Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN

PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar


derajat sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :

TRI RAHAYU

F 100 090 110

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN
KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh:

TRI RAHAYU

F 100 090 110

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KESEJAIITERAAN PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES

MELLITUS TIPE 2

Yang diajukan oleh :

TRIRAHAYU

F. 100 090 110

Telah disetujui untuk dipertahankan

Di depan Dewan Penguji Skripsi

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

k
Usmi Karyani, S.Psi., M.Si.
Tanggal24 Olctober 2014
~

111

.Ill
-
llUDU l ,Vftl, ftl , . l f i n r t UVfl.Vl,V~' >.JV>.J~ U.l:Jl''-Y~'

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS P ADA PENDERITA DIABETES

l\1ELLITUS TIPE 2

Yang diajukan oleh:

TRIRAHAYU
F 100 090 110

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal8 November 2014
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama
Usmi Karvani, S.Psi., M.Si 4
Penguj i pendamping I
W.S. Hertiniung, S.Psi., M.Si ~
~e

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN


PSIKOLOGIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

Tri Rahayu
Usmi Karyani, S.Psi., M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT 2) merupakan salah satu penyakit kronis


yang prevelensinya tinggi. Jumlah pertumbuhan DMT 2 di Indonesia terus
meningkat setiap tahunya. Penderita DMT 2 mengalami banyak perubahan dalam
hidupnya, mulai dari pengaturan pola makan, olahraga, kontrol gula darah, dan
lain-lain yan harus dilakukan sepanjang hidupnya. Perubahan dalam hidup yang
datang secara tiba-tiba membuat penderita DMT 2 menunjukan beberapa reaksi
psikologis yang negatif, diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna,
kecemasan yang meningkat dan depresi, sehingga kesejahteraan psikologis yang
dimiliki akan menurun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis pada penderita DMT 2.
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial
dengan kesejahteraan psikologis pada penderita DMT 2. Subjek dalam penelitian
ini adalah semua penderita DMT 2 yang sedang melakukan rawat jalan di RSUD
Dr. Moewardi Jebres Surakarta. Subjek yang diambil berjumlah 50 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental
sampling. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala kesejahteraan
psikologis dan skala dukungan sosial yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan korelasi product moment dengan bantuan aplikasi SPSS 17.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis, dimana nilai koefisien korelasi
(r) sebesar 0,609; p = 0,000 (p < 0,01). Sumbangan efektif variabel dukungan
sosial dengan kesejahteraan psikologis sebesar 37,1%. Berdasarkan hasil analisis,
diketahui bahwa variabel kesejahteraan psikologis mempunyai rerata empirik
(RE) sebesar 98,48 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 73,5 yang menunjukan
kategori tinggi, sedangkan variabel dukungan sosial mempunyai rerata empirik
(RE) sebesar 68,18 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 55 yang menunjukan
kategori tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada
hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan
psikologis.

