Anda di halaman 1dari 4

Genetic Structure of Populations

Oleh: Kelompok 5/Offering C

1. Annisa Kurniasih (150341608045)

2. Farah Adibah Zuhri (150341603252)

Genetika Populasi
Genetika Populasi merupakan cabang dari ilmu genetika terkait pada sifat yang
diwariskan turun temurun yang muncul pada populasi). Populasi genetik mempelajari tentang
populasi konstitusi genetika yang berubah dari generasi ke generasi berikutnya. Diketahui
pula bahwa sifat turun-temurun (hereditas) dapat berubah seiring dengan peristiwa evolusi.
Oleh karenaitu, genetika populasi dianggap sebagai genetika evolusi.

Populasi dan Gen Pools


Pada organisme uniseluler, tiap sel adalah individu, sedangkan pada organsisme
multiseluler terdiri dari sel-sel yang saling terkait. Populasi adalah kumpulan dari individu-
individu yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan dari induk (populasi adalah kumpulan
dari individu-individu yang sejenis (1 spesies) dimana katan dari induk yang menghubungkan
antar anggota pada populasi yang sama selalu ada, tetapi perkawinan selalu tidak ada pada
organisme yang reproduksinya secara aseksual.
Kelangsungan dari populasi diatur oleh mekanisme hereditas biologi. Populasi
mendelian berfokus pada spesies. Spesies adalah unit evolusi yang bebas. Perubahan genetik
menempati pada populasi lokal dapat dikembangkan ke semua anggota spesies yang berbeda.
Populasi lokal adalah suatu grup dari individu-individu yang memiliki spesies yang sama,
bersama pada wilayah yang sama. Gen pools adalah kumpulan dari genotip semua individual
di sebuah populasi untuk organisme diploid.
Variasi Genetik Dan Evolusi
Darwin dalam On the Origin of Species menyatakan bahwa beberapa variasi hereditas
alami mungkin dapat lebih menguntungkan daripada yang lainnya dalam hal bertahan hidup
dan reproduksi. Namun, berbagai variasi yang berguna atau yang dominan akan
dipertahankan, sedangkan variasi yang berbahaya atau kurang/jarang digunakan akan
tereliminasi. Hal ini adalah proses seleksi alam yang memainkan peran utama dalam evolusi.
Str. Ronald A pada tahun 1930 menemukan teori bahwa Rata-rata peningkatan
kemapuan populasi pada setiap waktu adalah sebanding dengan kemampuan variasi genetik
pada waktu tersebut. Dengan sejumlah besar lokus variabel (berubah-ubah) dan lebih banyak
alela yang ada pada masing-masing lokus variabel, maka semakin besar kemungkinan
perubahan frekuensi beberapa alela kepada lainnya. Sehingga terjadi seleksi untuk merubah
beberapa sifat dari variasi yang terseleksi.

Frekuensi Genotip dan Gen


Dalam mempelajari golongan darah M-N. Disana ada 3 golongan darah, M, N dan
MN, dimana golongan darah itu ditentukan oleh 2 alela LM dan LN yang terletak pada satu
lokus. Penelitian yang dilakukan pada 730 orang Aborigin Australia didapatkan hasil 22
orang memiliki gologan darah M, 216 memiliki golongan darah MN dan 492 memilki
golongan darah N. sehingga contoh frekuensi dari golongan darah M adalah 22/730 = 0,030.
Frekuensi alela dapat dihitung dari tiap angka genotip yang telah diteliti atau dari
frekuensi genotip yaitu dengan menghitung jumlah waktu setiap alel yang ditemukan lalu
dengan jumlah total gen pada sampel. Atau dengan menghitung frekuensi genotip dengan
mengamati sebelum dua gen homozigot diberikan, sebaliknya hanya setengah gen hetrozigot
yang diberikan.
Alasan mengapa sering lebih baik untuk mendeskripsikan variasi genetik pada lokus
menggunakan frekuensi alela dibandingkan frekuensi genotip karena biasanya terdapat
sedikit alela daripada genotip.

