Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul K-
CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan
Sistem Nano Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan
Sekaligus Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan Pasokan Air Bersih.
Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah
LKTI Mahasiswa COSMOS Universitas Diponegoro Tahun 2017. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. K. Sofjan Firdausi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan
waktu serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ini.
2. Keluarga penulis yang selalu mendukung dan doa yang selalu diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran dari pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Keramba Jaring Apung.. 4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Densitas Polimer9
vi
K-CER ; Sistem Keramba Cerdas Hemat Energi Berbasis Aquazeoponik dan Sistem
Nano Filtrasi Sebagai Solusi Peningkatan Hasil Budidaya Perikanan Sekaligus
Menghasilkan Sayuran Segar dan Menyediakan Pasokan Air Bersih
BAB I PENDALUHUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang
sangat luas. Potensi sumberdaya perairan tersebut tersebar disekitar 17.504 pulau
dan 95.181 km panjang pantai diseluruh kepulauan nusantara(Ridwan,2013). Dari
melimpahnya kekayaan yang dimiliki, banyak potensi yang dapat dikembangkan
guna mencukupi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat indonesia khususnya
disektor perikanan. Faktanya potensi perikanan indonesia yang mencapai 6,26 juta
ton/tahun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total
produksi perikanan mencapai 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) diantaranya
berasal dari tangkapan laut(Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan, 2007). Apabila sektor perikanan yang memanfaatkan hasil tangkapan
laut ini terus dieksplorasi secara masif, maka lambat laun kekayaan ikan diperairan
nusantara akan menurun.
Disisi lain menurut data kementerian kelautan dan perikanan, pada tahun
2017 Indonesia masih bergantung pada ikan impor sebesar 37.424 ton. Hal tersebut
merupakan fakta yang ironis dimana negara yang kaya akan potensi sumberdaya
perairan masih belum optimal dalam mendayagunakan potensi yang dimiliki. Pada
akhirnya upaya pemanfaatan sumber daya perikanan secara optimal,
berkelanjutan, dan lestari merupakan tuntutan yang sangat mendesak untuk
dilakukan demi tercapainya kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan,
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, serta peningkatan ekspor untuk menghasilkan devisa
negara(Munasinghe, M. 2002). Budiya perikanan moderen diperairan sungai
merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut.
Budidaya perikanan pada perairan sungai memiliki prospek yang sangat
cerah mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah perairan sungai yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Namun sayangnya budidaya tersebut dihadapkan
pada berbagai kendala diantaranya: 1). Kemampuan teknologi budidaya
(mencakup pemilihan induk, pemijahan, penetasan, pembuahan, pemeliharaan
2
di atas KJA. Kemudian air yang telah digunakan pada aquozeoponik diolah kembali
untuk perseyediaan kebutuhan air bersih.
2. Rumusan Masalah
Ekploitasi ikan hasil tangkapan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan perairan dan menurunya jumlah ikan yang diperoleh. Hal ini
dapat terlihat dari sulitnya nelayan mendapatakan ikan untuk memenuhi kebutuhan
mereka, sehinggga banyak nelayan di indonesia yang hidup kurang sejahtera.
Bahkan di tahun 2017 saja Indonesia masih mengimpor ikan sebesar 37.424 ton.
Solusi budidaya perikanan yang ditawarkan selama ini masih tidak efektif dan
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang serius. Untuk itu K-CER hadir guna
menjawab berbagai tantangan tersebut. Namun dalam implementasinya terdapat
beberapa rumusan masalah yang harus diuraikan di antaranya:
1. Bagaimana K-CER dapat mengatasi permasalahan budidaya peikanan
diindonesia
2. Bagaimana rancang bangun dan material yang digunakan dalam keramba
jarring apung pada K-CER
3. Bagaimana implementasi sitem aquazeoponik pada K-CER
4. Bagaimana cara kerja K-CER yang memanfaatkan 4 suplai energi dan sistem
filtrasi
2.2. Aquaponik
Aquaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik untuk memelihara
ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung. Limbah yang
dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman (Wahap et al. 2010).
5
Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk
tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al. 2006).
Pada sistem akuaponik, aliran air kaya nutrisi dari media pemeliharan ikan
digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik. Hal ini baik untuk ikan
karena akar tanaman dan rhizobakter mengambil nutrisi dari air. Nutrisi yang
berasal dari feses, urin dan sisa pakan ikan adalah kontaminan yang menyebabkan
meningkatnya kandungan racun pada media pemeliharaan, tetapi air limbah ini
juga menyediakan pupuk cair untuk menumbuhkan tanaman secara hidroponik.
ditentukan oleh koefisien rejeksi dan nilai fluks suatu sistem(Aufiyah, 2013).
