Anda di halaman 1dari 314

SPESIFIKASI UMUM

JALAN KOTA / KABUPATEN


DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PERSYARATAN

BAB 1.1 Ringkasan Pekerjaan BAB 1 - 1


BAB 1.2 Mobilisasi 1 - 1
BAB 1.3 Pengujian Lapangan 1 - 3
BAB 1.4 Pelaksanaan Pekerjaan 1 - 4
BAB 1.5 Standar Rujukan 1 - 7
BAB 1.6 Bahan-bahan dan Penyimpanan 1 - 8
BAB 1.7 Prosuder Perubahan Pekerjaan 1 - 12
BAB 1.8 Dokumen Rekanan Proyek 1 - 15
BAB 1.9 Pekerjaan Lapangan 1 - 18

BAB 2 DRAINASE

BAB 2.1 Umum 2 - 1


BAB 2.2 Rehabilitasi Draenase tepi Jalan 2 - 2
BAB 2.3 Saluran Tanah Baru, Terbuka 2 - 5
BAB 2.4 Saluran Dilapisi 2 - 7
BAB 2.5 Gorong-gorong Pipa Beton 2 - 10
BAB 2.6 Gorong-gorong Pipa Baja Bergelombang 2 - 15
BAB 2.7 Drainase Porous 2 - 19

BAB 3 PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 Galian 3 - 1


BAB 3.2 Urugan 3 - 7
BAB 3.3 Penyiapan Tanah Dasar 3 - 15
BAB 3.4 Lapis Tanah Dasar Stabilisasi Kapur 3 - 18

BAB 4 BAHU JALAN

BAB 4.1 Rehabilitasi Bahu Jalan 4 - 1


BAB 4.2 Bahu Jalan Baru 4 - 4

BAB 5 LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 Lapis Pondasi Bawah 5 - 1


BAB 5.2 Lapis Pondasi Atas 5 - 7
BAB 5.3 Lapis Pondasi Stabilisasi Semen 5 - 16
BAB 6 PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 6.1 Lapis Permukaan Kerikil 6 - 1


BAB 6.2 Lapis Aspal Resap Pelekat (Prime Coat) dan Lapis Aspal
Pelekat (Tack Coat) 6 - 7
BAB 6.3 Laburan Permukaan Aspal 6 - 14
BAB 6.4 Laburan Permukaan Aspal Taburan Pasir (BURAS) 6 - 23
BAB 6.5 Laburan Permukaan Penetrasi Macadam 6 - 31
BAB 6.6 Lapis Tipis Aspal Beton (HRS) 6 - 41
BAB 6.7 Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (Laston Atas) 6 - 52
BAB 6.8 Aspal Beton (A.C.) 6 - 64
BAB 6.9 Lasbutag 6 - 77
BAB 6.10 Aspal Campur Dingin (dengan bahan pengikat Aspal Emulsi) 6 - 92
BAB 6.11 Aspal Campur Dingin (dengan bahan pengikat Aspal Cut
Back Cair) 6 - 102

BAB 7 Konstruksi Beton

BAB 7.1 Pekerjaan Beton 7 - 1


BAB 7.2 Baja Tulangan Beton 7 - 18
BAB 7.3 Adukan Semen 7 - 23
BAB 7.4 Pasangan Batu 7 - 26
BAB 7.5 Pembongkaran Bangunan Yang Ada 7 - 31

BAB 8 LAIN-LAIN

BAB 8.1 Pasangan Batu Dengan Siar 8 - 1


BAB 8.2 Pasangan Batu Kosong Perlindungan Tebing (rip-rap) 8 - 5
BAB 8.3 Bronjong 8 - 9
BAB 8.4 Kereb Beton 8 - 12
BAB 8.5 Rambu Lalu Lintas, Patok Petunjuk, Patok Kilometer 8 - 16
BAB 8.6 Rel Pengaman Balok Baja 8 - 21

BAB 9 PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 Pemeliharaan Rutin 9 - 1


BAB 9.2 Pemeliharaan Berkala 9 - 11
BAB 1 PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam


Spesifikasi ini

BAB 1.2 MOBILISASI

1.2.1 Umum
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1.2.3 Penyiapan Lapangan
1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN

1.3.1 Umum
1.3.2 Pemenuhan Terhadap Spesifikasi
1.2.5 Pengukuran dan Pembayaran

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4.1 Umum
1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Ketrampilan Kerja
1.4.3 Pengelolaan Lapangan dari Kontraktor
1.4.4 Pengendalian Lingkungan
1.4.5 Pengaturan Pekerjaan di Lapangan
1.2.6 Pengukuran dan Pembayaran

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN

1.5.1 Uraian Umum


1.5.2 Jaminan Kualitas

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIAPAN

1.6.1 Umum
1.6.2 Sumber Bahan-bahan
1.6.3 Penyimpanan Bahan
1.2.7 Pengukuran dan Pembayaran

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7.1 Umum
1.7.2 Prosedur Awal
1.7.3 Pelaksanaan Perintah Perubahan (Change Order)
1.7.4 Pelaksanaan Addenda

BAB 1.8 DOKUMEN REKANAN PROYEK

1.8.1 Umum
1.8.2 Dokumen Rekanan Proyek
BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN

1.9.1 Umum
1.9.2 Bahan-bahan dan Peralatan
1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian
1.2.8 Cara Pengukuran Dan Pengukuran dan Pembayaran
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

SPESIFIKASI UMUM
BAGIAN I
PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang Termasuk dalam Spesifikasi ini.

Ruang Lingkup Pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini.

(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana
atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan
perkerasan yang dirasa perlu.

(2) Pelapisan Ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan,
termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen sedikit termasuk pembersihan


lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru saperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh direksi
teknikdi lapangan.

(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis


pondasi bawah serta lapisan pondasi atas dan memasang lapisan permukaan pondasi
atas dengan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan
Dokumen Kontrak.

(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan
maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong.

(6) Perbaikan struktur yang besar maupun yang kecil untuk jembatan-jembatan dan
struktur jalan lainnya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan menurut
pertimbangan Direksi Teknik di lapangan.

BAB 1.2 MOBILISASI

1.2.1 Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam Kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan
yang memadai.

(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan nasehat Direksi, Kontraktor harus menggunakan
rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai
dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari

BAB I - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat
proyek. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki
kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatn berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan dilengkapi dengan terpal.

1.2.2. Jangka Waktu Mobilisasi

(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
penandatanganan Kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin
Proyek.

(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus


dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam Daftar Item Pembayaran, dan tidak
boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

1.2.3. Penyiapan Lapangan.

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang ditujukan untuk kegiatan-kegiatan pengelolaan
dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek

(2) Kontraktor harus memenuhi hal-hal berikut :

a. Memenuhi persyaratan peraturan-peraturan Nasional dan Peraturan-peraturan


Propinsi.

b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan


pembuatan Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi (Plant) Konstruksi.

c. Mencegah sesuatu kolusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup Demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai Kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plang dan peralatan
konstruksi serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan
teknik.

1.2.4. Pengukuran dan Pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam Bab ini
harus dimasukkan dalam Daftar Item Pembayaran dan tidak boleh ada pembayaran
terpisah untuk item ini.

BAB I - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.3. PENGUJIAN LAPANGAN

1.3.1 Umum

Kontraktor harus menyelengarakan pengujian bahan-bahan dan ketrampilan untuk


pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi dan menurut perintah
Direksi Teknik.

Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh Laboratorium Kabupaten atau Propinsi yang


sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di Laboratorium Pusat
harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi

Apabila pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam Spesifikasi dimana


hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan
perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik,
dan harus melengkapi pengujian-pengijian untuk menunjukkan terpenuhinya Spesifikasi.

1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang


dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Biaya pengujian yang ditentukan
dalam Bab ini harus dimasukkan dalam Daftar Item Pembayaran, dan tidak ada
pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

BAB I - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4.1 Umum

(1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukura-ukuran dan penampilan pekerjaan yang benar,


Kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana
ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf Teknik tersebut jika dan bilamana
diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk
pengendalian mutu bahan-bahan dan ketrampilan kerja, mengendalikan dan meng-
organisasi tenaga kerja Kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi
proyek.

(2) Pemeriksaan Lapangan

Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, Kontraktor harus mempelajari


gambar-gambar Kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan
pemeriksaan daerah proyek, dan pada khususnya mengukur lebar jalan, daerah milik
jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan
gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua pekerjaan
jembatan yang diusulkan.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila
diperlukan.

(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus
direkam dan diperlihatkan.

(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis
permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus
diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan
kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan
serta lebarnya konstruksi baru.

1.4.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Keterampilan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan Spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-
item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan
untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan
bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikat selanjutnya harus dilakukan atau
pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas.

(2) Semua ketrampilan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan Spesifikasi
Dokumen Kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan
harus diuji di lapangan atau di laboratorium atas permintaan Direksi Teknik dan
Kontraktor harus membantu dan menyediakan peralatan dan tenaga untuk
pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

(3) Desain campuran untuk aspal, beton dan stabilitas tanah harus disiapkan dan diuji
sesuai dengan Spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-

BAB I - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

pekerjaan proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan Spesifikasi dan memuaskan


Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.4.3. Pengelola Lapangan.

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang Pimpinan Lapangan untuk memberikan nasihat
dan mengatur pekerjaan Kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan
Kontraktor dan bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan
persyaratan Kontrak. Pimpinan Lapangan harus memiliki pengalaman paling sedikit
selama 10 (sepuluh) tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang Sipil
yang mampu. Untuk perbaikan-perbaikan kecil dan pekerjaan pemeliharaan,
persyaratan ini dapat tidak harus dan tergantung kepada konfirmasi tertulis dari
Pimpinan Proyek.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu
dan berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam Kontrak,
termasuk pengawasan lapangan, kualitas dan ketrampilan kerja, sesuai dengan
syarat-syarat Kontrak.

1.4.4. Pengendalian Lingkungan.

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua penyediaan disain serta
persyaratan Spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan lahan serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.

(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara


yang sangat keras (gaduh) dan di dalam daerah pemukiman suatu saringan
kegaduhan harus di pasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua
peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik dalam
daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti
rumah sakit.

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil
dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.

1.4.5. Pengaturan Pekerjaan di Lapangan.

(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan
diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan proyek.
Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok marka atau patok-
patok refferensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-
pekerjaan Kontrak.

BAB I - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang
proyek untuk memungkinkan desain, survai perkerasan, atau pengaturan di lapangan
pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian bagi pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian
perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-ganbar
proyek dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis
dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknik
yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan


baru, penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak
lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk
penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut
harus digambar pada profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik,
serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan.
Gambar-gambar profil asli beserta 3 (tiga) kopi harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu
pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan 1 (satu) copy akan ditahan oleh Direksi
Teknik dan 2 (dua) copy yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan


pengaturan penuh oleh Direksi Teknik , serta dalam satu kesesuaian yang tinggi
terhadap gambar-gambar dan Spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam
alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan
lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk
pemeriksaan penataan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

1.4.6. Pengukuran dan Pembayaran.

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam Bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan
yang bersangkutan dalam Daftar Penawaran yang akan disediakan untuk semua alat,
tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk
pekerjaan-pekerjaan yang dimasukkan dalam Bab ini.

BAB I - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN

1.5.1 Uraian Umum

(1) Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
membentuk persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang
memenuhi peryaratan-persyaratan ini.

(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan ketrampilan
kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus
atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam Spesifikasi atau yang
dikehendaki oleh Direksi Teknik.

1.5.2. Jaminan Kualitas

(1) Selama Pengadaan

Kontraktor Harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan


yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi atau melebihi persyaratan khusus.

(2) Selama Pelaksanaan

Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang


dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan
tanpa kompensasi bagi Kontraktor.

(3) Tanggung Jawab Kontraktor

Ini adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang di perlukan bahan-
bahan, ketrampilan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi
Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak memenuhi atau melebihi yang
ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam
bentuk yang diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy
hasil-hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar-standar

Standar-standar terpakai yang menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada
standar tersebut dicantumkan dalam:

 BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA


 STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)
 PERSARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI 1982)
 PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI 2-1971)
 PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1984)
 AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPORTATION OFFICIALS (BAGIAN 1 DAN 2)
 ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
 BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION
 MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

BAB I - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.6. BAHAN BAHAN DAN PENYIMPANAN

1.6.1. Umum

(1) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :

a. Memenuhi dengan standar dan Spesifikasi yang dapat dipakai.


b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan
pada gambar rencana atau Spesifikasi-Spesifikasi lain yang dikeluarkan atau
yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan aggregat harus
diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.

(2) Penyerahan

Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian
untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyediakan kepada Direksi Teknik contoh-
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai
informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan
oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi.

Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses


bahan-bahan alam sesuai dengan SpesifikasiSpesifikasi ini serta harus memberitahu
Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang
dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut digunakan dalam
pekerjaan. Laporan ini harus berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan
sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam sumber tersebut
disetujui.

Dalam kasus bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahanbahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan
dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara
tertulis

1.6.2 Sumber Bahanbahan

(1) Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin, diperlihatkan dalam dokumen-dokumen atau


yang diberikan oleh Direksi Teknik, yang disediakan sebagai satu petunjuk saja.
Ini adalah tanggung jawab Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan
memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang di perlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknik .

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dalam sumber alam dilindungi, hutan lindung,
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang di


perlukan untuk memproduksi bahanbahan tersebut memenuhi Spesifikasi ini.

BAB I - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-bahan dari sumbersumber


bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam Kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain
berpengaruh berlawanan dengan daerah sekelilingnya .

(2) Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Direksi Teknik telah memberikan


persetujuan untuk penggunaannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud-maksud lain daripada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik .

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.

1.6.3 Penyimpanan Bahan

(1) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan


tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan
tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi
Teknik.

Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diijinkan jika akan diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.

Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas penggalian
air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh dicampur dengan tanah
dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
secocoknya dari hujan dan banjir.

(2) Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga
tidak ada segregasi beserta untuk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah 5 meter.

b. Masing-masing jenis berbagai aggregat harus ditumpuk secara terpisah, atau


dipisahkan dengan partisi kayu.

c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang


memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung
lintasan air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan


angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya
khususnya selama musim kering.