Dua Model Struktur Populasi


Pada model klasik mengatakan bahwa kumpulan gen dari sebuah populasi terdiri dari
lokus-lokus, dimana lokus pada alel wild-type mempunyai frekuensi yang sangat dekat
dengan 1, ditambah beberapa alela yang muncul karena mutasi tetapi tetap menjaga frekuensi
rendah karena seleksi alami. Tetapi, beberapa lokus heterozigot terhadap alela wild-type dan
alela mutan. Evolusi akan terjadi karena pada waktu tertentu alel tertentu akan muncul oleh
karena mutasi. Melalui seleksi alam mutan tersebut akan mengalami kenaikan frekuensi
secara bertahap dan menjadi alel tipe wild-type baru, dengan pembentuk alel tipe liar akan
dikurangi menjadi frekuensi yang sangat rendah.
Sedangkan menurut model keseimbangan menyatakan bahwa tidak ada alel tipe wild-
type tunggal karena sebagian besar lokus terdiri dari kesatuan alel dengan frekuensi yang
beraneka ragam.Oleh karena itu, beberapa individu bersifat heterozigot pada sebuah proporsi
besar lokus-lokus tersebut. Model seimbang menunjukkan evolusi sebagai proses perubahan
bertahap pada frekuensi dan berbagai jenis alel pada banyak lokus. Alel tidak berpindah
ketika diisolasi. Kemampuan suatu alela tergantung pada eksistensi alella yang lain dalam
suatu genotip.

Variasi yang Tampak


Telah diketahui bahwa proses populasi natural dipengaruhi oleh variasi genetik. Pada
variasi individu merupakan suatu fenomena yang menyolok ketika organisme dari spesies
yang sama diuji coba. Contohnya pada populasi manusia yang menunjukkan variasi pada
bentuk wajah, pigmen kulit, warna rambut, dan bentuk tubuh, tinggi dan berat badan,
golongan darah dan hal lainnya. Sedangkan pada tanaman biasanya berbeda pada bunga dan
warna biji dan juga pada bentuknya, begitu juga pada pertumbuhannya.
Telah ditemukan lebih banyak variasi genetik pada observasi yang dilakukan pada
organisme yang hidup di alami yang membuktikan adanya perkawinan sedarah yang
meningkatkan kemungkinan homozigosis. Contohnya pada Drosophila yang mempunyai
variasi alela pada kondisi homozigot dengan fenotip yang abnormal.
Muncul indikasi bahwa variasi genetik berasal dari eksperimen seleksi buatan. Pada
seleksi buatan ini individu dipilih untuk dikawinkan dengan individu dari generasi berikutnya
yang menunjukkan ekspresi terbesar dari karakter yang diinginkan. Jika populasi yang
diseleksi berubah maka jelas bahwa organisme asal telah mengandung variasi genetik yang
menjadi ciri bawaan.
Dengan berbagai eksperimen yang dilakukan pada Drosophila dimana seleksi buatan
telah sukses pada lebih dari 50 sifat. Faktanya, seleksi buatan hampir setiap waktu hal ini
mencoba dibawa oleh pendukung model keseimbangan yang menunjukan variasi genetik ada
pada populasi pada hampir setiap karakteristik organisme.

Masalah Pengukuran Variasi Genetik


Saat ini dikenal bahwa informasi pengkode genetic terdapat dalam rangkaian
nukleotida. Untuk memastikan berapa banyak lokus gen polimorfik dalam sebuah populasi
diperlukan studi beberapa gen yang dari semua lokus gen.
Pada DNA, gen diterjemahkan dalam sebuah rangkuman dari asam amino yang akan
membentuk sebuah polipeptida. Rangakain protein dengan berbagai variasi menggambarkan
sample netral dari semua struktur gen dalam organisme. Jika sebuah protein ditemukan sama
di antara individu maka pengkodean gen untuk protein juga sama.
Pertanyaan:
1. Mengapa Darwin mengusulkan teori seleksi alam?
Jawaban: agar suatu spesies berubah sebagai hasil dari generasi persaingan di
antara individu. Dalam suatu spesies, individu berbeda-beda berkenaan dengan
karakteristik yang diwariskan yang mempengaruhi kemampuan bertahan dan
bereproduksi. Individu yang memiliki karakteristik ini. Rata-rata akan memiliki
keturunan lebih banyak daripada individu yang tidak memilikinya. Karena
kontribusi yang tidak merata ini kepada generasi penerus, ciri khas itu
meningkatkan kelangsungan hidup dan reproduksi akan cenderung menjadi lebih
sering dalam spesies. Sehingga karakter spesies menjadi lebih berkembang.

Anda mungkin juga menyukai