Kata kunci : kesejahteraan psikologis, dukungan sosial, DMT 2

v
1

PENDAHULUAN berelasi dan masing-masing sistem


A. Latar Belakang Masalah mengandung sistem komponen, artinya
Diabetes Mellitus (DM) keadaan kesehatan biologis seseorang
merupakan salah satu masalah kesehatan saling mempengaruhi dan dipengaruhi
yang dianggap besar karena merupakan oleh sistem sosialnya karena secara
penyakit yang bisa menyebabkan umum, orang-orang yang merasa
terjadinya penyakit lain yang lebih menerima penghiburan, perhatian dan
banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar pertolongan yang mereka butuhkan dari
gula darah yang tinggi, sehingga seseorang atau kelompok biasanya
berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf cenderung lebih mudah mengikuti
dan struktur i8nternal lainya (Sholichah, nasehat medis, daripada pasien yang
2009) kurang merasa mendapat dukungan
Wordpress (2014) sosial. Sarafino (dalam Smet, 1994).
mengungkapkan bahwa jumlah penderita Penderita DM membutuhkan
DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 dukungan sosial untuk menjalani
juta orang, dan diperkirakan akan kehidupan sehari-hari dalam mengatur
meningkat menjadi 552 juta pada tahun pola hidup yang dapat menyebabkan
2030, sedangkan jumlah penderita DMT stress karena dukungan sosial bekerja
2 yang ada di RSUD Dr. Moewardi pada dengan tujuan untuk memperkecil
bulan Mei 2014 di dapat data sebanyak tekanan-tekanan atau stress yang dialami
622 pasien. individu. Dengan kata lain jika tidak ada
Anggraeni & Cahyanti (2012) tekanan atau stress maka dukungan sosial
menyatakan bahwa penderita DM tidak berpengaruh Oford (dalam Putra,
mengalami tantangan-tantangan hidup 2011).
untuk menghadapi masalah yang terkait Sasco & Yanover (2006)
dengan sakitnya, karena seseorang yang mengemukakan bahwa dukungan sosial
menderita DM memerlukan banyak sekali yang memadai akan meningkatkan
penyesuaian di dalam hidupnya, sehingga kesehatan fisik penderita DMT 2 dengan
penyakit DM ini tidak hanya berpengaruh menurunkan gejala depresi, dukungan
secara fisik, namun juga berpengaruh sosial dapat meningkatkan kesehatan fisik
secara psikologis pada penderita terutama terkait dengan kontrol gula
(Sholichah, 2009). darah yang lebih baik dan meningkatkan
Kesejahteraan psikologis perlu kepatuhan dalam perawatan diri penderita
dimiliki oleh penderita DMT 2 karena DMT 2.
dapat mengurangi terjadinya resiko Berdasarkan latar belakang
komplikasi, seperti yang telah masalah tersebut maka permasalahan
dikemukakan oleh Sundberg (2007) yang hendak diangkat dalam penelitian
bahwa sistem pikiran (psikologis) ini adalah :apakah ada hubungan antara
berkaitan dengan keadaan tubuh (sistem dukungan sosial dengan kesejahteraan
biologis) yang artinya kesehatan dalam psikologis pada penderita DMT 2?
tubuh seseorang dipengaruhi oleh pikiran Meninjau dari permasalahan tersebut
maupun lingkungan, pikiran yang positif maka peneliti tertarik untuk melakukan
dan lingkungan yang mendukung akan penelitian yang berjudul Hubungan
membuat kesehatan seseorang menjadi antara Dukungan sosial dengan
lebih baik. Kesejahteraan Psikologis pada
Dukungan sosial memiliki Penderita Diabetes Mellitus.
peranan yang sangat besar bagi B. Tujuan Penelitian
kesejahteraan psikologis pada penderita Dari latar belakang yang sudah di
DM karena seseorang terdiri dari sistem uraikan di atas maka tujuan dari
biologis dan psikososial yang saling penelitian ini adalah :
2

1. Mengetahui hubungan antara psikologis merupakan realisasi dan


dukungan sosial dengan pencapaian penuh dari potensi individu
kesejahteraan psikologis pada dimana individu dapat menerima
penderita DMT 2. kekurangan dan kelabihan dirinya,
2. Mengetahui peranan dukungan mandiri, mampu membina hubungan
sosial terhadap kesejahteraan positif dengan orang lain, dapat
psikologis pada penderita DMT menguasai lingkungannya dalam arti
2. memodifikasi lingkungannya agar sesuai
3. Mengetahui tingkat kesejahteraan dengan keinginannya, memiliki tujuan
psikologis pada penderita DMT hidup, serta terus mengembangkan
2. pribadinya.
Nurhayati (2010) mengemukakan
C.Manfaat Penelitian bahwa kesejahteraan psikologis adalah
Dari penelitian ini di harapkan suatu keadaan dimana individu mampu
dapat memberikan manfaat sebagai menerima keadaan dirinya, mampu
berikut membentuk hubungan yang hangat
1. Bagi keluarga subjek dengan orang lain, mampu mengontrol
Diharapkan dengan adanya lingkungan, memiliki kemandirian,
penelitian ini dapat memberikan memiliki tujuan hidup dan mampu
gambaran tentang pentingnya dukungan mengembangkan bakat serta kemampuan
sosial terhadap kesejahteraan psikologis untuk perkembangan pribadi. Dalam
pada penderita DMT 2 sehingga keluarga pengertiannya, kesejahteraan psikologis
subjek akan dapat selalu memberikan juga diartikan sebagai mental yang sehat,
dukunganya dan menanamkan sebab beberapa dimensi dari
kebahagiaan dalam hidup subjek agar kesejahteraan psikologis mengacu pada
subjek dapat selalu untuk berfikir positif kesehatan mental itu sendiri.
dan termotivasi. Lawton (dalam Rini 2008)
2. Bagi subjek menjabarkan kesejahteraan psikologis
Diharapkan dari penelitian ini sebagai suatu skema yang terbentuk
dapat memberikan manfaat serta mengenai hidup yang berkualitas sebagai
informasi bagi subjek mengenai hasil dari evaluasi terhadap aspek
keterkaitan antara dukungan sosial aspek yang ada pada hidupnya yang
dengan kesejahteraan psikologis sehingga dianggap baik atau memuaskan,
subjek lebih dapat terbuka dengan sementara itu Okun dan Stock (dalam
keluarga dan lingkunganya Rini, 2008) juga memperkaya pengertian
3. Bagi peneliti selanjutnya kesejahteraan psikologis sebagai perasaan
Memberi gambaran tentang bahagia dan kepuasan yang secara
dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif dialami atau dirasakan oleh
psikologis dan di harapkan dapat seseorang.
memberi stimulus bagi peneliti Individu yang memiliki
selanjutnya untuk lebih dalam meneliti kesejahteraan psikologis yang tinggi
tentang dukungan sosial terhadap adalah individu yang dapat merasakan
kesejahteraan psikologis pada penderita kepuasan dalam hidupnya, individu yang
DMT 2. memiliki kondisi emosional yang positif
adalah individu yang mampu melewati
B. LANDASAN TEORI pengalaman-pengalaman buruk yang
dapat menghasilkan kondisi emosional
1.Pengertian kesejahteraan psikologis negatif, memiliki hubungan yang positif
Ryff (dalam Liwarti 2013) dengan orang lain, mampu menentukan
mengemukakan bahwa kesejahteraan nasibnya sendiri tanpa bergantung dengan
3

