1
Rosasea okular diobati dengan kebersihan yang baik, siklosporin topikal, dan
antibiotik topikal atau sistemik. (Am Fam Physician 2015; 92 (3): 187-196 Copyright
2015 American Academy of Family Physicians)
SUBTIPE
2
Tabel 1. Subtipe dan Varian dari Rosasea juga Karakteristiknya
Klasifikasi Karakteristik
Subtipe
Varian
3
PATOFISIOLOGI
Suatu kecenderungan pada individu berkulit putih dari Celtic atau keturunan
Eropa utara menunjukkan komponen genetik terhadap rosasea.10 Namun, tidak ada
gen spesifik yang teridentifikasi.4 Pasien dengan predisposisi genetik memiliki
reseptor yang memediasi regulasi neovaskular. Ketika terpapar oleh pemicu,
neuropeptida dilepaskan terjadi (flushing, edema), sehingga mengakibatkan
perekrutan sel pro inflamasi pada kulit.10
DIAGNOSIS
4
Tabel2. Pemicu yang Behubungan dengan Perburukan Gejala Rosasea
StresEmotional 79
Cuaca Panas 75
Angin 57
Latihan berlebihan 56
Konsumsi Alkohol 52
Cuaca Dingin 46
Makanan Pedas 45
Makanan Panas 36
5
Tabel 3. Pedoman Untuk Mendiagnosis Rosasea
Timbulnya satu atau lebih gejala Termasuk satu atau lebih gejala
primer: sekunder :
Papuldanpustul Kekeringan
Telengiektasia Edema
Manifestasi Okular
Lokasi Perifer
Perubahan Fimatosa
6
Tabel 4. Kondisi Kulit yang Memiliki Gambaran yang Sama dengan Rosasea
7
Gambar 1. Eritema wajah disertai telangiektasia. (A) Tampilan frontaldari eritema
sentrofasial (B) Gambar close-uperitema sentrofasial yang disertai skuama. (C)
Gambar close-uptelangiektasis pada lateral dagu
Gambar 2. Lesi inflamasi (papul dan pustul). A. Lesi papulopustular dan skuama
pada lateral hidung. B. Gambar close-up dari rosasea papulopustular.
8
PENGOBATAN
TINDAKAN UMUM
Meskipun temuan rosasea dapat berubah dari waktu ke waktu, tidak ada bukti
perkembangan perjalanan penyakit yang dijumpai.13 Keputusan pengobatan
didasarkan pada manifestasi klinis pasien (Tabel 5). Karena rosasea dapat dipicu oleh
berbagai rangsangan, dianjurkan menghindari pemicu yang diketahui. Untuk
mengidentifikasi potensi pemicu, pasien harus diarahkan untuk membuat daftar untuk
mendokumentasikan paparan, diet, dan aktivitas yang menyebabkan eksaserbasi.14
Pemilihan produk pengobatan kulit secara tepat untuk meningkatkan dan
menjaga integritas permeabilitas barier stratum korneum dan mengurangi sensitivitas
kulit.15 Pembersih ringan dan regimen pelembab dapat meningkatkan kenyamanan
pasien. Pembersih harus berbau harum dan bebas abrasif dengan agak asam sampai
pH netral. Pembersih kulit direkomendasikan termasuk pembersih yang bebas lipid,
pembersih nonalkalin (misalnya, Cetaphil) dan deterjen sintetik untuk kulit sensitif
(misalnya, Dove untuk kulit sensitif).16 Pasien harus membersihkan secara lembut
dengan jari-jari mereka, menghindari penggunaan bahan abrasif, dan keringkan untuk
penyerapan pelembab agar lebih baik.Pelembab harus mengandung emolien dan
bahan oklusif.14
Meskipun tidak ada produk perawatan kulit yang telah diteliti dengan baik,
beberapa produk ditemukan dapat memperbaiki kekeringan meliputi asam
polihidroksi (Neostrata), non alkalin bebas lipid (Cetaphil), dan formula berbasis