BAB I - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Penyimpanan Bahan-bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan
dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.

Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :

i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk di atas ujung dengan
lubang pengisian arah keatas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah
sisinya di atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup
drum.

ii. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin,dan aspal cut back harus ditumpuk
di atas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus
diuju mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang
teratur sewaktu penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi
bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang , drum-drum tersebut harus
digulingkan secara teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya


semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.

Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan
penumpukan yang rapi dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga
penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama
dalam penyimpanan .

Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk kontruksi beton tidak boleh
lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang
disimpan di lapangan dan tidak akan mengijinkan setiap semen digunakan bila
didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras,
tanah dengan drainase yang baik, bebas dari menjadi adonan yang kering serta sama
sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut di mana bahan-bahan tersebut
dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas yang lewat.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari tumbuhan rendah dan sampah, dan bila
perlu tanah tersebut ditinggikan dengan grader.

Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal, dengan sumbu
memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.

Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) di atas dan
dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).

BAB I - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royalty (Keuntungan)

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya
sewa, royalty (Pajak) dan biaya-biaya semacam, akan dimasukkan dalam Harga
Satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah
kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.

(2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan

a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber


bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.

b. Semua biaya yang diperlukan untuk membuka sumber-sumber bahan seperti


pembongkaran tanah, selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali
lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, akan disediakan dalam Harga
Satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

BAB I - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7.1 UMUM

(1) U r a i a n

Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau oleh


Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas
namanya) atau oleh Kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah
perubahan yang ditandatangani oleh kedua pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan
dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam Struktur Harga
Satuan item pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya
Kontrak, perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam
suatu Addendum.

(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus harus patuh dengan hal berikut :

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek diparaf oleh
Kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau
Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan
waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah
perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan mencakup
semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan
satu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya
yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda

Satu persetujuan tertulis antara Pemilik Bangunan dan Kontraktor merumuskan


satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah
menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran
atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya Kontrak dan telah
dirundingkan sebelumnya dan disetujui di bawah satu perintah perubahan.
Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua
perubahan Kontraktual dan perubahan Teknis yang besar tanpa memandang
apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk Struktur Harga Satuan atau
besarnya Kontrak.

(3) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor akan menujuk secara tertulis wakil perusahaan yang diberi kuasa untuk
menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan pihak-pihak lainnya dalam tenaga Kontraktor mengenai otorisasi
perubahan-perubahan tersebut.

b. Pimpinan Proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untk
setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian
yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

BAB I - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

1.7.2 Prosedur Awal

(1) Pimpinan Proyek dapat merintis perintah perubahaan dengan memberikan kepada
Kontraktor satu pengumuman tertulis yang berisikan :

a. Satu uraian rinci perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek.

b. Gambar-gambar dan Spesifikasi-Spesifikasi kelengkapan yang merinci


perubahan yang diusulkan.

c. Jangka Waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan


tersebut.

d. Dari perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah Struktur


Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau
Lumpsum tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu
Addendum.

Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahn tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu perintah perubahan dengan memajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik, berisi :

a. Uraian perubahan yang diajukan

b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan

c. Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaan (jika ada)

d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang


terpisah, jika ada.

e. Perincian apakah semua sah atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di
bawah Struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu
Harga Satuan tambahan atau Lumpsum yang dipertimbangkan mungkin perlu
disetujui.

1.7.3 Pelaksanaan Perintah Perubahan Pekerjaan (Change Order)

(1) Isi Masalah dalam Perintah Perubahan berdasarkan pada :

a. Permintan Pimpinan Proyek dan Sambutan Kontraktor atas persetujan bersama,


atau :

b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pimpinan


Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Perintah Perubahan tersebut dan


menyediakan satu nomor Perintah Perubahan.

BAB I - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Perintah perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-


pekerjaan, kedua-duanya penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran
revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan untuk menetapkan Perincian Perubahan.

(4) Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran satu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan di mana perlu akan
menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah
dirundingkan diantara Pimpinan Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam
satu Addendum.

(5) Pimpinan Proyek akan menandatangani dan menetapkan tanggal Perintah


Perubahan sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut

(6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal Perintah Perubahan untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

1.7.4 Pelaksanaan Addenda

(1) Isi Masalah Satu Addenda berdasarkan :

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor


b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.

(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan Kontraktual, perubahan


Teknis maupun perubahan volume dalam pekerjaan, kedua tambahan maupun
penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian yang
dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan
atau penyesuaian Struktur Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan
dalam jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu Kontrak.

(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

BAB I - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1.8.1 Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan Kontrak dan akan
menyelesaikan rekaman semua perubahan pekerjaan dalam Kontrak sejak dimulai
sampai selesainya pekerjaan Proyek.

(2) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor akan menyerahkan pada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman


Proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau
tanggal lain menurut perintah Pimpinan Proyek.

Persetujuan Direksi Teknik terhadap Dokumen ini diperlukan untuk persetujuan


pembayaran.

b. Kontraktor akan menyerahkan pada Direksi Teknik untuk mendapatkan


persetujuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final) pada waktu permohonan
untuk sertifikat penyelesaian utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :
- Tanggal
- Nomor dan Jadwal Proyek
- Nama dan Alamat Kontraktor
- Nomor dan Judul masing-masing Dokumen Rekaman
- Sertifikat bahwa masing-masing Dokumen yang diserahkan adalah lengkap
dan akurat
- Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa

1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek

(1) Perangkat Dokumen Proyek

Dengan pemenangan Kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap


semua Dokumen dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya, yang berkaitan dengan
Kontrak.

Dokumen tersebut akan meliputi :


-Persyaratan Umum Kontrak
-Gambar Rencana Kontraktor
-Spesifikasi
-Addenda
-Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontraktor (jika ada)
-Catatan pengujian lapangan

(2) Penyimpanan

Dokumen Proyek tersebut harus disimpan di dalam Kantor lapangan dalam satu file
dan rak dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan
hilangnya sampai pekerjaan selesai, serta harus memindahkan data rekaman tersebut
kepada Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final).
Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan
dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan untuk Direksi
Teknik.

BAB I - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.9. PEKERJAAN HARIAN

1.9.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari kegiatanm-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui
lebih dulu atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama
pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian proyek
memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja,
peralatan dan bahan bahan.

Pengoperasian yang harus dilaksanakan di bawah pekerjaan harian dapat termasuk


segala sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat
meliputi stabilisasi, pengujian (testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada,
konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.

(2) Penyerahan

Sebelum memesan material untuk pekerjaan harian Kontraktor harus menyerahkan


kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran untuk diminta persetujuannya, dan
sesudah pemesanan material Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik
tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan
jumlah yang dibayar.

Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis
mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua
bahan yang digunakan atas dasar suatu pekerjaan harian dan harus memperoleh
tanda tangan Direksi Teknik pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik
telah menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan.

Kontraktor harus menyerahkan claim pekerjaan harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di
bawah ini.

1.9.2. Bahan-bahan dan Peralatan

(1) Bahan Bahan

Semua bahan yang digunakan atas dasar pekerjaan harian harus memenuhi
persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada Bab-bab yang terkait pada
Spesifikasi ini. Untuk bahanbahan yang tidak ditetapkan secara terinci dimanapun
pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi


ketentuan-ketentuan dari bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui
untuk digunakan oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

BAB I - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

1.9.3. Pelaksanaan Pekerjaan Harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian

a. Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan
oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai
sampai Direksi Teknik mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.

b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan
dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk
menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan
setiap perubahan jumlah besarnya Kontrak dan setiap perubahan dalam jangka
waktu Kontrak, jika ada.

c. Direksi Teknik akan menandatangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi


pekerjaan harian sebagai pemberian wewenang atau ijin kepada Kontraktor untuk
melanjutkan pekerjaan.

(2) Penampilan Pekerjaan Harian

Pengoperasian pekerjaan harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-


ketentuan dari bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini yang menentukan
penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan, pengujian dan mutu
pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak
memuaskan.

Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian
yang tidak ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus
dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik .

(3) Claim Pekerjaan Harian

a. Pada selesainya pekerjaan harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar


perhitungan beserta data pendukung untuk mendukung setiap claim-claim
pekerjaan harian atas dasar Swakelola, bahanbahan dan waktu termasuk semua
catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan
seperti :

i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja dan tanggal perintah


tersebut .
ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta Daftar Tenaga yang
dipekerjakan.
iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga
kerja pada pekerjaan harian.
iv. Ringkasan mengenai jam-jam kerja untuk semua peralatan konstruksi pada
pekerjaan harian.
v. Apabila dapat dipakai invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk
atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan
Perintah Perubahan.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa claim pekerjaan harian dari
Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan sertifikat pembayaran
bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak
mengenai sertifikat dan pembayaran .

BAB I - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian

(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-bahan

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang


sebenarnya dimasukkan pada pekerjaan harian yang dibuktikan dengan tagihan
(invoice) dari leveransir dan laporan-laporan pekerjaan harian yang telah
disetujui.

b. Untuk material yang digunakan pada pekerjaan harian, pembayaran haruslah


pada harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke
lapangan, sebagaimana yang diperkuat dengan Surat Tagihan dari leveransir
yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap
sebagai kompensasi penuh untuk persediaan material, termasuk harga-harga
berikut ini :

i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan


ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan,
perlindungan dan penanganan secara umum
iii. Yang terbuang
iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya
yang berhubungan

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam pekerjaan harian harus


dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran Material
untuk Pekerjaan Harian yang tercatat pada Daftar Penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja

a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah pekerjaan harian harus


dibuat berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk
macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran,
yang harga dan penawarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-
biaya berikut :

i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas
kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadi haknya
dan semua biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada Peraturan Tenaga Kerja
di Indonesia : Pedoman untuk Investor Asing (Perundang-undangan Tenaga
Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro Hukum Depatemen Tenaga
Kerja.
ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual
iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan
iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak
termasuk mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead
yang diperlukan untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.
v. Keuangan

(3) Pengukuran

a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar pekerjaan harian, baik


yang disewa atau kepunyaan Kontraktor harus dibuat berdasarkan jam kerja

BAB I - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

sebenarnya yang sah dari peralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam
kategori dari peralatan yang dimasukkkan pada Daftar Penawaran, yang harga
dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya
berikut ini :

i. Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk biaya yang ditunjukkan di
atas untuk tenaga kerja
ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
iii. Overhaul, perbaikan dan penggantian
iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan
v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan
kantor lapangan dan semua biaya overhead lainnya
vi. Biaya pengangkutan dari dan ke lapangan
vii. Keuangan

BAB I - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

KONTRAK NO : ___________________________ TANGGAL : ___________


NAMA KONTRAK : ___________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL

HARGA
ITEM TOTAL HARGA
URAIAN SATUAN VOLUME SATUAN
PEMBAYARAN (RP.)
(RP.)

1.9.1 Material untuk pekerjaan


harian (yang terdaftar
pada Daftar Penawaran)

(1)
(2)
(3)
(4)

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya


{ Bab 1.9.4 (1) }
Total Claim
Untuk Material

Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan
dalam Pekerjaan Harian.

Ditandatangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Catatan : Tanda terima dan Surat Tagihan (Invoice) terlampir.

BAB I - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

KONTRAK NO : ___________________________ TANGGAL : ___________


NAMA KONTRAK : ___________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA

HARGA
ITEM TOTAL HARGA
URAIAN SATUAN VOLUME SATUAN
PEMBAYARAN (RP.)
(RP.)

1.9.2 Daftar Tenaga Kerja


Kontraktor yang dipe-
kerjakan berdasarkan
Kontrak.

(1) Mandor

(2) Tenaga kerja trampil

(3) Tenaga kerja tidak


trampil

(4) Tukang

Saya menyatakan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar
Pekerjaan Harian.

Ditandatangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

BAB I - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

KONTRAK NO : ___________________________ TANGGAL : ___________


NAMA KONTRAK : ___________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN

ITEM HARGA
TOTAL HARGA
PEMBA URAIAN SAT VOLUME SATUAN
(RP.)
YARAN (RP.)

1.9.3 Peralatan untuk Pekerjaan


Harian

1 Buldozer 110 Hp Jam


2 Grader Jam
3 Crusher 30 T/hr Jam
4 Mesin Penyaring Jam
5 Wheel Loader Jam
6 Tractor Wheeled Jam
7 Roller 3 Wheel 8 - 10 Ton Jam
8 Tandem Roller Jam
9 Tire Roller 8 - 12 Ton Jam
10 Vibrator Roller 600 Kg Jam
11 Tamper Vibrating Plate Jam
12 Concrete Vibrator Jam
13 Chip Spreader Jam
14 Asphalt Sprayer Towed 350 Ltr Jam
15 Asphalt Sprayer Towed 400 Ltr Jam
16 Asphalt Mixing Plan Jam
17 Asphalt Finisher Jam
18 Water Tank Truck Jam
19 Dump Truck 3,5 Ton Jam
20 Dump Truck 5 Ton Jam
21 Plate Bed Truck Jam
22 Concrete Mixer 0,125 M3 Jam
23 Concrete Mixer 0,25 M3 Jam
24 Concrete Mixer 0,5 M3 Jam
25 Compressor Jam
26 Water Pump Jam

Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh Kontraktor untuk
digunakan di bawah Pekerjaan Harian.

Ditandatangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

BAB I - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB I
PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN ...................................................... BAB I - 1


1.1.2 Uraian Berbagai Pekerjaan yang Termasuk dalam
Spesifikasi ini ............................................................................ BAB I - 1

BAB 1.2 MOBILISASI ............................................................................. BAB I - 1


1.2.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 1
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi ........................................................... BAB I - 2
1.2.3 Penyiapan Lapangan ................................................................ BAB I - 2
1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran ................................................... BAB I - 2

BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN ........................................................ BAB I - 3


1.3.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 3
1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi .............................................. BAB I - 3
1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran ................................................... BAB I - 3

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................ BAB I - 4


1.4.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 4
1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Keterampilan Kerja .................. BAB I - 4
1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor ......................................... BAB I - 5
1.4.5 Pengaturan Pekerjaan di Lapangan .......................................... BAB I - 5
1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran ................................................... BAB I - 6

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN .............................................................. BAB I - 7


1.5.1 Uraian Umum ............................................................................ BAB I - 7
1.5.2 Jaminan Kualitas ....................................................................... BAB I - 7

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIAPAN ......................................... BAB I - 8


1.6.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 8
1.6.2 Sumber Bahan-bahan ............................................................... BAB I - 8
1.6.3 Penyimpanan Bahan ................................................................. BAB I - 9
1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran ................................................... BAB I - 11

BAB I - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN ............................... BAB I - 10


1.7.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 10
1.7.2 Prosedur Awal ........................................................................... BAB I - 10
1.7.3 Pelaksanaan Perintah Perubahan Pekerjaan ............................ BAB I - 10
1.7.4 Pelaksanaan Addenda .............................................................. BAB I - 10

BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK ............................................ BAB I - 10


1.8.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 10
1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek ...................................................... BAB I - 10

BAB 1.9 PEKERJAAN LAPANGAN ....................................................... BAB I - 10


1.9.1 U m u m .................................................................................... BAB I - 10
1.9.2 Bahan-bahan dan Peralatan ..................................................... BAB I - 10
1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian ................................................. BAB I - 10
1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian .............. BAB I - 10

BAB I - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2
DRAINASE

BAB 2.1. UMUM

2.1.1. Uraian Pekerjaan Drainase

(1) Pekerjaan drainase jalan dimaksud di sini akan terdiri dari pembangunan saluran
tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta pembangunan saluran sarana drainase
lainnya.

(2) Ini adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut harus
diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur pekerjaan
dan bahu jalan.

2.1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

(1) Pekerjaan yang dicakup di bawah Bab 2 Drainase akan meliputi saluran-saluran,
gorong-gorong dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai dengan Gambar
Rencana dan Perencanaan, garis batas, ketinggian dan ukuran-ukuran yang
ditunjukkannya, dan mematuhi spesifikasi ini.

(2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi
dengan pasangan batu atau beton, yang mana yang diperlukan di bawah ini
kontrak.

(3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-gorong pipa tidak
bertulang, ataupun pipa baja bergelombang, yang mana yang diperlukan di bawah
kontrak.

(4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis
bantaran, lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran yang dibangun dengan
pasangan batu atau pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton tidak
bertulang, atau bronjong yang mana yang ditentukan di bawah kontrak.

2.1.3. Mematuhi Perintah/Petunjuk Direksi Teknik

(1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala
hal harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum digunakan.
(2) Kualitas keterampilan harus berdasarkan kepada pemeriksaan cara pelaksanaan,
dan persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai.
(3) Direksi Teknik dadapt memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran yang
khas atau gorong-gorong yang harus dibangun di bawah kontrak.
(4) Dalam hal ini suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau
menyimpang dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus
melakukan suatu koreksi dan perbaikan-perbaikan, Kontraktor harus melakukan
suatu koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik. Sebagian atau seluruh biaya yang terjadi untuk memenuhi perintah Direksi
Teknik dan untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan harus dipikul
oleh Kontraktor.

BAB II - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN

2.2.1. Umum

Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan benda-


benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan
membentuk ulang saluran tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli,
dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal saluran pasangan batu atau beton.

2.2.2. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam


Spesifikasi ini.

 Pasangan batu dengan siar .................................................. Bab 8.1


 Konstruksi Beton ................................................................... Bab 7.1
 Timbunan butiran yang dipilih ............................................... Bab 3.2
 Tanah stabilisasi ................................................................... Bab 3.4
 Drainase Porous ................................................................... Bab 2.7
 Pasangan batu kosong (Rip-Rap) ......................................... Bab 8.2
 Bronjong ............................................................................... Bab 8.3

2.2.3. Persyaratan Desain Drainase

Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan
standar yang ditunjukkan pada Gambar-gambar Standar atau menurut petunjuk lain oleh
Direksi Teknik untuk memenuhi kondisi setempat.

Persyaratan desain minimum harus memenuhi ketentuan berikut :

 Lebar dasar saluran minimum ............................................................................ 50 cm


 Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan formasi perkerasan
50 cm
 Kelandaian memanjang minimum ...................................................................... 1:200

2.2.4. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Saluran Tanah

Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan,


harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari saluran yang memotong bahu jalan dan
menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-gorong, dan disingkirkan dari
daerah kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus dipotong dan dirapikan
mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya, sampai tingkat akhir dan
profil yang harus diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.

(2) Saluran-saluran Dilapisi

Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki. Pasangan
batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan

BAB II - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana
dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan baru harus dibangun menurut Spesifikasi
dalam Bab 2.4 Spesifikasi ini dengan dibuatkan persyaratan untuk menyatukan pekerjaan
lama dan pekerjaan baru. Batu-batu dari pasangan lama hanya dapat dipakai jika ia
dibersihkan, membuang semua adukan yang melekat rongga di belakang/di bawah
pasangan harus diisi dengan urugan butiran lubang pelepasan yang baru harus dibuatkan
seperti dan bilamana diminta oleh Direksi Teknik.

(3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Gerusan

Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut :

i. Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan
perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut petunjuk umum
untuk rehabilitasi di atas.

ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan profil
yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan cara-cara
alternatif perbaikan sebagai berikut :

 Pekerjaan stabilitas tanah atau pembentukan ulang dengan bahan-bahan


berbutir.
 Pelapisan baru untuk saluran tersebut.
 Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong.

Pekerjaan cetakan dan penunjangan dari kayu harus disediakan sebagaimana


diperlukan dan semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari
tempat tersebut.

2.2.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Rehabilitasi saluran yang dilapisi harus diukur dalam meter panjang saluran dilapisi,
dibersihakan, diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus
disediakan untuk seluruh pekerjaan yang dialakukan bagi rehalitasi kedua sisi
saluran. Tidak disediakan secara terpisah untuk setiap galian atau urugan yang
dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat
dalam item (3) di bawah ini.
(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena
gerusan atau erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain Spesifikasi ini.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dibatasi sampai item berikut, hanya dan dalam
kecocokan yang benar dengan perintah Direksi Teknik dan akan mencakup semua
galian dan urugan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
sehingga memuaskan Direksi Teknik.

 Pekerjaan stabilitasi tanah ........................................... item pembayaran 3.4.1.


 Bahan filter................................................................... item pembayaran 2.7.1.
 Pasangan batu kosong (Rip-Rap) ................................ item pembayaran 8.2.1.
 Bronjong ...................................................................... item pembayaran 8.3.1.

BAB II - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.2.6. Dasar Pembayaran

Volume-volume seperti yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga-harga kontrak
per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-
harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan
semua pekerjaan termasuk pembersihan, pembuangan, pembentukan kembali saluran
dan kanal-kanal sampai tingkat garis dan profil yang disetujui, beserta pemotongan dan
perbaikan lapisan, pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga saluran, berikut
penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan
rehabilitasi.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran
2.2.1. Rehabilitasi Saluran Tanah Meter panjang
2.2.2. Rehabilitasi Saluran dilapisi Meter panjang

BAB II - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.3. SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

2.3.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat
dan profil seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau penjagaan arus atau
saluran irigasi yang ada yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
kontrak, memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air
dan memperkecil erosi.

(2) Toleransi Ukuran

a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berubah dari
yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap detik.
b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berubah lebih dari 2 cm pada
setiap titik, dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin
aliran air yang bebas tanpa terjadi endapan pada waktun aliran lambat.

2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali,
beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus diukur
(ditata) di lapangan oleh Kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta
petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.

(2) Galian Saluran

a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing


samping hrus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti
petunjuk yang lain yang diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.
b. Bahan-bahan yang mengendap didalam arus atau di daerah kanal sebagai hasil
dari pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah
diselesaikann atau pada suatu waktu seperti yang di mintakan oleh Direksi Teknik.
c. Bila jalan air yang ada dipindahkan sesuai dengan pekerjaan dalam kontrak,
aliyemen baru tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada,
terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diterima oleh Direksi Teknik, yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan drainase.

BAB II - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar.
c. Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Bab 3.1.1. (2)), batu
tersebut harus diukur dan dibayar sebagi Galian Batu di bawah item pembayaran
3.1.2 Spesifikasi ini.

2.3.4 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per
satuan pengukuran bagi itetm pembayaran yang tercantum di bawah ini.

Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan


semua pekerjaan-pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan
kembali dan penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan
profil akhir.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran
2.3.1. Galian Saluran dan Kanal Tanah Meter kubik

BAB II - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.4 SALURAN DILAPISI

2.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada dan
memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan arus, kanal irigasi
atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
kontrak.

(2) Toleransi Ukuran

a. Ketiinggian dasar saluran final tidak boleh berada dari yang ditentukan lebih besar
dari 1 cm pada setiap titik dan harus cukup halus serta bentuknya rata untuk
menjamin aliran air yang bebas.
b. Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan lebih dari 5 cm pada setiap titik.
c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh
berbeda dari permukaan normal lebih dari 3 cm.
d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar dan
tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

Selokan-selokan pertama-tama harus dipotong pendek menurut penampang melintang


yang disetujui dan dipotong final dalam persiapan untuk pelapisan termasuk perbaikan
setiap kerusakan yang dapat terjadi selama pelaksanaan, yang harus dilaksanakan
sesudah penyelesaian semua sambungan muka dan pekerjaan-pekerjaan sambungan
serta jika ketinggian yang benar dan final telah dikerjakan.

(4) Contoh-contoh

Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan
pasangan batu, harus diperiksa dan disetujui dari Direksi Teknik, sebelum pekerjaan
dimulai,

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat


dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi, harus diperbaiki oleh Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa
ada biaya tambahan.

2.4.2 Bahan-bahan

(1) Urugan kembali bahan terpilih untuk Pelapisan Saluran


Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian belakang
pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi

BAB II - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

baik yang disetujui dengan ukuran batu maksimum 20 mm, semuanya seperti ditentukan
pada Bab 2.7.

(2) Bahan Filter

Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter ataupun
lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan
berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan pada Bab 2.7.

(3) Pasangan Batu dengan Siar (Adonan)

a. Batu

Batu tersebut harus batu lapanan dengan permukaan kasar atau batu sumber
(quarry) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan
terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai
pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 8.1 Spesifikasi ini untuk
pasangan batu dengan siar.

b. Adonan (Mortar)

Adonan terdiri dari semen portland (P.C) dicampur dengan agregat halus atau pasir
kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan
lain oleh Direksi Teknik.

c. Kelas Beton K.125

Beton dimana diperlukan untuk penggunaan sebagai dasar penopang pasangan


batu harus dari kelas K.125 yang sesuai dengan Spesifikasi Bab 7.1. Spesifikasi ini.

2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-
saluran yang harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang
tangkapan dan kuala yang berkaitan, harus ditata di lapangan oleh Kontraktor
sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta harus diperiksa dan mendapat
persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai.

(2) Pelaksanaan Pelapisan Pasangan Batu dengan Siar

a. Persiapan Pondasi

1. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang
baik dan memadai dapat diperoleh.
2. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan dasar yang disetujui
harus diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.

BAB II - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

3. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada gambar rencana , dasar pondasi
untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (rata) atau dipotong bertangga
rata kepada permukaan dinding
4. Bila ditunjukkan pada gambar rencana, atau diminta lain oleh Direksi Teknik,
satu pondasi atau penopang pondasi dari beton akan diperlukan.

b. Penempatan dan penyeleseaian akhir pekerjaan batu dengan siar


Mengikuti persetujuan pondasi yang telah ditentukan, pelapisan pangan batu
dengan siar harus dibangun sebagai mana ditentukan dalam bab 8.1. Spesifikasi ini.

c. Penempatan Urugan Kembali

1. Urugan Kembali bahan terpilih sebagai mana ditentukan harus ditempatkan dan
dipadatkan dalam lapisan yang rata dibelakang pasangan batu atau dimana
saja sebagai mana diperintahkan oleh dan mendapatkan persetujuan Direksi
Teknik.
2. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus ditempatkan dan dipadatkan
dalam lapisan tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan gambar
rencana atau menurut perintah Direksi Teknik.

(3) Penyiapan Jalan Air yang ada

a. Arus atau Kanal alami disekitar pekerjaan kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa
persetujuan dari Direksi Teknik.
b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
baik, kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurung kembali dan
memperbaiki galian tersebut.
c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau
galian-galian lainya harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian
pembangunan.

(4) Relokasi Jalan Air

Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainya diperlukan adanya


untuk kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau
secara sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus
direlokasi (dipindahkan) untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut
pada semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara
kemiringan dasar kanal yang ada dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi
gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik disekitarnya.

BAB II - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB. 2.5. GORONG-GORONG PIPA BETON

2.5.1. Umum

(1) Uarian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan


baru gorong-gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang termasuk tembok
kepala, bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan
pilindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Pengaturan dilapangan dan Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan dilapangan ditunjukkan pada gambar-


gambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi
Teknik dilapangan dan Kontrkator harus melakukan suatu pekerjaan survey
tambahan sebagai mana diminta oleh Direksi Teknik, untuk menentukan
persyaratan gorong-gorong mengenai ketinggian dan garis batas.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pekerjaan yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagai mana
diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan
tambahan yang mungkin ditemukan dilapangan selama pekerjaan rehabilitasi
drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong akan di mulai sampai telah diberikan


persetujuan oleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai
seluruh pekerjaan gorong-gorong untuk sebagaian proyek tersebut telah
diselesaikan.

(4) Contoh-contoh

a. Contoh bahan-bahan yang digunakan, termasuk agregat beton, pasir beton,


penulangan beton, cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat
persetujuan dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaaan dan
pengujian sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik dan harus diterima
sampai memuaskan sebelum digunakan dilapangan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat


kerena jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi, harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas biaya
Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

BAB II - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.5.2 Bahan-bahan

(1) Beton

Beton yang di gunakan setiap pekerjaan struktural yangndiuraikan dalam bagian ini
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1. spesifikasi ini untuk
klas-klas beton berikut :
 Kelas K225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang
 Kelas K175 : Plat pondasi dan dinding-dinding
 Kelas K125 : Pondasi beton masa dan pembungkus pipa gorong-gorong

(2) Baja Tulangan untuk Beton

Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi


persyaratan yang ditentukan dalam Bab. 7.2 spesifikasi ini.