orang lain, mampu mengontrol kondisi dalam menjaln suatu hubungan


lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup dengan sumber-sumber yang ada
yang jelas, dan mampu mengembangkan dilingkunganya.
dirinya sendiri (Ryff, 1989). Gentry dkk, (dalam Sarafino,
2. Dimensi-dimensi kesejahterann 1994) menggambarkan dukungan
psikologis
sosial sebagai suatu kenyamanan,
Ryff & Singer (1996)
menyebutkan ada enam dimensi yang perhatian, penghargaan ataupun
membentuk kesejahteraan psikologis bantuan yang diterima individu dari
yaitu : orang lain maupun kelompok.
1. Penerimaan diri (self-acceptance) Dukungan sosial merupakan
2. Hubungan positif dengan orang pengalaman yang membawa individu
lain (positif relation with others) meyakini bahwa mereka diperhatikan,
3. Otonomi (autonomy) dicintai, dihargai dan menjadi anggota
4. Penguasaan lingkungan jaringan komunikasi.
(environmental mastery)
5. Tujuan hidup (purpose in life) 2.Aspek-aspek dukungan sosial
6. Pertumbuhan pribadi (personal Untuk dapat menjelaskan
growth).
konsep dukungan sosial, banyak
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan psikologis penelitian memiliki pendapat yang
Adapun faktor-faktor yang dapat sama untuk membedakan jenis-jenis
mempengaruhi kesejahteraan psikologis yang berlainan membedakan 5 aspek
pada diri individu (Ryff, 1996), yaitu : atau dimensi dukungan sosial (Cohen
usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dkk, dalam Sarafino, 1994) Lima
pendidikan, budaya, locus of control, aspek tersebut adalah :
religiusitas, dukungan sosial dan mawas 1) Dukungan emosional
diri. 2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informasi
1.Pengertan dukungan sosial
5) Dukungan kelompok/jaringan
Coutrona (dalam Putra 2011) sosial
mengemukakan bahwa dukungan Weis & Coutrona (dalam Putra
sosial merupakan suatu proses 2011) mengembangkan social
hubungan yang terbentuk dari provisions scales untuk mengukur
individu dengan persepsi bahwa ketersedian dukungan sosial yang
seseorang dicintai dan dihargai, diperoleh dari hubungan individu
disayangi, untuk memberikan bantuan dengan orang lain. Terdapat enam
kepada individu yang mengalami aspek didalamnya, yaitu:
tekanan-tekanan dalam kehidupanya. 1. Attechment (kasih sayang atau
Baron & Byrne (2003) kelekatan)
menyatakan bahwa dukungan sosial 2. Social integration (integrasi
adalah suatu keadaan nyaman secara sosial)
fisik dan psikologis yang diberikan 3. Reassurance of worth
oleh teman maupun anggota keluarga. (penghargaan atau pengakuan)
Dukungan sosial juga dapat dilihat 4. Reliable alliance (ikatan atau
dari banyaknya kontak sosial yang hubungan yang dapat
terjadi atau yang dilakukan individu diandalkan)
4

