Anda di halaman 1dari 2

Potensi airtanah ditentukan berdasarkan parameter-parameter fisik seperti batuan induk, kedalaman sumur,

geomorfologi, curah hujan, kemiringan lereng, tebal akuifer, tekstur tanah dan penggunaan lahan. Potensi
airtanah terbagi menjadi 5 klasifikasi potensi yaitu potensi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah, dengan pembagian sebagai berikut:
1. Potensi Sangat Tinggi
Tersebar di bagian hulu dan hilir DAS Bedog, untuk di bagian hulu mulai dari lereng tengah dan
lereng bawah terutama di desa Bangunkerto dan Wonokerto, sedangkan di bagian hilirnya meliputi
lereng kaki fluvio volkanik dan dataran aluvial terutama di desa Donokerto, Trimulto,
Pandowoharjo, Triharjo, Tlogoadi, Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto, Sidoarum, Banyuraden,
Ambarketawang, Tamantirto, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Pendowoharjo, Bantul, Ringin Harjo,
Gilangharjo, Guwosari, Wijirejo dan Triharjo. Kondisi tersebut diperlihatkan dengan kedalaman
sumurnya yang hanya berkisar antara 1-6 m. Kemiringan lerengnya yang relatif datar (terutama
dibagian hilir) sekitar 0-8 m mampu menahan air hujan yang jatuh lebih lama di suatu tempat
sehingga waktu air untuk melakukan infiltrasi lebih lama dibandingkan dengan daerah yang
memiliki topografi miring. Ditambah lagi dengan jenis tanah yang didominasi regosol coklat
keabuan dengan tekstur pasir membuat air hujan yang jatuh sangat mudah meresap kedalam tanah.
Batuan induk berupa abu/pasir dan Tuff Volkan dimana sangat umum dijumpai pada bentanglahan
gunungapi. Kedalaman akuifer sekitar 100-120 m, dengan curah hujan yang tinggi yaitu lebih dari
2500 mm/th, penggunaan lahannya didominasi sawah dan permukiman.
2. Potensi Tinggi
Mendominasi hampir seluruh morfologi Das Bedog, mulai dari hulu sampai hilir (lereng tengah,
lereng bawah, lereng kaki fluvio vulkanik dan dataran aluvial), kecuali perbukitan sentolo di bagian
hilir. Batuan induk berupa abu/pasir dan Tuff Volkan dengan jenis tanah didominasi regosol coklat
keabuan dengan tekstur pasir sehingga mampu meresapkan air dengan baik. Kedalaman akuifer
sekitar 80-120 m, kemiringan lereng sekitar 0-15 m dan kedalaman sumur yang relatif cukup
dangkal sekitar 1-8 m. Kondisi geomorfologi yang mendukung terhadap meresapnya air ke dalam
tanah ditambah lagi dengan curah hujan yang besar yaitu diatas 2500 mm/th, membuat daerah ini
memiliki kondisi potensi airtanah yang besar. Penggunaan lahannya didominasi sawah dan
permukiman.

3. Potensi Sedang
Daerah yang memiliki potensi airtanah sedang terbagi menjadi 3 bagian yaitu dibagian hulu, tengah
dan hilir. Lebih dirincikan lagi untuk dibagian hulu meliputi lereng tengah, sedangkan di bagian
tengah termasuk lereng bawah dan di bagiah hilir meliputi dataran aluvial, perbukitan denudasional
(sentolo) dan bukit sisa. Tekstur tanah berupa pasir dan lempung dengan batuan induk dibagian hulu
dan tengah berupa abu/pasir dan Tuff dan batuan Volkan serta di bagian hilir dengan campuran batu
kapur dan napal. Wilayah yang termasuk berpotensi sedang adalah desa Girikerto, sebagian desa
Wonokerto, Tridadi, Sendangadi, Pandowoharjo dan sebagian desa Bangunjiwo. Kedalaman akuifer
rata-rata 30-120 m, kemiringan lereng antara 3-15 m dan kedalaman sumur rata-rata 3-10 meter
membuat ketersediaan air pada kawasan ini cukup digunakan untuk penduduk. Penggunaan lahan
didominasi permukiman.

4. Potensi Rendah
Airtanah dengan potensi sangat rendah tersebar di bagian hulu yaitu di sebagian desa Girikerto dan
Hargobinangun dan di bagian hilir yang memiliki topografi berbukit meliputi desa Sendangsari,
Guwosari dan Balecatur. Di bagian hulu batuan induk berupa abu/pasir dan tuff volkan dengan
tekstur lempung bergeluh dengan porositas kecil sehingga air sulit meresap kedalam tanah.
Kemiringan lereng yang curam mengakibatkan air lebih dominan menjadi aliran permukaan. Di
bagian hilir yang termasuk morfologi perbukitan sentolo terjadi proses pengikisan rendah sampai
kuat memiliki batuan induk batu kapur dan napal. Tekstur tanahnya juga lempung bergeluh. Sama
seperti di bagian hulu dimana proses pergerakan air yang dominan adalah horizontal yaitu menjadi
aliran permukaan. Penggunaan lahan di kedua bentuklahan dominasi tegalan dan permukiman.
5. Potensi sangat rendah
Beberapa daerah seperti desa Sendangsari dan Guwosari memiliki potensi airtanah yang sangat
rendah. Kawasan ini termasuk dalam bagian formasi Sentolo dimana bentukan batuannya berupa
campuran batu kapur dan napal. Airtanahnya langka karena kawasan ini memiliki bentukan batuan
yang kedap air ditambah lagi dengan kondisi bentuklahannya yang berbukit dengan kemiringan
lereng 8-30 m. Meskipun curah hujan cukup besar yaitu sekitar 2000 mm/th, namun tekstur
tanahnya berupa lempung bergeluh dimana porositasnya sangat kecil, menyebabkan air sulit
meresap ke dalam tanah. Air hanya dapat meresap ke dalam rekahan-rekahan batuan yang berkekar.
Penggunaan lahannya didominasi permukiman.

Anda mungkin juga menyukai