Anda di halaman 1dari 8

Menurut Marthen Luter individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil

yang tidak dapat dibagi lagi. Individu adalah unit terkecil dimana memiliki ciri yang berbeda di
tiap masing-masing individu. Gibson Cs. (1996) menyatakan perilaku individu adalah segala
sesuatu yang dilakukan seseorang, seperti : berbicara, berjalan,berfikir atau tindakan dari suatu
sikap. Sedangkan menurut Kurt Levin, perilaku ( Behavior = B ) individu pada dasarnya
merupakan fungsi dariinterakasi antara individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan
(Enviroment = E). Dari pengertian tersebut perilaku individu dapat diartikan sebagai suatu sikap
atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan manusia atau individu itu sendiri baik yang
dilakukan dalam bekerja maupun diluar pekerjaan seperti menulis, bertukar pendapat, berfikir
dan sebagainya.

A. PERILAKU INDIVIDU
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu
dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku
berbeda satu sama lain, dan perilakunya akan dipengaruhi oleh masing-masing lingkungannya
yang memang berbeda. Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi
seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.
Di lihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan,
cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda
satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan
tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa
lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.
Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam
perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan
dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem
personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang
hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

1
2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau
ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan
baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak
tercapainya keinginan.
3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah
proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi
ketidak sesuaian tersebut.Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu
mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon
tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis,
keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan
Superego.
4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa
sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah
menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu
seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang
relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
5. Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat
penting. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan
dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja
diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat

2
menyebabkan terjadinya perilaku terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar
aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas
menentukan perilaku.
6. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli
lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau
dengan pertolongan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari
keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa
mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

B. KARAKTERISTIK BIOGRAFIS
Karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, ras dan status kawin yang objektif dan
mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
a. Umur (age)
1. Hubungan Umur Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya
karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah
diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
2. Hubungan Umur Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun,
dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula.
3. Hubungan Umur Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan :
menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan,
dan kurangnya rangsangan intelektual.
4. Hubungan umur kepuasan kerja =
a. Bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
b. Karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik
lagi dalam tahun-tahun selanjutnya.
b. Jenis kelamin (gender)
1. Tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan
wanita.

3
2. Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan
kerja.
3. Hubungan gender turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat
keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan
keduanya.
4. Hubungan gender absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih
sering mangkir). Dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga
yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
c. Status kawin (marital status)
1. Tidak ada studi yang cukup untu menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap
produktifitas.
2. Karyawan yang menikah lebih sediki absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas
dengan pekerjaannya.
d. Ras
1. Departemen pendidikan mengklarifikasikan individu berdasarkan lima kategori rasial, yaitu :
Amerika Afrika, Amerika Pribumi, Asia, Hispanik dan Kulit putih.
2. Hubungan ras situasi pekerjaan, terdapat sebuah kecenderungan bagi individuuntuk
menyukai rekan kerja dari ras mereka sendiri
e. Masa kerja
1. Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari
pada yang junior.
2. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat
turnover.

C. KEMAMPUAN
Kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
1. Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
mental. Misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam berbrntuk
tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda. Tujuh dimensi yang paling
sering disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual adalah kecerdasan angka,

4
pemahaman verbal, kecepatan persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi pasial,
dan daya ingat.
Dalam hal kecerdasan intelektual, dilakukan tes IQ sebagai penanda kecrdasan individu.
Kecerdasan menjadi bantuan besar dalam melakukan sebuah pekerjaan dengan baik, hal ini tidak
membuat individu lebih bahagia atau lebih puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun individu
cerdas berkinerja lebih baik, dan cenderung memiliki pekerjaan yang lebih menarik mereka juga
lebih kritis dalam mengevaluasi kondisi pekerjaan mereka. Peneliti membagi kecerdasan dalam
empat subbagian : kognitif, sosial, emosional dan kultural.
2. Kemampuan fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang
menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
1) Faktor Kekuatan
a. Kekuatan Dinamis adalah kekuatan yang menggunakan otot secara terus menerus atau
berulang-ulang.
b. Kekuatan Tubuh adalah kemampuan memanfaatkan kekuatan otot menggunakan otot tubuh
(khususnya otot perut).
c. Kekuatan Statis adalah kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek eksternal..
d. Kekuatan Eksplosif adalah kemampuan mengeluarkan energi maksimum dalam satu atau
serangkaian tindakan eksplosif
2) Faktor Fleksibilitas
a. Fleksibikitas Luas adalah kemampuan menggerakan tubuh dan otot punggung sejauh
mungkin.
b. Fleksibilitas Dinamis adalah kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang cepat dan
berulang-ulang.
3) Faktor Lainnya
a. Koordinasi Tubuh adalah Kemampuan mengoordinasikan tindakan secara bersamaan dari
bagian-bagian tubuh yang berbeda.
b. keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun tedapat gaya
yang mengganggu keseimbangan.
c. Stamina adalah kemampuan menggerakan upaya maksimum yang membutuhkan usaha
berkelanjutan.

5
D. PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya. Distorsi
persepsi (penyimpangan persepsi) :
1. Persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
2. Efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik
tunggal (kesan pertama)
3. Efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada
karakteristik yang sama.
4. Proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
5. Stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut
(menggeneralisasikan)

E. KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah cara dengan mana seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan orang
lain. Adapun karakteristik kepribadian yang popular di antaranya adalah agresif ,malu, pasrah,
malas, ambisius, setia, jujur. Semakin konsisten karakteristik tersebut di saat merepons
lingkungan, hal itu menunjukkan faktor keturunan atas pembawaan (traits) merupakan faktor
yang penting dalam membentuk keribadian seseorang. Ada sejumlah atribut kepribadian yang
perlu dicermati, diantaranya:
a. Daerah pengendalian (Locus of control)
Ada dua daerah pengendalian kepribadian, yaitu eksternal dan internal. Kepribadian yang
bersifat pengendalian internal adalah kepribadian di mana seseorang percaya bahwa dialah yang
mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Sedangkan sifat kepribadian pengendalian
eksternal adalah keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh
lingkungan (diluar dirinya), seperti nasib dan keberuntungan.
b. Paham Otoritarian

6
Paham ini berkeyakinan bahwa ada perbedaan status dan keyakinan pada orang-orang yang ada
dalam organisasi. Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku,
membedakan orang atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki
status dibawahnya, suka curiga dan menolak perubahan.
c. Orientasi Prestasi
Orientasi juga merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal
perilaku orang. Mc Clelland, tentang kebutuhan untuk berprestasi, menyebutkan bahwa ada dua
karakteristik sifat kepribadian seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, yaitu
: (1) Mereka secara pribadi ingin bertanggungjawab atas keberhasilan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya. (2) Mereka lebih senang dengan suatu resiko. Resiko
merupakan tantangan yang mengasyikkan. Jika berhasil melewatinya maka ia akan merasa puas.

F. PROSES BELAJAR (PEMBELAJARAN)


Proses belajar adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan
memahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Inti dari pembelajaran adalah :
1. Belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
2. Perubahan harus relatif permanen
3. Belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
4. Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar, pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.

TEORI PEMBELAJARAN
1. Pengkondisian Klasik
Dikemukakan oleh Paplov. Hasil percobaanya terhadap anjing mengenai keterkaitan antara
stimulus dan respon menunjukkan bahwa stimulus yang tidak dikondisikan akan menghasilkan
respons yang tidak dikondisikan pula, dan melalui proses belajar maka stimulus yang
dikondisikan itu akan menghasilkan respons yang dikondisikan.
2. Pengkondisian operant
Menurut teori ini, perilaku merupakan fungsi dan akibat dari perilaku itu sendiri.kecenderungan
mengulangi sebuah perilaku tertentu dipengaruhi penguatan yang disebabkan oleh adanya akibat

7
daro perilaku itu. Misalnya bila seorang karyawan berprestasi di atas standar kemudian diberi
insentif oelh pimpinan, maka akan berdampak positif / kesenangan sehingga pada bulan
berikutnya karyawan itu akan melakukan hal yang sama untuk memperoleh imbalan
3. Pembelajaran sosial
Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan
dan pengalaman secara langsung. Agar memperoleh hasil yang maksimal, ada empat hal yang
harus diperhatikan oleh seorang pengajar dalam melakukan proses belajar-mengajar yaitu :
a) Proses perhatian, dimana pengajar harus menyampaikan materi pelajaran dengan menarik,
dan suasana belajar yang kondusif.
b) Proses ingatan, dimana hasil belajar juga tergantung pada seberapa bbesar daya ingat si
subjek belajar.
c) Proses reproduksi, dimana subjek ajar setelah belajar harus mengalami perubahan sikap,
berpikir dan berperilaku.
d) Proses penguatan, dimana apabila subjek belajar telah belajar dengan baik maka harus
diberikan penguatan. Misalnya, karyawan yang mengikuti pelatihan, setelah selesai pelatihan dan
kinerjanya menjadi lebih baik maka ia harus mendapatkan imabalan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Strategi Bisnis Analis
    Strategi Bisnis Analis
    Dokumen1 halaman
    Strategi Bisnis Analis
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • BA
    BA
    Dokumen16 halaman
    BA
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Grammar
    Grammar
    Dokumen2 halaman
    Grammar
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Latihan Ms Excel
    Latihan Ms Excel
    Dokumen24 halaman
    Latihan Ms Excel
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Latihan Ms Excel
    Latihan Ms Excel
    Dokumen24 halaman
    Latihan Ms Excel
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • BA
    BA
    Dokumen16 halaman
    BA
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Ukuran Perusahaan
    Pengertian Ukuran Perusahaan
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Ukuran Perusahaan
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii 2
    Bab Ii 2
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii 2
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • RMK Ta 8
    RMK Ta 8
    Dokumen5 halaman
    RMK Ta 8
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Ukuran Perusahaan
    Pengertian Ukuran Perusahaan
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Ukuran Perusahaan
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Grammar
    Grammar
    Dokumen2 halaman
    Grammar
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • PA Industri Perhotelan
    PA Industri Perhotelan
    Dokumen125 halaman
    PA Industri Perhotelan
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Strategi Bisnis Analis
    Strategi Bisnis Analis
    Dokumen1 halaman
    Strategi Bisnis Analis
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal SHL Di WEB
    Contoh Soal SHL Di WEB
    Dokumen25 halaman
    Contoh Soal SHL Di WEB
    meliyuliana
    75% (4)
  • Verbs 1
    Verbs 1
    Dokumen2 halaman
    Verbs 1
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Asli
    Jurnal Asli
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Asli
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 3 PDF
    Bab 1 3 PDF
    Dokumen95 halaman
    Bab 1 3 PDF
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • KAsus Perteuan Ke 2
    KAsus Perteuan Ke 2
    Dokumen4 halaman
    KAsus Perteuan Ke 2
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Kasus 7 Sesi 2
    Kasus 7 Sesi 2
    Dokumen3 halaman
    Kasus 7 Sesi 2
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen10 halaman
    Bab 7
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • What Is Knowledge
    What Is Knowledge
    Dokumen16 halaman
    What Is Knowledge
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Artikel Memperluas Kegunaan Dari Akuntansi Akrual
    Artikel Memperluas Kegunaan Dari Akuntansi Akrual
    Dokumen12 halaman
    Artikel Memperluas Kegunaan Dari Akuntansi Akrual
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen9 halaman
    Bab 3
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Free Cash Flow
    Pengaruh Free Cash Flow
    Dokumen2 halaman
    Pengaruh Free Cash Flow
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • WP Badan
    WP Badan
    Dokumen20 halaman
    WP Badan
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen10 halaman
    Bab 7
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Testimony
    Testimony
    Dokumen8 halaman
    Testimony
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Koperasi Unit Desa
    Koperasi Unit Desa
    Dokumen6 halaman
    Koperasi Unit Desa
    meliyuliana
    Belum ada peringkat
  • Sap 7
    Sap 7
    Dokumen7 halaman
    Sap 7
    meliyuliana
    Belum ada peringkat