seramid (Cerave).16 Pasien harus menghindari stringen, toner, stimulan sensorik, dan
bahan yang berpotensi iritasi.16 Secara universal direkomendasikan fotoproteksi,
termasuk penggunaan topi bertepi lebar dan tabir surya spektrum luas (minimal sun
protection factor [SPF] 30).13
Dimetikon dan produk-produk berbasis simetikon yang mengandung titanium
dioksida dan zink oksidadapat ditoleransi lebih baik.2Penggunaan kosmetik dengan
warna hijau atau kuning pada eritema wajah sentral dapat menyamarkan kemerahan.14
9
TERAPI TOPIKAL YANG DISETUJUI FDA
Obat terapi topikal lini pertama untuk pengobatan rosasea ringan hingga
sedang (Tabel 6).17,18 Terapi obat didasarkan pada ada atau tidak adanya eritema
persisten atau inflamasi pada bagian sentral wajah (misalnya, papula , pustula,
lesionaldan perilesional eritema), tingkat keparahan gejala, dan respon pasien
terhadap intervensi terapeutik sebelumnya. Lima obat topikal yang disetujui oleh
Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan rosasea: metronidazol
0,75% losion (Metrolotion), 0,75% krim (Metrocream), dan 1% gel (Metrogel);
asam azelaik 15% gel (Finacea); Sulfacetamid 10% atau sulfur 5% krim, busa, lotion,
atau suspensi; Brimonidin 0,33% gel (Mirvaso); dan yang terbaru ,ivermectin topikal
1% krim (Soolantra).
Metronidazol
Metronidazol diperkirakan untuk mengurangi stres oksidatif, dan telah
terbukti efektif dalam mengurangi eritema dan inflamasi.19 Terdapat perbedaan
manfaat klinis yang signifikan dalam penggunaan vehikulum yang berbeda (gel,
krim, atau losion) atau konsentrasi (0,75% atau 1%). Efek samping yang ringan,
termasuk pruritus, iritasi, dan kekeringan.14
Asam Azelaik
Asam azelaik efektif terhadap lesi eritema dan inflamasi melalui
penghambatan produksi spesies oksigen reaktif dalam neutrofil.19 Tidak ada
perbedaan efektivitas yang ditemukan antara penggunaan dosis sekali atau dua kali
sehari.20 Efek samping termasuk sensasi terbakar ringan dan sementara, sensasi
tersengat, dan iritasi.19
10
Metronidazol vs Asam Azelaik
Tiga studi yang menilai efektivitas metronidazol vs asam azelaik. Meskipun
hasil penilaian dokter menyarankan bahwa asam azelaik mungkin lebih efektif
daripada metronidazol, dan berdsarkan evaluasi pasien tidak ditemukan perbedaan
statistik yang signifikan. Asam azelaik memiliki insidenefek samping, yang lebih
tinggi termasuk kekeringan, sensasi tersengat, skuama, gatal, dan sensasi terbakar.
Gejala yang ringan sampai sedang, dan sementara pada kedua kelompok. Tidak
ditemukan efektifitas obat terhadap telangiektasia.19
Brimonidin
Metronidazol topikal, asam azelaik topikal, dan doksisiklin oral mengurangi
eritema yang berkaitan dengan inflamasi pembuluh darah; Namun, mereka
bergunapada eritema yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh superfisial secara
permanen. Sebaliknya, agonis reseptor alfa-adrenergik memicu vasokonstriksi tetapi
tidak berpengaruh pada rosasea papulopustular. Penggunaan Brimonidin sekali
sehari, reseptor agonis alfa-adrenergik topikal, efektif dalam mengurangi eritema.