Koefisien rejeksi adalah rasio antara beda konsentrasi melalui sistem dengan
konsentrasi melalui sistem dengan konsentrasi feed (fraksi konsentrasi zat terlarut
yang tertahan oleh sistem). Nilai koefisien rejeksi dihitung berdasarkan:
Sementara itu nilai fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati
satu satuan permukaan luas sistem dengan waktu tertentu dengan adanya gaya
dorong dalam hal ini berupa tekanan. Nilai fluks dihitung melalui persamaan :
Jenis sistem yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah adalah sistem
nanofiltrasi. Kelebihan penggunaan teknologi sistem ini adalah biaya operasi yang
relatif murah, ramah lingkungan, efisiensi ruang, dan mampu memisahkan ukuran
sampai ukuran nano. Keunggulan lain dari teknologi sistem adalah proses
pemisahan dapat berlangsung secara kontinyu(Muliawati, 2012).
2.4. Penelitian yang Pernah Dilakukan
Penelitian terkait budidaya perikanan mneggunakan keramba jaring apung
pernah dilakukan oleh Idil Ardi tahun 2013. Dalam penelitiannya dilakukan kajian
tentang pola budidaya sistem keramba jaring apung yang dapat meminimalisasi
beban sisa pakan. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapangan dan
wawancara, serta pengisian kuisioner dengan responden pembudidaya ikan
sebanyak 103 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa pakan dari aktivitas
budidaya ikan sistem KJA yang terbuang ke lingkungan perairan waduk sebesar 23
kg fosfor (P) per petak KJA atau sebesar 900 ton P per tahun. Besarnya sisa pakan
yang terbuang disebabkan oleh tingkat penggunaan pakan yang tinggi (FCR 1,51%).
Penelitian tersebut semakin menunjukkan besarnya limbah pakan ikan pada
keramba jarring apung yang dapat mengancam kelestarian ekosistem dan bahkan
menyababkan matinya ikan-ikan budidaya, padahal limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pada sistem aquazeoponik.
7
Tinjauan Pustaka
Keramba Jaring Apung
2 Aquazeoponik
Sisteme zeolit nano filtrasi
Penelitian terkait yang pernah dilakukan
Pemecahan Permasalahan
Pemanfaatan limbah pakan ikan pada keramba jaring apung
menjadi pupuk tanaman pada sistem aquazeoponik
3 Produksi sayuran segar yang dapat meningkatkan
pemasukan ekonomi
Sistem membran nano filtrasi sebagai penjernih air
BAB IV PEMBAHASAN
tidak mudah lapuk. Selain itu juga ramah ligkungan karena terbuat dari polimer
alam.
4.2. Media Tanam Aquoponik
Media tanam untuk aquoponik ini menggunakan nanozeolit(aquazeoponik).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andriono tahun 2014 menujukan bahwa
hasil pengamatan dengan menggunakan SEM pada penampang melintang dan
permukaan, terdapat rongga-rongga yang berdasarkan prinsip pemisahannya
merupakan jenis sistem asimetris dan berdasarkan morfologinya, merupakan jenis
sistem anorganik. Kinerja sistem zeolit nanofiltrasi sangat baik dan efektif dalam
menapis nitrat dan amonium, yaitu : Permeabilitas/fluks sistem zeolit tertinggi pada
ukuran partikel 40 mesh dengan durasi 10 menit dengan nilai 3.81 L/m2.jam pada
volume limbah 25% dan volume aquadest 75%. Permselektivitas/koefisien rejeksi
(R%) sistem zeolit tertinggi dalam menapis amonium pada ukuran partikel 40 mesh
dengan durasi 10 menit dengan nilai 98.18% pada volume limbah 75% dan volume
aquadest 25%. Permselektivitas/koefisien rejeksi (R%) sistem zeolit tertinggi dalam
menapis nitrat pada ukuran partikel 40 mesh dengan durasi 10 menit dengan nilai
57.72% pada volume limbah 25% dan volume aquadest 75%. Data ini menunjukan
nanozeolit berpotensi digunakan untuk media tanam yang efektif untuk menyerap
amoniak,nitrat, nitrit, urea yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh.
Keterangan
P0 : Tanpa Dosis Zeolit
P1 : Dosis 45,48 g/12 liter atau 3,79 g/liter
P2 : Dosis 90,96 g/12 liter atau 7,58 g/liter
P3 : Dosis 136,44 g/12 liter atau 11,37 g/liter
Pada ini dibutuhkan pompa untuk mengalirkan air dari karambah jaring
apung ke media tanam. Pompa membutuhkan energi untuk menghidupkannya. Pada
ini energi yang dihasilkan berasal dari 4 sumber energi yaitu air sungai, cahaya
matahari (solar sel), angin dan getaran air saat terjadi hujan dan tekanan dari kaki
saat berjalan (piezoelektrik). Kemudian energi yang dihasilkan disimpan di
superkapasitor dan digunakan untuk menggerakkan pompa.
4.4. Sistem Pengolahan Air
Setelah air melewati media tanam kemudian diolah dengan sistem reverse
osmosis untuk menghasilkan air yang bersih dan layak dikonsumsi untuk
masyarakat. Sistem yang digunakan adalah sistem yang terbuat dari kitosan/PVA.
