) yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan
pelindung yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup
yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam.
Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat
seperti sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel
felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak tidak
teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa tidak hidup dan
dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus (suberin) dalam
dinding sel nya.
C. MERISTEM INTERKALAR
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh terpisah
dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki meristem
interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar terdapat dalam
ruas. Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada
batang rumput-rumputan (Gambar 6.). Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem
interkalar yang membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar
terjadi di seluruh ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa
ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada
daerah tepi dari dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.
AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada
pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk
akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang
fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.

1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
a. Epidermis Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati
air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garamgaram mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga
banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel
endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titiktitik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada
dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti
hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel
endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
c.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Persikel/Perikambium Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.

Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut
arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim.
Struktur Anatomi Akar Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan
epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas
pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun
berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Akar adalah salah satu bagian pokok tubuh tumbuhan berkormus dan merupakan organ vegetatif
tumbuhan.
fungsi akar, yaitu
1.menopang berdirinya tubuh tumbuhan
2. menyerap air dan unsur hara
3. untuk bernafas
4. tempat menyimpan zat makanan yaitu sebagai cadangan makanan
5. alat perkembangbiakan
ciri-ciri akar, yaitu
-akar tidak memiliki buku, ruas, daun, bunga, dan buah
-arah pertumbuhan akar menuju ke pusat bumi atau ke arah sumber air dan menjauhi sinar
matahari
-pertumbuhan ujung akar lebih lambat dibandingkan batang
-ujung akar tumbuh terus dan tidak dapat dipisahkan dari pangkalnya
-ujung akar berbentuk runcing sehingga memudahkan untuk menembus tanah
bagian-bagian akar
a. pangkal atau leher akar
b. ujung akar

c. tubuh atau batang akar


d. cabang-cabang akar
e. akar rambut/serabut akar
f. bulu-bulu akar/rambut-rambut akar
g. tudung akar
sistem perakaran
1. akar tunggang yaitu jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok/akar primer dan
selanjutnya akan tumbuh cabang-cabang akar. sistem akar ini akan tumbuh pada akar tumbuhan
biji dicotil dan gimnosperme.
2. akar serabut yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau tidak
berkembang kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya
keluar dari pangkal batang.

macam-macam akar
a. akar berbentuk tombak
b. akar berbentuk gasing
c. akar benag
d. akar tunggang bercabang
PERKEMBANGAN AKAR
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan yang
sangat penting, seringkali, bahkan terlalu sering, akar itu tidak diperdulikan, karena akar itu tidak
tampak, maka tidak dipikirkan. Penelitian mengenai akar sangat terbatas, jika dibandingkan
dengan penelitian mengenai organ tubuh tumbuhan lainnya, sebagian besar disebabkan oleh
kesulitan yang ada untuk mempelajarinya. Walaupun demikian, terdapat lebih banyak
kesempatan untuk merangsang pertumbuhan tanaman dengan cara mengubah lingkungan
perakaran dibandingkan dengan mengubah lingkungan pucuk. Udara, air, dan kondisi mineral
rizosfer (lingkungan perakaran) relatif mudah diubah melalui praktik pertanian.