5. Guidance (bimbingan) mengatur pola hidup dengan peraturan


3. Faktor-faktor yang dari dokter yang dirasa tidak mudah
Mempengaruhi dukungan sosial untuk menjalaninya dan dapat
Sarafino (1994) menguraikan menjadikan beban secara psikoogis
beberapa factor yang mempengaruhi bagi penderita. Hal tersebut dapt
dukungan sosial, yaitu: menyebabkan kurangnya semangat
1) Penerimaan diri dan menimbulkan stress bagi
2) Penyediaan dukungan penderita DMT 2.
3) Komposisi dan struktur Oishi & Koo (dalam Panembrama,
jaringan sosial 2013) kebahagiaan danggap sangat
Dari beberapa pengertian yang telah penting karena dapat memberikan
di uraikan diatas maka dapat dampak yang positif bagi
disimpulkan bahwa dukungan sosial keberfungsian manusia itu sendiri
adalah suatu keadaan dan bantuan dalam berbagai aspek kehidupan
yang datang dari lingkungan sosial seperti pekerjaan,
yang dapat memberikan kenyamanan pendidikan,hubungan sosial, dan juga
fisik dan psikologis yang dirasakan kesehatan. Kebahagiaan dapat
oleh individu, perhatian, penghargaan, memberikan dampak positif untuk
maupun bantuan dalam bentuk yang kesehatan yaitu ketika seseorang
lainnya yang diterima individu dari secara psikologis merasa
orang lain ataupun dari kelompok nyaman,tenang dan juga memiliki
yang dapat memberikan kesejahteraan tujuan atau harapan maka hal itu akan
secara psikologis maupun fisik. berdampak pada fisik seseorang akan
dapat meningkatkan kesehatan jika
C. Diabetes Mellitus Tipe 2 orang itu sakit maka akan
(DMT2) memberikan kesejahteraan psikologis
DMT 2 adalah suatu kondisi bagi penderita, seperti pada penderita
medis yang ditandai dengan DMT 2.
ketidakcukupan atau gangguan Menurut Hurlock (2006)
fungsi insulin. DMT 2 sering dukungan dari berbagai pihak yang
ditemukan pada orang-orang yang berupa penerimaan, perhatian dan rasa
kelebihan berat badan karena kadar percaya tersebut akan meningkatkan
lemak yang tinggi, terutama pada kebahagiaan dalam diri seseorang.
daerah perut, diketahui menyebabkan Kebahagiaan yang diperoleh
tubuh menjadi resisten terhadap efek seseorang menyebabkan orang
insulin (resistensi insulin). Oleh tersebut termotivasi untuk terus
karena itu, meskipun insulin ada, berusaha mencapai tujuanya,
tubuh tidak mampu berespon penderita juga akan memiliki rasa
terhadap insulin tersebut secara nyaman dalam menjalani
adekuat. keseharianya. Jadi dukungan sosial
akan membantu meberikan rasa yakin
D. Hubungan antara Dukungan Sosial dan optimis pada penderita DMT 2
dengan Kesejahteraan Psikologis pada dalam menjalani hidup.
penderita DMT 2 Dari uarian diatas maka dapat
Dalam melakukan aktifitas diketahui bahwa besarnya pengarug
sehari-hari penderita DMT 2 harus dukungan sosial terhadap
5

kesejahteraan yang dirasakan pada


penderita DMT 2, semakin tinggi atau B.Subjek Penelitian
semakin banyak dukungan yang Subjek yang dipilih adalah para
diterima maka semakin tinggi penderita DMT 2 yang sedang rawat
kesejahteraan yang dirasakan, jalan di RSUD Dr. Moewardi. Adapun
sebaliknya semakin rendah dukungan jumlah sampel yang akan di ambil
sosial yang diterima maka semakin dalam penelitian ini dilihat dari
rendah kesejahteraan yang dirasakan jumlah penderita DMT 2 yang ada di
oleh penderita DMT 2. RSUD Dr. Moewardi pada bulan mei
2014 adalah 622 subjek dan
C. METODE PENELITIAN mengingat keterbatasan peneliti dalam
mengambil sampel maka hanya 50
1. Definisi Operasional Variabel subjek yang akan digunakan oleh
1. Dukungan sosial peneliti sebagai responden.
Coutrona (dalam Putra, 2011)
menjelaskan dukungan sosial C.Metode Pengumpulan Data
merupakan suatu proses hubungan Dalam pengumpulan data yang
yang terbentuk dari individu dengan digunakan dalam penelitian ini melalui
persepsi bahwa seseorang dicintai dan metode angket skala dukungan sosial dan
dihargai, disayangi, untuk skala kesejahteraan psikologis
memberikan bantuan kepada individu
yang mengalami tekanan-tekanan D. PELAKSANAAN
PENELITIAN
dalam kehidupanya. Pengukuran skala
yang digunakan peneliti dalam 1.Penentuan subjek penelitian
penelitian ini adalah mengadaptasi
skala yang sudah terpakai dengan Penelitian yang dilakukan
menggunakan skala model Likert dengan menggunakan populasi
dengan aspek-aspek dukungan sosial penelitian yaitu pasien DMT 2 di
yang dibuat oleh Coutrona & Russel, RSUD Dr. Moewardi. Teknik
Social Previsions Scale yang pengambilan sampel yang digunakan
kemmudian diadaptasi kedalam adalah dengan menggunakan
bahasa Indonesia oleh Putra (2011). incidental sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan pada
2. Kesejahteraan psikologis kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
Kesejahteraan Psikologis adalah kebetulan bertemu dengan peneliti
suatu kondisi dimana individu dapat digunakan sebagai sampel, bila
mampu menerima keadaan diri yang dipandang orang yang kebetulan
apa adanya, mampu berhubungan ditemui itu cocok sebagai sumber data
secara hangat dengan orang lain, dan berdasarkan kriteria yang telah
mandiri/tidak terikat oleh lingkungan ditentukan yaitu semua pasien DMT 2
eksternal, serta memiliki tujuan yang datang untuk melakukan rawat
hidup.Dalam penelitian ini untuk jalan di RSUD Dr. Moewardi. Ketika
mengukur kesejahteraan psikologis melakukan penelitian, peneliti tidak
peneliti mrngadaptasi skala dari saling mengenal subjek penelitian
Hidayah (2014) yang berdasarkan sebelumnya,Peneliti datang ke tempat
enam dimensi dari teori Ryff. penelitian pada tanggal 5 Agustus
6

13 Agustus 2014 dengan 2. Uji hipotesis


mendapatkan 50 subjek dengan Perhitungan untuk uji hipotesis
kriteria dengan berbagai kriteria yang dilakukan dengan menggunakan
diperoleh, teknik analisis Product Moment.
Berdasarkan hasil perhitungan yang
2.Analisis Data diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
1.Uji asumsi
antara dukungan sosial dan
kesejahteraan psikologis didapat nilai
a.Uji normalitas sebaran. sebesar 0,609 dengan signifikan 0,000
Pengujian ini dilakuan untuk (p<0,01). Hal in berarti bahwa ada
mengetahui normal tidaknya suatu hubungan positif yang sangat
data variabel penelitian. Berdasarkan signifikan antara dukungan sosial
hasil uji normalitas dengan dengan kesejahteraan psikologis.
Kolomogorov-Smirnov dengan Artinya semakin tinggi dukungan
menggunakan taraf signifikan 0,05. sosial yang didapat maka akan
Data dinyatakan berdistribusi normal semakin positif kesejahteraan
jika signifikan lebih besar dari 5% psikologis yang diperoleh subjek,
atau 0,05. Hasil uji normalitas begitu pula sebaliknya semakin
menunjukan bahwa data yang rendah dukungan sosial yang didapat
diperoleh untuk variabel kesejahteraan maka akan semakin negatif
psikologis memperoleh nilai K-S Z = kesejahteraan psikologis yang dimiliki
1,020 dengan p = 0,250 (p > 0,05) dan subjek.
variabel dukungan sosial memperoleh
K-S Z = 1,243 dengan p = 0,091 (p > 3.Pembahasan
0,05). Hasil tersebut menunjukan Berdasarkan hasil temuan
bahwa sebaran data memiliki penelitian menunjukkan bahwa
distribusi normal. permasalahan dan hipotesis yang
diujikan telah dikaji dan diuji secara
b. Uji linieritas. empiris di lapangan. Hasil temuan
Uji liniearitas dimaksudkan tersebut menunjukkan bahwa
untuk mengetahui apakah variabel hipotesis telah terbukti kebenarannya.
bebas (dukungan sosial) dengan Dengan demikian, dapat disimpulkan
variabel tergantung (kesejahteraan bahwa terdapat hubungan yang positif
psikologis) memiliki korelasi yang dan sangat signifikan antara dukungan
searah (linier) atau tidak. Kaidah uji sosial dengan kesejahteraan
yang digunakan adalah jika uji F psikologis. Hasil perhitungan analisis
Liniearity berada pada taraf signifikan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,609
atau p<0,01. Hasil tersebut dengan signifikan p = 0,000 (p<0,01).
menunjukkan bahwa berdasarkan uji Hal ini menunjukkan bahwa ada
liniearitas antara dukungan sosial hubungan positif yang sangat
dengan kesejahteraan psikologis signifikan antara dukungan sosial
diperoleh nilai F = 28,562; P = 0,000 dengan kesejahteraan psikologis.
(P<0,01). Hal ini menunjukkan Dengan demikian, dapat diartikan
hubungan antara dukungan sosial bahwa dukungan sosial dapat
dengan kesejahteraan psikologis digunakan sebagai skala untuk
bersifat linier. mengukur kesejahteraan psikologis.
7

Semakin tinggi dukungan sosial yang terhadap setiap keputusan yang


didapat, maka semakin tinggi diambil oleh subjek selama keputusan
kesejahteraan psikologis yang yang diambil adalah baik bagi subjek,
dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah sehingga subjek akan merasakan
dukungan sosial yang didapat, maka memiliki kelekatan dengan keluarga
semakin rendah kesejahteraan dan bisa lebih terbuka kepada
psikologis yang dimiliki keluarga.
2. Bagi subjek
E. KESIMPULAN Hasil penelitian diharapkan
Berdasrkan hasil analisi data dapat memberikan informasi dan
yang telah dilakukan dapat diambil masukan mengenai pentingnya
kesimpulan: kesejahteraan psikologis yang dapat
1. Ada hubungan positif yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
signifikan antara dukungan sosial subjek (pasien DMT 2) dan subjek
dengan kesejahteraan psikologis diharapkan untuk tetap dapat
pada pasien Diabetes Meliitus mempertahankan kesejahteraan yang
Tipe 2 dimiliki dengan memperhatikan hal-
2. Dukungan sosial pada pasien hal yang dapat meningkatkan
DMT 2 berada pada kategori kesejahteraan seperti selalu
tinggi yaitu (RE) sebesar 68,18 mendekatkan diri kepada Tuhan,
dan rerata hipotetik (RH) sebesar membina hubungan yang baik dengan
55 sesama, serta tidak pernah menyerah
3. Kesejahteraan psikologis pada dalam menjalani kehidupan.
berada pada pasien DMT 2 3. Bagi peneliti selanjutnya
kategori sangat tinggi yaitu (RE) Hasil penelitian ini dapat
sebesar 98,48 dan rerata menjadi acuan bagi peneliti
hipotetik (RH) sebesar 73,5 selanjutnya mengingat masih banyak
4. Sumbangan efektif variabel kelemahan dari penelitian yang telah
dukungan sosial dengan dilakukan. Diharapkan peneliti
kesejahteraan psikologis pasien selanjutnya lebih memperhatikan
DMT 2 adalah sebesar 37,1%. jumlah subjek penelitian,
F. Saran pengkondisian pengisian angket serta
Berdasarkan hasil penelitian melakukan penelitian yang lebih
dan kesimpulan di atas, penulis mendalam dengan melakukan
mengajukan beberapa saran sebagai penelitian kesejahteraan psikologis
berikut: yang lain melihat hasil sumbangan
1. Bagi keluarga subjek efektif dari dukungan sosial dengan
Keluarga Psubjek memiliki kesejahteraanp psikologis sebesar
pengaruh yang sangat besar terhadap 37,1% menunjukkan masih ada 62,9%
kesesjahteraan psikologis pada subjek, faktor lain yang dapat mempengaruhi
untuk itu dukungan dari keluarga kesejahteraan psikologis yaitu faktor
sangat dibutuhkan, seperti usia, jenis kelamin, status sosial
memberikan dan menyediakan sarana ekonomi, pendidikan, budaya, locus of
maupun prasarana kepada subjek, control, religiusitas, dan juga mawas
selalu memberikan bimbingan dan diri. Diharapkan penelitian
juga arahan, memberikan dukungan selanjutnya dapat dilakukan lebih baik
8

lagi seperti dikembangkannya lagi Jakarta: Penerbit


faktor faktor lain untuk mengetahui Erlangga
hubungan terhadap kesejahteraan
psikologis, memperluas populasi yang Borrot, N. & Bush, R. (2008).
ada, dan melakukan pengumpulan Measuring Quality Of Life
data yang lebih beragam. Among Those With Type
2 Diabetes In Primary
Care, (online),
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.uq.edu.au/hea
Abbas, Y. (2011). Effect of Exercise lth/healthycomm/docs/Qol
on Psychological Well- .pdf, diakses 17 Januari
being in T2DM. Journal 2014).
of stress Physiology &
Biochemistry , Vol. 7 No. Cigi1, S. N. (2013). Ryffs
3. Psychological well-being
scales: Research Article,
Anggoro,W.J. & Widhiarso, W. 159.9.072:159.913.
(2010). Kontruksi dan
Identifikasi Properti Cohen, S & Syne, S. I. (2005). Social
Psikometris Instrumen Support And
Pengukuran Kebahagiaan Health.London:Academic
Berbasis Pendekatan Press inc.
Indigenous Psychology:
Studi Multitrait- Dewi, R. P. (2013). Faktor Risiko
Multimethod. Jurnal Perilaku yang
Psikologi, Volume 37, No Berhubungan dengan
2, 176-188. Kadar Gula Darah
pada Penderita
Anggraeni, Titi. & Cahyanti, I.Y. Diabetes Melitus Tipe 2 di
(2012). Perbedaan RSUD Kabupaten
Psychological Well-being Karanganyar . Jurnal
Pada Penderita Diabetes Kesehatan Masyarakat,
Tipe 2 Usia Dewasa Volume 2, Nomor 1.
Madya Ditinjau Dari
Strategy Copyng. Jurnal Goleman, D. (2002). Healing
Psikologi Klinis dan Emotions. Jakarta:
Kesehatan Mental, Vol 1, Interaksara.
No 02)
Hadi, S.(2000).Metodologi Reasearch
Azwar, S. (2002). Penyusunan Skala II. Yogyakarta : Andi
Psikologi. Yogyakarta: Offset
Pustaka Belajar.
____, S. (2002). Metodologi
Baron, R.A dan Byrne, D. Reasearch II. Yogyakarta
(2003).Psikologi Sosial. : Andi Offset
9

