Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua,sehingga berkat rahmat dan hidayahnya
kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Uji Impak. kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-quran dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pengujian bahan
pada program studi pendidikan teknik mesin di fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan universitas malikussaleh. selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak MUHAMMAD,ST.,M.Eng selaku
dosen pembimbing mata kuliah pengujian bahan dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Reueleut ,10 Oktober 2017

penulis

i
B
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Bealakang .............................................................................. 2


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Defenisi Uji Impact ....................................................................... 3


2.2 Jenis-Jenis Metode Uji Impak ....................................................... 3
2.3 Bentuk-Bentuk Patahan Uji Impak ............................................... 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9

1.1.Kesimpulan .............................................................................. 9
1.2.Saran ......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dari masa ke masa semakin maju, kemajuan


teknologi sangat membantu manusia dan memberikan kemudahan dalam
melakukan segala sesuatunya. Berbagai bidang kehidupan manusia sangat
bergantung pada teknologi seperti transportasi, komunikasi, bangunan dan
peralatan elektronik rumah tangga. Suatu teknologi akan berfungsi dengan baik
dan maksimal apabila terbuat dari bahan atau material yang baik pula. Produk-
produk elektronik, alat transportasi dan bahan bangunan akan memiliki fungsi
baik apabila bahan penyusunnya merupakan bahan dengan sifat mekanik yang
baik.

Salah satu sifat mekanik material adalah keuletannya, tingkat keuletan


material menentukan fungsinya ketika digunakan. Tingkat kegetasan material
terpengaruh oleh beberapa hal, seperti beban kejut, tekikan, suhu dan lain-lain.
Untuk mengetahui keuletan dari pada suatu material perlu dilakukan suatu
pengujian bahan. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui keuletan material
adalah pengujian impak. Pengujian dilakukan pada beberapa sampel atau
spesimen dari suatu jenis material. Pengujian impak dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu dengan metode charpy dan metode izzod. Metode charpy banyak
dilakukan di Amerika Serikat, sedangkan metode izzod banyak dilakukan di
Eropa. Dengan mengetahui sifat suatu material melalui pengujian, maka dapat
meminimalisir resiko kegagalan fungsi dari produk yang diciptakan dari material
tersebut. Keuletan material dapat diketahui apabila terjadi perpatahan. Ada
beberapa golongan patahan yaitu patah getas, patah ulet, patah berserat, patah
bekristalin/granular, patah campuran, dan patah fatique.
Maka dari pada itu, makalah pengujian impak ini sangat diperlukan oleh
mahasiswa agar mengetahui apa saja yang terdapat pada uji impak.

1
4
2

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Uji Impak?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Metode Charpy Dan Izod?
3. Bagaimana Yang Di Maksud Dengan Perpatahan Impak?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu Uji Impak
2. Menjelaskan Yang Di Maksud Dengan Metode Charpy Dan Izod
3. Mengetahui Perpatahan Pada Uji Impak
5

BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi
Menurut Dieter, George E (1988) uji impak digunakan dalam menentukan
kecenderungan material untuk rapuh atau ulet berdasarkan sifat ketangguhannya.
Uji impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat
(rapid loading). Pengujian impact merupakan pengujian yang mengukur
ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian
impact dengan pengujian tarik dan kekerasan, dimana pembebanan dilakukan
secara perlahan-lahan.
Pengujian impact juga merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan
kondisi operasi material yang sering ditemui dalam peralatan transportasi atau
konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan
melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada
saat terjadinya tumbukan kecelakaan.

2. Jenis-jenis Metode Uji Impak


Secara umum metode pengujian impak terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Metode Charpy
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan
dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah
takikan.

Gambar 2.1 Metode charpy

3
64

Harga impak (HI) suatu bahan yang diuji dengan metode Charpy adalah:

HI = E/A

Dimana :
E adalah energi yang diserap dalam satuan joule dan
A luas penampang di bawah takik dalam satuan mm2.

E = P (H0-H1)

Dimana :
P = beban yang diberikan (Newton)
H0 = ketinggian awal bandul (mm)
H1 = ketinggian akhir setelah terjadi perpatahan benda uji (mm)

2. Metode Izod
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada
tumpuan dengan posisi, dan arah pembebanan searah dengan arah takik.