(3) Pipa Beton

a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang
disetujui, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik untuk pencetakan
dilapangan.
b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.
M170 dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar
c. Pipa-pipa beton tidak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi
AASHTO No. M86 (tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar.
Pipa beton tidak bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam
maksimum 80 cm.
d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, kontraktor dapat mencetak pipa beton
tidak bertulang di lapangan yg konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan
spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.

(4) Pasangan Batu

Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-
gorong serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk
pasangan batu, Bab 7.4. spesifikasi ini.
Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan
dilapangan.

(5) Bahan Alas

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa
dan struktur lainya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi
persyaratan Bab. 2.7. spesifikasi ini.

(6) Urugan Kembali

Bahan bangunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di
belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan Bab 3.2. Urugan dari
spesifikasi ini.

BAB II - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan
dinding kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1.
Galian, dan persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam
spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan alas untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan


persyaratan Bab. 2.7.

(2) Pemasangan Pipa Gorong-gorong

a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung


alur diangkat dan ujung lidal sepenuhnya masuk ke dalam alur yang
bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.

b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah


masing-masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian dalam
dengan adukan semen dengan ketebalan yang cukup untuk menyatukan
permukaan dalam pipa yang berbatasan tepat dan rata. Pada saat yang sama
separuh bagian atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan
adukan.

c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih sisa harus diisi
dengan adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan untuk
membentuk satu butiran (manik-manik) sekeliling pipa. Bagian dalam
sambungan harus disapu dan diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar
harus tetap basah selama dua hari sampai Direksi Teknik mengizinkan
pelaksanaan urugan kembali.

(3) Penempatan Urugan Kembali dan Pemadatan

a. Urugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus


dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Bab. 3.2. Urugan,
menggunakan bahan-bahan terpilih yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-
bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau kerikil, bebas dari gumpalan
lempung dan benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak
tertahan pada saringan 25 mm.

b. Urugan tersebut diambil dengan ketebalan minimum 0,50 m di atas puncak pipa
dan kecuali dalam parit, untuk satu jarak minimum satu setengah diameter dari
sumbu pipa pada kedua sisi. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin
bahwa urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50
meter kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai
ditutup setebal paling sedikit 60 cm di atas bagian atas pipa.

Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas,


asalkan urugan kembali tersebut telah ditempatkan dan dipadatkan dan
memberikan penutup minimum 30 cm di atas puncak pipa. Walaupun demikian,

BAB II - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kerusakan


akibat dari operasi tersebut.

(4) Beton Pembungkus Pipa

Pipa-pipa harus dibungkus dengan beton yang sesuai dengan rincian yang
ditunjukkan pada Gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
jika ketebalan penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan maksimum
atau kurang dari ketebalan minimum yang ditunjukkan pada Gambar atau dalam
spesifikasi pabrik pipa untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.

(5) Dinding Kepala gorong-gorong dan Bangunan Pelengkap

Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, lapis lindung limpahan dan bangunan
pelindung gerusan yang berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang tidak
diperlukan untuk memikul beban struktural yang berat, harus dibangun dengan
pasangan batu dengan siar (Bab 8.1.)
Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan Pasangan
Batu plesteran (lihat Bab 7.4).

(6) Memperpanjang Gorong-Gorong Yang Ada

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding


kepala, dinding sayap atau bangunan-bangunan lainnya yang berkaitan yang ada,
bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk
menghindari kerusakan-kerusakan pipa atau elemen-elemen struktural yang harus
tinggal. Jika terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap
ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas beban biaya Kontraktor.

2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa
beton, berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau
diperpanjang, diukur dari ujung ke ujung pipa.

(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item
pembayaran secara terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.

(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan dibawah item pembayaran
terpisah Nomor : 3.1.2 akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk
pembayaran akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya
pekerjaan tersebut harus dianggap sebagai kelengkapan (incidental) dalam
pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong pipa beton dan harus sudah dimasukkan
dalam harga penawaran untuk gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan
pembangunan yang digunakan.

(4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat di
bawah item pembayaran yang terpisah Nomor 2.7.1

BAB II - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.5.2 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar
pada harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing masing item
pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkana dalam Daftar Penawaran.

Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan
dan pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan baha-bahan,
pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam
spesifikasi ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

2.5.1. GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG meter panjang


(1) Diameter dalam, 60 cm meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm meter panjang
(3) Diameter dalam, 100 cm meter panjang
(4) Diameter dalam, 120 cm

2.5.2. GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA meter panjang


TULANG meter panjang
(1) Diameter dalam, 60 cm
(2) Diameter dalam, 80 cm

BAB II - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

2.6.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan


baru pipa baja bergelombang termasuk pembuatan bangunan dinding kepala,
bangunan inlet dan outlet dan pekerjaan-pekerjaan perlindungan gerusan yang
bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar dan pada lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Penataan di lapangan dan Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru harus ditempatkan di lapangan yang ditunjukkan pada


gambar-gambar kontrak. Lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh
Direksi Teknik di lapangan dan Kontraktor harus melaksanakan suatu
pekerjaan survai tambahan sebagaimana mungkin dimintakan oleh Direksi
Teknik, untuk menentukan persyaratan gorong-gorong terhadap garis batas
dan permukaannya.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus
dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar
kontrak dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk setiap
pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan di lapangan selama
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sampai ada persetujuan


Direksi Teknik untuk ruang lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan
sampai semua pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek yang
bersangkutan telah diselesaikan.

(4) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat karena


jeleknya atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan Spesifikasi, harus dibetulkan
dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor, sampai memuaskan
Direksi Teknik.

2.6.2 Bahan-Bahan

(1) Pipa Baja Bergelombang

Pipa Baja Bergelombang dan ban kopling yang berkaitan serta bahan-bahan
penyambungan, harus berupa besi atau baja bergelombang yang dilapisi seng dan
memenuhi Spesifikasi AASHTO No. M36.

BAB II - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Pasangan Batu

Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur yang
berkaitan harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu Bab 7.4 Spesifikasi
ini. Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di
lapangan.

(3) Bahan Alas (Dasar)

Bahan-bahan berbutir untuk dasar atau urugan kembali pada gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya harus terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan
Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(4) Bahan urugan yang digunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa-pipa dan di
belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan persyaratan Spesifikasi Bab
3.2 Urugan.

2.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 Galian dan
persyaratan lebih lanjut yang diberikan dalam Spesifikasi ini.

b. Bahan als untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan persyaratan
Bab 2.7 yang menyediakan satu pondasi yang keras dan rata untuk pipa baja.

c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang ditemukan dalam mempersiapkan
pondasi untuk pipa baja, harus dipotong dan dibuang sampai kedalaman 20 cm dan
diurug kembali menjadi tanah dasar serta dipadatkan mencapai ketinggian yang
benar, dengan baha-bahan urugan yang cocok.

d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa bagi
daerah keras dan daerah lunak diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Di mana
dimintakan demikian dalam gambar Rencana dan Daftar Penawaran atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, bahan alas berbutir
harus ditempatkan sampai kedalaman 15 30 cm sebagaimana diminta untuk
mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan persyaratan Bab 2.7.

(2) Pemasangan Gorong-gorong Pipa Baja Bergelombang

a. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya dalam bagian-bagian di lapangan


kerja atau dirakit di dalam parit yang sudah disiapkan.

b. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya dalam bagian-bagian, harus


diturunkan ke dalam tempat di atas pondasi yang telah disiapkan menggunakan tali
sling. Bagian-bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan panjangnya sehingga akan
terjadi pembungkukan (lendutan) sambungan-sambungan ketika penurunan
tempatnya, dan harus diberikan perhatian untuk menghindari kerusakan di ujung
(dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau pemasangan.

BAB II - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Semua pipa baja bergelombangyang dirakit harus dibaut secara teliti dengan ban
penyambungan dipakaikan secara benar untuk menghindari tegangan yang
berlebihan.

(3) Penempatan Urugan Kembali dan Pemadatan

Pengurugan kembali dan pemadatannya di sekeliling dan di atas gorong-gorong pipa baja
harus dilaksanakan sebagimana secara umum diuraikan pada Bab 3.2 Urugan dan
secara khusus sesuai dengan persyaratan Bab 2.5.3 (3). Harus diberikan perhatian untuk
menjamin bahwa bahan urugan ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan yang merata
tidak melebihi tebal 15 cm secara alternatif bagi kedua sisi pipa untuk menjaga
permukaan pemadatan dan penunjang yang sama masing-masing sisi.

(4) Bagian Ujung dan Dinding Kepala Gorong-gorong Baja

a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyaratan
Direksi Teknik dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif
penyesuaian akan meliputi :

 Pra fabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-rap)
dengan adukan atau bronjong.
 Dinding kepala pasangan batu

b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas yang dengan baik dan menyatu
pada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh sambungan yang dibaut yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat.

c. Jika dilengkapi dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus
diletakkan ke atas kemiringan tebing sesuai dengan persyaratan Bab 8.1 untuk
memberikan perlindungan terhadap erosi dan menunjang bagian ujung tersebut.

d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun sesuai dengan persyaratan Bab 7.4
untuk ujung inlet dan outlet pipa gorong-gorong sampai penempatan dan ketinggian
yang diminta oleh Direksi Teknik.

2.6.4 Cara Pengukuran

(1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baja
bergelombang harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang
dipenjang yang dipasang pada struktur tersebut, diukur dari permukaan dinding
kepala bagian luar atau dari ujung ke ujung (tidak termasuk bagian akhir) pipa gorong-
gorong yang tidak dilengakapi dengan dinding kepala.

(2) Bilamana dilengkapi dengan bagian ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan jumlah
bagian individual (tersendiri).

(3) Dinding kepala dan dinding sayap dan struktur lainnya yang bersangkutan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton harus diukur utnuk pembayaran dalam
meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima, sesuai dengan item
pembayaran terpisah yang dimasukkan dalam Spesifikasi ini.

BAB II - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjong harus diukur untuk pembayaran
dalam meter kubik yang selesai dan dipasang, sesuai dengan item pembayaran
terpisah nomor 8.2.2 dan 8.3.1 Spesifikasi ini.

(5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuat di bawah item
pembayaran No. 3.1.2 akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang
terpisah yang dibuat untuk setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya
untuk pekerjaan pekerjaan tersebut akan dianggap sebagai incidental (kelengkapan)
dalam melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa, dan akan dimasukkan dalam
penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja bergelombang dan untuk berbagai
bahan bangunan yang digunakan.

(6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item
pembayaran terpisah No. 2.7.1.

2.6.5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar
pada harga kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item
pembayaran yang dicantumkan di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua bahan-bahan, dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,
pemadatan, pekerjaan acuan, pengurugan kembali, lubang-lubang pelepasan dan semua
biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG meter


(1) Diamater nominal 60 cm panjang
(2) Diamater nominal 80 cm meter
(3) Diamater nominal 100 cm panjang
(4) Diamater nominal 120 cm meter
(5) Diamater nominal 140 cm panjang
meter
panjang
meter
panjang
meter
panjang

2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG


(1) Diamater nominal 60 cm Jumlah
(2) Diamater nominal 80 cm Jumlah
(3) Diamater nominal 100 cm Jumlah
(4) Diamater nominal 120 cm Jumlah
(5) Diamater nominal 140 cm jumlah

Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat

BAB II - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.7 DRAINASE POROUS

2.7.1 U m u m

(1) U r a i a n

a. Pekerjaan ini terdiri dari menemukan, mengangkut, menempatkan dan memadatkan


bahan-bahan urugan kembali dan porous untuk lapisan atas pipa gorong-gorong,
saluran beton, saluran beton porous dan saluran permukaan porous atau untuk
mencegah pencucian atau penggerusan bagian halus tanah oleh rembesan air tanah.
Pekerjaan tersebut juga meliputi pengadaan dan pemasangan pipa porous, saluran
ubin dan anyaman filter tanah jika diperlukan demikian.

b. Bahan-bahan ini digunakan untuk maksud drainase untuk penempatan pada bagian
belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah, dinding rip-
rap dan dinding bronjong dan dalam konstruksi saluran bawah tanah perkerasan,
saluran pasangan beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase vertikal untuk
tujuan stabilisasi, filter ujung kaki talud dan pekerjaan sejenis lainnya, yang sesuai
dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan
profil yang ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.

b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak
boleh berbeda dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.

c. Permukaan pondasi untuk urugan kembali porous yang digunakan dalam selimut
drainase harus rata dan teratur dengan satu kemiringan merata minimum 1 dalam
200.

d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus
1:600.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum
penempatan bahan-bahan ulang.

b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus


ditempatkan dan dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggul horisontal diletakkan.

(4) Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter harus disertai dengan Spesifikasi
dan sertifikat pabrik.

c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-
hasil test gradasi yang dilakukan atas bahan tersebut.

BAB II - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.7.2 Bahan-bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran
bergradasi dan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik untuk menjamin bahwa pencucian bagian halus tidak akan terjadi.

b. Filter anyaman plastik harus suatu anyaman/tenunan geotekstil sintetis yang


disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Pipa porous dan pipa dengan lubang pelepasan

i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran bis tanah
liat, diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO
M179.

ii. Pipa-pipa yang ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding


dan lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun
dari bahan yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Persyaratan Gradasi

a. Secara umum tabel-tabel berikut digunakan untuk menentukan batas-batas bagi


bahan filter porous

TABEL 2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS FILTER

UKURAN SARINGAN % LOLOS


(mm) KERIKIL PASIR
75.0 100 --

37.5 60 - 90 --
4.75 0 - 10 100

0.075 -- Maks. 5

TABEL 2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK


SALURAN BAWAH TANAH YANG POROUS
UKURAN SARINGAN
% LOLOS
(mm)

9.5 100

4.75 95 100
1.18 45 80
0.425 10 30

0.15 2 - 10

BAB II - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Kondisi Kualitas untuk Bahan-bahan Alas

a. Bahan alas untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong terdiri dari pasir
bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.

b. Bahan alas tersebut harus memenuhi kondisi kualitas yang diberikan pada Tabel 2.7.3
kecuali dierintahkan oleh Direksi Teknik.

TABEL 2.7.3 KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN ALAS

UKURAN SARINGAN
% LOLOS
(mm)

Ukuran Partikel maksimum 20 mm


Lolos 0.075 mm (saringan No. 200) Maksimum 15%
Batas Cair Maksimum 25%
Indeks Plastisitas Maksimum 6%

2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penempatan Urugan Porous

a. Penempatan urugan porous di sekeliling pipa, saluran atau di belakang struktur


harus dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur,
dan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu
kepadatan yang disetujui sebesar 95 % maksimum kepadatan kering (standar
proctor) atau suatu kepadatan lainnya sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik.
Pengurugan di atas bahan porous harus diselesaikan sesudah satu penundaan
paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous ditempatkan, urugan tersebut harus
dipadatkan secara ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk
pemadatan akhir, diberikan perhatian untuk melindungi selimut drainase dari
kerusakan atau saling bercampur dengan urugan tanah.

(2) Penempatan bahan Alas

Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau
pekerjaan-pekerjaan sejenis yang memerlukan satu lapisan alas, dan satu alas
pondasi yang mantap disiapkan sampai ketingkat untuk menerima bahan dasar.
Tebal alas (dasar) untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau
saluran, dengan satu ketebalan minimum 5 cm.
Alas dasar tersebut harus dipasang untuk mengikat sisi bawah pipa dan
memberikan penopangan yang merata dengan potongan ceruk-ceruk untuk sumbat
dan sambungan kotak (socket).

(3) Pemasangan Geotekstil

Anyaman filter plastik tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat.

BAB II - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(4) Pemasangan Pipa Porous

a. Urugan porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana
diuraikan pada Bab 2.7.3. (1) menggunakan gradasi seperti ditentukan dalam
Tabel 2.7.2.
b. Pipa porous harus dipasang di atas dasar yang telah disiapkan dan
ditempatkan pada posisi secara hati-hati untuk alinyemen dan kemiringan,
peletakkan sambungan ujung dengan satu anyaman filter yang disetujui,
kemudian bagian sebelah atas juga dilindungi dengan kertas ter yang disetujui
atau yang sejenis, dan kemudian ditutup dengan urugan porous seperti
ditentukan pada Bab 2.7.3. (1)

(5) Pembuatan Lubang Pelepasan

a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik,dan


secara umum akan berjarak 2 meter terpisah dan bertangga vertikal 1 meter.
b. Dimana kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan,
bahan filter akan memanjang 30 cm ke dalam urugan kembali yang normal,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

2.7.4 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian Laboratorium


a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengadaan bahan
filter urugan porous atau bahan alas agar supaya memenuhi persyaratan
spesifikasi ini.
b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian
seperti dimintakan di bawah Bab 2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada
pengujian-pengujian laboratorium berikut ini :

RUJUKAN TEST
T E ST BINA JENIS
AASHTO
MARGA

Analisa saringan agregat Menentukan distribusi


halus dan agregat kasar T27 PB 0201-76 ukuran partikel dari partikel
halus dan partikel kasar.

Jumlah bahan yang lebih Menentukan total volume


halus dari saringan 0,075 bahan yang lebih halus dari
T11 PB 0208-76
dalam agregat saringan standar 0.075 mm
yang berada dalam agregat

Menentukan batas cair dan T89 PB 0109-76 Test plastisitas.


batas plastis T00 PB 0110-76

BAB II - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Pengendalian Lapangan

Test pemadatan bahan urugan harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan


yang sesuai dengan perintah Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi ini.

Test harus meliputi :


 Hubungan kepadatan kadar air - AASHTO T79
 Kepadatan di tempat (test kerucut pasir) - AASHTO T191

2.7.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bahan Urugan Porous, Filtter dan Alas

a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus
diklasifikasikan dan diukur sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika
digunakan untuk tujuan khusus yang diuraikan dalam gambar dan daftar
Penawaran atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik secara
terlulis.

b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur
untuk pembayaran berupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai
bentuk dan profil yang disetujui. Setiap bahan yang dipasang yang melebihi dari
yang diperlukan akan diperlakukan sebagai urugan terpilih atau urugan biasa
yang mana yang sesuai untuk pengurugan kembali parit atau pondasi yang
umum, dan tidak boleh diukur di bawah bab ini.

(2) Anyaman Filter Plastik

Anyaman filter plastik harus diukur dalam meter persegi atas luas yang ditutup
(tanpa cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik
pembuat dan persetujuan Direksi Teknik.

(3) Pipa-pipa Porous

Paipa porous akan diukur dalam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang
dipasang menurut spesifikasi dan persetujuan Direksi Teknik.tidak ada pengukuran
untuk pembayaran yang terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan pemasangan
filter anyaman dan kertas butir di atas sambungan-sambungan pekerjaan-pekerjaan
demikian dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan untuk menyediakan dan
memasang pipa-pipa porous.

(4) Galian atau urugan untuk bahan urugan porous, bahan alas dasar dan bahan filter
atau pekerjaan Direksi Teknik di bawah permukaan. Terkecuali untuk galian batu
(yang akan dicakup dibawah item pembayaran terpisah) tidak ada pengukuran
untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan pekerjaan urugan,
pekerjaan demikian diperlukan sebagai (incidental) kelengkapan yang ada dalam
melaksanakan pekerjaan untuk urugan kembali, bahan porous, bahan alas dasar
dan bahan filter atau drainase di bawah permukaan, dan dimaksukkan dalam daftar
penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

BAB II - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2.7.6. Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada harga
kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-
masing item pembayaran yang tercantum dibawah dan ditunjukkan dalam daftar
penawaran. Harga dan pembayaran ini berupa kompensasdi penuh untuk
pengadaan dan pemasangan semua bahan-bahan, tenaga, alat dan semua biaya
yang diperlukan penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam
spesifikasi.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran
2.7.1. Bahan urugan porous, bahan selimut filter Meter kubik
dan bahan alas dasar
2.7.2. Anyaman Filter Plastitk Meter persegi

2.73. Pipa-pipa Porous Meter Panjang

BAB II - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2
DRAINASE

BAB 2.1 U M U M .................................................................................... BAB II - 1


2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase ....................................................... BAB II - 1
2.1.2 Ruang Lingku Pekerjaan .......................................................... BAB II - 1
2.1.3 Mematuhi Perintah Direksi Teknik ............................................ BAB II - 1

BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN ................................ BAB II - 2


2.2.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 2
2.2.2 Bahan-bahan .......................................................................... BAB II - 2
2.2.3 Persyaratan Desain Drainase .................................................. BAB II - 2
2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan ........................................................... BAB II - 2
2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB II - 3
2.2.6 Dasar Pembayaran .................................................................. BAB II - 4

BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA ..................................... BAB II - 5


2.3.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 5
2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB II - 5
2.3.3 Cara Pengukuran ...................................................................... BAB II - 5
2.3.4 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB II - 6

BAB 2.4 SALURAN DILAPISI ................................................................. BAB II - 7


2.4.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 7
2.4.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB II - 7
2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB II - 8
2.4.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran .......................................... BAB II - 9

BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON ........................................... BAB II - 10


2.5.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 10
2.5.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB II - 11
2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB II - 12
2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB II - 13
2.5.5 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB II - 14

BAB II - 25
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG .............. BAB II - 15


2.6.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 15
2.6.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB II - 15
2.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB II - 16
2.6.4 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB II - 17
2.6.5 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB II - 18

BAB 2.7 DRAINASE POROUS ................................................................ BAB II - 19


2.7.1 U m u m .................................................................................... BAB II - 19
2.7.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB II - 20
2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB II - 21
2.7.4 Pengendalian Mutu .................................................................... BAB II - 22
2.7.5 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB II - 23
2.7.6 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB II - 24

BAB II - 26
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 3
PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 GALIAN

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan


tanah atau batu ataupun bahan - bahan lainnya dari jalan kendaraan sekitarnya dan
sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.

b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan selokan,
pembuatan parit atau pondasi pipa , gorong gorong, saluran saluran dan bangunan
lainnya, untuk pembuangan bahan - bahan yang tidak cocock dan tanah bagian atas,
untuk stabilisasi dan dan pembuangan tanah longsoran , untuk galian bahan
konstruksi ataupun pembuangan bahan-bahan buangan pada umumnya
pembentukan kembali daerah badan jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam
pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan
potongan melintang badan jalan yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau seperti
yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk
pekerjaan pekerjaan yang berkaitan dalam bab-bab lain, dan semua galian
diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori.

( 2 ) Definisi

a. Galian batu terdiri dari penggalian batu batu besar dengan volume setengah meter
kubik atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras yang dalam
pendapat Direksi Teknik tidak praktis menggunakan peralatan kerja pneumatik, bor
atau peleadak. Ini tidak termasuk yang dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat
lepas dan pecah pecah oleh gandengan pembelah hidrolis atau buldozer.

b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai penggalian biasa.

( 3 ) Toleransi Ukuran

Kelandaian , garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan lebih besar dari 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi
toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab
3.1.1 ( 8 ).

( 4 ) Pemerikasaan Lapangan

a. Untuk setiap pekerjaan galian yang harus dibayar pada bab ini, ketinggian dan garis
batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum kontraktor memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing masing penggalian untuk lapis dasar, formasi atau pondasi
dipadatkan, kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Teknik , dan tidak ada
bahan alas dasar atau bahan lainnya akan dipasang sampai Direksi Teknik telah
menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.

BAB III - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan menggunakan setengah lebar jalan atau secara lain diadakan
perlindungan sehingga jalan tersebut tetap dijaga dan terbuka untuk lalu lintas pada
setiap waktu.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua


bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan,
penguatan, conferdam ( bendungan sementara ) dinding pemutus aliran rembesan (
cut off ) dan bangunan bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta
harus mebdapatkan persetujuan Direksi Teknik sesuai gambar gambar, sebelum
melakukan pekerjaan galian yang dimaksud dan menjadi perlindungan dengan
bangunan bangunan yang diusulkan tersebut.

( 6 ) Penggunaan dan Pembuangan Bahan - bahan Galian

a. Semua bahan - bahan yang cocok yang digali di dalam batas batas dan lingkup kerja
proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara paling efektif , untuk
pembuatan formasi pematang atau untuk urugan kembali.

b. Bahan - bahan galian yang berisikan tanah tanah sangat organis, gambut, berisikan
akar akar atau bahan - bahan tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah
mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi pemadatan
bahan lapisan diatasnya atau dapat menimbulkan penurunan yang tidak dikehendaki
atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak cocok digunakan
sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.

c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau setiap bahan yang tidak
disetujui oleh Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan
diratakan dalam lapisan lapisan yang tipis oleh kontraktor diluar daerah milik jalan
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya


bagi pembuangan bahan - bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk
pengangkutan dan pemberian ijin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan
tersebut dilakukan.

( 7 ) Pengamanan Pekerjaan Galian

a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga
bangunan bangunan, struktur atau mesin mesin disekitarnya harus dijaga pada
seluruh waktu, serta harus dipasang penyangga atau penguat yang memadai bila
permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain menjadi tidak stabil. Bila
diperlukan, kontraktor akan menopang struktur struktur disekitarnya yang mungkin
menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh pekerjaan galian.

b. Alat alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud maksud semacam,
tidak boleh berkerja atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari ujung parit terbuka
atau ujung pondasi, terkecualai pipa pipa atau struktur telah selesai dipasang dan
ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.

c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan atau sarana sarana lain
yang mengeluarkan air dari galian , harus didesain secara baik dan cukup kuat untuk

BAB III - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

menjamin terjadinya tidak roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan


secara cepat bahaya banjir pada struktur.

d. Bilamana kontraktor menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk penggalian


batu, bahan peledak harus disimpan, ditangani dan digunakan dengan pengamanan
yang tinggi dan cukup ketat, sesuai dengan peraturan hukum pemerintah. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas setiap penggunaan bahan peledak yang tidak pada
tempatnya, harus menjamin bahwa penanganan penggunaan bahan peledak tersebut
dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab.

e. Semua galian terbuka harus dipasang rintangan yang memadai untuk menghindari
tenaga kerja atau lain lainnya jatuh dengan tidak sengaja kedalam galian dan galian
terbuka disetiap badan jalan atau bahu jalan, sebagai tambahan harus diberi marka
pada malam hari dengan drum dicat putih ( atau semacamnya ) dengan lampu merah,
sehingga memuaskan Direksi Teknik.

f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
yang ada dibawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, kondit atau struktur dibawah
permukaan lain yang dapat dipengaruhi dan harus bertanggung jawab terhadap biaya
perbaikan setiap kerusakan yang diakibatkan oleh operasinya.

( 8 ) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab 3.1.1 (3)
harus diperbaiki oleh kontraktor sebagai berikut :

a. Bahan-bahan lebihan ( karena penggalian yang tidak efisien ) harus dibuang dengan
galian berikutnya.

b. Daerah yang telah terlanjur digali, atau daerah yang telah tercerai berai atau
berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan pilihan atau bahan pondasi
bawah/pondasi atas yang mana dapat diterapkan sehingga memuaskan Direksi
Teknik.

3.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Prosedur Umum

a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan


terhadap bahan - bahan di bawah dan diluar batas galian yang ditentukan
sebelumnya.

b. Bila bahan tersebut yang nampak keluar dari atas garis formasi atau tanah dasar atau
permukaan pondasi adalah lepas lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok
dengan pendapat Direksi Teknik , bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan
atau dibuang keseluruhan dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti
diperintahkan Direksi Teknik.

c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan
berada diatas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian untuk
perkerasan dan bahu jalan, atau diatas badan jalan parit pipa atau galian pondasi
struktur, bahan - bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu
permukaan yang rata dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan

BAB III - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

ditinggalkan menonjol dari permukaan yang nampak keluar dan semua bahan - bahan
yang lepas lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus
dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan
yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Setiap bahan muatan diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum
penggalian dan talud tebing harus dipotong sesuai dengan kemiringan rencana. Untuk
tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tebing 5,00 m yang
sesuai dengan gambar standart.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi , akan dibuatkan saluran cut off ( penutup
aliran rembesan ) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada
gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.
Daerah daerah yang baru selesai digali , secepatnya harus dilindungi juga dengan
penyediaan lempengan rumput atau tanaman tanaman lain yang disetujui.

f. Sejauh mungkin dan diperlihatkan oleh Direksi Teknik, kontraktor harus menjaga
galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa pompa, peralatan dan
tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau tanggul
sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah daerah
sekitar galian.

( 2 ) Galian Untuk Struktur dan Pipa

a. Parit untuk pipa, gorong gorong atau saluran beton, dan galian galian untuk pondasi
jembatan dan struktur lainnya, harus dari satu ukuran yang memungkinkan
pemasangan bahan - bahan dengan baik, pemeriksaan pekerjaaan dan memadatkan
kembali urugan urugan di bawah dan disekitar pipa atau bangunan yang
bersangkutan.

b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur harus dilakukan
sampai tepat sebelum pendukung tersebut dipasang.

( 3 ) Penggalian Untuk Bahan Galian

a. Lubang-lubang bahan galian , apakah berada dalam DMJ ( Daerah Milik Jalan ) jalan
raya atau dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan ketentuan spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoprasikan daerah
galian yang ada, harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum operasi
galian dimulai.

c. Lubang lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang lubang tersebut
mengganggu drainase asli atau drainase yang didesain.

d. Di sisi daerah yang miring , lubang lubang galian bahan - bahan di atas sisi jalan yang
lebih tinggi, harus dibuat landai dan mengalirkan air permukaan ke saluran tepi dan
ke gorong-gorong didekatnya tanpa terjadi genangan.

e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu
tanggul, atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.

BAB III - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang dugunakan oleh kontraktor
harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang
stabil setelah pekerjaan selesai.
( 4 ) Pembuangan Bangunan Sementara

a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti
tanggul sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh kontraktor setelah
pekerjaaan struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah
dilaksanakan.

b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan bangunan sementara tersebut tetap


menjadi milik kontraktor atau mungkin bila disetujui dianggap cocok oleh Direksi
Teknik, disatukan kedalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah item
pembayaran yang relevan dimasukan kedalam daftar penawaran.

c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang dalam satu jalan air,
harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air.

3.1.3. Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran

Banyak pekerjaan di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di bawah bab
ini, dalam banyak kasus ( seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab dari spesifikasi
ini ) pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk item-item
konstruksi yang bersangkutan.

Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini, diuraikan
di bawah :

I. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batas, profil dan potongan melintang yang
telah disetujui tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk
pembayaran, kecuali dimana galian tersebut diperlukan untu item item pekerjaan
berikut :

i. Pembuangan bahan - bahan lunak atau tak sesuai


ii. Pembuangan batu atau bahan - bahan sejenis lainnya
iii. Pembuangan tanah dari talud , longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang
sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.

II. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran ( Bab 2.3 ) akan diukur secara
terpisah di bawah item pembayaran 2.3.1.

III. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini , termasuk pondasi struktur akan
dikecualikan dari pengukuran.

i. Rehabilitasi saluran tepi jalan ( Bab 2.2. )


ii. Gorong gorong pipa beton ( Bab 2.5. ) kecuali untuk galian batu
iii. Gorong gorong pipa baja bergelombang ( Bab 2.6 ) kecuali untuk galian batu
iv. Drainase porous ( Bab 2.7. ) kecuali untuk galian batu

IV. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak
akan diukur untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan

BAB III - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

kedalam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan - bahan yang digunakan
dalam operasi pemulihan kondisi semula.
V. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimasukkan
dalam item pembayaran 4.1.1.

VI. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran.
Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum
untuk berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin yang dicakup dalam Bab 9.2. spesifikasi
ini.

VII. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi ( batu, agregat dan
tanah ) dari galian bahan atau quarry diluar daerah batas batas pembangunan tidak
boleh diukur untuk pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam
penawaran harga satuan untuk bahan - bahan konstruksi.

( 2 ) Galian yang dimasukkan untuk Pengukuran dan Pembayaran

a. Pekerjaan galian tidak dikecualikan seperti diatas akan diukur untuk pembayaran
sebagai volume akan ditempatkan dalam meter kubik bahan - bahan yang digali.
Dasar perhitungannya harus berupa penampang melintang dan profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diukur ditempat sebelum penggalian, dan garis batas,
kemiringan dan ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau diterima. Cara
perhitungan harus berupa cara luas rata - rata akhir , menggunakan penampang
melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah kecuali secara lain
dinyatakan dengan kontrak khusus.

b. Galian batu ( seperti ditentukan di bawah sub Bab 3.2.1. ( 2 ) ) akan diukur dalam
meter kubik batu yang diterima dan disetujui antara kontraktor dan Direksi Teknik atas
dasar volume senyatanya yang dibuang oleh mesin gali sebagai hasil dari penggalian
di dalam garis batas dan ketinggian yang diatur oleh Direksi Teknik. Galian batu akan
diukur di bawah item pembayaran ini terhadap semua item galian dalam setiap
potongan dari spesifikasi ini.

3.1.4. Dasar Pembayaran

Volume galian yang diukur seperti diatas akan dibayar persatuan pengukuran pada harga
harga yang dimasukan dalam daftar penawaran bagi item item pembayaran yang
dicantumkan di bawah, yang harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh
atas semua pekerjaan pekerjaan dan biaya biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

No. Item Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
3.1.1. Galian Biasa Meter Kubik

3.1.2. Galian Batu Meter Kubik

BAB III - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 3.2 URUGAN

3.2.1. U m u m

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurukan
kembali parit - parit atau galian disekeliling pipa atau struktur serta pengurukan
kembali sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang
yang telah ditentukan dan disetujui.

b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar
untuk pipa - pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang
disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan - bahan ini dimasukkan dalam
bab 2.7 spesifikasi - spesifikasi ini.

( 2 ) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan - persyaratan bab ini dibawah satu atau dua
kategori :

i. Urugan biasa untuk pematang


ii. Urugan pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa - rawa ,
tanah payau dan tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan selalu tanah
urugan dengan plastisitas rendah ( berbutir ) dan juga dimana stabilitas tanggul, talud
yang terjal, atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang
tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada sub bab 2.2.1 ( 1 )
di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan
sebagai urugan biasa untuk pematang.

( 3 ) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada 2 cm lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang
ditentukan dan disetujui.

b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan
seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air
permukaan.

c. Permukaan air talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang ditentukan
lebih dari 10 cm.

( 4 ) Contoh contoh

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal hal berikut ini paling sedikit
14 hari sebelum mulai digunakan setiap bahan sebagai urugan :

BAB III - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

i. Dua contoh bahan dengan berat masing masing 50 Kg, salah satu daripadanya
akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak

ii. Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahannya yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan, bersama - sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.

( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu
lintas pada setiap waktu.

b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah
kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

( 6 ) Perbaikan Urugan yang Tidak Memuaskan atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1 (3 )
diatas, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang
atau menambah bahan - bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas - batas kandungan
kelembaban seperti ditentukan dalam sub bab 3.2.3 ( 3 ) atau seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai
dengan kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang
diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh
dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas -
batas kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub bab 3.2.3 ( 3 ) atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering
dengan penggarukan bahan - bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar -
bentar alat grader atau peralatan lainnya yang disetujui, dengan waktu istirahat
diantara pekerjaan pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang
cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi Teknik
dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan
diganti dengan bahan yang cocok dan kering.

d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi syarat kepadatan atau persyaratan sifat - sifat
bahan spesifikasi ini, dapat meliputi pencampuran bahan lain yang cocok, disertai
dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan / atau pembuangan atau
penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2.2. Bahan Bahan

( 1 ) Sumber Pengadaan

Bahan - bahan urugan harus dipilih dari sumber sumber yang disetujui dan yang sesuai
dengan persyaratan bab 1.6. Bahan bahan dan Penyimpanan dari spesifikasi ini.
Pengujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi Teknik,

BAB III - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

yang sesuai dengan AASHTO M145 untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan
plastisitas.

( 2 ) Syarat syarat Kualitas

a. Urugan biasa untuk pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari galian bahan
tanah atau bahan barbutir - butir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan
yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan di
bawah sub bab 3.2.1 ( 2 ).
ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah exspansif atau tanah plastisitas tinggi yang
diklasifikasikan sebagai A5 A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau sebagai Ch
dan Oh dibawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.

b. Urugan pilihan untuk pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan - bahan atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan
juga jika diuji untuk CBR laboratoriumnya akan memiliki nilai minimumnya 10 %.
ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang
akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau
campuran lempung/kerikil dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih dari 10 %.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh
urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya dengan indeks plastisitas tidak lebih dari 6 %.

3.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan


dan pembersihan termasuk pengisian lubang lubang bekas akar akar tumbuhan harus
diselesaikan sesuai spesifikasi, dan semua bahan - bahan yang tidak cocok harus
dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh ( termasuk membuat lepas lepas,
mengeringkan dan membasahi jika diperlukan ) sampai puncak bagian tanah setebal
15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang
ditempatkan disana.

c. Jika timbunan tersebut dibuat diatas atau disisi bukit atau dipasang diatas timbunan
baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat
permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

( 2 ) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi

BAB III - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam sub bab 3.2.1 ( 3 ) spesifikasi ini.
Bilamana lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan lapisan tersebut sedapat
mungkin harus sama ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat
yang sudah disiapkan dan dihampar ( dalam cuaca kering ). Penumpukan tanah pada
umumnya tidak diijinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurugan kembali diatas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistematis serta sedapat mungkin segera diikuti dengan pemasangan pipa atau
struktur tersebut. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan
waktu yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk
mendapatkan kekuatan yang memadai sebelum pengurugan kembali.

Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan kembali disekeliling pipa
atau didalam 30 cm urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan formasi
perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan
dimasukkan dalam urugan tersebut.

d. Kemiringan tebing harus di bentuk dan dirapihkan menurut sudut lajud rencana dan
bagi tebing yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana, serta
dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk perlindungan tebingterhadap erosi harus dipasang gebalan rumput, dan


disusun dalam posisi diatas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi
Teknik .

(3) pemadatan urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus


dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Teknik sampai pada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut:

i. Lapisan-lapisanyang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah dasar harus


didapatkan sampai 45%kepadatan kering standar maksimum yang ditertapkan
sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan
yang tartahan diatas saringan 19mm, maka kepadatan kering maksimum yang
didapat harus dusesuaikan untuk bahan-bahan yang oversize (kelewat
besar)tersebut seperti di perintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Lapisan-lapisan didalam 30cm atau kurang , di bawah permukaan tanah dasar,
harus didapatkan sampai 100%kepadatan kering standar maksimum yang di
tetapkan sesuai AASHTO T99 (PB. 011176).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pungujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir harus
di lakukan diatas masing-masing lapisan urugan yang telah di dapatkan, sesuai
dengan AASTHO T191 (PB 0103 76) dan jika hasil sesuatu pengujian
menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta,
kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan sub bab 3.2.1 (
6 ) Pengujian harus dilaksanakan dengan kedalaman penuh lapisan dan lokasi
yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200
meter.

BAB III - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada
dalam batas 3 % kurang dari kadar optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum.
Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering
maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 ( PB
0111-76).

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ketengah dalam satu cara dimana masing masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan diatas kedua sisi sebuah pipa atau saluran
beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut
dibentuk sampai dengan ketinggian yang hampir sama diatas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan sampai
bangunan atas dipasang.

f. Urugan ditempat tempat yang sulit dicapai dengan alat alat pemadatan harus
ditempatkan dalam lapisan lapisan horisontal dengan bahan - bahan lepas dengan
ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh dengan menggunakan
mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin
tercapainya pemadatan yang memuaskan di baeah dan di samping samping pipa ,
untuk mencegah rongga - rongga dan menjamin pipa pipa tersebut mendapatkan
dukungan yang memadai.

( 4 ) Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu

a. Batu harus ditempatkan dalam lapis lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau
ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat
pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan
menggunakan alat pemadatan berkisi - kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor
dengan berat minimum 20 ton atau peralatan berat yang sejenisnya. Pemadatan
harus dilakukan dengan arah memanjang sepanjang arah pematang, dimulai dari
ujung paling luar dan mengarah ketengah, dan berlanjut sampai dengan tidak adanya
pergeseran yang nampak dari peralatan tersebut. Masing masing lapisan tersebut
akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga - rongga
permukaan harus diisi dengan pecahan pecahan sebelum dipasang lapis berikutnya.
Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm puncak pematang dan tidak ada batu dengan
ukuran melebihi 10 cm dimasukkan kedalam lapis bagian atas ini.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pemilihan cara dan peralatan mendapatkan
tingkat kepadatanyang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan
kepadatan yang diperlukan, satu pengujian lapangan harus dilaksanakan dimana
jumlah lintasan pemadatan dan kadar air diubah ubah sampai dengan kepadatan
yang diperlukan didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil pengujian
lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat
pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang
sejenis.

3.2.4. Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

BAB III - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua - duanya untuk
sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk
dapat memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi ini.

Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan ( referensi )

TABEL 3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

RUJUKAN TEST
PENGUJI JENIS
AASHTO BINA MARGA
Menentukan distribusi uku-
Analisa saringan agre-
T 27 PB 0201 76 ran partikel agragat kasar
gat halus dan kasar
dan halus
Penentuan batas cair T 89 PB 0109 76 Test plastisitas untuk batas
dan batas plastis T 90 PB 0110 76 cair dan indeks plastisitas

Hubungan kadar air Test standart proctor


T 90 PB 0111 76
dan pemadatan menggunakan palu 2.5 kg
CBR ( California Bea- Menentukan nilai dukung
T 193 PB 0113 76
ring Ratio ) relatif urugan padat

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk
tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Pengujian kepadatan urugan padat di Untuk menentukan hubungan kepa-
lapangan datan dan kadar air pemasangan
( Test Kerucut Pair ) Harus dilaksanakan untuk setiap
( AASHTO T191 ) 1000 meter kubik bahan timbunan
( PB 0103 76 ) sampai kedalaman penuh
Urugan ditempatkan dalam lapisan di
bawah formasi jalan, harus diuji
setiap 200 m panjang jalan
Untuk urugan kembali di sekeliling
struktur atau didalam parit gorong
gorong, paling sedikit satu test untuk
setiap bagian urugan kembali selesai
dipasang

b. Penentuan CBR lapangan urugan Dengan menggunakan Dinamic Cone


padat Penetrometer ( DCP ) dilokasi yang
diminta oleh Direksi Teknik

BAB III - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

3.2.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Bila dimasukkan dalam Daftar Penawaran , sebagai satu item pembayaran terpisah
dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam
jumlah meter kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima serta memuaskan
Direksi Teknik, dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau
urugan bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar gambar dan disetujui
oleh Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di bawah kontrak.

( 2 ) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang
melintang dan profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau
diukur dilapangan sebelum dirugakan telah ditempatkan sebelum garis batas,
kelandaian dan kemiringan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara
perhitungan dilakukan dengan cara luas ujung rata rata menggunakan penampang
melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 m, terkecuali dinyatakan lain dalam
kontrak khusus.

( 3 ) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau
pekerjaan sejenis yang dibangun diatas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli
yang baik diharapkan, marka-marka penurunan harus dipasang dan disurvey
bersama-sama oleh Direksi Teknik dan kontraktor. Volume urugan akan ditentukan
atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.

( 4 ) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang
disetujui termasuk setiap urugan tambahan yang diperlukan untuk dudukan atau
penguncian kedalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh
dimasukkan dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana
secara lain disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti bahan - bahan lunak atau
tidak cocok yang ditemukan di lapangan selama pelaksanaan.

( 5 ) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong,
saluran beton, saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya,
tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, bahan - bahan tersebut
harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk bahan - bahan dan item
item konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di
bawah Bab 2.7 Spesifikasi ini.

( 6 ) Urugan yang digunakan dimana saja diluar batas batas lapangan kerja atau untuk
mengubur bahan - bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian
bahan - bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.2.1 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan diatas, ( betapapun jaraknya


pengangkutan ) akan dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan
dimaksudkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah
ini, harga harga pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan,
menyerahkan, memasang, memadatkan, menyelesaiakan dan menguji bahan - bahan
urugan serta semua biaya biaya lain yang diperlukan dalam penyelesaian yang baik
pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


3.2.1 Urugan biasa untuk timbunan Meter kubik
3.2.2 Urugan pilihan untuk timbunan Meter kubik

BAB III - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB III - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR

3.3.1. Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak dibawah lapisan
pondasi jalan, dalam keadaan siap menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah
dasar tersebut meluas sampai dengan lebar penuh dasar jalan seperti ditunjukkan dalam
gambar, dan dapat dibentuk diatas timbunan biasa, timbunan pilihan, galian batu atau
diatas bahan filter porous.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu
centimeter lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang ditetapkan atau diatur
dilapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang
ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam untuk
menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

( 3 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan disebelah tanah dasar harus diselesaikan dan
dapat berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif
bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat ataupun sebagai
hasil banjir dari daerah sekitarnya.

b. Gorong-gorong , pipa porous dan bangunan bangunan kecil lainnya yang diletakkan
dibawah tanah dasar harus diselesaikan sehubungan sepenuhnya dengan urugan
padat, sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.

( 4 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan
umum kontrak, dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi lalu lintas yang
diijinkan lewat diatas tanah dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus
melarang lalu lintas tersebut bilamana mungkin dengan menyediakan satu jalan
pengalihan atau pembangunan setengah lebar.

( 5 ) Perbaikan Tanah dasar Yang Tidak Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1 (8) Galian , dan 3.2.1 (6)
Urugan , harus diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan
(berkaitan ).

b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik,
setiap alur bebas roda, gundukan dan kerusakan kerusakan lain yang diakibatkan
oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor atas tanah dasar yang sudah selesai.

BAB III - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik , setiap


kemerosotan tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau dari
kebanjiran atau kasus alam lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan untuk
pembayaran di bawah bab ini, terkecuali Direksi Teknik menganggap kerusakan
kerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian kontraktor.

3.3.2 Bahan Bahan

Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan
dengan timbunan biasa, timbunan pilihan, atau galian tanah dasar yang ada. Bahan -
bahan yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan 3.2.

3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada
Bab 3.1 dan 3.2. spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk
memeriksa punggung dan kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh Direksi Teknik
ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat survey ketinggian.

( 2 ) Pemadatan Tanah Dasar

a. Pemadatan lapisan tanah dibawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan pada sub bab 3.2.3. spesifikasi
spesifikasi ini :

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30cm dibawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 45 % kepadatan kering maksimum yang ditetapkan
sesuai dengan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang, dan sampai permukaan
tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum.

3.3.4. Pengendalian Mutu

Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan dilapangan dan daya dukung harus


dilakukan untuk seiap 100 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi sub
bab 3.2.4 CBR minimum untuk tanah dasar harus 5% dan bilamana hal ini tidak dapat
tercapai, perlu dipasang bahan pelapis pondasi bawah atau bahan timbunan pilihan
sampai ketebalan yang diperintahkan oleh Direksi Teknik (lihat bab 5.1. lapis pondasi
bawah).

3.3.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

1) Luas tanah dasar disiapkan yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah
meter persegi permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.

BAB III - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan dibawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan
tanah dasar mengenai pengerjaan pemeliharaan berkala, meliputi pemeliharaan
lubang, bagian ambles atau pecahnya ujung-ujung.

3.3.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan akan diukur seperti dilakukan diatas, akan di bayar persatuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item
pembayaran yang tercantum di bawah, yang tenaga dan pembayarannya merupakan
konpensasi penuh untuk semua pekerjaan dan dan biaya-biaya yang yang diperlukan
dalam penyiapan tanah dasar yang diminta seperti diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

ITEM PEMBAYARAN URAIAN SATUAN PENGUKURAN

3.3.1. Penyiapan Tanah Dasar Meter persegi

BAB III - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB. 3.4. LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR

3.4.1. UMUM

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi ( mengubah ) dan meningkatkan kekuatan dan kualitas
tanah dasar dengan cara menambah mencampur dengan kapur dan air kepada tanah
lapisan ditempat, serta menebar, membentuk, memadatkan dan merawat serta
menyelesaikan sampai ketinggian dan penampang melintang yang diminta untuk
membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan kekuatan tertentu, memanjang
selebar penuh dasar jalan.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Kemiringan dan ketinggian akhir akhir sesudah pemadatan sesudah pemadatan tidak
boleh lebih dari satu centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang
ditetapkan atau diatur dilapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang
ditetapkan atau seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan harus cukup halus dan
merata dalam bentuk untuk menjamin limpasan air permukaan bebas.

( 3 ) Contoh

a. Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki tanah dasar harus
diserahakan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14
hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta sertifikat pabrik pembuat dan/atau hasil test
laboratorium yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas kapur hidrasi
seperti diuraikan dalam spesifikasi.

b. Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kualitas kapur hidrasi yang diijinkan
tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap penggantian harus atas dasar
penyerahan contoh tambahan dan hasil pengujian pemeriksaan lebih lanjut dan
persetujuan diatas.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

a. Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan tanah
tersebut tidak boleh digradasi atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau diluar
batas yang ditetapkan dalam spesifikasi 3.4.4.

b. Kapur tersebut harus disebarkan dibawah kondisi yang kering untuk mengendalikan
tingkat penyebaran dan kadar air optimum.

( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan disebelah lapis tanah dasar harus diselesaikan
dan berfungsi sampai suatu tingkat yang cukup untuk memberikan drainase yang
efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat atau sebagai
hasil kebanjiran dari daerah sekitarnya.

BAB III - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Gorong-gorong, pipa-pipa porous, dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di


bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat,
sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dilakukan.

( 6 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor
selama pelaksanaan perbaikan lapis tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekwensi diizinkannya lalu


lintas diatas lapis tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus melarang
lalu lintas tersebut sedapat mungkin dengan menyediakan satu jalan pengalihan atau
dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.

( 7 ) Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar dengan Kapur yang Tidak Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan dibawah bab 3.1. Galian dan bab 3.2. Urugan yang
diterapkan juga bagi semua penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan bila mana
relevan ( berkaitan ).

b. Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapur yang tidak memenuhi toleransi atau kriteria
kualitas/kekuatan yang ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya
kontraktor seperti diperintahkan oleh Direksi Tekni, perbaikan perbaikan tersebut
dapat meliputi :

i. Perubahan perbandingan campuran


ii. Gradasi ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar, diperbaiki dengan kapur
dan pemberian tanah kapur.
iii. Pembongkaran dan penggantian lapis tanah dasar perbaikan kapur yang tidak
memuaskan, sehingga disetujui Direksi Teknik.

c. Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi
Teknik, setiap bagian amblas, alur bekas roda atau kerusakan lainnya yang
disebabkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap lapis tanah dasar
akhir.

3.4.2. BAHAN BAHAN

( 1 ) Kapur

a. Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar harus
kapur hidrasi memenuhi persyaratan Standart Industri Indonesia 0986 84 Kapur
Stabilitas Tanah Badan Jalan dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat yang
disetujui departemen Perindustrian.

b. Ditempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan SII 0986 84


tidak dapat diperoleh, kapur hidrasi produksi lokal dapat digunakan asal disetujui oleh
Direksi Teknik dan seperti disediakan dalam kontrak khusus. Persyaratan berikut ini
untuk kapur hidrasi produksi lokal harus diterapkan :

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan dibuat pada suatu
tungku pembakaran yang disetujui sesuai dengan persyaratan persyaratan
standar konstruksi NI 7, Syarat syarat untuk kapur bahan bangunan .

BAB III - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

ii. Kapur hidrasi akan berisi minimum 60% calcium hydroxida dan ukuran partikel
kapur harus memenuhi persyaratan berikut :

Minimum 4% tertahan pada saringan 0,6 mm


Maksimum 18% tertahan pada saringan 0,075 mm

iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandingan 1:3 atas berat)
akan memberikan kekuatan hancur minimum (crushing strength) 15 Kg/cm2
sesuadah 7 hari perawatan.

c. Kapur hidrasi harus dipasok kering dengan kantong atau dalam jumlah yang besar
(bulk) dalam peti kemas yang bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan
Direksi Teknik dapat meminta test kualitas kekuatan yang harus dilakukan untuk
setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan kualitas kapur yang sebenarnya
yang diserahkan di lapangan.

d. Semua kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilitas lapis tanah dasar harus
disimpan di bawah penutup dilapangan sesuai dengan ketentuan ketentuan bab 1.6
spesifikasi ini.

( 2 ) Air

a. Air yang digunakan dalam pekerjaan ini harus bersih dan bebas dari endapan setiap
substansi ( benda ) lain yang dapat membahayakan proses stabilisasi.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan
menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan kwalitas.

( 3 ) Tanah

a. Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi harus
didentifikasi sebagai reaktif kapur atas test awal dengan kapur dan tidak boleh
mengandung zat organik atau sufat dalam jumlah sangat banyak. Tanah tersebut
akan berisi terutama dari partikel butiran halus dengan kandungan lempung minimum
10 % dan diklasifikasikan sebagai suatu campuran kerikil lempung, lempung berpasir,
lempung berlumpur atau lempung anorganik ( didalam kelompok A 5, A 6, A 7, A
2 6, A 2 7, Tabel 1 AASHTO M 145 ).

b. Persyaratan kecocokan tanah untuk ukuran partikel dan kondisi diberikan pada tabel
3.4.1.

TABEL 3.4.1. KOCOCOKAN TANAH DAN SYARAT KUALITAS

Batas batas Test Kualitas Untuk


Batas Batas Ukuran Partikel
Kecocokan Tanah

Sebelum Pelumatan ( i ) Batas cair = maksimum 50 %


( i ) Ukuran partikel maksimum = 75 ( ii ) Indek Plastisitas = 10 % - 30 %
mm ( iii ) Nilai pH = Minimum 7
Sesudah Pelumatan (iv) Kemiringan karbon organik = maksimum
( ii ) Lolos saringan 4.75 mm = > 70 % 1%
(iii) Lolos saringan 0.425 mm = >15% ( v ) Sulfat dalam tanah = maksimum 1 %

BAB III - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

3.4.3. Campran Rencana Tanah Kapur

Perbandingan untuk tanah kapur ditentukan oleh test laboratorium dan test lapangan
sebagai berikut :

( 1 ) Kandungan Kapur Hidrasi

Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suatu prosentase berat dari tanah dan
ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar test laboratorium dan percobaan test awal
didalam batas 3 % - 7 % .

( 2 ) Test Reaktif

Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan
kecocokan tanah. Test harus dilakukan atas perintah dan atas dasar permintaan Direksi
Teknik serta kecocokan tanah ditaksir oleh hasil hasil dalam plastisitas dan kekuatan.

( 3 ) Kriteria Desain Campuran

a. Persyaratan desain campuran untuk tanah lapisan tanah dasar pemantapan /


modifikasi kapur harus atas dasar kriteria berikut : kapur dalam jumlah yang cukup
harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah untuk menghasilkan peningkatan
berikut kepada lapisan dasar :

i. Satu pengurangan indek plastisitas sampai . 10 % atau kurang


ii. Peningkatan CBR sampai . 20 % - 25 %
iii. Kekuatan tekanan bebas ( Unconfined ) minimum 3.5 kg/cm2
iv. Nilai pH tanah ditingkatkan sampai 12.5

b. Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan senyatanya
kandungan kapur dan cara pembangunan serta memerintahkan kontraknya
menyesuaikan.

( 4 ) Hubungan Kepadatan Kadar Air

Hubungan kepadatan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi paling
sedikit 4 kandungan kapur hidrasi yang berbeda. Hasil hasil test harus digambar untuk
menentukan nilai puncak bagi kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.

