Anda di halaman 1dari 8

Fifi Arfini dan Muhammad Fitri: Ipteks bagi Masyarakat Kelompok Tani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)

Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI UBI JALAR


(Ipomoea batatas L) KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

Fifi Arfini*1) dan Muhammad Fitri1)


*e-mail: fifiarfini@gmail.com
1)
Jurusan TPHP Program Studi Agroindustri D4 Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Diserahkan tanggal 30 September 2016, disetujui tanggal 28 Oktober 2016

ABSTRAK

Tujuan dan target yang ingin dicapai pada program IbM yaitu: (1) bertambahnya pengetahuan
kelompok tani Lompoe dan kelompok Tani Masagenae dalam peningkatan kemampuan
teknologi diversifikasi pengolahan ubi jalar ungu menjadi produk pangan bernilai tambah
(value added); (2) meningkatkan kesadaran kelompok petani terhadap aspek sanitasi dan
hygiene dalam melakukan pengolahan produk ubi jalar; dan (3) meningkatnya tingkat
kesejahteraan, status ekonomi, dan status gizi masyarakat Kelurahan Lalabata, Kecamatan
Tanete Rilau , Kabupaten Barru. Hal ini dicapai dengan adanya pertumbuhan industri
kecil/home industri serta UKM yang mengolah ubi jalar. Metode pendekatan yang dilakukan
yaitu: (1) penyuluhan partisipatif: kegiatan penyuluhan mengenai manfaat dan nilai gizi ubi
jalar; (2) pelatihan: kegiatan pelatihan meliputi kegiatan demonstrasi dan kegiatan praktik
anggota kelompok tani; dan (3) pendampingan: kegiatan ini berupa pendampingan yang
difokuskan pada bimbingan kelompok tani dalam hal penerapan teknologi pengolahan ubi jalar
agar tercapai kualitas yang diinginkan oleh pasar.

Kata kunci: ubi jalar ungu, kerupuk, brownies, dodol

ABSTRACT

Goals and targets on IbM programme are: (1) increased knowledge farmers Lompoe and
farmer groups Masagenae in diversified technology upgrades purple sweet potato processing
into food products with added value (value added); (2) increase awareness among farmers on
the aspects of sanitation and hygiene in processing sweet potato products; and (3) the increase
in the level of prosperity, economic status and community nutritional status of village districts
LalabataTanete Rilau Barru district. The method is carried out by step approach: (1) guidance
participatory: the conduct of extension benefits and nutritional value of sweet potatoes; (2)
training: training activities include demonstrations and practice activities of members of
farmers' groups; and (3) mentoring: mentoring process that focused on counseling of farmers
in terms of technology adoption processing sweet potato with quality as desired by the market.

Keywords: purple sweet potato, crackers, brownies, dodol

PENDAHULUAN antioksidan, antibakteri, dan juga mampu


mencegah penyakit kanker, jantung, dan
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) ungu stroke. Kandungan zat aktif berupa iodium
mengandung senyawa antisianin, yakni suatu dan selenium yang kapasitasnya 20 kali
pigmen yang bermanfaat sebagai dibandingkan ubi lain terbukti ampuh

64
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 Oktober 2016 e-ISSN: 2528-3219

