Anda di halaman 1dari 7

Nama : I Gede Gelgel Bayu Surya Putra

NPM : 15710300

Penguji : dr. Sugiharto, M.Kes.

I. Analisis BPJS

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungna kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

perlindungan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiapa orang yang telah membayar

iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Kementrian Kesehatan RI,2013).

BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang diberikan oleh pemerintah

untuk memperoleh perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Semua

penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS

termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 bulan diIndonesia dan telah

membayar iuran.

Peserta BPJS kesehatan ada 2 kelompok, yaitu:

1. PBI Jaminan Kesehatan

PBI (Penerima Bantuan Iuran) Adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin

dan orang yang tidak mampu sebagiamana diamanatkan UU SJSN (Sistem Jaminan

Sosial Nasional) yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program jaminan

kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan

diatur melalui peraturan pemerintah.Yang berhak menjadi peserta PBI lainnya adalah

yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu (Kementrian Kesehatan RI,2013).

2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan.

Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas

a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya


Adalah setiap orang yang bekerja kepada pemberi kerja dengan menerima gaji

atau upah.

b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya

Adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas resiko sendiri

c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya

Adalah setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran jaminan

kesehatan

Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan

paling banyak 5 orang. Apabila peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari

5 orang termasuk peserta, dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang lain dengan

membayar iuaran tambahan.

Semua penduduk Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena

kepesertaan BPJS kesehatan bersifat wajib, meskipun yang bersangkutan sudah memiliki

jaminan kesehatan lain.

Apabila kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan maka ketika sakit dan harus

berobat atau dirawat semua biaya yang timbul harus dibayar sendiri dan kemungkinan

bisa sangat mahal diluar kemampuan kita. (Kementrian Kesehatan RI,2013)

BPJS Ketenagakerjaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)

adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun

dan jaminan kematian.

1. Jaminan Hari Tua


Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan sebagai pengganti

atas hilangnya penghasilan tenaga kerja akibat meninggal dunia, cacat total tetap,

atau mencapai usia tua (55 Tahun) dan penyelenggaraannya dengan sistem tabungan

hari tua yang besarnya merupakan akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.

2. Jaminan Kematian

Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang

diperuntukkan bagi ahli waris peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang

meninggal bukan akibat kecelakaan kerja. Program ini merupakan

perlindungan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Kecelakaan Kerja

Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan untuk memberikan

penggantian pendapatan berupa santunan dan kompensasi, pelayanan kesehatan dan

rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja mulai dari saat berangkat

kerja, didalam lingkungan kerja, sampai tiba kembali ke rumah atau menderita penyakit

akibat kerja.

4. Jaminan Pensiun

Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ketika tenaga kerja

memasuki usia tua, mengalami cacat total tetap atau kepada ahli waris bagi peserta

yang meninggal dunia untuk mengganti pendapatan bulanan serta memastikan

kehidupan dasar yang layak. Daftarkan nama ahli waris Anda yang berhak ke BPJS

Ketenagakerjaan secara akurat.

Iuran

Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh

peserta, pemberi kerja dan atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan. Iuran
jaminan kesehatan yang sudah disepakati di tingkat pokja yang harus diputuskan lagi oleh

pemerintah bagi anggota keluarga tambahan dari peserta pekerja bukan penerima upah

dan peserta bukan pekerja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari lima orang

termasuk peserta. Adapun ketentuannya:

1. Sebesar Rp.22.200,- perorang perbulan, bagi peserta yang menghendaki

pelayanan diruang perawatan kelas III.

2. Sebesar Rp.40.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki

pelayanan diruang perawatan kelas II

3. Sebesar Rp.50.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki

pelayanan diruang perawatan kelas I

Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta

yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat

tanggal 10 kepada BPJS kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya.(Kementrian Kesehatan RI,2013)

Kelebihan dan Kekurangan BPJS

BPJS yang baru beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, tentunya tidak luput dari

kekurangan. Namun walaupun demikian BPJS pun tentu memiliki kelebihan. Berdasarka

analisis, kekurangan dan kelebihan BPJS anatara lain:

Kelebihan

a. Lebih menguntungkan dibandingkan asuransi komersial, yang mana BPJS

kepesertaanya wajib bukan sukarela, BPJS bukan profit (mencari keuntungan) tetapi

bersifat non-profit, dan manfaat yang didapat bersifat komprehensif.

b. Secara aturan BPJS memenuhi prinsip-prinsip jaminan sosial.

c. Sistem gotong royong yang memunculkan kemandirian.


d. Asuransi berlaku seumur hidup dari anak baru lahir hingga lansia.

Kekurangan

a. Terjadi pengalihan tanggung jawab negara kepada individu atau rakyat melalui iuran

yang dibayarkan langsung, atau melalui pemberi kerja bagi karyawan swasta, atau

oleh negara bagi pegawai negeri. Lalu sebagai tambal sulamnya, negara membayar

iuran program jaminan sosial bagi yang miskin. Pengalihan tanggung jawab negara

kepada individu dalam masalah jaminan sosial juga bisa dilihat dari penjelasan

undang-undang tersebut tentang prinsip gotong-royong yaitu: Peserta yang mampu

(membantu) kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib

bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan

peserta yang sehat membantu yang sakit. Jadi, jelas undang-undang ini justru ingin

melepaskan tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial atau kesehatan.

b. Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang terdaftar dan tercatat

membayar iuran.

c. Belum mencakup semua masyarakat, misalnya gelandangan, anak panti asuhan, orang

jompo, dan sebagainya.

d. Jaminan sosial tersebut hanya bersifat parsial, misalnya jaminan kesehatan : tidak

semua jenis penyakit dan semua jenis obat akan ditanggung oleh BPJS.

e. Sistem kerjasama dengan rumah sakit belum efektif. Masih banyak rumah sakit

swasta yang enggan bekerjasama dengan BPJS karena merasa dirugikan.


II. Patient Safety

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan

pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi : Assesment Risiko, Identifikasi

dan Pengelolaan Risiko (Laporan danAnalisa), Belajar dari Insiden (Tindak Lanjut dan

Implementasi Solusi).

Tujuan patient safety:

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.

b. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat.

c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan

kejadian tidak diharapkan.

e. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung Rumah Sakit.

f. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien

Manfaat patient safety.

a. Budaya safety meningkat dan berkembang.

b. Komunikasi dengan pasien berkembang.

c. Kejadian tidak diharapakn (KTD) menurun.

d. Risiko klinis menurun.

e. Keluhan berkurang.

f. Mutu pelayan Rumah Sakit meningkat.


g. Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan kepercayaan diri yang

meningkat.

Langkah menuju patient safety :

a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.

b. Memimpin dan mendukung staf untuk komitmen dan focus pada keselamatan pasien di Rumah

Sakit.

c. Integrasikan manajemen risiko.

d. Sistem pelaporan di Rumah Sakit.

e. Komunikasi terbuka dengan pasien.

f. Belajar dan berbagi pengalaman keselamatan pasien.

g. Cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai