Anda di halaman 1dari 14

Penentuan Zona Produktif Berdasarkan Induction Log dan

Laterolog

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Well Logging

Disusun Oleh :

1. Vela Vanesa NPM : 1603032


2. Shella Anggraini NPM : 1603040
3. Havisinah NPM : 1603043
4. Nur Laili NPM : 1603045
5. Rahmi Aini Utami NPM : 1603061

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2017/2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahsmat dan
ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper tentang Penentuan Zona
Produktif Berdasarkan Induction Log dan Lateralog ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhhamad Saw. Beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya hingga akhir zaman .

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang ikut
terkait dalam proses pembutan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pembimbing
Mata Well Logging.

Tentunya kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak sekali


kesalahan mulai dari penulisan kata, ejaan yang tidak sesuai atau pun perihal isi
pembahasan yang kurang memadai. Maka dari itu kami mengharapkan segala
bentuk saran dan kritik dari para pembaca untuk makalah ini agar kedepannya
kami dapat melakukan perbaikan. Semoga makalah ini dapat memiliki manfaat
bagi para pembaca dan tentunya bagi diri kami sendiri.

Palembang, 3 Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di
dunia. Industri minyak dan gas di Indonesia pun mengalami
perkembangan yang sangat maju dari tahun ke tahun untuk mencukupi
kebutuhan dalam negeri akan bahan bakar yang semakin meningkat.
Sektor minyak dan gas bumi merupakan penghasil devisa terbesar yang
merupakan tulang punggung pembangunan nasional, oleh sebab itu perlu
upaya-upaya konkrit untuk terus meningkatkan devisa negara melalui
sektor minyak dan gas bumi tersebut dengan mengoptimalkan peningkatan
produksi dan mengembangkan lapangan-lapangan baru. Mengingat
pentingnya peran minyak dan gas bumi bagi kelangsungan hidup manusia,
maka perlu dilakukan peningkatan produksi dan perluasan lapangan, salah
satu metoda penting yang harus dilakukan adalah metoda logging.
Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data
yang menunjukkan parameter diukur secara berkesinambungan di dalam
sebuah sumur pemboran (Harsono, 1997). Prinsip dasar wireline log
adalah mengukur parameter sifat-sifat fisik dari suatu formasi pada setiap
kedalaman secara kontinyu dari sumur pemboran. Adapun sifat-sifat fisik
yang diukur adalah potensial listrik batuan/kelistrikan, tahanan jenis
batuan, radioaktivitas, kecepatan rambat gelombang elastis, kerapatan
formasi (densitas), dan kemiringan lapisan batuan, serta kekompakan
formasi yang kesemuanya tercermin dari lubang bor.
Kemudian dalam penentuan letak zona produktif dan penilaian
formasi, dilakukan interpretasi logging untuk mendapatkan data dari
lubang bor. Maka setelah operasi logging dilakukan, hasil yang diperoleh
berupa kurva yang perlu diinterpretasikan dan dianalisa sehingga
didapatkan hasil.
Interpretasi logging dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif adalah menganalisa kurva log yang dipilih dan
menganalisa lapisan-lapisan yang diindikasikan sebagai lapisan prospek.
Sedangkan secara kuantitatif adalah menentukan harga parameter batuan
sebagai petunjuk dalam menentukan jenis kandungan lapisan prospek.
Parameter batuan yang digunakan untuk menentukan kandungan lapisan
adalah saturasi air (Sw), dimana dalam penentuannya diperlukan
parameter lainnya seperti porositas batuan, densitas matrik batuan,
volume clay dan sebagainya.

B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penentuan zona
produktif berdasarkan Induction Log dan Lateralog.
BAB II
ISI

A. Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu
kemampuan batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir
melalui batuan tersebut (Darling, 2005).Nilai resistivitas rendah apabila
batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik, sedangkan nilai resistivitas
tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik.
Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon
dan zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi
porositas resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka
kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada
fluida dan pori
Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt)
terdiri dari dua kelompok yaitu Laterolog dan Induksi. Yang umum
dikenal sebagai log Rt adalah LLd (Deep Laterelog Resistivity), LLs
(Shallow Laterelog Resisitivity), ILd ( Deep Induction Resisitivity), ILm
(Medium Induction Resistivity), dan SFL.