Diferensiasi Jaringan pada Akar Agak jauh dari promaristem apikal pada akar, dapat dibedabedakan epidermis, korteks, dan silinder vaskuler. Perisikel dapat pula diidentifikasi dekat
maristem apikal. Karena tidak mungkin membedakan secara jelas antara maristem jaringan
pembuluh dan maristem jaringan bukan pembuluh, maka belum jelas apakah perisikel itu
berkembang dari prokambium atau dari maristem dasar. Sel-sel prokambium yang
berdiferensiasi ke dalam unsur-unsur trakea segera dapat diperbedakan dari sel-sel yang akan
membentuk unsur-unsur floem. Sel-sel yang disebut lebih dahulu itu membesar dan vakuolanya
besar-besar, yang disebut kemudian mengalami banyak sekali pembelahan tanpa menjadi besar,
sehingga menjadi amat kecil. Tingkat pemunculan berbagai unsur trakea, dibandingkan dengan
tingkat pematangan yang harus dijalani, sangat menarik. Sel-sel yang berkembang menjadi
unsur-unsur metaxilem itu menjadi besar, bersama-sama dengan vakuola yang ada didalamnya,
sebelun sel-sel tersebut berdiferensiasi kedalam unsur-unsur protoxilem, sedangkan tentu saja
tingkat pematangan justru sebaliknya. Karena itu dimensi akhir unsur-unsur metaxilem jauh
lebih besar dibandingkan dengan ukuran akhir. Hal ini terutama amat nyata pada protoxilem
(Heimsch,1951). Perkembangan ontogenik dari sistem pembuluh primer akar itu lebih sederhana
dibanding dengan batang, karena diferensiasi sistem vaskuler pada batang itu berkaitan dengan
perkembangan daun. Sistem pembuluh pada akar berkembang secara terpisah dari organ lateral
dan prokambium berkembang secara akropetal sebagai kelanjutan tak terputus jaringan
pembuluh pada bagian-bagian akar yang lebih matang. Diferensiasi dan pematangan xilem dan
floem juga secara akropetal (Popham,1955) dan mengikuti proses pada prokambium. Dari
penelitian yang amat cermat yang dilakukan sampai sekarang itu ternyata bahwa unsur-unsur
protofloem menjadi matang lebih ke arah maristem apikal dibandingkan dengan unsur-unsur
trakea yang pertama-tama. Dari sini tampaklah bahwa proses pematangan unsur protoxilem dan
unsur protofloem itu juga lebih sederhana pada akar dari pada batang, dalam hal ini diferensiasi
awal pada xilem yang dekat dengan promordium daun dalam dua arah. Pada umumnya
diferensiasi jaringan akar dibelakang promaristem apikal dapat dirangkum sebagai berikut :
pembelahan periklinal dalam korteks berhenti dekat tingkatan dengan unsur tipis menjadi
matang; diluar daerah ini akar mengalami pemanjangan cepat, dan pematangan protoxilem
biasanya hanya berlangsung pada saat proses pemanjangan hampir selesai; jalur caspari
berkembang dalam sel-sel endodermis sebelum pematangan unsur-unsur protoxilem dan pada
umumnya juga sebelum timbulnya rambut-rambut akar.
Fungsi Akar Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan
pucuk pada umumnya. Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan secara biologis,
fisik, atau mekanis dan menjadi kurang berfungsi, maka pertumbuhan pucuk juga akan kurang
berfungsi.
Akar melayani tanaman dalam fungsi sebagai berikut (Weaver,1926) :
1. Penyerapan
2. Penambahan (anchorage)
3. Penyimpanan

