Anda di halaman 1dari 30

1.

Tujuan
a. Membuat desain jaringan komputer berdasarkan masalah / use case yang kita
buat.
b. Mengimplementasikan desain jaringan yang kita buat pada packet tracer.
2. Teori Dasar
2.1 Topologi ring

Figure 1 topology ring

Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang


masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk
jalur melingkar membentuk cincin.
Pada Topologi cincin, masing-masing titik/node berfungsi sebagai repeater yang
akan memperkuat sinyal disepanjang sirkulasinya, artinya masing-masing
perangkat saling bekerjasama untuk menerima sinyal dari perangkat
sebelumnya kemudian meneruskannya pada perangkat sesudahnya, proses
menerima dan meneruskan sinyal data ini dibantu oleh TOKEN.
TOKEN berisi informasi bersamaan dengan data yang berasal dari komputer
sumber, token kemudian akan melewati titik/node dan akan memeriksa apakah
informasi data tersebut digunakan oleh titik/node yang bersangkutan, jika ya
maka token akan memberikan data yang diminta oleh node untuk kemudian
kembali berjalan ke titik/node berikutnya dalam jaringan. Jika tidak maka token
akan melewati titik/node sambil membawa data menuju ke titik/node berikutnya.
proses ini akan terus berlangsung hingga sinyal data mencapi tujuannya.
Dengan cara kerja seperti ini maka kekuatan sinyal dalam aliran data dapat
terjaga. Kemampuan sinyal data dalam melakukan perjalanan disepanjang
lingkaran adalah hal yang sangat vital dalam Topologi cincin.

2.1.1 Kelebihan

Mudah untuk dirancang dan diimplementasikan


Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi bus, bahkan untuk aliran data
yang berat sekalipun.
Mudah untuk melakukan konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru.
Mudah untuk melakukan pelacakan dan pengisolasian kesalahan dalam jaringan karena
menggunakan konfigurasi point to point
Hemat kabel
Tidak akan terjadi tabrakan pengiriman data (collision), karena pada satu waktu hanya
satu node yang dapat mengirimkan data

2.1.2 Kekurangan

Peka kesalahan, sehingga jika terdapat gangguan di suatu node mengakibatkan


terganggunya seluruh jaringan. Namun hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan
cincin ganda (dual ring).
Pengembangan jaringan lebih kaku, karena memindahkan, menambah dan mengubah
perangkat jaringan dan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
Kinerja komunikasi dalam jaringan sangat tergantung pada jumlah titik/node yang
terdapat pada jaringan.
Lebih sulit untuk dikonfigurasi daripada Topologi bintang
Diperlukan penanganan dan pengelolaan khusus bandles

2.2 Hardware yang di gunakan

Modem
Modem (Modulator Demodulator) merupakan perangkat yang menghubungkan
kita ke internet. Perangkat ini berfungsi mengubah sinyal Analog menjadi sinyal
Digital. Modem mengganti sinyal digital dari komputer menjadi sinyal analog
ketika melewati medium seperti saluran telepon, kemudian modem merubah
kembali sinya tersebut menjadi sinya digital saat menuju komputer tujuan. Hal ini
dilakukan agar bisa dipahami oleh komputer.

Kabel Jaringan
Kabel jaringan merupakan peralatan yang berfungsi sebagai media penghubung
antara komputer dengan komputer atau komputer dengan perangkat jaringan
lainnya. Berikut adalah jenis-jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer.

Twisted Pair (UTP dan STP)


Coaxial
Fiber Optic
Network Interface Card
Perangkat keras jaringan komputer yang satu ini dikenal dengan istilah Ethernet
Card atau lebih populer dengan istilah LAN Card. Adalah kartu jaringan yang
berfungsi sebagai penghubung antar komputer dengan sebuah jaringan. Umumnya
NIC ini sudah terintegrasi dengan motherboard komoputer dan laptop, namun ada
juga berupa kartu yang ditancapkan ke motherboard. Bahkan seiring dengan maju
perkembangan, ada juga yang berupa USB.

Konektor
Konektor adalah alat yang menghubungkan kabel dengan network adapter. Coba
bayangkan apabila tidak ada konektor, dengan cara bagaimana kabel-kabel
jaringan dapat terhubung dengan network adapter atau NIC. Jeni konektor tentunya
disesuaikan dengan jenis kabel yang digunakan.

Konektor RJ-45 digunakan untuk Kabel UTP


Konektor BNC/T digunakan untuk Kabel Coaxial
Konektor ST digunakan untuk Kabel Fiber Optic
Hub
Hub adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menyatukan kabel-kabel
network dari tiap workstation, server atau perangkat lain. Biasanya perangkat keras
jaringan ini digunakan untuk membangun topologi bintang, kabel twisted pair
datang dari sebuah workstation masuk kedalam hub.

Switch
Sebenarnya fungsi dari switch adalah sama dengan hub. Namun sebenarnya cara
kerja switch sedikit lebih rumit bila dibandingkan dengan hub. Switch tidak hanya
sekedar mengurusi sinyal listrik tapi juga harus memproses informasi pada lapisan
atau layer data link, informasi yang dicek oleh switch adalah alamat MAC address
dari setiap perangkat dan komputer yang tersambung dengan dirinya.

Repeater
Repeater berfungsi untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari
suatu segmen jaringan lalu memancarkan kembali dengan kekuatan yang sama
dengan sinyal asli pada segmen kabel yang lain.

Bridge
Fungsi dari bridge itu sama dengan fungsi repeater tapi bridge lebih fleksibel dan
lebih cerdas dari pada repeater. Bridge dapat menghubungkan jaringan yang
menggunakan metode transmisi yang berbeda. Misalnya bridge dapat
menghubungkan Ethernet baseband dengan Ethernet broadband.

Router
Fungsi utama router adalah sebagai perangkat dalam jarinan komputer yang
digunakan sebagai penghubung antara jaringan atau network. Router yang
menentukan jalur mana yang terbaik untuk dilewati paket data sehingga data dapat
sampai ke tujuannya. Penjelasan lengkap tentang Router
2.2.1 Routing statis dan dinamis

2.3.1 statis

Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki


tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator
jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada
jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti
mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan
tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu
masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap
router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi
forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang
besar.

2.3.2 dinamic
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan
membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan
juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur
router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi
routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya.
Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu
meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah
proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.
Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan
kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai
dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

2.4 bagaimana mendesain jaringan komuter yang efisien

Banyak perusahaan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya pada


memutuskan persis CARA untuk membangun dan mengkonfigurasi jaringan
komputer mereka. Ada banyak pilihan dan pertimbangan, tapi salah satu aspek
yang paling penting dari proses pengambilan keputusan adalah bagaimana
arsitektur jaringan dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal positif.
Produktifitas
Salah satu tujuan utama dari arsitektur jaringan yang efisien adalah untuk
merancang sebuah sistem yang stabil dan kuat, yang memungkinkan
karyawan menggunakannya untuk mendapatkan pekerjaan mereka dilakukan
tanpa terhambat oleh sistem itu sendiri.
Efisiensi
Seperti komputer mulai jaringan bersama-sama, ekspresi efisiensi mereka
dinyatakan multiplicatively, daripada nilai tambahan, atau setidaknya harus,
sekali lagi, dengan arsitektur jaringan yang tepat. Intinya adalah bahwa jika
jaringan Anda dibangun dengan benar, menggunakan industri praktek terbaik
dan arsitektur logis, maka Anda akan menyadari bahwa efisiensi.

Profitabilitas
Seperti komputer mulai jaringan bersama-sama, ekspresi efisiensi
mereka dinyatakan multiplicatively, daripada nilai tambahan, atau
setidaknya harus, sekali lagi, dengan arsitektur jaringan yang tepat.
Intinya adalah bahwa jika jaringan Anda dibangun dengan benar,
menggunakan industri praktek terbaik dan arsitektur logis, maka Anda
akan menyadari bahwa efisiensi.