melawan sel-sel kanker. Sebagai antioksidan meningkatkan nilai tambah dan citra ubi jalar
dan anti bakteri, ubi jalar ungu mampu ungu. Pengolahan produk juga akan
mengungguli sebanyak 2,5 hingga 3,2 kali meningkatkan pendapatan petani ubi jalar
blueberry. Selain kandungan senyawa dan ungu dan mendorong suksesnya
zat aktif, ubi jalar ungu juga memiliki pelaksanaan program diversifikasi pangan.
kandungan nutrisi lainnya yang tidak sedikit. Produk makanan jadi dari ubi jalar ungu
Beberapa zat penting yang terkandung di dikembangkan baik pada skala kecil (industri
dalam ubi jalar ungu di antaranya adalah rumah tangga) maupun pada skala
vitamin A, vitamin C, vitamin B1, zat besi, menengah hingga besar. Keberhasilan
kalsium, lemak, protein, serat kasar, fosfor, agroindustri pengolahan ubi jalar sangat
dan riboflavin. Senyawa antosianin yang tergantung pada partisipasi masyarakat
tinggi pada umbi memiliki tingkat kestabilan (preferensi konsumen terhadap produk jadi),
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kesinambungan penyediaan bahan baku, dan
umbi atau bahkan sumber makanan lainnya. keterlibatan pihak industri pengolah ubi jalar.
Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Berdasarkan hal tersebut, dilakukan
produksi ubi jalar di Kabupaten Barru tahun upaya pemanfaatan ubi jalar ungu menjadi
2010 adalah 1.327 ton dan meningkat pada olahan makanan khas atau oleh-oleh kepada
tahun 2011 menjadi 2.548 ton. Selama ini ubi masyarakat baik masyarakat lokal, transit
jalar yang ada di Kabupaten Barru dijual maupun masyarakat wisata, karena
dalam bentuk segar ke kota sekitarnya Kabupaten Barru merupakan jalan poros
hingga ke Makassar. Masyarakat Sulawesi utama (jalan trans Sulawesi) dan tempat
Selatan umumnya mengolah ubi jalar hanya persinggahan transportasi penumpang
dengan direbus atau digoreng. Untuk menuju daerah-daerah. Program IbM yang
diversifikasi dan modifikasi pengolahan ubi diterapkan adalah menyajikan produk hasil
jalar di Kabupaten Barru menjadi produk lain olahan ubi jalar ungu oleh UKM terpilih
belum dilakukan. Padahal diversifikasi berupa keripik, dodol, brownies dan roti di
pengolahan ubi jalar dapat menjadi beberapa tempat persinggahan atau peristirahatan
produk pangan seperti keripik, brownies, dan mobil penumpang antara kabupaten.
dodol. Diversifikasi mampu meningkatkan Mitra yang diajak kerjasama pada
pendapatan petani dan memberikan nilai Program IbM ini adalah kelompok tani
tambah terhadap komoditi tersebut. Lompoe di Desa Lalabata RT V dan kelompok
Pengolahan ubi jalar ungu menjadi tani Masagenae di Desa Lalabata RT II.
baik produk setengah jadi maupun produk Kedua kelompok tani tersebut berada di
jadi dalam agroindustri ubi jalar ungu Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru,
merupakan langkah penting guna Sulawesi Selatan. Pemilihan mitra ini

65
Fifi Arfini dan Muhammad Fitri: Ipteks bagi Masyarakat Kelompok Tani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

diharapkan setelah Program IbM terlaksana - Jumlah produksi ubi jalar ungu relatif
dengan baik, mitra dapat menggalang atau besar, tetapi diversifikasi pengolahannya
memberikan motivasi kepada kelompok terbatas.
lainnya untuk mengembangkan usaha - Pengolahan ubi jalar ungu masih bersifat
diversifikasi pengolahan produk-produk ubi tradisional.
jalar ungu. - Belum ada olahan ubi jalar ungu yang
Masyarakat di Kecamatan Tanete siap dikonsumsi.
Rilau menanam ubi jalar ungu sebagai - Peralatan terbatas
alternatif pengganti makanan pokok. Animo b. Permasalahan Manajemen
masyarakat menanam ubi jalar ungu begitu - Kurangnya pengetahuan tentang
tinggi karena selain untuk dikonsumsi sendiri, diversifikasi dan modifikasi pengolahan
ubi jalar ungu juga laku dijual dalam bentuk ubi jalar ungu
segar. Untuk konsumsi sehari-hari, - Kurangnya pengetahuan sistem sanitasi
masyarakat mengolahnya dengan cara dan pengemasan dalam proses
merebus atau menggorengnya. Pengolahan pengolahan.
ubi jalar ungu terbatas karena kurangnya - Belum ada perencanaan dan strategi
informasi dan pengetahuan teknologi pemasaran yang baik
diversifikasi pengolahan masyarakat di Solusi yang ditawarkan berupa
Kabupaten Barru. Penerapan teknologi tepat metode pendekatan dengan langkah:
guna untuk pengolahan ubi jalar juga sangat - Penyuluhan partisipatif: yaitu melakukan
terbatas. kegiatan pembelajaran tentang teknologi
Identifikasi permasalahan yang pengolahan ubi jalar. Metode yang
dihadapi masyarakat di Desa Lalabata, dipakai pada penyuluhan partisipatif ini
Kecamatan Tanete Rilau berasal dari hasil adalah pertemuan dengan kombinasi
wawancara dengan kelompok tani Lompoe ceramah dan diskusi di tingkat kelompok
(ketua kelompoknya Bapak Bahri) dan tani.
kelompok tani Masagenae (ketua - Fokus Group Discussion (FGD): yaitu
kelompoknya Bapak Baharuddin). Kedua melakukan dialog interaktif dalam
ketua kelompok tani tersebut merupakan kelompok-kelompok kecil pada
tokoh masyarakat di lingkungannya. masyarakat bersama fasilitator. Kegiatan
Hasil observasi di lapangan di ini bertujuan untuk menginvestigasi
antaranya adalah: permasalahan lokal kondisi usahatani,
a. Permasalahan Produksi serta keterkaitannya dengan
pengembangan manajemen usaha
pengolahan ubi jalar ungu.

66
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 Oktober 2016 e-ISSN: 2528-3219

- Pelatihan: kegiatan pelatihan meliputi Target dan luaran yang diharapkan


kegiatan demonstrasi dan kegiatan dari program Iptek bagi Masyarakat bagi
praktik anggota kelompok tani. Pada mitra (kelompok tani) yaitu:
kegiatan demonstrasi, tim pelaksana a. Bertambahnya pengetahuan dan
memberikan contoh teknik diversifikasi kemampuan penguasaan teknologi
mengolah ubi jalar ungu menjadi keripik, diversifikasi pengolahan ubi jalar ungu
dodol, dan brownies dengan menerapkan pada kelompok tani Lompoe dan
sistem sanitasi dalam setiap pekerjaan. Masagenae.
Dalam kegiatan praktik ini, petani awalnya b. Meningkatnya kesadaran kelompok
diberikan contoh, kemudian petani petani terhadap aspek sanitasi dan
mengulangi kembali dan melakukan hygiene dalam melakukan pengolahan
sesuai dengan apa yang telah produk ubi jalar ungu.
dicontohkan oleh tim pelaksana. c. Bertambahnya pengetahuan dan
- Pendampingan: dilakukan dengan kemampuan kelompok tani dalam
pendekatan kelembagaan, yaitu proses mengolah ubi jalar ungu menjadi
pendampingan yang terus menerus produk pangan yang mempunyai nilai
selama kegiatan berlangsung. tambah (value added).
Pelaksanaan pendampingan ini d. Meningkatnya tingkat kesejahteraan
difokuskan pada bimbingan dan status ekonomi dan status gizi
pendampingan teknologi kepada petani masyarakat Desa Lalabata, Kecamatan
dan kelompok tani. Penerapan teknologi Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Hal ini
pengolahan ubi jalar ungu dimaksudkan dicapai dengan adanya pertumbuhan
untuk menghasilkan kualitas sesuai yang industri kecil/home industry serta UKM
diinginkan oleh pasar. yang mengolah ubi jalar ungu.
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan
program ini ditandai dengan keterlibatan METODE PELAKSANAAN
petani, dimulai dari persiapan sampai pada
tahap pelaksanaan. Mitra berpartisipasi di Pengolahan ubi jalar ungu menjadi
dalam kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan permasalahan yang perlu diselesaikan untuk
pendampingan. Partisipasi mitra bertujuan peningkatan kesejahteraan petani. Maka
agar mitra mendapatkan pengetahuan solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan
mengenai teknologi yang diberikan secara pengetahuan dan keterampilan bagi
mandiri sehingga mampu memproduksi kelompok petani melalui pendekatan:
produk olahan ubi jalar ungu yang a. Pembelajaran sanitasi dan hygiene dalam
berkualitas. pengolahan.

67
Fifi Arfini dan Muhammad Fitri: Ipteks bagi Masyarakat Kelompok Tani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

b. Aplikasi teknologi tepat guna dalam Metode pendekatan, penyuluhan,


pengolahan hasil pertanian. pelatihan dan praktik serta pendampingan
c. Aplikasi teknik pengemasan primer, dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
sekunder dan tersier pada produk olahan a. Penyuluhan partisipatif, yaitu melakukan
ubi jalar ungu. kegiatan pembelajaran tentang hal yang
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi masalah pokok bagi kelompok
diintroduksi adalah pengetahuan dan petani ubi jalar ungu. Metode ini
teknologi yang mudah diterapkan (proven berbentuk pertemuan dengan kombinasi
technology), melalui metode pelatihan/praktik ceramah dan diskusi di tingkat kelompok
langsung menjadi contoh dan dilaksanakan yang ada;
oleh pelaku usaha, penyediaan model b. Focus Group Discussion (FGD), yaitu
teknologi tepat guna dalam pelaksanaan metode dialog aktif dalam kelompok-
akan dibuatkan semacam panduan praktis kelompok kecil antara masyarakat
bagi mitra. dengan fasilitator untuk menginvestigasi
Adapun bentuk partisipasi aktif permasalahan lokal lain yang mungkin
kelompok tani Lompoe dan kelompok tani muncul atau belum tergali secara
Masagenae, Kecamatan Tanete Rilau, keseluruhan menyangkut aspek utama
Kabupaten Barru dalam realisasi program yaitu pascapanen, pengolahan, dan
yang telah disusun antara lain: sanitasi serta hygiene;
a. Dalam setiap kegiatan, partisipasi aktif c. Pelatihan, meliputi kegiatan demonstrasi
mitra ditunjukkan dalam bentuk dukungan dan kegiatan praktik anggota pada
motivasi bagi anggota, partisipasi kelompok. Pada kegiatan demonstrasi,
langsung, penyediaan waktu, tempat tim pelaksana memberikan pengetahuan
(lokasi mitra) dan bahan praktik/pelatihan tentang hal-hal yang spesifik seperti
yang diperlukan sehingga terlaksananya teknologi penanganan dan pascapanen
kegiatan pelatihan dan demo sesuai ubi jalar ungu yang baik dan benar,
dengan jadwal yang disepakati bersama teknologi pengolahan ubi jalar ungu yang
demi menjamin keberhasilan kegiatan ini. tepat guna serta aspek manajemen dan
b. Melakukan uji sensorik atau organoleptik pengendalian mutu. Hal teknis lain
terhadap produk-produk olahan ubi jalar diperagakan dan dilakukan oleh pengusul
ungu yang dihasilkan. sesuai bidang keahlian;
c. Pemantauan kondisi produk setiap d. Pendampingan, dilakukan dengan
seminggu sekali selama 4 bulan. pendekatan kelembagaan yaitu proses
pendampingan yang terus menerus
selama kegiatan berlangsung.

68
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 Oktober 2016 e-ISSN: 2528-3219

Pelaksanaan pendampingan ini sebagai pengambil kebijakan karena lebih


difokuskan pada bimbingan dan mengetahui kondisi kelompok-kelompok tani
pendampingan kelompok petani dalam yang aktif dan bergelut di bidang budidaya ubi
hal penerapan teknologi penanganan dan jalar. Masyarakat Desa Lalabata sangat
pascapanen ubi jalar ungu, teknologi membutuhkan pelatihan penganekaragaman
pengolahan ubi jalar ungu yang tepat produk olahan ubi jalar. Hal ini disebabkan
guna serta pelaksanaan SOP manajemen karena setelah panen ubi jalar, masyarakat
dan pengendalian mutu. hanya menjual ubi jalar segar (ubi jalar ungu,
putih dan merah) di pinggir jalan poros trans
HASIL DAN PEMBAHASAN Sulawesi. Untuk produk olahan ubi jalar
hanya mengkonsumsi dengan bentuk olahan
Ipteks bagi Masayarakat yang ubi jalar rebus atau goreng.
dilaksanakan di kabupaten Barru dengan Pemahaman peningkatan nilai
melibatkan dua kelompok tani, yaitu tambah ubi jalar sangat dibutuhkan oleh
kelompok tani Lompoe Desa Lalabata RT V masyarakat Desa Lalabata. Kelompok yang
dan kelompok tani Masagenae Desa terpilih diberikan pengetahuan, teknologi, dan
Lalabata RT II Kecamatan Tanete Rilau, pelatihan dengan harapan setelah diberi
Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. pelatihan akan tumbuh niat berwirausaha.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama tim Selain kendala pengetahuan, kelompok mitra
pelaksana kegiatan dan aparat pemerintahan juga masih terkendala dengan sarana dan
Kabupaten Barru. Adapun langkah-langkah prasarana yang dimiliki khususnya alat dan
pelaksanaan kegiatan program ini adalah modal. Berdasarkan masalah tersebut maka
sosialisasi kegiatan, penyerahan alat dan tim pelaksana kegiatan menyediakan alat dan
bahan kegiatan, pelatihan, dan monitoring. modal untuk keberlanjutan kegiatan ini.
Sosialisasi kegiatan Iptek bagi Setelah kedua kelompok diberikan pelatihan,
Masyarakat yang dilaksanakan dan kelompok mitra dapat menyebarkan
didokumentasi untuk menindaklanjuti isi dari pengetahuan dan keterampilannya ke
proposal awal dengan kelompok tani yang kelompok lain sesama petani budidaya ubi
dibawahi oleh kepala Desa Lalabata, Bapak jalar.
Maruf A.Ma PKB. Pemerintah setempat

69
Fifi Arfini dan Muhammad Fitri: Ipteks bagi Masyarakat Kelompok Tani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Peningkatan pengetahuan manfaat dan nilai gizi ubi


jalar serta sanitasi dan hygiene proses pengolahan

Pelatihan diversifikasi pengolahan ubi jalar

Monitoring kegiatan

Gambar 1. Instrumen IbM kelompok tani ubi jalar (Ipomoea batatas L) Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan

Penyediaan alat yang diserahkan yang dihadiri oleh kepala desa dan ibu ketua
langsung kepada bapak kepala Desa PKK serta kelompok tani ubi jalar yang diberi
Lalabata sebagai penanggung jawab kepercayaan oleh pemerintah setempat.
kegiatan di lokasi oleh tim pelaksana kegiatan Kegiatan dipandu oleh tim pelaksana agar
IbM. Pelatihan dilaksanakan di tempat pelatihan berjalan sesuai harapan. Sebelum
penyuluhan kantor kepala Desa Lalabata kegiatan pelatihan, ketua tim memberikan

70
p-ISSN: 2460-8173
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 Oktober 2016 e-ISSN: 2528-3219

penyegaran sesuai tema yaitu manfaat dan kelompok tani mendapatkan pengetahuan
nilai gizi ubi jalar sesuai dengan buku pengenakeragaman olahan ubi jalar.
panduan yang dibagikan. Diharapkan kegiatan pengolahan ubi jalar ini
Setelah penyuluhan dilanjutkan dapat diusahakan dalam bentuk industri
dengan materi pelatihan dengan sesi rumah tangga sehingga dapat menambah
pertama. Tim memberikan pelatihan pendapatan keluarga masyarakat.
pembuatan kue brownies, kerupuk dan dodol
ubi jalar. Setelah tim memberikan pelatihan, UCAPAN TERIMAKASIH
semua kelompok wajib membuat ulang
hingga mahir membuat diversifikasi olahan Penghargaan dan ucapan terima
ubi jalar. Pada saat pelatihan peserta kasih disampaikan kepada DP2M
dibagikan leaflet dan menandatangani absen Kemenristek-Dikti atas bantuan
sebagai bukti kehadiran peserta Iptek bagi pendanaannya. Ucapan terima juga
Masyarakat. Sebagai bukti kegiatan IbM disampaikan kepada UPPM Politani
terlaksana di Desa Lalabata, kepala desa Pangkep, dan rekan Tim Pelaksana, UKM
memberikan surat keterangan pengabdian mitra atas bantuan, kerjasama, dan
kepada tim pelaksana sebagai bukti partisipasinya hingga kegiatan terlaksana
pelaksanaan kegiatan. dengan baik.
Setelah kegiatan penyuluhan dan
pelatihan dilakukan monitoring untuk melihat DAFTAR PUSTAKA
keberlanjutan kegiatan yang disepakati.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012.
memantau dan memotivasi kelompok tani ubi Kabupaten Barru dalam Angka. Badan
Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
jalar dalam mengembangkan produk olahan
Selatan, Makassar.
ubi jalar.

SIMPULAN

Kegiatan pelatihan IbM Kelompok


Tani Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)
Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan yang
dilaksanakan di Desa Lalabata, Kecamatan
Tanete Rilau, Kabupaten Barru diterima
dengan baik dan antusias oleh masyarakat
kelompok tani. Dengan pelatihan ini

71

Anda mungkin juga menyukai