B. Laterolog
Prinsip kerja dari laterelog ini adalah mengirimkan arus bolak-
balik langsung ke formasi dengan frekuensi yang berbeda. Alat laterolog
(DLT) memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi dalam
bentuk lembaran tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus pengawal
(bucking current), yang fungsinya untuk mengawal arus utama (measured
current) masuk ke dalam formasi sedalam-dalamnya. Dengan mengukur
tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama
yang besarnya tetap, resistivitas dapat dihitung dengan hukum ohm.Alat
ini biasanya digunakan untuk resistivitas menengah-tinggi.

jhh

Gambar 1. Prinsip Kerja Alat Laterolog(Harsono, 1997)

C. Induction Log
Prinsip kerja dari induksi yaitu dengan menginduksikan arus listrik
ke formasi. Pada alat memanfaatkan arus bolak-balik yang dikenai pada
kumparan, sehingga menghasilkan medan magnet, dan sebaliknya medan
magnet akan menghasilkan arus listrik pada kumparan.
Secara umum, kegunaan dari log induksi ini antara lain mengukur
konduktivitas pada formasi, mengukur resistivitas formasi dengan lubang
pemboran yang menggunakan lumpur pemboran jenis oil base mud atau
fresh water base mud
Penggunaan Lumpur pemboran berfungsi untuk memperkecil
pengaruh formasi pada zona batulempung/shale yang besar. Penggunaan
Log Induksi menguntungkan apabila :
a) Cairan lubang bor adalah insulator misal udara, gas, air tawar,atauoil
base mud.

b) Resistivity formasi tidak terlalu besar Rt < 100

c) Diameter lubang tidak terlalu besar

Gambar 2. Prinsip Kerja Alat Induksi(Harsono, 1997)

Alat- alat mikro-resistivitas yang mampu memberikan resolusi


lapisan yang sangat baik, yang terbaik dari semua alat logging.Inilah
kemampuan yang digunakan dalam dipmeter dan alat pencitraan
listrik.Pada skala yang berbeda, alat induksi hanya memberikan gambaran
dari lapisan- lapisan itu sendiri, dan batas-batas lapisan sedikit
diinterpretasikan.
Gambar 3. Kontras karakteristik resolusi lapisan dari alat resistivitas
dan aplikasi geologinya(G. Asquith &D. Krygowsky2004)

Untuk tujuan geologi, log resistivitas yang digunakan harus


diketahui kemampuan resolusinya.Log microtool memberikan resolusi
sangat baik untuk dapat digunakan dalam interpretasi lapisan geologi.Log
microtool ini paling baik digunakan untuk menginterpretasikan
karakteristik lapisan (gambar 10).Para-laterologs mampu menggambarkan
lapisan pada skala yang tepat untuk indikasi batas lapisan, tetapi
penggunaannya harus digunakan dan dikorelasikan dengan log lainnya.
Log induksi memberikan resolusi batas lapisan sangat buruk, tetapi pada
saat yang sama semua efek lapisan dirata- rata sedemikian rupa untuk
membuat tren litologi menonjol.
Gambar 4. Format khas log resistivitas. (1) kombinasiDual Laterolog; (2)
induction, kombinasi spherically focused log. (Schlumberger, 1989)

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk ke


dalam formasi sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi(gambar 12) dan
mempengaruhi pembacaan log resistivitas, yaitu :
a. Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang
bor serta terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak Komposisi semula
(gas, minyak ataupun air tawar).Meskipun demikian mungkin saja tidak
seluruh Komposisi semula terdesak ke dalam zona yang lebih dalam.
b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona ini
ditempati oleh campuran dari air filtrat lumpur dengan Komposisi semula

c. Uninvaded Zone

Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari
lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh Komposisi semula.