3. Prosedur

Mencari / menentukan use case (pabrik A dengan cabang berapa dan jumlah host
berapa).
Membuat design jaringan .
Melakukan perhitungan IP Address sesuai dengan jumlah pengguna yang digunakan.
Melakukan Routing statis dan dinamis.
Mengimplementasikan di packet tracer
4. Hasil percobaan

4.1 penjelasan desain jaringan


Sebuah pabrik A mempunyai 5 buah kantor cabang. Kantor A sendiri
mempunyai host sebanyak 60. Kantor b mempunyai host sebanyak 100. Kantor c
mempunyai host sebanyak 20. Kantor d mempunya host sebanyak 130. Kantor e
mempunya 2 alamat IP yang berbeda masing-masing 50 dan 80 host. Kantor f
mempunyai host sebanyak 10.
Pabrik ingin menghubungkan seluruh kantor dengan topology ring.
4.2 desain jaringan

Figure 2 desain jaringan


4.3 melakukan perhitungna IP
4.3.1 router 1 / kantor a
Host yang di gunakan 60 maka prefiknya 26
IP yang di gunakan 201.1.1.1/26
IP 11001001.0000001. 0000001.0000001 201.1.1.1
SM 11111111.11111111.1111111.1100000 255.255.255.192
NET ID 11001001.00000001. 0000001.0000000 201.1.1.0
BC 11001001.00000001.0000001.0011111 201.1.1.63
Host range 201.1.1.1-201.1.1.62

Jumlah User 60
Ip Address 201.1.1.1
Subnet 255.255.255.192
broadcast 201.1.1.63
Tabel 1 perhitungan tabel 1

4.3.2 router 2 / kantor b


Host yang di gunakan 100 maka prefiknya 27

IP yang di gunakan 202.1.1.1/25

IP 11001010.00000001.00000001.00000001 202.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.10000000 255.255.255.128
NET ID 11001010.00000001.00000001.00000000 202.1.1.0
BC 11001010.00000001.00000001.01111111 202.1.1.127
Host range 202.1.1.1-202.1.1.126

Jumlah User 100


Ip Address 202.1.1.1
Subnet 255.255.255.128
broadcast 202.1.1.127
Tabel 2 perhitungan router 2
4.3.3 router 3 / kantor C
Host yang di gunakan 20 maka prefiknya 25
IP yang di gunakan 203.1.1.1/27
IP 11001011.00000001.00000001.00000001 203.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.11100000 255.255.255.224
NET ID 11001011.00000001.00000001.00000001 203.1.1.0
BC 11001011.00000001.00000001.00011111 203.1.1.31
Host range 203.1.1.1-203.1.1.30

Jumlah User 20
Ip Address 203.1.1.1
Subnet 255.255.255.224
broadcast 203.1.1.31
Tabel 3 perhitungan router 3

4.3.4 router 4 / kantor D


Host yang di gunakan 130 maka prefiknya 28
IP yang digunakan 204.1.1.1/24

IP 11001100.00000001.00000001.00000001 204.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0
NET ID 11001100.00000001.00000001.00000000 204.1.1.0
BC 11001100.00000001.00000001.11111111 204.1.1.255

Host range 204.1.1.1-204.1.1.254

Jumlah User 130


Ip Address 204.1.1.1
Subnet 255.255.255.0
broadcast 204.1.1.255
Tabel 4 perhitungan router 4
4.3.5 router 5 / kantor e
Kantor e mempunya 2 alamat ip yang masing masing hanya bisa di akses menggunkan
lan dan yang satu hanya bisa diakses menggunaka wireless. Yang menggunakan lan
mempunyai host 50 dan yang menggunakan wireless mempunyai host 80.
Jumlah host yang di gunakan LAN sebanyak 50 dengan prefik 26
IP yang di gunakan 205.1.1.1/26

IP 11001101.00000001.00000001.00000001 205.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.11000000 255.255.255.192
NET ID 11001101.00000001.00000001.00000000 205.1.1.0
BC 11001101.00000001.00000001.00111111 205.1.1.62

Host range 205.1.1.1-205.1.1.192

Jumlah User 50
Ip Address 205.1.1.1
Subnet 255.255.255.192
broadcast 205.1.1.62
Tabel 5 perhitungan router 5 LAN

Jumlah host yang di gunakan wireless sebanyak 80 dengan prefik 27


IP yang di gunakan 206.1.1.1/25

IP 11001110.00000001.00000001.00000001 206.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.10000000 255.255.255.128
NET ID 11001110.00000001.00000001.00000000 206.1.1.0
BC 11001110.00000001.00000001.01111111 206.1.1.127
Host range 206.1.1.1-206.1.1.126

Jumlah User 80
Ip Address 206.1.1.1
Subnet 255.255.255.128
broadcast 206.1.1.127
Tabel 6 perhitungan router 5 wireless
4.3.6 router 6 / kantor f
Host yang di gunakan 10 makan prefik 24
IP yang di gunakan 207.1.1.1 / 28

IP 11001111.00000001.00000001.00000001 207.1.1.1
SM 11111111.11111111.11111111.11110000 255.255.255.240
NET ID 11001111.00000001.00000001.00000000 207.1.1.1
BC 11001111.00000001.00000001.00001111 207.1.1.15
Host range 207.1.1.1-207.1.1.14

Jumlah User 10
Ip Address 207.1.1.1
Subnet 255.255.255.240
broadcast 207.1.1.15
Tabel 7 perhitungan router 6
4.4 Routing static
Router 1

Figure 3 setting static router 1

Router 1 -> Router 2 (12.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 202.1.1.0 255.255.255.224 12.1.1.2
Router(config)#ip route 203.1.1.0 255.255.255.192 12.1.1.2
Router(config)#ip route 204.1.1.0 255.255.255.128 12.1.1.2
Router(config)#ip route 205.1.1.0 255.255.255.128 12.1.1.2
Router(config)#ip route 206.1.1.0 255.255.255.0 12.1.1.2
Router(config)#ip route 207.1.1.0 255.255.255.128 12.1.1.2
Router 2

Figure 4 setting static router 2

Router 2 -> Router 3 (13.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 203.1.1.0 255.255.255.192 13.1.1.2
Router(config)#ip route 204.1.1.0 255.255.255.128 13.1.1.2
Router(config)#ip route 205.1.1.0 255.255.255.128 13.1.1.2
Router(config)#ip route 206.1.1.0 255.255.255.0 13.1.1.2
Router(config)#ip route 207.1.1.0 255.255.255.128 13.1.1.2
Router(config)#ip route 201.1.1.0 255.255.255.240 13.1.1.2
Router 3

Figure 5 setting static router 3

Router 3->Router 4(14.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 204.1.1.0 255.255.255.128 14.1.1.2
Router(config)#ip route 205.1.1.0 255.255.255.128 14.1.1.2
Router(config)#ip route 206.1.1.0 255.255.255.0 14.1.1.2
Router(config)#ip route 207.1.1.0 255.255.255.128 14.1.1.2
Router(config)#ip route 201.1.1.0 255.255.255.240 14.1.1.2
Router(config)#ip route 202.1.1.0 255.255.255.224 14.1.1.2
Router 4

Figure 6 setting static router 4

Router 4-> Router 5 (16.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 205.1.1.0 255.255.255.128 15.1.1.2
Router(config)#ip route 206.1.1.0 255.255.255.0 15.1.1.2
Router(config)#ip route 207.1.1.0 255.255.255.128 15.1.1.2
Router(config)#ip route 201.1.1.0 255.255.255.240 15.1.1.2
Router(config)#ip route 202.1.1.0 255.255.255.224 15.1.1.2
Router(config)#ip route 203.1.1.0 255.255.255.192 15.1.1.2
Router 5

Figure 7 setting static router 5

Router 5 -> Router 6 (15.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 207.1.1.0 255.255.255.128 16.1.1.2
Router(config)#ip route 201.1.1.0 255.255.255.240 16.1.1.2
Router(config)#ip route 202.1.1.0 255.255.255.224 16.1.1.2
Router(config)#ip route 203.1.1.0 255.255.255.192 16.1.1.2
Router(config)#ip route 204.1.1.0 255.255.255.128 16.1.1.2
Router 6

Figure 8 setting static router 6

Router 6->Router 1 (17.1.1.1/30)


Router(config)#ip route 202.1.1.0 255.255.255.224 17.1.1.2
Router(config)#ip route 203.1.1.0 255.255.255.192 17.1.1.2
Router(config)#ip route 204.1.1.0 255.255.255.128 17.1.1.2
Router(config)#ip route 205.1.1.0 255.255.255.128 17.1.1.2
Router(config)#ip route 206.1.1.0 255.255.255.0 17.1.1.2
Router(config)#ip route 201.1.1.0 255.255.255.240 17.1.1.2
4.4.1 Percobaan Routing Static

Figure 9 percobaan routing

Figure 10 percobaan routing dengan CMD


4.4.2 Percobaan dengan jalur alternatif

Figure 11 percobaan routing dengan jalur alternatif

Figure 12 percobaan routing alternatif dengan CMD


4.5 Routing Dinamic
Router 1

Figure 13 setting dinamis router 1

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 12.0.0.0
Router(config-router)#network 17.0.0.0
Router(config-router)#network 201.1.1.0

Router 2

Figure 14setting dinamis router2

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 12.0.0.0
Router(config-router)#network 13.0.0.0
Router(config-router)#network 202.1.1.0
Router 3

Figure 15 setting dinamis router 3

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 13.0.0.0
Router(config-router)#network 14.0.0.0
Router(config-router)#network 203.1.1.0

Router 4

Figure 16 setting dinamis router 4

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 14.0.0.0
Router(config-router)#network 15.0.0.0
Router(config-router)#network 204.1.1.0
Router 5

\
Figure 17 setting dinamis router 5

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 15.0.0.0
Router(config-router)#network 16.0.0.0
Router(config-router)#network 205.1.1.0
Router(config-router)#network 206.1.1.0

Router 6

Figure 18 setting dinamis router 6

Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 15.0.0.0
Router(config-router)#network 16.0.0.0
Router(config-router)#network 207.1.1.0
4.5.1 Percobaan Routing Dinamis

Figure 19 percobaan routing dinamis

Figure 20 percobaan routing dinamis dengan CMD


4.5.2 Percobaan Routing Jalur Alternatif

Figure 21 percobaan routing dengan jalur alternatif

Figure 22 percobaan routing alternatif dengan CMD


5. Analisa
5.1 routing static
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik
yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan
routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing
statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri
dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu
masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router.
Mungkin untuk suatu jaringan yang kecil tak akan masalah menggunakan routing static.

Penggunaan routing static pada jaringan ini bahwa. Setiap router harus di setting dari
mulai IP , prefik , dan juga next hoop. Pada penggunaan topology ring dapat di setting
menggunakan dua aliran arus data dengan searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam ,
atau keduanya bisa di terapkan secara bersamaan.

Pada saat melakukan test (routing) dari komputer yang berada pada router 1 ke
komputer yang berada di router 4. Hasilnya perjalanan paket bisa searah jarum jam dan
berlawanan jarum jam. Hal ini terjadi karena jaringan tersebut di setting dengan dua arah
tersebut.

Pada saat routing dengan satu jalur di putus(alternatif) paket akan tetap sampai pada
tujuan karena jalur pada routing akan mencari jalur yang bisa di lewati dengan pengaturan dua
arah aliran data. Pada saat melakukan routing dari komputer yang berada pada router 1 ke
komputer yang berada pada router 4. Maka aliran data berangkat akan searah jarum jam dan
pada saat paket itu kembali akan berlawanan jarum jam.
5.2 Routing Dinamis
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat
tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain
dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,
tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan
yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing
dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Jadi seorang pengguna hanya akan
memasukan IP yang berada pada router pada setingan RIP. Pengguna harus memasukan net ID
pada setingan RIP. Pada setingan dinamis routing IP harus berada pada kelas A / B / C dengan
prefik 8 / 16 / 24. Jika prefiknya tidak seperti itu maka routing dinamis tidak akan berjalan.

Pada percobaan routing dinamis bisa didapatkan perjalanan paket lebih terarah dari
pada routing dinamis. Hal ini di karenakan routing dinamis menggunakan RIP yang berarti
routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop)
sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap
RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk
menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse.
Dengan algoritma dari routing dinamis tersebut akan mendapatkan suatu jalur routing
yang lebih terarah dari pada routing static. Dengan percobaan routing dari komputer router 1
ke komputer router 4. Maka paket akan bergerak dengan searah jarum jam dan kembali searah
jarum jam. Pada percobaan tersebut tidak ditemukan paket berjalan berlawanan jarum jam. Hal
ini terjadi karena algoritma dari RIP yang menggunakan jalur terdekat untuk suatu perjalanan
paket.
Pada percobaan dengan satu jalur di potong (alternatif). Paket akan tetap sampai pada
pada tujuan karena router akan mencari jalur alternatif sendiri untuk sampai. Degan jalur
berangkat searah jarum jam dan jalur kembali berlawanan jarum jam.
6. Kesimpulan
Pada routing dinamis dan statis terdapat perbedaan yang sangat signifikan
dalam hal konfigurasi. Pada routing statis administrator harus memasukan net ID ,
prefik , dan next hoop. Hal ini Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis
yang dilakukan secara manual. Pada routing dinamis administrator hanya memasukan
net ID pada router dan router akan menentukan jalur sendiri.

Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar
(terhubung ke banyak network). Sedangkan routing statis cocok untuk topologi
jaringan yang simple.
Contents
1. Tujuan ............................................................................................................................................. 1
2. Teori Dasar...................................................................................................................................... 1
2.1 Topologi ring .......................................................................................................................... 1
2.1.1 Kelebihan ............................................................................................................................... 2
2.1.2 Kekurangan ............................................................................................................................ 2
2.2 Hardware yang di gunakan ..................................................................................................... 2
2.2.1 Routing statis dan dinamis .................................................................................................. 4
2.3.1 statis ....................................................................................................................................... 4
2.3.2 dinamic ................................................................................................................................... 4
2.4 bagaimana mendesain jaringan komuter yang efisien ............................................................ 4
3. Prosedur .......................................................................................................................................... 5
4. Hasil percobaan ............................................................................................................................... 6
4.1 penjelasan desain jaringan ............................................................................................................ 6
4.2 desain jaringan ............................................................................................................................. 7
4.3 melakukan perhitungna IP ............................................................................................................ 8
4.3.1 router 1 / kantor a ................................................................................................................... 8
4.3.2 router 2 / kantor b ................................................................................................................... 8
4.3.3 router 3 / kantor C .................................................................................................................. 9
4.3.4 router 4 / kantor D .................................................................................................................. 9
4.3.5 router 5 / kantor e ................................................................................................................. 10
4.3.6 router 6 / kantor f ................................................................................................................. 11
4.4 Routing static .............................................................................................................................. 12
4.4.1 Percobaan Routing Static ..................................................................................................... 18
4.4.2 Percobaan dengan jalur alternatif ......................................................................................... 19
4.5 Routing Dinamic ......................................................................................................................... 20
4.5.1 Percobaan Routing Dinamis................................................................................................. 23
4.5.2 Percobaan Routing Jalur Alternatif ...................................................................................... 24
5. Analisa ........................................................................................................................................... 25
5.1 routing static ............................................................................................................................... 25
5.2 Routing Dinamis ......................................................................................................................... 26
6. Kesimpulan ................................................................................................................................... 27
Figure 1 topology ring ............................................................................................................................. 1
Figure2 desain jaringan............................................................................ Error! Bookmark not defined.
Figure 3 setting static router 1 .............................................................................................................. 12
Figure 4 setting static router 2 .............................................................................................................. 13
Figure 5 setting static router 3 .............................................................................................................. 14
Figure 6 setting static router 4 .............................................................................................................. 15
Figure 7 setting static router 5 .............................................................................................................. 16
Figure 8 setting static router 6 .............................................................................................................. 17
Figure 9 percobaan routing................................................................................................................... 18
Figure 10 percobaan routing dengan CMD ........................................................................................... 18
Figure 11 percobaan routing dengan jalur alternatif ........................................................................... 19
Figure 12 percobaan routing alternatif dengan CMD ........................................................................... 19
Figure 13 setting dinamis router 1 ........................................................................................................ 20
Figure 14setting dinamis router2.......................................................................................................... 20
Figure 15 setting dinamis router 3 ........................................................................................................ 21
Figure 16 setting dinamis router 4 ........................................................................................................ 21
Figure 17 setting dinamis router 5 ........................................................................................................ 22
Figure 18 setting dinamis router 6 ........................................................................................................ 22
Figure 19 percobaan routing dinamis ................................................................................................... 23
Figure 20 percobaan routing dinamis dengan CMD ............................................................................. 23
Figure 21 percobaan routing dengan jalur alternatif ........................................................................... 24
Figure 22 percobaan routing alternatif dengan CMD ........................................................................... 24
Tabel 1 perhitungan tabel 1 .................................................................................................................... 8
Tabel 2 perhitungan router 2 .................................................................................................................. 8
Tabel 3 perhitungan router 3 .................................................................................................................. 9
Tabel 4 perhitungan router 4 .................................................................................................................. 9
Tabel 5 perhitungan router 5 LAN ........................................................................................................ 10
Tabel 6 perhitungan router 5 wireless .................................................................................................. 10
Tabel 7 perhitungan router 6 ................................................................................................................ 11

Anda mungkin juga menyukai