4. Transpor, dan
5. Pembiakan
Akar juga merupakan sumber utama beberapa pengatur pertumbuhan tanaman tertentu.
Penyerapan air dan mineral terutama terjadi melalui ujung akar dan bulu akar, walaupun
bagian akar yang lebih tua dan lebih tebal juga menyerap sebagian. Akar yang lebih tua
memainkan fungsi yang diperlukan untuk transport dan penyimpanan bahan, yang beranalogi
dengan transport bahan dari dan ke daun melalui batang dan percabangan.
Penambatan bukan hanya berarti memegang tanaman itu ditempatnya. Akar sendiri perlu
ditambat melawan gaya yang diberikan oleh bagian ujung yang menembus zona tanah yang
padat.
Akar seringkali berfungsi sebagai organ utama untuk penyimpanan cadangan makanan, terutama
untuk dikotil. Akar dikotil dilengkapi dengan korteks, empulur, atau jaringan parenkim. Akar
rumput-rumputan biasanya lebih halus, dan dibandingkan dengan akar dikotil hanya memiliki
sedikit kapasitas penyimpanan.
Kambium pada Akar Pertumbuhan sekunder pada berbagai akar itu sangat berguna. Akar
tunggang dan akar lateral utama pada gimnosperma dan dikotiledon berkayu biasanya
mengalami penebalan sekunder kecuali ranting-rantingnya yang paling kecil. Pada akar beberapa
kotiledon herba, terkadang penebalan sekunder sama sekali tidak ada, atau hanya berupa sisa
(umpamanya Ranunculus) atau dapat pula berkembang dengan baik (misalnya Medicago). Akar
monokotiledon pada umumnya tidak mengalami penebalan sekunder, akan tetapi pada beberapa
misalnya, Dracaena, penebalan seperti itu memang ada. Pada akar gimnospermae dan
dikotiledon yang mempunyai penebalan sekunder kambium mula-mula tampak dibagian dalam
floem. Setelah sel-sel kambium ini membentuk beberapa unsur sekunder, sel-sel perisikel disisi
luar gugus protoxilem mulai membelah diri, dan sel-sel dalam yang berasal dari pembelahan ini
membentuk sel-sel kambium.
Inisiasi dan Pertumbuhan Akar Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel
dibelakang maristem ujung, sedangkan pelebaran yang lebih daripada pembesaran sel-sel ujung
merupakan hasil dari maristem lateral atau pembentukan kambium, yang memulai pertumbuhan
sekunder dari maristem kambium. Pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya beranalogi
dengan pertumbuhan panjang dan lingkar pada pucuk. Walaupun demikian, percabangan lateral
tidak analog, karena percabangan akar muncul dari lingkaran tepi yang jauh didalam jaringan tua
atau jaringan yang berdiferensiasi, suatu morfogenesis yang jelas berbeda dari percabangan pada
pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan. Berdasarkan aktivitas enzim
ATPase yang menunjukkan laju metabolik yang tinggi sebagai karakteristik maristem, dapat
dialokasikan maristem subapikal sepanjang beberapa milimeter dari ujung akar. Sel-sel baru dari
maristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akar atau ke pembaruan tudung akar. Tudung
akar memainkan peranan penting dalam melindungi maristem akar dari kerusakan fisik selama
penerobosan tanah dan mungkin dalam menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar
yang terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh, menjadi tambahan

bahan organik tanah. Tudung akar juga menghasilkan asam absisat, suatu bahan pertumbuhan
tanaman. Maristem ujung akar berbeda dari maristem ujung pucuk, karena maristem ujung akar
relatif rendah kandungan DNA, RNA, dan aktivitas mitosisnya (Milthorpe dan Moorby, 1974).
Pelebaran Akar
Maristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang kontinue, tidak terbatas pada
akibat pelebaran akar untuk periode yang secara potensial tidak terbatas. Pertumbuhan mungkin
terjadi pada seluruh musim tumbuh atau bahkan lebih lama, yang menghasilkan penerobosan
sampai 2 m per musim. Akar yang terpotong ternyata dapat tumbuh selama 40 sampai 50
minggu, tetapi hanya jika kandungan sukrosa mediumnya relatif rendah dan larutan kulturnya
sering diganti (Street, 1959).
Akar lateral Akar maristem berasal dari maristem yang terbentuk didalam lingkaran tepi
beberapa sentimeter dari ujung akar. Akar rateral atau akar baru menembus endodermis dan
korteks setelah pembelahan dan perpanjangan sel mendorong ujung akar baru kearah permukaan
akar (Clowes,1969). Pada dikotil pembentukan akar lateral berlawanan dengan titik ujung dari
bintang xilem (pola pembentukan xilem dalam irisan melintang akar). Pembentukan akar lateral
itu dikendalikan secara genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Kendali genetik
merupakan akibat dari 3 faktor :
1. Produksi penghambat pada ujung akar, yang berhubungan dengan dominansi ujung
(street,1959, Clowes,1978)
2. Produksi bahan penggiat pertumbuhan pada pucuk, yang ditranspor ke pucuk (misalnya :
auksin, tiamin, asam nikotimat, dan adenin).
3. Suatu keseimbangan atau interaksi antara bahan penghambat pertumbuhan dan bahan penggiat
pertumbuhan. Luka atau penghilangan ujung akar menghilangkan dominansi ujung dan
menggiatkan
pembentukan akar lateral. Primordium akar lateral agaknya terdapat pada
banyak tumbuhan dalam urutan yang lebih kurang beraturan (Riopel,1966; Mallory et al,1970).
Diketahui bahwa semakin kecil jumlah kutub protoxilem (situs potensial pembentukan akar
leteral) semakin besar derajatnya dalam penataan akar-akar lateral. Rupanya jarak primordium
akar lateral dalam bidang horizontal ditentukan oleh kekerabatannya dengan sistem vaskuler
yang berkembang, dan tidak ada atau hanya sedikit rintangan atau saingan antara primordiumprimordium yang terletak diantara kutub-kutub protoxilem yang dekat berhadapan.
Sistem Perakaran Dalam medium perakaran yang homogen dan bebas penghalang, yang
jarang atau tidak pernah ada di alam, pertumbuhan akar menghasilkan konfigurasi geometrik:
suatu hemisfer, silinder, kerucut, atau kerucut terbalik, tergantung genotipnya. Konfigurasi dan
komponen-komponennya pada titik tertentu pada daur hidupnya disebut sistem perakaran.
Beberapa faktor ikut menentukan perbedaan karakteristik dalam arsitektur sistem perakaran,
seperti kehalusan, kebiasaan percabangan, dan geotropisme. Faktor tanah juga sengat

mempengaruhi pertumbuhan akar dan arsitektur sistem. Yaitu : Genotipe, Persaingan tanaman,
Penghilangan daun, Atmosfer tanah, pH tanah, Suhu tanah, Kesuburan tanah, Air, Daya mekanik
dan Fisik.S
BATANG
Batang merupakan bagian pokok tumbuhan karena merupakan tempat kedudukan daun,
bunga, dan buah bagi tumbuhan tinggi. Selain itu batang dapat digunakan untuk menyalurkan
zat-zat bahan makanan dari akar ke organ lain terutama daun. Sifat-sifat batang pada umumnya:
mempunyai bentuk seperti silinder, mempunyai buku (nodium) yang merupakan tempat
kedudukan daun, dan beruas-ruas (internodium), pada setiap buku dapat tumbuh tunas yang akan
berkemnbang menjadi daun (gemma folifera) atau bunga (gemma florifera) dan batang kecil atau
cabang. Ujung batang selalu tumbuh ke arah sinar (fototropisme positif). Batang dapat berwarna
hijau pada waktu muda dan berfungsi untuk fotosintesis, tetapi setelah dewasa akan berubah
warna kecuali pada tumbuhan berumur pendek, batang tetap berwarna hijau. Selain mengangkut
air dan zat-zat bahan makanan dan air ke daun juga mengangkut zat makanan ke akar.
Struktur Primer Batang
Semua tumbuhan memiliki struktur primer, yaitu struktur jaringan yang terbentuk pada awal
pertumbuhan batang batang pada ujung batang.Berikut ini akan di bahas struktur primer batang
monokotil dan dikotil.
1. Struktur primer batang monokotil
Struktur batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri
atas sklerenkim, parenkim korteks, ikatan pembuluh, dan parenkim empulur. Ikatan pembuluh
pada struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga batas korteks
dan empulur tidak tampak.
2. Struktur primer batang dikotil

Struktur primer batang dikotil dibangaun oleh jaringan-jaringan primer sebagai berikut :
a. Epidermis, terbentuk dari sel-sel pipih yang berfungsi melindungi jaringan di dalamnya,
umunya satu lapis. Dinding sel epidermis tebal dan dilapisi oleh kitin atau kutikula.
b. Korteks, derah dibawah epidermis yang tersusun dari sel-sel parenkim, fungsinya dapat untuk
menyimpaj cadangan makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan, dinding sel-sel parenkimnya
menebal membentuk kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai jaringan penguat. Stele
atau silinder pusat, merupakan bagian terdalam dari batang. Stele tersebut disusn oleh xilem,
floem, kambium vaskuler, dan empulur.

1)
Floem primer merupakan jaringan komplek yang tersususun oleh beberapa macam sel yang
mamapu mengangkut zat organik hasil fotosintesis dari daun ke tempat lain. Misalnya sel-sel
floem dan serabut floem.

2)
Kambium vaskuler (kambium pembuluh) merupakan jaringan yang bersifat meristematis
dan terbentuk dari prokambium. Kambium ini terletak di antara jaringan xilem dan floem.
Pembelahan ke arah luar dari sel-sel kambium akan membentuk floem sekunder sedangkan ke
arah dalam akan membentuk xilem sekunder.

3) Xilem primer merupakan jaringan yang komplek yang tersususn oleh pembuluh xilem (trakea)
dan trakeid, terbentuk pada pertumbuhan primer.

4) Empulur, bagian dalam batang yang tersusun oleh sel parenkim dan dapat berfungsi sebagai
tempat penyimpanan makanan.
D. Struktur Sekunder Batang
Hanya tumbuhan dikotil yang mremiliki kambium sehingga hanya dikotil yang mengalami
pertumbuhan sekunder. Macam-macam jaringan sekunder pada tumbuhan pada tumbuhan dikotil
akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Floem sekunder merupakan jaringan floem yang letaknya lebih dalam dari floem primer, yang
dibentuk oleh kambium kearah luar. Akibat terus terbentuknya jaringan floem sekunder, kulit
batang
tanaman
dikotil
membesar
atau
mengalami
pertumbuhan
sekunder.
2. Xilem sekunder merupaka jaringan xilem yang di bentuk oleh jaringan kambium kearah
dalam. Letak xilem kambium kearah dalam. Letak xilem sekunder lebih kearah luar dari pada
letak xilem primer. Pertumbuhan jaringan xilem sekunder menyebabkan jari-jari xilem semakin
besar. Pertumbuhan jari-jari xilem tidak sama setiap tahun, tergantung pada curah hujan,
persediaan air makanan, dan pengaruh musim. Fenomena tebal tipisnya pertumbuhan jari-jari
batang menyebabkan terbentuknya linkaran tahun.
3. Gabus dan kambium gabus
Gabus (felem) merupakan jaringan yang dibentuk oleh kambium gabus (felogen)ke arah
luar. Sebaliknya kea arah dalam felogen akan membentuk feloderma atau parenkim gabus. Gabus
terdiri dari sel-sel yang dinding selnya mengalami penebalan olehn suberin dan bersifat
impermeabel. Pada jaringan gabus di kulit batang terdapat lentisel. Bentuknya menyerupai
bisul yang mempunyai lubang jalan keluar masuknya udara.

Batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air, mineral, dan makanan antar
bagian tumbuhan. Pada fase pertumbuhan batang menghasilkan daun dan tunas. Sedangkan pada
fase reproduksi batang menghasilkan bunga. Ujung batang dan daunya disebut kuncup terminal,
sedangkan kuncup keriak disebut kuncup aksilar. Jika kuncup suatu batang diiris membujur
maka akan tampak bagian berupa daun muda, jaringan meristem, buku dan ruas antarbuku

ANOMALI STRUKTUR BATANG


q Sebagian besar tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi berbagai tumbuhan
mempunyai struktur yang aneh. Struktur aneh ini ada banyak ragamnya. Struktur aneh pada
batang ini disebut anomali. Anomali adalah umum pada tumbuhan Angiospermae, dan beberapa
ditemukan pada tumbuhan dikotil
Penampang Melintang umum batang (dikotil dan monokotil)

1. 1.

Posisi Anomal Kambium

Pada Serjania ichtyoctona terjadi pemisahan batang terdiri atas berkas-berkas yang terletak
bersama-sama
1. 2.

Kelakuan Abnormal pada Kambium Normal

q Terbentuknya xilem yang terpotong-potong terjadi oleh kelakuan abnormal kambium


1. 3.

Pembentukan & aktifitas kambium Asesoris

Sebagai akibat pembentukkan kambium asesoris serta akti-vitasnya adalah terbentuklah


lingkaran kosentrik berkas pe-ngangkut jaringan konjuktif
1. 4.

Kambium Ekstrastelar

n Adanya kambium exstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkut dan parenkim


interfasikuler
Anomali Bentuk Lainnya
n Tak Adanya Trakea pada xilem
n Adanya berkas pengangkut tersebar pada tumbuhan dikotil.
n Adanya berkas floem dan xilem yang eksklusif (menyendiri).

n Adanya berkas pengangkut medular.


n Adanya berkas pengangkut korteks.
n Adanya floem intraxilar.
n Berkas pengngkut tersusun seperti lingkaran pada tumbuhan monokotil.
n Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil (Liliales: Aloe, Yucca, Dracaena, Agave,
Cordyline, Testudinaria.)
DAUN
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling
banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk
mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis
terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar
tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan
bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang
jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada
jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun
dan urat-urat daun.
Berdasarkan struktur daunnya, morfologi daun dibedakan menjadi:

Bentuk daun berdasarkan tepi daun (rata, bergerigi)

Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai

Daun berdasarkan tulang daun

Struktur Daun dan Fungsinya


Struktur Daun

Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan pelepah
daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian lengkap, antara lain daun pisang dan daun
bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun
yang hanya terdiri atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang
hanya terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi dan jagung.
Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada
daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun
secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun
tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti
jaring atau jala.
Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi;
Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan
sejajar.
Tulang daun Menyirip.

Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai
daun hingga ujung dari helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini
adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.

Tulang daun Melengkung.

Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini dapat
kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih,
gadung, dan genjer.

Tulang daun Menjari.

Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari tangan
manusia. Misalnya, tulang daun pepaya, jarak, daun singkong, dan kapas.

Tulang daun Sejajar.

Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari pangkal daun hingga ujung
daun. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang.
Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang dan semua jenis rumput-rumputan.

Fungsi Daun

Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai tempat pembuatan
makanan, pernapasan, penguapan dan alat perkembang-biakan vegetatif.
Tempat Pembuatan Makanan (Fotosintesis).

Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan
(pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya
dan jika lebih disimpan.
Tempat Pernapasan (Respirasi).

Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran gas
terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara. Proses
inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
Tempat Penguapan (Transpirasi).

Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang
dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan
dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan
melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
Alat Perkembangbiakan Vegatatif
Bagi manusia, daun dapat digunakan sebagai bahan makanan, contohnya daun pepaya dan
singkong; obat-obatan, contohnya daun jeruk dan jambu biji; rempah-rempah, contohnya daun
salam jeruk. Pernahkah kamu diobati dengan menggunakan daun? Daun apakah yang dipakai?
Daun juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 5
macam, yaitu :

Bentuk bulat atau bundar : teratai besar.

Bentuk perisai : daun jarak.

Bentuk jorong : daun nangka dan nyamplungan.

Bentuk memanjang : daun sirkaya dan sirsak.

Bentuk lanset : daun kamboja.

Struktur anatomi daun


Struktur anatomi daun terdiri dari:

Jaringan epidermis, dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis


bawah. Epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel, hanya
pada epidermis bawah terdapat stomata, yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran udara. Permukaan epidermis sering dilapisi oleh kultikula atau
rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari serangga pemangsa,
spora jamur atau tetesan air hujan. Jadi epidermis berfungsi untuk
melindungi
jaringan
di
bawahnya,

Jaringan Palisade atau jaringan tiang, adalah jaringan yang berfungsi


sebagai tempat fotosintesis. oleh karena itu, bagian ini banyak
mengandung
kloroplas.

Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel
yang berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit mengandung
kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.

Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu
dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan
garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk
digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk
mengangkut
hasil
fotosintesis
ke
seluruh
tubuh.

Stoma (jamak Stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma


mengambil karbon dioksida dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis.
Kemudian stoma akan mengeluarkan oksigen sebagai hasil fotosintesis.
Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melalui lentisel, yang
terletak pada batang.

Daun secara lengkap terdiri dari pelepah daun atau upih daun (vagina),
tangkai daun dan helai daun. Pada helai daun terdapat urat daun yang
tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi
menyalurkan hara atau produk fotosintesis.

Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam 1 tangkai


Daun tunggal
Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Bagian dari
batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan
batang disebut ketiak daun. Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda
antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau
upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut daun lengkap.
Sedangkan daun yang tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun
lengkap.
Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:

Daun bertingkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian
daun.

Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.

Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian
daun. contohnya : daun rumput-rumputan

Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar
menyerupai helaian daun dan disebut phyllodia. contohnya: daun Oxalis
bupleurifolis

Daun Majemuk (Folium Coposiyum)


Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya.
yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang cabang , dan baru pada cabang
tangkai ini terdapat helaian daunnya.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya sedemikian
dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masingmasing
merupakan
suatu
helaian
kecil
yang
tersendiri.
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :

Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing disebut
anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang sebagai
penjelmaan tangkai daun tunggal, ditambah dengan ibu tulangnya, oleh

sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk,
letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang.

Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang


mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan
pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, di dalam
ketiaknya tidak pernah diketemukan sebuah kuncup.

Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian helaian


daun yang karena dalam dan besarnya toreh, menjadi terpisah-pisah. Anak
daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang pendek
atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun selderi (Apium
graveolens L.). Adakalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup
panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan
(Nothoponax scutellarium Merr).

Karena daun majemauk dapat dipandang berasal dari daun tunggal, pada
daun majemuk dapat pula kita temukan bagian-bagian lain, seperti pada
daun tunggal, misalnya : Upih Daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu
tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat
pada daun pinang (Area catechu L).

Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun mejemuk
atau di dekat pangkal ibu tangkai itu, dapat pula ditemukan sepasang daun
penumpu, seperti misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa
dua daun kecil melekat pada daun kiri pangkal ibu tangkai daun , dan pada
daun kacang kapri (pisum sativum L.), yang disini merupakan sepasang
daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk
berasimilasi.

pada daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya
gugur juga bersama-sama pula, sedangkan cabang dengan daun-daun
tunggal mempunyai daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tentu
saja daun-daun tadi, tidak runtuh bersama-sama pula.

seperti halnya pada daun tunggal, pertumbuhan daun majemuk, juga


terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak
mempunyai kuncup. Suatu cabang, biasanya selalu bertambah panjang dan
mempunyai sebuah kuncup diujungnya.

pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang
pada suatu cabang, biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau
mungkin lebih dari satu kuncup.

Meskipun demikian, selalu ada hal-hal yang jika kurang saksama pemeriksaannya, dapat
menyesatkan, seperti misalnya pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua pohon ini mempunyai daun majemuk, tetapi daun
majemuk ini sampai agak lama, masih memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga anak
daunnya mempunyai umur yang berbeda. Sering terlihat anak daun pada pangkal ibu tangkai
sudah runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar (masih hijau).
Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan kartu (Sauropus androgynus
Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh mendatar dari
batang pokok, dan terbatas pertumbuhannya atau (tidak bertambah panjang lagi). Cabang-cabang
berdaun ini sering dianggap sebagai daun majemuk, tetapi ternyata salah karena dari ketiakketiaknya, pada waktu-waktu tertentu, akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah pula.
Jika itu daun majemuk, tidak mungkin akan ditemukan bunga atau buah.
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu :

Daun majemuk menyirip (pinnatus)

Daun majemuk menjari (palmatus),

Daun majemuk bangun kaki (pedatus)

Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

Daun majemuk menyirip (pinnatus)


Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu
tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa macam :

Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Tanpa


penyelidikan yang teliti, daun ini tentu akan disebut sebagai daun tunggal,
tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio),
jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Sesungguhnya
pada daun ini, juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang
lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang
demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, seperti
jeruk besar (citrus maximo Merr.) jeruk nipis (citrus aorantifolia Sw.),
dan lain-lain.

Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Biasanya disini


terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan dikanan kiri ibu
tulang, oleh sebab itu jumlah anak daunnya biasanya lalu menjadi genap.