Gambar 5. Profil sumurbor terinvasi lumpur (www.petrolog.net)

D. Penentuan Letak Zona Produktif

Dalam penentuan letak zona produktif dan penilaian formasi,


dilakukan interpretasi logging untuk mendapatkan data dari lubang bor.
Maka setelah operasi logging dilakukan, hasil yang diperoleh berupa kurva
yang perlu diinterpretasikan dan dianalisa sehingga didapatkan hasil.
Interpretasi logging dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif adalah menganalisa kurva log yang dipilih dan
menganalisa lapisan-lapisan yang diindikasikan sebagai lapisan prospek.
Sedangkan secara kuantitatif adalah menentukan harga parameter batuan
sebagai petunjuk dalam menentukan jenis kandungan lapisan prospek.
Parameter batuan yang digunakan untuk menentukan kandungan lapisan
adalah saturasi air (Sw), dimana dalam penentuannya diperlukan
parameter lainnya seperti porositas batuan, densitas matrik batuan,
volume clay dan sebagainya.

1) Analisa kualitatif
Dalam menganalisa interpretasi logging, pasti diperlukan
pengamatan secara cepat pada lapisan formasi yang diperkirankan
sebagai lapisan produktif. Adapun pengamatan ini dapat berupa:
identifikasi lapisan permeabel
ketebalan dan batas lapisan
evaluasi shalines
adanya gas dan
perbedaan antara minyak, air dll
2) Analisa Kuantitatif
Porositas
Densitas
Saturasi
Permeabilitas dll

E. Penentuan Kualitatif dengan Induction dan Laterolog


Kemudian berdasarkan Resistivity log dengan Resistivity Tool ;
Induction Log dan Laterolog penentuan zona produktifnya hanya dapat
digunakan untuk analisa kualitatif, yaitu ketebalan lapisan permeable.
Jenis log yang dapat digunakan untuk menentukan ketebalan
lapisan adalah: SP Log, kurva Resistivity, kurva Microresistivity, dan
Gamma Ray Log. Adapun dari defleksi kurva log log tersebut:
SP Log, dapat membedakan lapisan shale dan lapisan permeabel.
Kurva Resistivity, hasil yang terbaik didapatkan dari laterolog dan
induction log.
Kurva Microresistivity, pada kondisi lumpur yang baik dapat
memberikan hasil penyebaran yang vertikal.
GR Log, log ini dapat membedakan adanya shale dan lapisan bukan
shale, disamping itu dapat digunakan pada kondisi lubang bor telah
dicasing, biasanya dikombinasikan dengan Neutron Log.

Induction log hanya memberikan gambaran dari lapisan- lapisan itu


sendiri, dan batas-batas lapisan sedikit diinterpretasikan. Log induksi
memberikan resolusi batas lapisan sangat buruk, tetapi pada saat yang
sama semua efek lapisan dirata- rata sedemikian rupa untuk membuat tren
litologi menonjol.
Para-laterologs mampu menggambarkan lapisan pada skala yang
tepat untuk indikasi batas lapisan, tetapi penggunaannya harus digunakan
dan dikorelasikan dengan log lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan
batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui
batuan tersebut (Darling, 2005).Nilai resistivitas rendah apabila batuan
mudah untuk mengalirkan arus listrik, sedangkan nilai resistivitas tinggi
apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik.
2) Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan
zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi
porositas resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka
kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada
fluida dan pori
3) Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari
dua kelompok yaitu Laterolog dan Induksi.
4) berdasarkan Resistivity log dengan Resistivity Tool ; Induction Log dan
Laterolog penentuan zona produktifnya hanya dapat digunakan untuk
analisa kualitatif, yaitu ketebalan lapisan permeable.
DAFTAR PUSTAKA

Hermansjah, Analisa Log Sumur, Institut Teknoogi Bandung, Bandung, 2008


Nugrahanti, Asri dan Sumantri, Penilaian Formasi I, Calakan Mediatama, Bogor,
2011
Schlumberger, Log Interpretation Charts, Schlumberger Ltd, Texas, 2000
Sembodo dan Nugrahanti, Asri, Penilaian Formasi II, Universitas Trisakti,
Jakarta, 2012.

Anda mungkin juga menyukai