Anda di halaman 1dari 10

suryadi8

Minggu, 05 Januari 2014


LAPORAN PENDAHULUAN CA COLON

A. DEFINISI

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma.
Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena
karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3
kali lebih banyak daripada anak anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

C. PATOFISIOLOGI

a. Anatomi Fisiologi Kolon


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon
menurun(descending),kolon sigmoid, dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian
sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat
cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada
stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam
waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum
terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip
jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas
ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui
beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan
ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi
dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).
Pol
ip jinak
Menjadi ganas karena faktor mutasi
Menyusup serta merusak jaringan normal
Meluas kedalam struktur sekitarnya
Sel kanker terlepas dari tumor
Menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling sering ke hati
Pemisahan sel dengan menembus pembuluh darah
Menetap pada endotelium
Proses diseminasi
Sel kanker ini menetap pada area baru
Menyesuaikan diri untuk pertumbuhan
Proliferasi

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat
buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan
tidak dapat di operasi lagi.

E. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON


Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit
kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer.
Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi
dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang
terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin
dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak
enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks.
Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar,
sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun
darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik.
Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau
vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang
bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada
alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon
(barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan
tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah
sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon
adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai
hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif
untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus
menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit)
aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan
sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak
genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya
cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah. Kerusakan sel
tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada
kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam
obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.

I. Analisa data, Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :
a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan
obat-obat farmasi, hipoksia, lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya stimulus sensori
yang berlebihan ; stress fisiologis.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan tubuh
secara oral, pengeluaran integritas pembuluh darah
c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran
yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
e. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot
abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.
J. Rencana asuhan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dari Intervensi Rasional
keperawatan kriteria hasil
1. Perubahan proses Tujuan : Orientasikan R : karena pasien telah
pikir b.d dengan meningkatkan kembali pasien meningkat
gangguan tingkat kesadaran. secara terus- kesadarannya, maka
aktivitas dan Criteria hasil: menerus setelah dukungan dan jaminan
kerja kognitif pasien mampu keluar dari akan membantu
(misalnya, mengenali pengaruh anastesi ; menghilangkan
pikiran sadar, keterbatasan diri nyatakan bahwa ansietas.
orientasi realita, dan mencari operasi telah selesai
pemecahan sumber bantuan dilakukan
masalah, dan sesuai kebutuhan. Bicara dengan
penilaian yang pasien dengan suara R : tidak dapat di
terjadi pada yang jelas dan tentukan kapan pasien
individu) normal tanpa akan sadar penuh,
membentak, sadar namun sensori
penuh akan apa pendengaran
yang di ucapkan merupakan kemampuan
Gunakan bantalan yang pertama kali akan
pada tepi tempat pulih
tidur, lakukan R : berikan keamanan
pengikatan jika bagi pasien selama
diperlukan tahap darurat,
mencegah terjadinya
cedera pada kepala dan
ekstermits bila pasien
melakukan perlawanan
selama masa
disorientasi
2. Kekurangan Tujuan : Ukur dan catat R : dokumentasi yang
volume cairan keseimbangan pemasukan dan akurat akan membantu
b.d dengan cairan tubuh pengeluaran. Tinjau dalam mengidentifikasi
pembatasan adekuat ulang catatan intra pengeluaran
pemasukan Criteria hasil : operasi. cairan/kebutuhan
cairan tubuh tidak ada tanda- penggantian dan pilihan
secara oral tanda dehidrasi yang mempengaruhi
(tanda-tanda vital Kaji pengeluaran intervensi
stabil, kualitas urinarius, terutama R : mungkin akan
denyut nadi baik, untuk tipe prosedur terjadi penurunan
turgor kulit operasi yang di ataupun penghilangan
normal, lakukan setelah prosedur pada
membrane sistem genitourinarius
mukosa lembab dan struktur yang
dan pengeluaran berdekatan
urine yang sesuai) mengindikasikan
Pantau tanda-tanda malfungsi ataupun
vital obstruksi sistem
urinarius
R : hipotensi, takikardi,
Pantau suhu kulit, peningkatan pernapasan
palpasi denyut mengindikasikan
perifer. kekurangan cairan
R : kulit yang
dingin/lembab, denyut
yang lemah
mengindikasikan
penurunan sirkulasi
perifer dan di butuhkan
untuk penggantian
cairan tumbuhan.
3. Nyeri b.d dengan Tujuan : pasien Evaluasi rasa sakit R : sediakan informasi
insisi mengatakan secara reguler, catat mengenai
pembedahan, bahwa rasa nyeri karakteristik, lokasi kebutuhan/efektivitas
trauma telah terkontrol dan intensiltas (0- intervensi
musculoskeletal atau hilang. 10)
Criteria hasil : Kaji tanda-tanda
pasien tampak vital, perhatikan R : dapat
rileks, dapat takikardi, hipertensi mengindikasikan rasa
beristirahat / tidur dan peningkatan sakit akut dan
dan melakukan pernapasan, bahkan keidaknyamanan
pergerakan yang jika pasien
berarti sesuai menyangkal adanya
toleransi. rasa sakit.
Berikan
iinformasikan
mengenai sifat
ketidaknyamanan, R : pahami penyebab
sesuai kebutuhan ketidaknyamanan ,
Observasi efek sedangkan jaminan
analgetik emosional

R : respirasi mungkin
menurun pada
pemberian narkotik, dan
mungkin menimbulkan
efek-efek sinergestik
dengan zat-zat anastesi.
.
4. Perubahan nutrisi Tujuan : klien Kaji sejauh mana R : menganalisa
kurang dari mampu ketidak adekuatan penyebab melaksanakan
kebutuhan tubuh mempertahankan nutrisi pasien intervensi.
b.d mual / & meningkatkan Timbang berat R : mengawasi
muntah intake nutrisi. badan sesuai kefektifan secara diet
Criteria hasil : indikasi
- Klien akan Anjurkan makan R : tidak memberi rasa
memperlihatkan sedikit tapi sering bosan dan pemasukan
perilaku nutrisi dapat di
mempertahankan tingkatkan
atau Tawarkan minum R : dapat mengurangi
meningkatkan saat makan bila mual dan
berat badan toleran menghilangkan gas.
dengan nilai
laboratorium Kolaborasi dengan R : Menstimulasi nafsu
normal. ahli gizi pemberian makan dan
- Klien mengerti makanan yang mempertahankan intake
dan mengikuti bervariasi nutrisi yang adekuat.
anjuran diet
- Tidak ada mual /
muntah.
5. Konstipasi Tujuan : pola kaji warna dan R : penting untuk
berhubungan eliminasi dalam konsistensi feses, menilai keefektifan
dengan rentang yang di frekuensi, keluarnya intervensi, dan
penurunan harapkan : feses flatus, bising usus memudahkan rencana
frekuensi lembut dan dan nyeri tekan selanjutnya.
defekasi yang berbentuk. abdomen
normal pada Criteria hasil : pantau tanda gejala
seseorang di - klien akan rupture usus. R : keadaan ini dapat
sertai dengan menunjukkan menjadi penyebab
kesulitan pengetahuan akan kelemahan otot
keluarnya feses program defekasi abdomen dan
yang tidak yang di butuhkan penurunan peristaltik
lengkap atau - melaporkan Kaji faktor usus, yang dapat
keluarnya feses keluarnya feses penyebab konstipasi menebabkan konstipasi.
yang keras dan dengan R : mengetahui dengan
kering berkurangnya jelas faktor penyebab
nyeri dan memudahkan pilihan
mengejan intervensi yang tepat

Anda mungkin juga menyukai