Kitosan merupakan biopolimer yang terbuat dari limbah kulit udang. Kitosan
memiliki gugus (-NH2) yang antibakteri dengan bakteri. Berdasarkan hasil uji SEM
pori sistem kitosan:PVA, pori yang dihasilkan berkisar antara 0,01-0,15 m.Sistem
terbaik Kitosan/PVA memiliki modulus Young sebesar 38.30 N/m2 (Farha, 2012).
Menurut data penelitian itu sistem Kitosan/PVA berpotensi untuk dijadikan sistem
reverse osmosis. Tujuan dari digunakanya sistem kitosan/PVA adalah agar
mengurangi limbah kulit udang yang ada di indonesia dan juga material ini
biokompatibel dan ramah lingkungan.
4.5. Kerja K-CER
a b
Gambar
c 7. (a) sumber energi listrik dari aliran air,d(b) vacum untuk memompa air hasil sisa
pakan ikan, urine dan feces ikan ke tanaman, (c) sumber energi listrik dari piezoelektrik, (d)
pipa untuk menyalurkan air bersih
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1. K-CER merupakkan sistem keramba jaring apung cerdas hemat energi berbasis
aquazeoponik yang dapat meningkatkan pruduktifitas budidaya perikanan
diindonesia.
5.1.2. K-CER bekerja dengan mengolah limbah pakan ikan menjadi nutrisi pada
tanaman dalam sistem aquazeoponik dan sistem mebran filtrasi penjernihan air
untuk menyediakan pasokan air bersih
5.1.3. Nano zeolit merupakan media yang cocok pada K-CER karena merupakan
senyawa penukar kation dan memiliki struktur berongga yang dapat menyerap
amoniak pada air di karambah Biopolimer
5.1.4. Poly Stirena/PGA/DL-PLA berpotensi sebagai material kerangka karambah
jaring apung yang kuat dan tidak mudah lapuk. Selain itu juga ramah ligkungan
karena terbuat dari polimer alam.
5.1.5 K-CER bisa menghasilkan 3 manfaat sekaligus yaitu menghasilkan panen ikan
yang melimpah, sayur segar dan juga menyediakan air bersih
5.2 Saran
Diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk penerapan K-
CER dalam sekala besar. Selain itu perlu adanya penelitian dan pengembangan lebih
lanjut agar invoasi teknologi budidaya perikanan ini dapat diimplementasikan
secara optimal
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, I., 2010. Keramba Jaring Apung. www.farraQafay.com, diakses pada
oktober 2017.
Aufiyah dan Alia Damayanti. 2013. Pengolahan Limbah Laundry Menggunakan
Membran Nanofiltrasi Aliran Cross Flow untuk Menurunkan Kekeruhan dan
Fosfat. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya
BBPN. 2008. Database Pembangunan Kelauatan dan Perikanan.: http://ditkp.com
/?prov=0&sub=1 . Diakses pada 19 oktober 2017
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.2007. Masalah dan
Kebijakan Peningkatan Produk Perikanan untuk Pemenuhan Gizi Masyarakat..
Disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia, Kamis, 21 November
2007
Farha, I. F., & Kusumawati, N. 2012. Pembuatan Membran Komposit Kitosan-PVA
dan Pemanfaatannya pada Pemisahan Limbah Pewarna Rhodamin B. UNESA
Journal of Chemistry, 1(2), 3138.
Idil Ardi. 2013. Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna Menjaga
Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk Cirata. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Budidaya. Jakarta Selatan
Muliawati, E. C. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Nanofiltrasi Untuk
Pengolahan Air.. Magister Teknik Kimia-UNDIP. Semarang
Munasinghe, M. 2002. Analysing the nexus of sustainable and climate change: An
overview. France
Nugroho, A. S., & Damayanti, A. (2014.). Menapis Nitrat Dan Amonium Air Limbah
Produksi Tahu Test Performance of Zeolite Nanofiltration Membranes To Screen
for Nitrate and Ammonium Tofu Production Wastewater.
Rakocy, J. E., M.P Masser dan T.M Losordo. 2006. Recirculating Aquaculture Tank
Production Systems : Aquaponics Integrating Fish and Plant Culture. Southern
Regional Aquaculture Center, United States of Agriculture, USA. Publication No.
454.
Ridwan Lasabuda. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia. Laboratorium Pengelolaan Wilayah
Pesisir Terpadu, FPIK UNSRAT. ISSN: 2302-3589
Wahap, N., A. Estim., A.Y.S Kian., S. Senoo dan S. Mustafa. 2010. Producing
Organic Fish and Mint in an Aquaponic System. Borneo Marine Research Institue,
Sabah, Malaysia.
Yuda. 2016. Budidaya Ikan dan Sayuran Dengan Sistem Akuaponik.
http://ideusahabisnis.com/budidaya-ikan-dan-sayuran-dengan-sistem-akuaponik-
ala-yusuf-randi-sp-mp-pemilik-randi-farm/ diakes pada 20oktober 2017
16
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
Muhammad Rezki
NIM. 24040115120035