Tidak terdapat takifilaksis, rebound eritema, atau lesi inflamasi yang mengganggu
yang pernah terdokumentasi. Efek samping yang ringan, termasuk iritasi, sensai
terbakar, kulit kering, pruritus, dan eritema.21 Oksimetazolin 0,05% nasal
solusio(Afrin), juga merupakan agonis reseptor alfa-adrenergik, yang digunakan
11
sekali sehari dapat mengurangi eritema sentrofasial yang difus berdasarkan laporan
kasus.22
Ivermektin
Ivermektin topikal telah disetujui oleh FDA pada tahun 2014 untuk
pengobatan rosaseapapulopustular.23 Dua studi menunjukkan efektivitas vs plasebo,
dan yang ketiga menemukan bahwa ivermektin sedikit lebih efektif daripada
metronidazol topikal berdasarkan pada penilaian evaluasi dokter dan pasien dan
kualitas hidup.18,23
12
Krim yang mengandung ekstrak tanaman yang kaya akan flavonoid 1% dari
(Chrysanthellum indicum ) menunjukkan efektivitas berdasarkan penilaian derajat
keparahan rosasea oleh pasien dan dokter.19
13
Ampisilin, Eritromisin, dan Klaritromisin (Biaxin), meskipun efektif terhadap
rosasea papulopustular dalam beberapa studi, bukan merupakan obat pilihan karena
interaksi obat, intoleransi gastrointestinal, dan kekhawatiran memicu resistensi
antibiotik. Azitromisin (Zithromax) memiliki tolerabilitas yang lebih besar, namun
penggunaan hanya didukung oleh laporan kasus dan studi skala kecil.19,26
Metronidazoloral(Flagyl) telah menunjukkan efektivitas yang sama bila
dibandingkan dengan tetrasiklin pada empat penelitian,18 tetapi risiko dari Disulfram
(Antabuse ) berupa reaksi seperti dengan penggunaan alkohol (yaitu, mual, muntah,
diaforesis, eritema kulit, takikardia, sesak nafas, nyeri kepala, kebingungan, pusing),
dan risiko neuropati dan kejang namun jarang, hal tersebut membatasi
penggunaannya untuk pasien yang mengalami kegagalan pengobatan atau intoleransi
terhadap obat lain.19,26
Isotretinoinoral dapat digunakan untun pengobatanrosasea papulopustular
yang refrakter dan rosasea fimatosa.19,28 Satu studi menemukan isotretinoin dosis
rendah lebih efektif daripada doksisiklin pada evaluasi penilaian kesembuhan oleh
dokterdan pasien.18
Untuk pasien dengan rosasea papulopustular sedang sampai berat atau mereka
yang mengalami respon yang tidak memadai terhadap terapi topikal, studi terbatas
mendukung terapi kombinasi (biasanya,doksisiklin oral dosis sub antimikrobial dan
metronidazol topikal atau asam azelaik).18,26,29
14
sculptingefektif dalam memperbaiki atau meminimalkan perubahan fimatosa dan
juga perubahan hidup.25,26
Gambar 3. Perubahan fimatosa pada ujung hidung, lesi inflamasi (papul dan pustul)
pada daerah lateral, dan telangiektasis.
15
Gambar 4. Rosasea Okular. (atas) Telangiektasis pada kelopak mataatas. (tengah)
Granuloma sekunder pada kelopak mata bawah hingga disfungsi kelenjar meibom;
inflamasi dan pembentukkan jaringan parut, konjungtivitis ringan juga dijumpai.
(bawah) pembentukkan jaringan parut sekunder pada kelopak mata bawah hingga
gejala inflamasi yang mengganggu.
16
Ringkasan: Rekomendasi Penting Dalam Praktek
Batas
RekomendasiKlinis Referensi
Keamanan
Pembersih ringandan pelembab, tabir surya spektrum luas C 13,15,16
(sun protection factor [SPF] 30 atau lebih), dan
menghindari pemicu dapat berguna dalam perawatan
semua subtipe Rosasea
17
Siklosporin oftalmik tetes (Restasis) lebih efektif B 19
digunakan dibandingkan dengan rosasea ringan
18