Anda di halaman 1dari 5

5.

Bagaimana peran bahan makanan zat gizi makro (protein) dalam hubungannya dengan penyakit
metabolik?

Penyakit yang berhubungan dengan protein


1. Defisiensi protein
Malnutrisi kalori protein dapat timbul pada mereka yang mengkonsumsi cukup
protein atau cukup energi (kcal). Kondisi ini biasanya ditemukan pada anak-anak
namun dapat juga terjadi pada orang dewasa.
a. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi kalori protein dimana
konsumsi energi biasanya cukup, dalam bentuk karbohidrat tapi konsumsi
protein tidak cukup. Kwashiorkor ditandai dengan status protein yang buruk
(kadar protein total, albumin, retinol-binding protein, dan prealbumin yang
rendah di dalam darah). Tanpa kadar protein dalam darah yang cukup, air akan
berdifusi keluar dari ruang intravaskular ke ruang interstisial (interselular)
menyebabkan edema. Edema biasanya pertama kali muncul dari bagian kaki
namun bisa juga muncul di wajah atau seluruh tubuh. Berat badan, massa otot,
dan massa lemak mungkin normal pada penderita kwashiorkor. Kondisi ini
sering terjadi di negara berkembang namun juga dapat ditemukan pada pasien
yang dirawat akibat luka bakar, sepsis, trauma atau setelah operasi besar. Pada
keadaan tersebut, kebutuhan protein meningkat tinggi dan bila pasien tidak
mengkonsumsi protein dalam jumlah cukup akan terjadi malnutrisi.
Tanda dan gejala kwashiorkor:
Edema
Moon face
Rambut tipis kemerahan, mudah dicabut (rambut jagung)
Umumnya ada perubahan mental (rewel, cengeng, apatis)
Dermatosis, flaky paint
Nafsu makan buruk
Infiltrasi lemak di liver

b. Marasmus adalah bentuk lain dari malnutrisi kalori protein. Penderita


marasmus umumnya sangat kurus dengan wasting massa otot dan lemak.
Tulang tulang tubuh nampak sangat jelas dan kulit terlihat menggantung.
Kadar protein dalam darah umumnya dalam batas normal atau sedikit dibawah
normal namun tidak separah pada kwashiorkor. Marasmus biasanya muncul
akibat periode asupan energi dan protein tidak cukup yang berkepanjangan
(kronis).
Tanda dan gejala marasmus:
Wasting parah, lemak subkutan tidak ada
Iga gambang
Perut cekung
Baggy pants
Wajah seperti orang tua
Nafsu makan baik
c. Marasmic Kwashiorkor adalah kondisi gabungan dimana ditemukan wasting
di tubuh bagian atas dan edema di bagian abdomen dan tungkai-kaki. Dapat
ditemukan juga tanda lain seperti rambut jagung dan flaky dermatosis.

2. Kelebihan protein
Masalah yang timbul akibat diet tinggi protein umumnya berasal dari konsumsi
protein hewani yang tinggi. Diet tinggi produk hewani umumnya juga mengakibatkan
asupan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi. Kondisi tersebut akan meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular.
Daging merah adalah salah satu sumber protein terbanyak, namun konsumsi daging
merah yang berlebih dihubungkan dengan kejadian kanker kolon. Kemungkinan hal
tersebut diakibatkan oleh bahan kimia yang digunakan dalam pemrosesan daging;
misalnya pada ham dan salami. Substansi yang terbentuk ketika memasak daging
dengan suhu tinggi juga dapat menyebabkan kanker.
Diet tinggi protein juga dikhawatirkan akan membebani kerja ginjal dengan ekskresi
nitrogen ekstra sebagai urea. Protein hewani juga mungkin dapat menyebabkan
pembentukan batu ginjal pada individu tertentu.

Penelitian terbaru

Latar belakang: beberapa studi menunjukkan bahwa diet kaya protein dapat menyebabkan
penurunan berat badan lebih banyak dan perbaikan biomarker sindrom metabolik (MeS)
dibandingkan diet protein standar. Tujuan studi ini untuk menentukan efek peningkatan
asupan protein terhadap penurunan berat badan pada orang Meksiko usia dewasa dengan
MeS.
Metode: Randomized controlled trial pada 118 orang dewasa berusia 47,4 11,5 tahun dan
memenuhi kriteria MeS, dirandomisasi untuk mendapatkan diet hipokalori (500 kcal dibawah
kebutuhan metabolik basal) dan diet protein standar (0,8 g/kgBB) atau diet tinggi protein
(1,34 g/kgBB) selama 6 bulan. Berat badan, lingkar pinggang, persentase lemak tubuh dengan
analisis bioimpedans, gula darah puasa, insulin puasa, HbA1C, kolesterol total, kolesterol HDL,
kolesterol VLDL, trigliserida, CRP, kreatinin, blood urea nitrogen, alanine aminotransferase,
apspartate aminotransferase, dan gamma-glutamyl transferase diukur untuk baseline, pada
3 bulan dan 6 bulan.
Hasil: 105 subjek menyelesaikan studi (51 protein standar dan 54 tinggi protein). Penurunan
berat badan 5,1 3,6 kg pada diet protein standar dan 7,0 3,7 kg pada diet tinggi protein.
Kedua grup mengalami pengurangan persentase lingkar pinggang yang signifikan (protein
standar -6,5 2,6 cm dan tinggi protein -8,8 2,6 cm). Tidak ada kemaknaan statistik lain
kecuali pada penurunan berat badan. Namun pada subgrup yang
REFERENSI
1. Wardlaw GM, Smith AM. Contemporary Nutrition. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
Chapter 9, Water and Minerals; p. 362-79.

2. Gropper SS, Smith JL. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 6th ed. Canada:
Wadsworth, Cengage Learning; 2013. Chapter 13, Essential Trace and Ultratrace Minerals; p.
481-550.

Anda mungkin juga menyukai