Gambar 2.2 Metode Izod


75

3. Bentuk-bentuk Perpatahan Impak


Secara umum sebagai mana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik
maka perpatahan impak digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mechanism


pergeseran bidang-bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
2. Perpatahan granular/kristalin, yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
(cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh (brittle). Ditandai
dengan permukaan patahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul
cahaya yang tinggi (mengkilat).
3. Perpatahan campuran (berserat dan granular). Merupakan kombinasi dua
jenis perpatahan di atas.

Gambar 3.3 Patahan Campuran


86

4. Patahan Getas

Merupakan fenomena patah pada material yang diawali terjadinya


retakan secara cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis
terlebih dahulu dan dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata,
peristiwa patah getas dinilai lebih berbahaya dari pada patah ulet, karena
terjadi tanpa disadari begitu saja. Biasanya patah getas terjadi pada
material berstruktur martensit, atau material yang memiliki komposisi
karbon yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh.

Ciri-cirinya:
a. Permukaannya terlihat berbentuk granular, berkilat dan memantulkan
cahaya.
b. Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu
sehingga tidak tampak gejala-gejala material tersebut akan patah.

c. Tempo terjadinya patah lebih cepat

d. Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap tegangan tarik.

e. Tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan


multiaksial.

Gambar 4.1 Patah Getas


97

5. Patah Ulet
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang
diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retakakan
berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai adanya
deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga permukaan
patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu. Selain itu
komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan, jadi
bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material
berstruktur bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah
(duta, 2011).
Ciri-cirinya :
a. Ada reduksi luas penampang patahan, akibat tegangan uniaksial
b. Tempo terjadinya patah lebih lama.

c. Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban

d. Permukaan patahannya terdapat garis-garis benang serabut (fibrosa),


berserat, menyerap cahaya, dan penam

Gambar 5.1 Patah Ulet


108

6. patah fatique
Fatigue merupakan ketahanan suatu material menerima pembebanan
dinamik. Benda yang tidak tahan terhadap fatik akan mengalami kegagalan
pada kondisi pembebanan dinamik (beban berfluktuasi ). Kegagalan fatik
biasanya terjadi pada tempat yang konsentrasi tegangannya besar, seperti
pada ujung yang tajam atau notch. Tidak ada indikasi awal terjadinya patah
fatik dan retakan fatik yang terjadi bersifat halus, maka patah fatik sulit
untuk di deeksi uk dideteksi

Gambar 6.1 Patahan Fatique


11

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan di ambil dapat diambil dari pembahasan diatas yang telah di bahas
sebelumnya
1. Defenisi Uji Impak
Menurut Dieter, George E (1988) uji impak digunakan dalam menentukan
kecenderungan material untuk rapuh atau ulet berdasarkan sifat
ketangguhannya.Uji impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan
yang cepat (rapid loading). Pengujian impact merupakan pengujian yang
mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan
pengujian impact dengan pengujian tarik dan kekerasan, dimana pembebanan
dilakukan secara perlahan-lahan.
Pengujian impact juga merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan
kondisi operasi material yang sering ditemui dalam peralatan transportasi atau
konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan
melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada
saat terjadinya tumbukan kecelakaan.
2. Jenis-jenis Metode Uji Impak
Secara umum metode pengujian impak terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Metode Charpy
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan
dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah
takikan.

Gambar 2.1 Metode charpy

9
12
10

Harga impak (HI) suatu bahan yang diuji dengan metode Charpy adalah:

HI = E/A

Dimana :
E adalah energi yang diserap dalam satuan joule dan
A luas penampang di bawah takik dalam satuan mm2.

E = P (H0-H1)

Dimana :
P = beban yang diberikan (Newton)
H0 = ketinggian awal bandul (mm)
H1 = ketinggian akhir setelah terjadi perpatahan benda uji (mm)

2. Metode Izod
Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada
tumpuan dengan posisi, dan arah pembebanan searah dengan arah takik.

Gambar 2.2 Metode Izod


13
11

3. Bentuk-bentuk Perpatahan Impak


a. patah berserat
b. patah bekristalin/granular
c. patah campuran
d. patah getas
e. patah ulet
f. patah fatique

3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan uji impak di atas maka di harapkan
dapat mengetahui beberapa pengetahuan, jenis-jenis, dan perpatahan yang
ada pada uji impak.
14

DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Destructive Test. 2011. Depok :LaboratoriumMetalografi dan


HST DepartemenMetalurgi dan Material FTUI.

Callister, William D. 2007. Materials Science and Engineering: an Introduction.


New York: John Wiley & Sons, Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai