Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOMEDIK

KELOMPOK III
Enzim Renin

OLEH :

1. Cokorda Gede Bagus Prandyana Sanjaya 12700012


2. I Gede Kadek Candra Mahardika 12700016
3. Dewa Gede Angga Aditya 12700018
4. Dewi Indrawati 12700020
5. Mahesa Diantari 12700112
6. A.A. Ngurah Wisnu Adiputra 12700128
7. Oktavia Henny 12700132
8. I Putu Dedi Maharjana 12700148
9. Siti Nurjamilah 12700166
10. Fildza Lovelia Pribadi 12700150
11. Anggianet Ganeri Putri (Koordinator) 12700168
12. Made Adikosha Pranata 12700246

KELAS B
ANGKATAN 2012
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang karena berkat dan

rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan tugas kelompok biomolekul yang merupakan suatu

tinjauan pustaka ekstrak tanaman yang berjudul Enzim Renin ini tepat pada waktunya.

Tugas ini dibuat untuk ditujukan kepada pembelajaran mengenai tinjuan terhadap enzim yang

terdapat di dalam tubuh manusia dan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yakni di

bidang kesehatan.

Dimulai dengan pencarian materi di internet dan didukung dengan buku-buku refrensi

yang memadai, kami bersama bisa mendiskusikan judul, dan isi materi yang akan kami buat

kelak. Dan akhirnya dengan kerja sama yang adil, kami berharap agar tugas karya tulis ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, September 2012

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI....

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan.

D. Manfaat..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

BAB III PEMBAHASAN...

BAB IV PENUTUP..

DAFTAR PUSTAKA..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui Renin, juga dikenal sebagai angiotensinogenase, adalah
enzim yang berpartisipasi dalam sistem renin-angiotensin tubuh (RAS) yang menengahi
Volume ekstraseluler (yaitu, bahwa dari getah bening plasma darah, dan cairan interstisial),
dan vasokonstriksi arteri. Dengan demikian, mengatur tekanan darah arteri rata-rata tubuh.

Renin ditemukan, ditandai, dan diberi nama pada tahun 1898 oleh Robert Tigerstedt,
Profesor Fisiologi di Institut Karolinska di Stockholm.
Struktur

Struktur utama dari prekursor renin terdiri dari 406 asam amino dengan pra-dan pro-
segmen membawa 20 dan 46 asam amino, masing-masing. Renin matang mengandung 340
asam amino dan memiliki massa 37 kDa.
` Pengeluaran

Hormon peptida yang disekresikan oleh sel-sel ginjal dari khusus yang disebut sel
granular aparatus juxtaglomerular melalui 3 tanggapan:

1) Penurunan tekanan darah arteri (yang dapat berkaitan dengan penurunan volume
darah) yang dideteksi oleh baroreseptor (tekanan-sensitif sel). Ini adalah link yang
paling kausal antara tekanan darah dan sekresi renin (dua lainnya metode beroperasi
melalui jalur lagi).
2) Penurunan kadar natrium klorida dalam ultra-filtrat nefron. Aliran ini diukur dengan
makula densa aparatus juxtaglomerular.
3) aktivitas sistem saraf simpatis, yang juga mengontrol tekanan darah, bertindak
melalui reseptor beta adrenergik 1.

Renin manusia disekresi oleh minimal 2 jalur selular: jalur konstitutif untuk sekresi
prorenin dan jalur diatur untuk sekresi renin matang.

Renin mengaktifkan sistem renin-angiotensin oleh angiotensinogen membelah,


diproduksi oleh hati, untuk menghasilkan angiotensin I, yang selanjutnya dikonversi menjadi
angiotensin II oleh ACE, angiotensin-converting enzim terutama dalam kapiler paru-paru.
Angiotensin II kemudian menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan sekresi ADH dan
aldosteron, dan merangsang hipotalamus untuk mengaktifkan refleks haus, masing-masing
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Renin disekresi dari sel-sel ginjal (dari arteriol aferen), yang diaktifkan melalui sinyal
(pelepasan prostaglandin) dari makula densa, yang menanggapi laju aliran fluida melalui
tubulus distal, dengan penurunan tekanan perfusi ginjal (melalui peregangan reseptor di
dinding pembuluh darah), dan oleh stimulasi saraf, terutama melalui beta-1 aktivasi reseptor.
Penurunan laju aliran masa lalu makula densa menyiratkan penurunan tekanan filtrasi ginjal.
Fungsi utama Renin adalah karena itu untuk akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan
darah, yang menyebabkan pemulihan tekanan perfusi pada ginjal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah:
a. Bagaimana sejarah adanya enzim renin?
b. Apa itu enzim rennin?
c. Apa manfaat enzim renin?
d. Apa saja fungsi enzim rennin?
e. Bagaimana mekanisme kerjanya?

C. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah agar mahasiswa/i lebih banyak lagi mengetahui
tentang apa itu enzim renin juga mengetahui apa saja manfaat enzim rennin bagi metabolisme
perkembangan tubuh manusia. Selain itu mahasiswa/i juga dapat mengetahui fungsi dari
enzim renin tersebut, mengetahui bagaimana mekanisme kerja dari enzim renin dan tentunya,
untuk mengetahui sejarah adanya enzim rennin tersebut.

D. Manfaat
Enzim yang dihasilkan oleh kelenjar lambung: enzim pepsin , enzim renin dan asam
khlorid a (HCl).
Renin dihasilkan oleh kelenjar dinding lambung. Manfaat renin : mengendapkan
kasein dari air susu. Kasein : protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan
maka zat yang ada dalam air susu dapat dicerna. Enzim rennin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua
enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi disebut
substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam mengkatalisis reaksi
kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.

Peran enzim dalam metabolisme


Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang
lebih kecil (katabolisme). Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis,
fotosintesis pada tumbuhan, dan protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu
reaksi kimia akan berjalan lebih cepat dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya
pemanasan), maka seyogyanya reaksi kimia yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus
diikuti dengan pemberian panas dari luar. Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang
semestinya membutuhkan suhu ratusan derajat Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut
tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh fisiologis manusia, sekitar 37 C. Adanya enzim
yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu
fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi
lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim
dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah G reaksi (selisih
antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.[4] Selain itu, enzim
menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah
kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh
enzim di dalam tubuh.

Pemanfaatan enzim
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga
kelompok:
1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit
tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip
bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam
jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di
cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga
mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan
tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari
yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat
diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya membran) sel
secara besar-besaran. Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan
bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas,
infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan
mengeluarkan enzim-enzimnya, atau terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel
imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang
sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan kebocoran membrane.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai
berikut:
Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke
glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein
serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah
Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus
kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis,
peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis
infeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada
keadaan alkoholisme.
Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus
kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan


Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagai obat,
pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu
efek tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi terhadap
ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.
BAB III
PEMBAHASAN

Renin ditemukan, ditandai, dan diberi nama pada tahun 1898 oleh Robert Tigerstedt,
Profesor Fisiologi di Institut Karolinska di Stockholm. Renin, juga dikenal sebagai
angiotensinogenase, yang merupakan sebuah enzim yang berpartisipasi dalam sistem renin-
angiotensin tubuh (RAS) yang menengahi Volume ekstraseluler (yaitu, bahwa dari getah
bening plasma darah, dan cairan interstisial), dan vasokonstriksi arteri. Dengan demikian,
mengatur tekanan darah arteri rata-rata tubuh.

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju.
Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

Renin manusia disekresi oleh minimal 2 jalur selular: jalur konstitutif untuk sekresi
prorenin dan jalur diatur untuk sekresi renin matang. Renin mengaktifkan sistem renin-
angiotensin oleh angiotensinogen membelah, diproduksi oleh hati, untuk menghasilkan
angiotensin I, yang selanjutnya dikonversi menjadi angiotensin II oleh ACE, angiotensin-
converting enzim terutama dalam kapiler paru-paru. Angiotensin II kemudian menyempitkan
pembuluh darah, meningkatkan sekresi ADH dan aldosteron, dan merangsang hipotalamus
untuk mengaktifkan refleks haus, masing-masing yang menyebabkan peningkatan tekanan
darah.

Renin disekresi dari sel-sel ginjal (dari arteriol aferen), yang diaktifkan melalui sinyal
(pelepasan prostaglandin) dari makula densa, yang menanggapi laju aliran fluida melalui
tubulus distal, dengan penurunan tekanan perfusi ginjal (melalui peregangan reseptor di
dinding pembuluh darah), dan oleh stimulasi saraf, terutama melalui beta-1 aktivasi reseptor.
Penurunan laju aliran masa lalu makula densa menyiratkan penurunan tekanan filtrasi ginjal.
Akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang menyebabkan pemulihan tekanan
perfusi pada ginjal.

Renin dapat mengikat ATP6AP2, yang menghasilkan peningkatan empat kali lipat
dalam konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I lebih dari yang ditunjukkan oleh renin
larut. Selain itu, hasil renin mengikat dalam fosforilasi serin dan residu tirosin dari
ATP6AP2. Tingkat mRNA renin tampaknya dimodulasi oleh pengikatan HADHB, Hur dan
CP1 ke daerah peraturan di 3 'UTR.
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan penjabaran pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


enzim rennin adalah enzim yang dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Dan berfungsi
untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut
keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

Kami selaku penulis berharap semoga karya tulis kami ini bermanfaat bagi pembaca.
Sekiranya, jika masih banyak kekurangan ataupun kesalahan pada karya tulis kami, harap
permaklumannya. Kritik dan saran pun kami harapkan. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

1. http://siswa.univpancasila.ac.id/purwokoputra/2011/12/26/enzim-enzim-pada-
lambung/
2. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/04/enzim-dan-respirasi-pada-
tumbuhan.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Renin
4. http://www.news-medical.net/health/Renin-What-is-Renin-(Indonesian).aspx
5. http://id.pdfsb.com/jurnal+penambahan+enzim+renin
6. www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-jurnal-enzim-renin.html

Anda mungkin juga menyukai