TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Insiden solusio plasenta bervariasi antara 0,2-2,4 % dari seluruh
kehamilan. Ada juga literatur yang menyebutkan 1 diantara 50 persalinan.
Literatur lain menyebutkan insidennya 1 dalam 77-89 persalinan, dan bentuk
solusio plasenta berat 1 dalam 500-750 persalinan. Slava dalam penelitiannya
melaporkan insidensi solusio plasenta di dunia adalah 1% dari seluruh kehamilan.
Di sini terlihat bahwa tidak ada angka pasti untuk insiden solusio plasenta, karena
adanya perbedaan kriteria menegakkan diagnosisnya.8.9
Penelitian Cunningham di Parkland Memorial Hospital melaporkan 1
kasus dalam 500 persalinan. Tetapi sejalan dengan penurunan frekuensi ibu
dengan paritas tinggi, terjadi pula penurunan kasus solusio plasenta menjadi 1
dalam 750 persalinan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Deering
didapatkan 0,12% dari semua kejadian solusio plasenta di Amerika Serikat
menjadi sebab kematian bayi. Penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Ducloy
di Swedia melaporkan dalam 894.619 kelahiran didapatkan 0,5% terjadi solusio
plasenta. Solusio plasenta ringan jarang didiagnosis, mungkin karena penderita
selalu terlambat datang ke rumah sakit; atau, tanda-tanda dan gejalanya terlampau
ringan, sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun dokternya.4.8.10
Cunningham di Amerika Serikat melakukan penelitian pada 763 kasus
kematian ibu hamil yang disebabkan oleh perdarahan. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2. 1 Kematian ibu hamil yang disebabkan perdarahan.
4
No Penyebab Perdarahan Sampel %
1 Solusio Plasenta 141 19
2 Laserasi/Ruptura uteri 125 16
3 Atonia Uteri 115 15
4 Koagulopati 108 14
5 Plasenta Previa 50 7
6 Plasenta Akreta/ Inkreta/ Perkreta 44 6
7 Perdarahan Uterus 44 6
8 Retained Placenta 32 4
2.3 Etiologi
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, walaupun
beberapa keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti umur ibu yang tua,
multiparitas, Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 16,3 % solusio plasenta
disertai penyakit hipertensi menahun,15,5 % pre-eklamsia, 1,2 %, trauma, tali
pusat yang pendek, tekanan pada vena kava inferior, dan defisiensi asam folik,
ketuban pecah sebelum waktunya, kebiasaan merokok, penyalahgunaan kokain.
Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta antara lain:
A. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan
eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada
separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut
mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh
kehamilan. Dapat terlihat solusio plasenta cenderung berhubungan dengan adanya
hipertensi pada ibu. Morgan dkk(1994) mendapatkan bahwa wanita hipertensi
cenderung mengalami solusio yang lebih berat. Ananth dkk.(1999) melaporkan
peningkatan insiden solusio tiga kali lipat pada hipertensi kronik dan empat kali lipat
pada preeklamsi berat.1.4.12.13
B. Faktor trauma
Trauma eksternal diperkirakan berperan hanya pada 3 diamtara 207 kasus
solusio plasenta yang menyebabkan kematian janin di parkland Hospital. Dari
penelitian yang dilakukan Slava di Amerika Serikat diketahui bahwa trauma yang
terjadi pada ibu (kecelakaan, pukulan, jatuh, urut, dan lain-lain) merupakan
penyebab 1,5-9,4% dari seluruh kasus solusio plasenta.5
C. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Pritchard dkk
(1991) juga memperlihatkan bahwa insiden lebih tinggi pada wanita dengan
paritas tinggi. Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti
dijumpai 45 kasus terjadi pada wanita multipara dan 18 pada primipara. 12.13
Pengalaman di RSUPNCM menunjukkan peningkatan kejadian solusio plasenta
pada ibu-ibu dengan paritas tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena makin tinggi
paritas ibu makin kurang baik keadaan endometrium.1.4.14
D. Faktor usia ibu
Dalam penelitian Prawirohardjo di RSUPNCM dilaporkan bahwa
terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya
umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi
frekuensi hipertensi menahun.1.3.4.14
E. Leiomioma uteri
Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan
solusi plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung
leiomioma. Rice dkk(1989) melaporkan bahwa 8 diantara 14 wanita dengan
mioma retroplasenta mengalami solusio plasenta, pada empat kasus janin
meninggal.1.12
2. 4 Patogenesis.
Solusio plasenta diawali oleh perdarahan ke dalam desidua basalis. Desidua
kemudian terpisah , meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke miometrium.
Akibatnya, proses ini pada tahap yang awal memperlihatkan pembentukan hematom
desidua yang menyebabkan pemisahan, penekanan, dan akhirnya destruksi plasenta
yang berada didekatnya.1.4.19
Gambar 2. 2 Plasenta normal dan solusio plasenta dengan hematom
subkhorionik.17
2.10 Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding
uterus, banyaknya perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau
preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya
solusio plasenta sampai selesainya persalinan. Angka kematian ibu pada kasus
solusio plasenta berat berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian tersebut
disebabkan oleh perdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal.3.10
Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami
kematian. Tetapi ada literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat
berkisar antara 50-80%. Pada kasus solusio plasenta ringan sampai sedang,
keadaan janin tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dari dinding uterus,
lamanya solusio plasenta berlangsung dan usia kehamilan. Perdarahan lebih dari
2000 ml biasanya menyebabkan kematian janin.3.10