Akan tetapi, mengingat pada suatu daun majemuk menyirip, anak-anak daun
tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk menentukan apakah suatu
daun majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak lagi menghitung
jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung ibu tangkainya. Jika ujung ibu
tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu anak
daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh
suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang
menyirip genap. Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk
menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun
majemu menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam
(tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi
jumlah anak daun benar-benar genap. Daun majemuk menyirip genap, tetapi
jumlah anak daunnya gasal dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci
(litcichinensis sonn.) dan kepulasan (Nepphelium mutabile B.)

Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), disini yang menjadi


pedoman ialah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu
tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan
yang benar-benar gasal, jika anak daun berpasangan, sedang diujung ibu
tangkai, terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih
besar daripada yang lainnya ), seperti dapat dilihat pada daun pacar Cina
(Aglaia odorata Lour) dan mawar (Rosa sp.). Sebagai kebalikan daun
majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang
gasal. Daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai jumlah anak
daun yang genap. Seperti sering kita temukan pada pohon pacar Cina
tersebut diatas.

Selain dari itu, daun majemuk menyirip dapat pula dibedakan menurut duduknya anak-anak daun
pada ibu tangkai, dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu
tangkai.

Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangpasangan, yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadaphadapan.

Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling.

Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak


daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar
dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat
(solanum lycopersicum L.)

Daun Majemuk Ganda

Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung duduk pada ibu
tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal demikian, dan majemuk lalu
dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Biasanya hanya daun
majemuk menyiriplah yang dapat mempunyai sifat demikian, oleh sebab itu pula kalau ada daun
majemuk ganda, maka biasanya adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat
beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan
dalam :

majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada
cabang tingkat satu ibu tangkai,

majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak anak daun duduk
pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai,

majemuk menyirip ganda empat, dst pada umumnya jarang dapat ditemukan
daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.

Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam :


Daun menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu
tangkai. Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung
pada ibu tangkainya. Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk
yang menyirip gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :
a. daun majemuk menyirip genap dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak
(Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
b. daun majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna, misalnya daun kirinyu
(Sambucus javanica Bl.)
c. daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa
oleifera lamk)

Daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus)


Daun majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada
ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan. Mengenai daun majemuk menjari ini
tidak ada hal-hal yang begitu rumit seperti pada daun majemuk yang menyirip.

Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan seperti berikut :

Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua
anak daun, misalnya daun nam-nam (cynometra caulifora L.)

Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga
anak daun, misalnya pada pohon para (heveabrasiliensis Mueli) Catatan
daun majemuk yang beranak daun tiga, dapat pula kita jumpai pada daun
majemuk yang menyirip, misalnya pada kacang panjang (Vigna sinensis
Endl). Untuk membedakan apakah majemuknya menyirip atau menjari,
harus diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak daunnya.
Jika semua bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai), berarti menjari, jika
tidak, menyirip. (Bandingkanlah dengan saksama daun para dengan daun
kacang panjang)

Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat


lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra
Gaertn).

Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka
dapat dikatakan saja beranak daun banyak (Polyfoliolatus), tidak usah
lagi dihitung jumlah anak daun yang tepat, seperti misalnya pada daun
randu (Ceiba pentandra Gaerthn).

Seperti halnya dengan daun majemuk menyirip, yang menyiripnya dapat bersifat ganda, maka
pada daun majemuk menjari, juga dapat bersifat ganda, misalnya : pada daun majemuk menjari
beranak daun tiga ganda dua (biternatus). Contoh : Aegopodium dan Aquilegia vulgaris.
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling
pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya,
seperti terdapat pada Arisaema filiforme (Araceae).
Daun majemuk campuran
Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang cabang.
Pada ibu tangkai, terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh daun majemuk
campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)
Tetapi, jika diteliti benar, ternyata daun sikejut bukanlah merupakan daun majemuk campuran
sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap atau ganda dua yang sempurna. Hanya saja
pada daun ini, letak kedua pasang cabang ibu tangkainya, sedemikian dekat satu sama lain,
hingga seakanakan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.

Anda mungkin juga menyukai