Anda di halaman 1dari 24

i

K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan


Sistem Nano Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan Pasokan Air Bersih

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi


LKTI Mahasiswa
COSMOS Universitas Diponegoro Tahun 2017

Diusulkan Oleh :

Nurwarrohman Andre Sasongko (24030115130107 / 2015)


Ragil Adi Nugroho (24040115120057/2015)
Muhammad Rezki (24040115120035/2015)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini


1. Nama : Nurwarrohman Andre Sasongko
NIM : 240301151130107
sebagai ketua kelompok
2. Nama : Ragil Adi Nugroho
NIM : 24040115120057
sebagai anggota kelompok
3. Nama : Muhammad Rezki
NIM : 24040115120035
sebagai anggota kelompok
Menyatakan bahwa karya tulis dengan judul K-CER Sistem Keramba Cerdas
Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan Sistem Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan
Hasil Budidaya Perikanan Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan
Pasokan Air Bersih adalah asli buatan sendiri, bukan jiplakan dan belum pernah
menjuarai lomba sejenis
Pernyatan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari
terbukti tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak panitia
LKTIM COSMOS Universitas Diponegoro Tahun 2017.

Semarang, 20 Oktober 2017


Ketua Kelompok

Nurwarrohman Andre Sasongko


NIM. 240301151130107
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul K-
CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan
Sistem Nano Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan Pasokan Air Bersih.
Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah
LKTI Mahasiswa COSMOS Universitas Diponegoro Tahun 2017. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. K. Sofjan Firdausi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan
waktu serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ini.

2. Keluarga penulis yang selalu mendukung dan doa yang selalu diberikan kepada
penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran dari pembaca sangat penulis harapkan.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.

Semarang, 20 Oktober 2017

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v

BAB I PENDALUHUAN ............................................................................................ 1

1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

3. Tujuan dan manfaat ............................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 4

2.1. Keramba Jaring Apung ...................................................................................... 4

2.2. Aquaponik .......................................................................................................... 4

2.3. Sistem Nano filtrasi ............................................................................................ 5

2.4. Penelitian yang Pernah Dilakukan .................................................................... 6

BAB III METODE PENULISAN ................................................................................. 7

3.1. Sumber Penulisan ........................................................................................... 7

3.2. Tahapan Penulisan .......................................................................................... 7

3.3. Metode Analisis .............................................................................................. 8

3.4. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................. 9

4.1 Material Karambah Jaring Apung ....................................................................... 9


v

4.2. Media Tanam Aquoponik ............................................................................. 10

4.3. Energi untuk pompa ..................................................................................... 11

4.4. Sistem Pengolahan Air ................................................................................. 12

4.5. Kerja K-CER ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Keramba Jaring Apung.. 4

Gambar 2. Sistem Aquaponik...5

Gambar 3. Grafik Fluktuasi Amonia ..... 10

Gambar 4. Struktur Zeolit....11

Gambar 5. Empat Sumber Energi Untuk Menggerakan Pompa..11

Gamabr 6. K-CER Secara Keseluruhan.....12

Gambar 7. Bagian Bagian K-CER......13

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Densitas Polimer9
vi

K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan Sistem
Nano Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan Sekaligus
Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan Pasokan Air Bersih

Nurwarrohman Andre Sasongko, Ragil Adi Nugroho, Muhammad Rezki


Universitas Diponegoro
Email : nurwarrohmanandres@gmail.com

Potensi perikanan indonesia yang mencapai 6,26 juta ton/tahun belum


seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan
mencapai 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) diantaranya berasal dari
tangkapan laut. Apabila sektor perikanan yang memanfaatkan hasil tangkapan laut
ini terus dieksplorasi secara masif, maka lambat laun kekayaan ikan diperairan
nusantara akan menurun. Disisi lain menurut data kementerian kelautan dan
perikanan, pada tahun 2017 Indonesia masih bergantung pada ikan impor sebesar
37.424 ton. Hal tersebut merupakan fakta yang ironis dimana negara yang kaya akan
potensi sumberdaya perairan masih belum optimal dalam mendayagunakan potensi
yang dimiliki. Solusi budidaya perikanan yang ditawarkan selama ini masih tidak
efektif dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang serius. Untuk itu K-CER
hadir guna menjawab berbagai tantangan tersebut. K-CER merupakan sistem
budidaya perikanan di perairan sungai menggunakan keramba jaring apung berbasis
aquazeoponik. Sistem ini dapat memanfaatkan hasil sisa pakan dan kotoran ikan
yang mengandung Amonia, Nitrit, Nitrat dan Pospor untuk dijadikan sumber nutrisi
bagi tanaman. K-CER bekerja dengan menggunakan 4 sumber energi untuk
menggerakkan pompa dari air KJA ke sistem tanaman aquozeoponik yang berada
di atas KJA. Kemudian air yang telah digunakan pada aquozeoponik diolah kembali
untuk perseyediaan kebutuhan air bersih. Diharapkan K-CER dapat menghasilkan 3
manfaat sekaligus yaitu menghasilkan panen ikan yang melimpah, sayur segar dan
juga menyediakan air bersih

Kata Kunci :, Aquazeoponik, Keramba Jaring Apung, Nanofiltrasi, K-CER


1

BAB I PENDALUHUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang
sangat luas. Potensi sumberdaya perairan tersebut tersebar disekitar 17.504 pulau
dan 95.181 km panjang pantai diseluruh kepulauan nusantara(Ridwan,2013). Dari
melimpahnya kekayaan yang dimiliki, banyak potensi yang dapat dikembangkan
guna mencukupi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat indonesia khususnya
disektor perikanan. Faktanya potensi perikanan indonesia yang mencapai 6,26 juta
ton/tahun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total
produksi perikanan mencapai 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) diantaranya
berasal dari tangkapan laut(Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan, 2007). Apabila sektor perikanan yang memanfaatkan hasil tangkapan
laut ini terus dieksplorasi secara masif, maka lambat laun kekayaan ikan diperairan
nusantara akan menurun.
Disisi lain menurut data kementerian kelautan dan perikanan, pada tahun
2017 Indonesia masih bergantung pada ikan impor sebesar 37.424 ton. Hal tersebut
merupakan fakta yang ironis dimana negara yang kaya akan potensi sumberdaya
perairan masih belum optimal dalam mendayagunakan potensi yang dimiliki. Pada
akhirnya upaya pemanfaatan sumber daya perikanan secara optimal,
berkelanjutan, dan lestari merupakan tuntutan yang sangat mendesak untuk
dilakukan demi tercapainya kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan,
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, serta peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa
negara(Munasinghe, M. 2002). Budiya perikanan moderen diperairan sungai
merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut.
Budidaya perikanan pada perairan sungai memiliki prospek yang sangat
cerah mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah perairan sungai yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Namun sayangnya budidaya tersebut dihadapkan
pada berbagai kendala diantaranya: 1). Kemampuan teknologi budidaya
(mencakup pemilihan induk, pemijahan, penetasan, pembuahan, pemeliharaan
2

larva, pendederan, pembesaran, manajemen kualitas air, manajemen pemberian


pakan, genetika, manajemen kesehatan ikan, dan teknik perkolaman) sebagian
besar pembudidaya ikan masih rendah. 2). Semakin memburuknya kualitas air
sumber untuk budidaya perikanan, khususnya di kawasan padat penduduk atau
tingkat intensitas pembangunannya, sehubungan dengan berkembangnya kegiatan
industri, pertanian, dan rumah tangga yang tidak ramah lingkungan 3). Struktur
dan mekanisasi diseminasi teknologi yang lemah, sehingga tingkat inovasi
teknologi sulit ditingkatkan. (BPPN, 2008).

Hingga saat ini budidaya perikanan sungai yang memanfaatkan Keramba


Jaring Apung (KJA) masih menimbulkan masalah kelebihan pakan ikan yang
menghasilkan amonia dan nitrit. Seperti kasus yang terjadi pada KJA di Danau
Minanjau, Sumatera Barat yang memiliki 2.584 unit KJA. Perairan Danau
Maninjau mengandung amonia 0,5-1,07 mg/L lebih besar dari ambang batas baku
mutu yaitu 0,3 mg/L dan kandungan Nitrit mencapai 0,07-0,21 mg/L jauh diatas
batas baku mutu 0,06 mg/L (Sawyer, 2012). Dengan begitu ikan yang berada di
KJA mengalami kematian karena tingginya kandungan Amonia, Nitrit, Nitrat dan
Pospor. Di Haranggaol, pantai sebelah utara Danau Toba, pada pekan pertama
bulan Mei 2016, bedasarkan data dari Badan Badan Litbang Kelautan dan
Perikanan tahun 2016, telah terjadi kematian massal ikan dalam KJA yang
mengakibatkan sekitar 1.500 ton ikan mati dan menimbulkan kerugian pada para
nelayan hingga miliaran Rupiah

Dari berbagai permasalahan tersebut penulis menawarkan solusi berupa K-


CER (Sistem Keramba Cerdas) hemat energi sebagai solusi peningkatan hasil panen
ikan, sayur segar dan menyediakan pasokan air bersih. K-CER merupakan sistem
budidaya perikanan di perairan sungai menggunakan keramba jaring apung berbasis
aquazeoponik. Sistem ini dapat memanfaatkan hasil sisa pakan dan kotoran ikan
yang mengandung Amonia, Nitrit, Nitrat dan Pospor untuk dijadikan sumber nutrisi
bagi tanaman. K-CER bekerja dengan menggunakan 4 sumber energi untuk
menggerakkan pompa dari air KJA ke sistem tanaman aquozeoponik yang berada
3

di atas KJA. Kemudian air yang telah digunakan pada aquozeoponik diolah kembali
untuk perseyediaan kebutuhan air bersih.

2. Rumusan Masalah
Ekploitasi ikan hasil tangkapan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan perairan dan menurunya jumlah ikan yang diperoleh. Hal ini
dapat terlihat dari sulitnya nelayan mendapatakan ikan untuk memenuhi kebutuhan
mereka, sehinggga banyak nelayan di indonesia yang hidup kurang sejahtera.
Bahkan di tahun 2017 saja Indonesia masih mengimpor ikan sebesar 37.424 ton.
Solusi budidaya perikanan yang ditawarkan selama ini masih tidak efektif dan
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang serius. Untuk itu K-CER hadir guna
menjawab berbagai tantangan tersebut. Namun dalam implementasinya terdapat
beberapa rumusan masalah yang harus diuraikan di antaranya:
1. Bagaimana K-CER dapat mengatasi permasalahan budidaya peikanan
diindonesia
2. Bagaimana rancang bangun dan material yang digunakan dalam keramba
jarring apung pada K-CER
3. Bagaimana implementasi sitem aquazeoponik pada K-CER
4. Bagaimana cara kerja K-CER yang memanfaatkan 4 suplai energi dan sistem
filtrasi

3. Tujuan dan manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dalam implementasi K-CER adalah:
1. Menyediakan solusi sistem budidaya perikanan moderen berbasis
aquazeoponik hemat energi dengan sistem filtrasi air yang dapat menyuplai
kebutuhan air bersih
2. Meningkatkan produktifitas sektor perikanan di Indonesia sehingga berdampak
pada kesejahteraan,dan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia
3. mengoptimalkan fungsi keramba jaring apung dengan pemanfaatan limbah
pakan ikan sebagai pupuk tanaman pada sistem aquazeoponik sehingga dapat
menghasilkan sayuran segar yang memiliki nilai jual tinggi
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keramba Jaring Apung


Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring
yang di bentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam air permukaan
menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi, serta sistem
penjangkaran. Lokasi yang dipilih bagi usaha pemeliharaan ikan dalam KJA relatif
tenang, terhindar dari badai dan mudah dijangkau.Ikan yang dipelihara bervariasi
mulai dari berbagai jenis kakap, sampai baronang, bahkan tebster). KJA ini juga
merupakan proses yang luwes untuk mengubah nelayan kecil tradisional menjadi
pengusaha agribisnis perikanan (Abdulkadir, 2010).

Gambar 1. Keramba jaring apung (Sumber; WWF_ Inonesia/Chanika Yusuf)

Usaha budidaya ikan air tawar dengan menggunakan teknik keramba


jaring apung (KJA) lebih efisien dari segi biaya dari pada teknik tambak di
kawasan danau atau perairan tertutup yang sifatnya permanen dan rentan terhadap
konflik kepemilikan lahan atau tanah.Selain itu keramba jaring apung termasuk
alat produksi yang fleksibel, karena bila tidak berproduksi keramba dapat
didaratkan untuk menjaga keamanan dan pemeliharaannya(Idil, 2013).

2.2. Aquaponik
Aquaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik untuk memelihara
ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Limbah yang
dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman (Wahap et al. 2010).
5

Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk
tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 2006).
Pada sistem akuaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharan ikan
digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik. Hal ini baik untuk ikan
karena akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air. Nutrisi yang
berasal dari feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan
meningkatnya kandungan racun pada media pemeliharaan, tetapi air limbah ini
juga menyediakan pupuk cair untuk menumbuhkan tanaman secara hidroponik.

Gambar 2. Sistem Aquaponik (Sumber : Yuda, 2016)

Dalam sistem keramba apung cerdas K-CER pemanfaatan aquaponik


dikombinasikan dengan membran zeolit sebagai filter air yang efektif. Hal ini
dikarenakan kinerja sistem zeolit nanofiltrasi sangat baik dan efektif dalam
menapis nitrat dan amonium(Nugroho, 2014). Metode ini dikenal dengan
aquazeoponik.

2.3. Sistem Nano filtrasi


Sistem nano filtrasi merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat permeable
atau semipermeable yang menghalangi unsur unsur dengan ukuran tertentu untuk
melewatinya. Sistem menjadi penghalang yang mengontrol transportasi molekul
molekul sehingga terbentuklah permeat yang terbebas dari molekul molekul
pengotor. Performa suatu sistem ditentukan oleh dua faktor sederhana yaitu fluks
(kecepatan aliran permeat) dan selektivitas sisteme. Performa suatu sistem
6

ditentukan oleh koefisien rejeksi dan nilai fluks suatu sistem(Aufiyah, 2013).
Koefisien rejeksi adalah rasio antara beda konsentrasi melalui sistem dengan
konsentrasi melalui sistem dengan konsentrasi feed (fraksi konsentrasi zat terlarut
yang tertahan oleh sistem). Nilai koefisien rejeksi dihitung berdasarkan:

Sementara itu nilai fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati
satu satuan permukaan luas sistem dengan waktu tertentu dengan adanya gaya
dorong dalam hal ini berupa tekanan. Nilai fluks dihitung melalui persamaan :

Jenis sistem yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah adalah sistem
nanofiltrasi. Kelebihan penggunaan teknologi sistem ini adalah biaya operasi yang
relatif murah, ramah lingkungan, efisiensi ruang, dan mampu memisahkan ukuran
sampai ukuran nano. Keunggulan lain dari teknologi sistem adalah proses
pemisahan dapat berlangsung secara kontinyu(Muliawati, 2012).
2.4. Penelitian yang Pernah Dilakukan
Penelitian terkait budidaya perikanan mneggunakan keramba jaring apung
pernah dilakukan oleh Idil Ardi tahun 2013. Dalam penelitiannya dilakukan kajian
tentang pola budidaya sistem keramba jaring apung yang dapat meminimalisasi
beban sisa pakan. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapangan dan
wawancara, serta pengisian kuisioner dengan responden pembudidaya ikan
sebanyak 103 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa pakan dari aktivitas
budidaya ikan sistem KJA yang terbuang ke lingkungan perairan waduk sebesar 23
kg fosfor (P) per petak KJA atau sebesar 900 ton P per tahun. Besarnya sisa pakan
yang terbuang disebabkan oleh tingkat penggunaan pakan yang tinggi (FCR 1,51%).
Penelitian tersebut semakin menunjukkan besarnya limbah pakan ikan pada
keramba jarring apung yang dapat mengancam kelestarian ekosistem dan bahkan
menyababkan matinya ikan-ikan budidaya, padahal limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pada sistem aquazeoponik.
7

BAB III METODE PENULISAN

3.1. Sumber Penulisan


Karya tulis ini bersumber dari sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer merupakan sumber utama yang asli yang dapat dituangkan dalam
bentuk kata, gambar, ataupun obyek lainnya. Sedangkan sumber sekunder
merupakan sumber informasi yang menyajikan penafsiran, analisis, penjelasan,
ulasan dari pengarang terhadap topik tertentu, Kedua sumber tersebut di antaranya
berasal dari buku, jurnal nasional, jurnal internasional dan badan penyedia data
yang dapat diakses secara online.

3.2. Tahapan Penulisan


Tahapan penulisan yang dilakukan :
3.2.1 Persiapan
Dalam tahap ini dilakukan perumusan masalah atau penerapan tema
yang akan di bahas dalam karya tulis mengenai sistem keramba cerdas hemat
energi berbasis aquazeoponik

3.2.2 Merumuskan tujuan


Dalam tahap ini mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa
kajian teoritis dan mengajukan kerangka hipotesis karya tulis atas penelitian
yang pernah dilakukan mengenai implementasi keramba jaring apung
moderen dengan pemanfaatan limbah pakan ikan menjadi pupuk tanaman
pada sistem aquazeoponik, serta aplikasi sistem suplai energi dan sisteme
filtrasi air

3.2.3 Penulisan data


Tahapan yang ada di penulisan data diantaranya pengumpulan data,
pengumpulan keterangan dari pihak yang megetahui masalah dan pengujian
data di lapangan mengenai pemanfaatan sistem keramba apung cerdas
berbasis aquazeoponik sebagai solusi peningkatan hasil panen ikan, sayur
segar dan menyediakan air bersih.
8

3.2.4 Penyusunan Karya Tulis


Proses penyusunannya menggunakan referensi artikel, jurnal nasional
maupun internasional. Pada tahapan ini, penulis memaparkan solusi
pengaplikasian teknologi aquazeoponik pada keramba apung dan
mekanisme kerja sistem keramba apung cerdas

3.3. Metode Analisis


Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban
dari penelitian yang diperoleh dari hasil interpretsi in-depth interview yang
dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah
penelitian. Peneliti akan melakukan dialog bebas dengan informan, yang nantinya
jawaban informan tersebut akan diinterpretasikan oleh peneliti sesuai dengan
landasan teori yang telah ditetapkan.

3.4. Kerangka Berpikir

Ide Karya Tulis Ilmiah


Masalah eksploitasi ikan hasil tangkapan yang berlebihan
sehingga memicu kelangkaan ikan
1 Permasalahan pada sistem keramba apung tradisional yang
tidak efektif serta berisiko tinggi mengalami kerugian
Mengajukan solusi berupa sistem keramba cerdas K-CER

Tinjauan Pustaka
Keramba Jaring Apung
2 Aquazeoponik
Sisteme zeolit nano filtrasi
Penelitian terkait yang pernah dilakukan

Pemecahan Permasalahan
Pemanfaatan limbah pakan ikan pada keramba jaring apung
menjadi pupuk tanaman pada sistem aquazeoponik
3 Produksi sayuran segar yang dapat meningkatkan
pemasukan ekonomi
Sistem membran nano filtrasi sebagai penjernih air

Kesimpulan dan Saran


4
9

BAB IV PEMBAHASAN

Karamba Cerdas (K-CER) ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi perairan


didarat seperti danau dan sungai besar di seluruh indonesia, menghasilkan panen ikan
yang melimpah, sayur segar dan juga menyediakan air bersih. K-CER adalah sistem
keramba apung cerdas hemat energi berbasis aquzeoponik dengan memanfaatkan
amoniak, urea, nitrit, nitrat, pospor yang merupakan komponen yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai nutrisinya. Media tanam yang digunakan adalah nano zeolit.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nugroho tahun 2014 nanozeolit berpotensi
digunakan untuk media tanam yang efektif untuk menyerap amoniak,nitrat, nitrit, urea.
4.1 Material Karamba Jaring Apung
Karamba jaring apung konvensional pada umumya menggunakan kayu
sebagai pondasi untuk mengapung namun kayu tidak dapat bertahan lama. Selain
itu penggunaan kayu besar dapat menyebabkan penebangan pohon secara liar.
Bahan karambah jaring apung pengganti kayu saat ini adalah HDPE (High Density
Polyetilena). Karambah jaring apung menggunakan HDPE lebih kuat dan tahan
lama namun material ini terbuat dari minyak bumi. 1,75 kg minyak bumi
menghasilkan 1 kg HDPE. Material karambah jaring apung yang digunakan pada
K-CER adalah limbah dari poly stirena, bambu, dan biopolymer
polyglycolide(PGA)/Poly-DL-lactide(DL-PLA) dan juga sedikit campuran HDPE
untuk memperkuat daya tahan karambah.
Tabel 1. Densitas polimer
Polimer Densitas
Poly Stirena 1.04 g/cm
PGA 1.530 g/cm3
DL-PLA 1.25 g/cm3
HDPE 0.93 g/cm3

Berdasarkan Tabel 1. Menunjukan bahwa biopolymer Poly Stirena/PGA/DL-


PLA berpotensi sebagai material kerangka karambah jaring apung yang kuat dan
10

tidak mudah lapuk. Selain itu juga ramah ligkungan karena terbuat dari polimer
alam.
4.2. Media Tanam Aquoponik
Media tanam untuk aquoponik ini menggunakan nanozeolit(aquazeoponik).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andriono tahun 2014 menujukan bahwa
hasil pengamatan dengan menggunakan SEM pada penampang melintang dan
permukaan, terdapat rongga-rongga yang berdasarkan prinsip pemisahannya
merupakan jenis sistem asimetris dan berdasarkan morfologinya, merupakan jenis
sistem anorganik. Kinerja sistem zeolit nanofiltrasi sangat baik dan efektif dalam
menapis nitrat dan amonium, yaitu : Permeabilitas/fluks sistem zeolit tertinggi pada
ukuran partikel 40 mesh dengan durasi 10 menit dengan nilai 3.81 L/m2.jam pada
volume limbah 25% dan volume aquadest 75%. Permselektivitas/koefisien rejeksi
(R%) sistem zeolit tertinggi dalam menapis amonium pada ukuran partikel 40 mesh
dengan durasi 10 menit dengan nilai 98.18% pada volume limbah 75% dan volume
aquadest 25%. Permselektivitas/koefisien rejeksi (R%) sistem zeolit tertinggi dalam
menapis nitrat pada ukuran partikel 40 mesh dengan durasi 10 menit dengan nilai
57.72% pada volume limbah 25% dan volume aquadest 75%. Data ini menunjukan
nanozeolit berpotensi digunakan untuk media tanam yang efektif untuk menyerap
amoniak,nitrat, nitrit, urea yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh.

Gambar 3. Grafik fluktuasi Ammonia


(NH3)
11

Keterangan
P0 : Tanpa Dosis Zeolit
P1 : Dosis 45,48 g/12 liter atau 3,79 g/liter
P2 : Dosis 90,96 g/12 liter atau 7,58 g/liter
P3 : Dosis 136,44 g/12 liter atau 11,37 g/liter

Gambar 3. Merupakan hasil penelitian pengukuran kadar amoniak pada


akuarium dengan berbaga variasi dosis zeolit. Berdasarkan gambar tersebut
menunjukan bahwa semakin tingi dosis zeolit sebagai filtrasi maka kandungan
amoniak yang ada di akuarium semakin rendah. hal ini dikarenakan zeolit memiliki
struktur berongga yang dapat menjerap amoniak dan merupakan senyawa tukar kation
yang bagus. Struktur dari zeolit dan mekanisme dari pertukaran kation pada zeolit dapat
dilihat dari gambar berikut:

Gambar 4. Struktur zeolit


Berdasarkan struktur zeolit dan hasil data penelitian yang ada nano zeolit
merupakan media tanam yang cocok untuk K-CER (Karamba Cerdas).
4.3. Energi untuk pompa

Gambar 5. Empat Sumber Energi Untuk Menggerakan Pompa


12

Pada ini dibutuhkan pompa untuk mengalirkan air dari karambah jaring
apung ke media tanam. Pompa membutuhkan energi untuk menghidupkannya. Pada
ini energi yang dihasilkan berasal dari 4 sumber energi yaitu air sungai, cahaya
matahari (solar sel), angin dan getaran air saat terjadi hujan dan tekanan dari kaki
saat berjalan (piezoelektrik). Kemudian energi yang dihasilkan disimpan di
superkapasitor dan digunakan untuk menggerakkan pompa.
4.4. Sistem Pengolahan Air

Setelah air melewati media tanam kemudian diolah dengan sistem reverse
osmosis untuk menghasilkan air yang bersih dan layak dikonsumsi untuk
masyarakat. Sistem yang digunakan adalah sistem yang terbuat dari kitosan/PVA.
Kitosan merupakan biopolimer yang terbuat dari limbah kulit udang. Kitosan
memiliki gugus (-NH2) yang antibakteri dengan bakteri. Berdasarkan hasil uji SEM
pori sistem kitosan:PVA, pori yang dihasilkan berkisar antara 0,01-0,15 m.Sistem
terbaik Kitosan/PVA memiliki modulus Young sebesar 38.30 N/m2 (Farha, 2012).
Menurut data penelitian itu sistem Kitosan/PVA berpotensi untuk dijadikan sistem
reverse osmosis. Tujuan dari digunakanya sistem kitosan/PVA adalah agar
mengurangi limbah kulit udang yang ada di indonesia dan juga material ini
biokompatibel dan ramah lingkungan.
4.5. Kerja K-CER

Gambar 6. K-CER Secara Keseluruhan


13

a b

Gambar
c 7. (a) sumber energi listrik dari aliran air,d(b) vacum untuk memompa air hasil sisa
pakan ikan, urine dan feces ikan ke tanaman, (c) sumber energi listrik dari piezoelektrik, (d)
pipa untuk menyalurkan air bersih

Dengan dibangunya K-CER, perpaduan antara karambah jaring apung dengan


penanaman aquoponik bisa menjadi solusi untuk menyediakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat dengan memanfaatkan sungai yang ada. Selain itu K-CER bisa
menghasilkan 3 manfaat sekaligus yaitu menghasilkan panen ikan yang melimpah,
sayur segar dan juga menyediakan air bersih. Mengingat masalah yang dihadapi pada
konsep karambah jaring apung saat ini adalah melimpahnya pakan ikan yang
menyebabkan polusi dan menghasilkan amoniak yang justru dapat membunuh ikan
yang ada di karambah jaring apung itu sendiri. Sedangkan disisi lain amoniak dan urea
hasil sisa pakan ikan, urin ikan dan feses ikan bermanfaat bagi tanaman. Untuk itu
konsep K-CER ini adalah mengolah sisa pakan ikan dari karambah jaring apung
sebagai pupuk tanaman aquoponik yang kemudian hasil air yang telah melewati
tanaman ditampung dan diolah jadi air bersih buat masyarakat. Di dalam konsep K-
CER yang akan dibuat nanti akan ada sebuah panen dan tempat agrowisata sebagai
sarana edukasi sekaligus tempat yang nyaman untuk berekreasi. Dengan riset yang
berkelanjutan diharapkan semakin didapatkan kerangka yang kuat, hasil panen ikan
yang melimpah dan sayur segar seperti cabe, sawi dan yang lainya juga air bersih yang
14

layak konsumsi. Diharapakan dengan diterapkannya K-CER, masyarakat mendapatkan


lapangan pekerjaan baru, panen ikan dan sayur segar melimbah sehingga kita tidak
impor lagi tetapi kita justru mengekspor hasil panen ikan dan sayuran ini dan juga dapat
menyediakan air bersih untuk dikonsumsi oleh masyarakat. K-CER merupakan
terbosan inovasi yang tepat untuk membantu pemerintah mewujudkan Indonesia
Sustainable Development Goals 2030.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1. K-CER merupakkan sistem keramba jaring apung cerdas hemat energi berbasis
aquazeoponik yang dapat meningkatkan pruduktifitas budidaya perikanan
diindonesia.
5.1.2. K-CER bekerja dengan mengolah limbah pakan ikan menjadi nutrisi pada
tanaman dalam sistem aquazeoponik dan sistem mebran filtrasi penjernihan air
untuk menyediakan pasokan air bersih
5.1.3. Nano zeolit merupakan media yang cocok pada K-CER karena merupakan
senyawa penukar kation dan memiliki struktur berongga yang dapat menyerap
amoniak pada air di karambah Biopolimer
5.1.4. Poly Stirena/PGA/DL-PLA berpotensi sebagai material kerangka karambah
jaring apung yang kuat dan tidak mudah lapuk. Selain itu juga ramah ligkungan
karena terbuat dari polimer alam.
5.1.5 K-CER bisa menghasilkan 3 manfaat sekaligus yaitu menghasilkan panen ikan
yang melimpah, sayur segar dan juga menyediakan air bersih

5.2 Saran
Diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk penerapan K-
CER dalam sekala besar. Selain itu perlu adanya penelitian dan pengembangan lebih
lanjut agar invoasi teknologi budidaya perikanan ini dapat diimplementasikan
secara optimal
15

DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, I., 2010. Keramba Jaring Apung. www.farraQafay.com, diakses pada
oktober 2017.
Aufiyah dan Alia Damayanti. 2013. Pengolahan Limbah Laundry Menggunakan
Membran Nanofiltrasi Aliran Cross Flow untuk Menurunkan Kekeruhan dan
Fosfat. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya
BBPN. 2008. Database Pembangunan Kelauatan dan Perikanan.: http://ditkp.com
/?prov=0&sub=1 . Diakses pada 19 oktober 2017
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.2007. Masalah dan
Kebijakan Peningkatan Produk Perikanan untuk Pemenuhan Gizi Masyarakat..
Disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia, Kamis, 21 November
2007
Farha, I. F., & Kusumawati, N. 2012. Pembuatan Membran Komposit Kitosan-PVA
dan Pemanfaatannya pada Pemisahan Limbah Pewarna Rhodamin B. UNESA
Journal of Chemistry, 1(2), 3138.
Idil Ardi. 2013. Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna Menjaga
Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk Cirata. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Budidaya. Jakarta Selatan
Muliawati, E. C. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Nanofiltrasi Untuk
Pengolahan Air.. Magister Teknik Kimia-UNDIP. Semarang
Munasinghe, M. 2002. Analysing the nexus of sustainable and climate change: An
overview. France
Nugroho, A. S., & Damayanti, A. (2014.). Menapis Nitrat Dan Amonium Air Limbah
Produksi Tahu Test Performance of Zeolite Nanofiltration Membranes To Screen
for Nitrate and Ammonium Tofu Production Wastewater.
Rakocy, J. E., M.P Masser dan T.M Losordo. 2006. Recirculating Aquaculture Tank
Production Systems : Aquaponics Integrating Fish and Plant Culture. Southern
Regional Aquaculture Center, United States of Agriculture, USA. Publication No.
454.
Ridwan Lasabuda. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia. Laboratorium Pengelolaan Wilayah
Pesisir Terpadu, FPIK UNSRAT. ISSN: 2302-3589
Wahap, N., A. Estim., A.Y.S Kian., S. Senoo dan S. Mustafa. 2010. Producing
Organic Fish and Mint in an Aquaponic System. Borneo Marine Research Institue,
Sabah, Malaysia.
Yuda. 2016. Budidaya Ikan dan Sayuran Dengan Sistem Akuaponik.
http://ideusahabisnis.com/budidaya-ikan-dan-sayuran-dengan-sistem-akuaponik-
ala-yusuf-randi-sp-mp-pemilik-randi-farm/ diakes pada 20oktober 2017
16

BIODATA PENULIS

Nama Ketua Kelompok : Nurwarrohman Andre Sasongko


NIM : 240301151130107
Jurusan/Fakultas : Kimia/ Sains dan Matematika
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
E-mail : nurwarrohmanandres@gmail.com
Motto Hidup : semangat
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Alamat Perguruan Tinggi : jl. prof Soedarto SH tembalang,Semarang
Alamat Rumah : Gunung Pati, Kab.Semarang
Judul Karya Tulis Ilmiah : K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi
Berbasis Aquazeoponik dan Sistem Nano Filtrasi
Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan
Menyediakan Pasokan Air Bersih
Lomba yang pernah diikuti *) :

Semarang, 20 Oktober 2017


Ketua Kelompok

Nurwarrohman Andre Sasongko


NIM. 240301151130107
17

BIODATA PENULIS

Nama Anggota Kelompok : Ragil Adi Nugroho


NIM : 24040115120057
Jurusan/Fakultas : Fisika/ Sains dan Matematika
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
E-mail : ragiladi8@gmail.com
Motto Hidup : semangat
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Alamat Perguruan Tinggi : jl. prof Soedarto SH tembalang,Semarang
Alamat Rumah : jl timoho raya ,Tembalang, Semarang
Judul Karya Tulis Ilmiah : K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi
Berbasis Aquazeoponik dan Sistem Nano Filtrasi
Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan
Menyediakan Pasokan Air Bersih
Lomba yang pernah diikuti *) :

Semarang, 20 Oktober 2017


Anggota Kelompok

Ragil Adi Nugroho


NIM. 24040115120057
18

BIODATA PENULIS

Nama Anggota Kelompok : Muhammad Rezki


NIM : 24040115120035
Jurusan/Fakultas : Fisika/ Sains dan Matematika
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
E-mail : rezkimuhammad20@gmail.com
Motto Hidup : semangat
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Alamat Perguruan Tinggi : jl. prof Soedarto SH tembalang,Semarang
Alamat Rumah : jl. Timoho Semarang
Judul Karya Tulis Ilmiah : K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi
Berbasis Aquazeoponik dan Sistem Nano Filtrasi
Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan
Menyediakan Pasokan Air Bersih
Lomba yang pernah diikuti *) :

Semarang, 20 Oktober 2017


Anggota Kelompok

Muhammad Rezki
NIM. 24040115120035

Anda mungkin juga menyukai