A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan lansia wisma melati dapat
mempraktikkan latihan kegel untuk mengatasi inkontinensia urine.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan lansia wisma melati mampu
memahami materi yang disampaikan, dintaranya :
a. Menyebutkan defenisi inkontinensia urine
b. Menyebutkan penyebab inkontinensia urine
c. Menyebutkan tanda dan gejala inkontinensia urine
d. Menyebutkan akibat inkontinensia urine
e. Menyebutkan cara mengatasi inkontinensia urine
f. Mempraktekkan latihan kegel untuk mengatasi inkontinensia urine.
B. Lingkup Materi
a. Defenisi inkontinensia urine
b. Penyebab inkontinensia urine
c. Tanda dan gejala inkontinensia urine
d. Akibat inkontinensia urine
e. Cara mengatasi inkontinensia urine
f. Cara mempraktekkan latihan kegel untuk mengatasi inkontinensia urine.
C. Sasaran dan Target
Sasaran ditunjukkan pada lansia wanita penderita inkontinensia urine di wisma melati
Panti Jompo Kuncen, Unagara Barat.
D. Metode
- Ceramah
- Diskusi / tanya jawab
- Demonstrasi
E. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Lansia
F. Kegiatan Penyuluhan
3. 10 Penutup
menit Evaluasi :
1. Meminta klien Menjawab Tanya
menjelaskan apa itu pertanyaan dengan jawab
inkontinensia urine benar
Terminasi :
1. Menjelaskan Mendengarkan Demonstrasi
kesimpulan
2. Mengucapkan Mendengarkan Ceramah
terimakasih atas
perhatian yang Menjawab salam Ceramah
diberikan
3. Mengucapkan salam Tanya
penutup jawab
g. Media
- Leafleat
- Slide
- LCD
h. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Klien hadir ditempat penyluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di wisma melati Panti Jompo
c. Pengorganisasian penyelenggaran penyluhan
2. Evaluasi proses
a. Klien memberikan respon terhadap materi yang disampaikan
b. Klien mengajukan pertanyaan sebagai wujud antusias
c. Klien tidak meninggalkan acara atau kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi akhir
a. Klien mengetahui definisi inkontinensia urine
b. Klien mengetahui penyebab inkontinensia urine
c. Klien mengetahui tanda dan gejala inkontinensia urine
d. Klien mengeahui akibat inkontinensia urine
e. Klien mengetahui cara mengetahui inkontinensia urine
f. Klien mampu mempraktikan latihan senam kegel.
i. Lampiran
Materi
MATERI
LATIHAN KEGEL PADA LANSIA DENGAN INKONTINENSIA URINE
A. Latar Belakang
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh
lansia, yang biasanya disebabkan oleh penurunan kapasitas kandung kemih dan
berkurangnya kemampuan tahanan otok lurik pada uretra karena perubahan fisiologis
pada lansia (Darmojo & Soetojo, 2006). Bau yang tidaksedap serta perasaan kotor
akibat inkontinensia urine ini akan mengakibatkan masalah sosial dan psikologis serta
juga akan mempengaruhi aktivitas lansiasehari-hari.
Berdasarkan hasil survei yang diperoleh tentang kejadianinkontinensia urine
pada lansia di Wisma Cinta Kasih, diperoleh bahwa dari 43 orang lansia yang ada,
terdapat sekitar 35% mengalami inkontinensia urine dimana lansia tidak mampu
untuk menahan keinginan untuk berkemih.Akibatnya, untuk mengantisipasi hal ini
sebagian besar (70%) lansia sehari- harinya memakai pampers.
Tingginya angka kejadian inkontinensia urine ini menyebabkan perlunya
penanganan yang sesuai, karena jika tidak segera ditangani akan menyebabkan
komplikasi seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit sekitar kemaluan, gangguan
tidur, dekubitus dan gejala ruam. Selain itu, masalah psikososial seperti dijauhi orang
lain karena berbau pesing, minder, serta mudah marah dapat saja terjadi. Menurut
Stanley (2007) dan Soetojo (2006) salah satu penanganan yang tepat untuk
inkontinensia urine pada lansia adalah Kegel Exercise (Latihan Kegel)
Latihan kegel merupakan latihan kontraksi otot dasar panggul secara aktif
yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul (Pujiastuti, 2003).
Latihan kegel sangat bermanfaat untuk menguatkan otot rangka pada dasar panggul
sehingga memperkuat fungsi sfingter eksternal pada kandung kemih (Widiastuti,
2011). Oleh karena itu, latihan kegel sangat tepat untuk diterapkan dalam mengatasi
inkontinensia urine pada lansia di wisma melati Panti Jompo Kuncen, Ungaran Barat.
B. Definisi Inkontinensia Urine
Menurut Interntional Continence Society dalam Vitriana (2002), inkontinensia
urine didefinisikan sebagai keluarnya urin secara tidak sadar yang menimbulkan
masalah sosial dan hiegene serta secara objektif tampak nyata.
Sedangkan menurut Setyono (2001), inkontinensia urine adalah pelepasan
urine dalam jumlah yang cukup banyak secara tidak sadar dan tidak terkontrol,
sehingga dapat dianggap sebagai kondisi yang disebabkan karena usia.
Menurut brunner (2011). Inkontinensia Urine (IU) atau yang lebih
dikenal dengan beser sebagai bahasa awam merupakan salah satu keluhan
utama pada penderita lanjut usia. Inkontinensia urine adalah pengeluaran urin
tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga
mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial. Variasi dari
inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai
benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai
pengeluaran feses)