1.1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Scizophyta
Kelas : Scizomycetes
Ordo : Actinomycetales
Famili : Mycobacteriaceae
Marga : Mycobacterium
1.2. Morfologi
mikron x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau
agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai
lapisan luar yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Sifat dari bakteri ini
agak istimewa, karena bakteri ini dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alkohol sehingga sering disebut dengan bakteri tahan asam
(BTA). Selain itu bakteri ini juga tahan terhadap suasana kering dan dingin.
Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan
gelap bisa sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak atau dapat mati apabila
positif atau bakteri negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa,
iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik menghasilkan suatu kapsul atau
spora dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid
1.3. Ekologi
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati
pada 6C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar
bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat
hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20C selama 2
lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini
dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur
dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini
dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat
dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk
2010).
Suhu optimum untyk tumbuhnya bakteri ini adalah 37oC (Suhu tubuh),
tidak tumbuh pada 25 oC atau lebih 40oC. Media padat yang biasa dipergunakan
langsung dalam 2 jam. Karena kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultra violet.
tinggi dan mampu bertahan hidup beberapa jam ditempat gelap dan lembab. Oleh
karena itu, dalam jaringan tubuh kuman ini dapat do dormant (tidur), tertidur lama
selama beberapa tahun. Basil yang ada dalam percikan dahak dapat bertahan
2.1. Etiologi
ukuran sampai 4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman
paru merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari
asal lemak (lipid) yang membuatkuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan
RI, 2002).
a. Tuberkulosis paru
sekitar 80% dari semua penderita. Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru
paru dengan BTA positif dan TB paru dengan BTA negatif. Yang dimaksud
positifbiladidapatkan hasil pada pemeriksaan dahak SPS terdapat BTA positif dan
pada biakan juga didapatkan kuman TB positif. Sedangkan TB paru dengan BTA
positif,yaitu terdapat paling tidak pada pemeriksaan dahak 3 kali didapatkan hasil
pengobatan,TB paru dibagi menjadi enam yaitukasus baru, kasus kambuh (relaps),
kasus setelah putus berobat (default), kasus setelah gagal (failure, kasus pindahan
(transfer in)dan kasus lain. Pasien yang digolongkan menjadi kasus baru adalah
pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah menelan OAT kurang
dari satu bulan (4 minggu). Pasien dikatakan kasus kambuh apabila pasien
dengan BTA positif (apusan atau kultur). Sedangkan dikatakan kasus setelah
putus berobat(defaul) adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif. Ada lagi kasus setelah gagal (failure), yaitu pasien
yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi 15 positif
(transfer in) yaitu pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB
lain untuk melanjutkan pengobatan. Yang terakhir adalah kasus lain yaitu
merupakan kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas dalam hal ini termasuk
juga kasus kronik yang pada pemeriksaan BTA masih positif setelah menjalani
menyerang organ tubuh lain, selain paruparu seperti pleura, kelenjar limpe,
persendian tulang belakang, saluran kencing, susunan syaraf pusat dan pusat. Pada
dasarnya penyakit TBC ini tidak pandang bulu karena kuman ini dapat menyerang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau cabang besar bronkus
dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruangan alveolus biasanya
di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini
hari-hari pertama masa leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak, dalam sel basil juga menyebar melalui gestasi bening reginal.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit, nekrosis
bagian sentral lesi yang memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-
lesi nekrosis kaseora dan jaringan granulasi di sekitarnya terdiri dari sel epiteloid
dan fibrosis menimbulkan respon berbeda, jaringan granulasi menjadi lebih fibrasi
gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan
komplet ghon dengan mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi
pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam
dinding kavitis akan masuk ke dalam percabangan keobronkial. Proses ini dapat
terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa sampai ke
laring, telinga tengah atau usus. Kavitis untuk kecil dapat menutup sekalipun
tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga kavitasi penuh dengan
bahan perkijuan dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini
dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan
dengan bronkus dan menjadi limpal peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar
melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme atau lobus dari kelenjar
betah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal
ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak
terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
status sosial ekonomi, status gizi, umur jenis kelamin, dan faktor toksis untuk
perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekrja yang buruk dapat memudahkan
penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC,
karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan
2. Status Gizi.
Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan
lain lain akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan
terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang
berpengaruh di negara miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak anak.
3. Umur.
Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan
4. Jenis Kelamin.
setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB-paru, dapat
disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
(Asti, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Keluarga . FKUI.
http:staff.ui.ac.id/internal/0107050183/material/PATO_DIAG_KLAS.Pdf
Kedokteran EGC