____, S. (2004). pada orang dengan


Metodologi Research III. hiv/aids Tesis Fakultas
Yogyakarta: Andi Offset. psikologi Universitas
Muhammadiyah
____, S. (2012). Surakarta.
Metodologi Research.
Yogyakarta: Andi Offset. Huppert, F. A. (2009). Psychological
Well-being: Evidence
Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Regarding its causes and
Perkembangan : Suatu consequences. Applied
Pendekatan Sepanjang Psychology : Health And
rentang Kehidupan. Well-being. Volume (2),
(terjemahan Istiwidayati). 137164.
Jakarta: Erlangga.
Hutapea, B. (2011). Emotional
Hartono, A. (1995). Diet penyakit Intelegence dan
gula. Jakarta: Arcan. Psychologycal Well-being
Pada Manusia Lanjut Usia
Hasanat, N. UI., (2010). Program Anggota Organisasi
Psikoedukasi Bagi Pasien Berbasis Keagamaan di
Diabetes Untuk Jakarta. Insan, Vol 13 No
Meningkatkan Kualitas 02
Hidup, (online),
(http://lib.ugm.ac.id/digita Keyes, C. L. M., Shmotkin, D., &
si/uploud/2733_MU.1111 Ryff, C. D. (2002).
0020.pdf, diakses 4 Optimizing well-being:
Januari 2014). The empirical encounter
of two traditions. Journal
Haslam, S. A. (2009). Social Identity, of Personality and Social
Health and Well-Being: Psychology, 82, 1007
An Emerging Agenda for 1022.
Applied Psychology. http://dx.doi.org/10.1037/
APPLIED PSYCHOLOGY 0022-3514.82.6.1007
, 58 (1), 1-23 .
Liwarti.(2013). Hubungan
Healthplus.2011. Diabetes, (online), pengalaman spiritual
(http://www.healthplus24. dengan psychological
com/Disease_and_Conditi well-being pada penghuni
ons1/Diabetes.aspx, lembaga
diakses 15 januari 2014). pemasyarakatan.Jurnal
sains dan praktik
psikologi, 1, 77-88.
Hidayah, N. (2014). Efektifitas group
Magister Psikologi
psychoterapy untuk
UMM,ISSN.
meningkatkan
kesejahteraan psikologis
10

Martiani.(2012). Psychological Well- Human Development.


being Wanita yang Jakarta: Salemba
Menjadi Istri Kedua Humanika.
Dalam Pernikahan
Poligami.Skripsi.Fakultas Patton, D. P. (1998). EQ-Kecerdasan
Psikologi Universitas Membangun Hubngan
Muhammadiyah jalan menuju
Surakarta. kebahagiaan dan
kesejahteraan. Jakarta:
Nazir, Moh. (1999). Metode PT.Pustaka Delapratasa.
Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia Prihartanti, Nanik. (2004).
Kepribadian Sehat
Niven, N. (2002). Psikologi Menurut Konsep
Kesehatan. Jakarta: Suryamentaram.
Penerbit Buku Kedokteran Surakarta:
EGC. Muhammadiyah
University Press
Nurhayati, Hasma. (2010). Pengaruh
Big Five Personality Public Health Agency of Canada.
Terhadap Psychological 2011. Diabetes in Canada:
Well-being Remaja Di Facts and figures From A
Sekolah Menengah Public Health Perspective,
Kejuruan Negri 5 (Online),
Madiun.Skripsi (http://www.phac-
(diterbitkan). Malang: aspc.gc.ca/cd-
Fakultas Psikologi UIN mc/publications/diabetes
diabete/facts-figures-faits-
Orford, J. (1992). Community chiffres-2011/chap4-
psychology : Theory & eng.php, diakses 12
Practise. West Sussex : Januari 2014).
John Wiley & Suns. Ltd.
Putra, B.S. (2011). Hubungan Antara
Panembrama, R.G. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Antara Keterlibatan Motivasi Untuk Sembuh
Psikologis Di Sekolah Pada Pengguna Napza Di
Dengan Kebahagiaan Rehabilitasi Madani
Subjektif Peserta Didik Mental Health Care.
Sekolah Menengah Skripsi.(diterbitkan).
Pertama. Skripsi Jakarta : Fakultas
(diterbitkan). Jakarta: Psikologi UIN.
Repository. UPI.Edu.
Rini, P.M. (2008). Dinamika
Papalia, D.E., Olds, S. W., & Kesejahteraan Psikologis
Fieldman, R. D. (2009). Survivor Kekerasan
11

Seksual.Skripsi Sarafino, E. P. (1994). Health


(diterbitkan).Yogyakarta : Psychology:
Fakultas Psikologi UIN. Biopsychosocial
Interactions. New York:
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On John Wiley & Sons, Inc.
happiness and human
potentials: A review of Sacco, P. & Yanover, T., (2006).
research on hedonic and Diabetes and Depression:
eudaimonic well-being. The Role of Social
Annual Review of Support and Medical
Psychology, 52, 141-166. Symptoms. Journal of
Behavioral Medicine, Vol.
Ry, C.D., (1989). Happiness is 29, No. 6, December
everything, or is it? 2006.
explorations on the
meaning of psychological Seifert, T. (2005).Assesment of the
well-being.Journal of Ryff Scales of
Personality and Social Psychological Well-being.
Psychology 57 (6), 1069 Retrieved August 6, 2007
1081. from the Center of Inquiry
in the Liberal Arst at
____, C.D., &Keyes, C.L., (1995). Webash College website:
The structure of http:/www.webashnational
psychological well-being study.org/wns/Ryff.html
revisited. Journal of
Personality and Social Sholichah, R. D. (2009). Hubungan
Psychology. 69 (4), 719 Antara Dukungan Sosial
727. Dengan Derajat Depresi
Pada Penderita Diabetes
____, C. D., , B. H. (1996). Melitus Dengan
Psychological Well being: Komplikasi.Skripsi
Meaning, Measurement (diterbitkan).Fakultas
and Implications for Kedokteran Universitas
Psychotherapy Research. Sebelas Maret Surakarta.
Journal of Psychotherapy
psychosomatics, 65,14-23 Smeeltzer. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Medikal
____, C. D., Keyes, C.L.,& Shmotkin, Bedah. Volume 1 Edisi
D. (2002). Optimizing VIII. Jakarta : EGC
Well being: The Empirical
Encounter of Two Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan.
Traditions. Journal of Jakarta: PT Grasindo.
Personality and Social
psychology. 82 (6), 1007- Soegondo, S. (2009).Prinsip
1022 penanganan diabetes,
12

insulin dan obat oral Kejadian Diabetes


hipoglikemik oral. Millitus Tipe 2 Di
Jakarta: FKUI Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat
Sudoyo, A. W. et al (Eds). 2009. Tahun 2013.Jurnal Ilmiah
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kesehatan, Vol 5, Nomor
Dalam. Jilid III. Edisi V. 1.
Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam. Vazquez, C., Hervas, G., Rahona,
J.R., & Gomez, D.
Surani, N. (2012). Gangguan (2009). Psychological
metabolisme karbohidrat Well-Being and Health.
pada Diabetes Mellitus. Contributions of Positive
Fakultas Kedokteran Psychology. Annuary of
Universitas Brawijaya Clinical and Health
Malang. Psychology, 5, 15-27

Suryabrata, S. (1994). Metodologi Wordpress. 2014. Diabetes Mellitus di


Penelitian. Jakarta: PT. Indonesia.
RajaGrafindo Persada. http://redboxmedicalplus.
wordpress.com diakses
_______, S. (1998).Metodologi tanggal 11 November
Penelitian. Jakarta: PT. 2014. Pukul 10.00
RajaGrafindo Persada.

Sundberg, N. D. (2007). The practice


of psychological testing in
clinical services in the
United States. American
Psychologist, 16, 7983.

Psychological resources, positive


illusions, and health.
American Psychologist,
55, 99-109.

Tjokroprawiro A. (2006). Diabetes


Melitus
Klasifikasi,Diagnosa dan
Terapi. Edisi
Ketiga.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Trisnawati, S. K,. Setiyorogo, S.


(2013). Faktor Resiko

Anda mungkin juga menyukai