( 5 ) Percobaan Lapangan Untuk Desain Campuran

a. Kualitas dan kekuatan desain campuran tanah kapur harus dipastikan melakukan
percobaan lapangan awal atas lapis tanah dasar yang dimantapkan setelah
penyebaran dan pemadatan.

b. Panjang bagian percobaan harus 200 meter atau panjang lainnya seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan percobaan yang terpisah harus dilakukan untuk
setiap perubahan desain campuran.

c. Perbaikan daerah daerah yang tidak memenuhi persyaratan desain harus disesuaikan
dengan sub Bab 3.4. ( 7 ) spesifikasi ini. Bagian bagian uji yang diletakkan sebagai
bagian percobaan lapangan akan diterima jika telah memuaskan dan disetujui oleh
Direksi Teknik untuk pemakaian sebagai bagian lapisan tanah dasar stabilisasi tanah
kapur.

BAB III - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

3.4.4. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

Peralatan kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan
harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan pada pekerjaan, jenis peralatan
berikut ini akan dipilih untuk digunakan.

Alat pertanian garu piringan


Alat pertanian bajak piringan
Sekop berputar
Alat gilas :
- Roda ban 12 s/d 15 ton
- Gilas bergetar 6 ton
- Roda baja
Tangki air dengan batang semprotan

( 2 ) Penyiapan lapisan tanah dasar

a. Permukaan lapisan tanah dasar harus dibabat dengan greder sampai dengan
ketinggian, kemiringan dan penampang melintang yang diperlukan, serta bahan -
bahan galian yang berlebihan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

b. Saluran saluran harus dipotong melewati bahan bahu jalan mencegah penggenangan
air diatas lapisan tanah dasar. Lapis tanah dasar harus digaruk sampai dengan
kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk stabilisasi lapisan tanah dasar, dan
kemudian bongkahan tanah harus dilumatkan secara sebagian sebagian, sampai
suatu batas bahwa semua tanah akan lolos saringan 25 mm. Kedalaman
penggarukan harus berada didalam batas 10 20 cm, tergantung kepada persyaratan
tertentu dan seperti yang direintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan serta secara
teliti dikendalikan untuk mencegah adanya gangguan kepada tanah dibawahnya.
Semua bahan - bahan yang tidak cocok termasuk batu batu yang tertahan saringan
75 mm, harus dibongkar.

( 3 ) Penyebaran dan Pencampuran Kapur Hidrasi

a. Volume dan penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil hasil desain campuran
dan percobaan lapangan serta sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Bilamana kapur diisikan dalam kantong-kantong, kantong kantong tersebut harus
ditempatkan berjarak diatas lapisan tanah dasar sesuai dengan ukuran penyebaran
yang diperlukan, kantong kantong dibuka dan kapur tersebut disebarkan dan digaruk
merata diatas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam jumlah banyak dengan truk, truk
tersebut akan menempatkan kapur tersebut keatas tanah dasar dilokasi yang
ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan ukuran penyebaran dan kemudian kapur
tersebut disebar merata diatas lapisan tanah dasar.

b. Kapur dan tanah yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan
bajak, sekop berputar dan grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran sampai
ketebalan penuh dan bekerja dalam satu arah kelandaian keatas. Untuk tanah tanah
lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur dan tanah dalam dua
penambahan, berjarak sampai 7 hari antara operasi pencampuran awal dan akhir
agar tanah menjadi gembur.

BAB III - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk
memberikan satu kadar air dalam suatu ukuran dari kadar air optimum laboratorium
yang ditetapkan untuk campuran percobaan sampai + 5 % diatas batas ini.

d. Jika tanah tersebut ternyata sulit untuk dilumatkan, campuran tanah kapur lapis tanah
dasar tersebut harus digilas dengan penggilas pneumatic atau penggilas roda baja,
cukup dekat kepada permukaan dan memperlambat kehilangan kebasahan karena
penguapan, dan kemudian menjadi matang untuk satu jangka waktu tidak lebih dari
48 jam. Setelah jangka waktu pematangan tersebut air harus ditambahkan dengan
campuran dialnjutkan sampai kurang lebih 2 % kadar air optimum.

( 4 ) Pemadatan dan Penyelesaian

Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam jangka waktu 24 jam setelah
pencampuran akhir, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus
dilaksanakan dengan mesin penggilas pneumatic atau mesin gilas roda baja harus
sampai satu kepadatan tidak kurang dari 90 % kering maksimum yang ditetapkan sesuai
dengan AASHTO T99 ( PB 0110 ). Ujian kepadatan lapangan harus dilaksanakan
sebagaimana diperlukan untuk memeriksa pemadatan akhir.

Pemberian air tersebut harus dimasukkan beserta penggilasan untuk mempertahankan


kadar air yang ditentukan, dan bilamana perlu permukaan harus digaruk ringan dengan
pisau grader selama operasi penyelesaian untuk menghilangkan setiap jejak bekas yang
ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir harus dilaksanakan dengan satu mesin gilas
roda pneumatic.

( 5 ) Perawatan

Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak ada kendaraan atau
peralatan lainnya kecuali tangki air yang diijinkan berada diatas lapisan tanah dasar untuk
jangka waktu 7 hari terkecuali diperintahkan secara lain. Selama jangka waktu perawatan
lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan harus dijaga tetap lembab dengan
menyemprotkan air pada jarak waktu ( interval ) yang teratur ( tidak kurang dari 4 kali
sehari ).

3.4.5. Pengendalian Mutu

Test laboratorium berikut ini harus ditunjukkan dan test dilaksanakan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat memenuhi persyaratan persyaratan
spesifikasi ini.

BAB III - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 3.4.2. TEST LABORATORIUM UNTUK LAPIS TANAH DASAR YANG DIMANTAPKAN

RUJUKAN TEST
TEST BINA TYPE PERSYARATAN
AASHTO
MARGA
Analisa Menentukan ukuran
Test setiap 250
saringan partikel sebelum dan
T 27 PB 0201 - 76 meter kubik lapisan
agregat kasar sesudah
tanah dasar
dan halus penggilingan
- test reaksi
kapur untuk
tanah
Penentuan Test plastisitas - test lapisan
T 80 PB 0109 76
batas cair dan PB 0110 76
untuk batas cair dan tanah kapur
T 90
batas plastis indek plastisitas yang
distabilisasi
setiap 500
meter kubik
- Percobaan
lapangan dan
desain
campuran
Hubungan Test standart proctor - Test lapisan
PB 0113
kepadatan T 99 menggunakan tanah dasar
76
kadar air penumbuk 2,5 kg distabilisasi
setiap 250
meter kubik
atau atas dasar
harian
- Percobaan
Menentukan nilai lapangan
CBT PB 0113
T 193 daya dukung lapisan - Sebagian dan
(direndam) 76
tanah dasar bila diminta
Direksi Teknik
- Percobaan
lapangan
Penentuan Menentukan kekua- - Test dilakukan
kekuatan tan tekan bebas setiap 250
T 220
campuran campuran stabilisasi meter kubik
tanah kapur tanah kapur lapisan tanah
dasar
distabilitasi
Menentukan - Sertifikat test
kandungan : dari pabrik
Pengujian - Calsium untuk sumber
kapur untuk Hidroksida pemasokan
T 219
unsur pokok - Total Carbonat - Test lanjutan
kimia dan - Ukuran Partikel seperti dan bila
ukuran - Nilai pH diminta Direksi
partikel Teknik

BAB III - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian di lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Galian lubang pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah
kapur yang di padatkan dengan baik harus dilakukan oleh kontraktor dibawah
pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.

TABEL 3.4.3. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Ketebalan dan keseragaman lapisan Pemeliharaan visual harian dan
tanah dasar tanah kapur pengukuran ketebalan lapisan tanah
dimantapkan. dasar tanah kapur dimantapkan,
pengukuran diambil 200 meter panjang
diletakkan.
b. Test kepadatan dilapangan lapisan Harus dilaksanakan untuk setiap 200
tanah dasar tanah kapur meter panjang lapisan tanah dasar
dimantapkan : dipasang, untuk menentukan derajad
- Test Kerucut Pasir kepadatan dengan reverensi test
- AASHTO T191 kepadatan laboratorium untuk kepadatan
- PB 0130 76 kering maksimum ( lihat tabel 3.4.2. )

c. Menentukan CBR ditempat lapisan Dengan menggunakan DCP Test harian


tanah dasar dimantapkan. atau menurut perintah Direksi Teknik
untuk melengkapi test kekuatan tekan
tak terbatas ( Unconfined ) ( Lihat tabel
3.4.2. )

d. Kandungan kapur lapisan tanah Pemeriksaaan visual harian dan


dasar tanah kapur dimantapkan pengukuran kapur yang digunakan untuk
memantapkan lapisan tanah dasar,
Direksi Teknik dapat meminta kontraktor
untuk melaksanakan test laboratorium
untuk menentukan kandungan kapur (
AASHTO T232 )

3.4.6. Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk pembayaran
harus jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang diselesaikan sesuai dengan
spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian total panjang yang diukur sepanjang
garis sumbu lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur, dengan lebar rata rata
dan ketebalan yang diterima.

b. Lebar yang diterima berupa lebar desain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan
kapur seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang diatur dan
disetujui oleh Direksi Teknik di lapangan.

c. Tebal yang diterima berupa tebal desain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan
kapur seperti yang ditunjukkan di gambar atau tebal yang dipasang yang ditentukan di

BAB III - 25
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

lapangan , pengukuran penampang melintang diambil setiap meter panjang, yang


mana kurang tebal.

d. Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar disetabilisasi dengan kapur yang tidak
memuaskan yang diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan sub Bab 3.4.1. (7 )
spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan.

e. Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi
sebenarnya dalam ton yang diapasang dan dicampur dalam tanah untuk bagian
pekerjaan yang sedang diukur sesuai dengan instruksi dan yang diterima oleh Direksi
Teknik. Berat total kapur hidrasi yang digunakan untuk bagian yang ditentukan, harus
diukur seperti yang dicatat dengan pernyataan pemakain kapur hidrasi sehari hari
yang disetujui oleh Direksi Teknik.

f. Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau dibuang,
untuk kapur hidrasi yang digunakan didaerah dimana lapisan tanah dasar yang
disetabilisasi dengan kapur ditemukan tidak dapat diterima dan telah diganti.

3.4.7. Dasar Pembayaran

a. Volume lapisan tanah dasar disetabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang
diperlukan seperti diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak persatuan
pengukuran untuk pembayaran yang ditentukan dibawah dan dimasukkan dalam
daftar Pembayaran. Harga tersebut akan mencakup semua bahan - bahan, tenaga
kerja, peralatan, alat alat kerja, pengujian dan pekerjaan lainnya yang diperlukan
untuk penyelesaian lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang memuaskan.

Nomor Item Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran

3.4.1. Lapisan tanah dasar disetabilisasikan dengan kapur Meter kubik

3.4.2. Kapur hidrasi untuk lapisan tanah dasar Ton


disetabilisasikan dengan kapur

BAB III - 26
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 3
PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 GALIAN


3.1.1 Umum ................................................................................................. BAB III - 1
3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... BAB III - 3
3.1.3 Cara Pengukuran .............................................................................. BAB III - 5
3.1.4 Dasar Pembayaran ............................................................................. BAB III - 6

BAB 3.2 URUGAN


3.2.2 Umum ................................................................................................ BAB III - 7
3.2.3 Bahan bahan ................................................................................... BAB III - 8
3.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... BAB III - 9
3.2.5 Pengendalian Mutu ............................................................................ BAB III - 11
3.2.6 Cara Pengukuran Pekerjaan .............................................................. BAB III - 13
3.2.7 Dasar Pembayaran ............................................................................ BAB III - 13

BAB 3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR


3.3.1 Umum ................................................................................................ BAB III - 15
3.3.2 Bahan bahan ................................................................................... BAB III - 16
3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... BAB III - 16
3.3.4 Pengendalian Mutu ............................................................................ BAB III - 16
3.3.5 Cara Pengukuran Pekerjaan .............................................................. BAB III - 16
3.3.6 Dasar Pembayaran ............................................................................ BAB III - 17

BAB 3.4 LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR


3.4.1 Umum ................................................................................................ BAB III - 18
3.4.2 Bahan bahan ................................................................................... BAB III - 19
3.4.3 Campuran Rencana Tanah - Kapur ................................................... BAB III - 21
3.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... BAB III - 22
3.4.5 Pengendalian Mutu ............................................................................ BAB III - 23
3.4.6 Cara Pengukuran Pekerjaan ............................................................... BAB III - 25
3.4.7 Dasar Pembayaran ............................................................................. BAB III - 26

BAB III - 27
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 4
BAHU JALAN

BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1.1 U m u m

(1) U r a i a n

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang
ada, termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan
dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis,
kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah didapatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm
diatas atau dibawah permukaan rencana pada setiap titik

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi


lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan
gambar standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh
berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang rencana.

(3) Pemeriksaan di lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis
batas, kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum Kontraktor memulai bekerja.

4.1.2. Bahan bahan

(1) Sumber Bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar diperolehnya pengadaan dengan


memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang harus
digunakan timbunan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung
kerikil yang memenuhi persyaratan spesifikasi Sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu
ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari
10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada
ketentuan-ketentuan Kontrak dan Instruksi Direksi Teknik, bahu jalan dapat dibangun
dengan menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan
satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung-lumpur

BAB IV - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

plastisitas rendah, yang mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan


memberikan satu bahu jalan yang stabil.

(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan.

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji
sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang
digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

4.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Penyiapan Lapangan.

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-
alang, semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum
pembentukan kembali.

(2) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau motorgrader,
seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tingg, pengurugan


daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan
tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut
permintaan Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan ujung perkerasan,
kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau
traktor yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua
lintasan untuk perapihan dan pembuangan bahan-bahan lebihan.

(3) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan
dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui
oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan
kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Bab. 3.3 spesifikasi
ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk memberikan
kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.

4.1.4. Cara Pengukuran

a. Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain
karena pengoperasian lubang galian dan pengambilan bahan untuk pekerjaan
rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan
tersebut.

b. Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan,
sesuai dengan Gambar dan spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Penghitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi,
diukur dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter
yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.

BAB IV - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan
dibayar dibawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Bab. 3.2 Pekerjaan Tanah,
sebagai urugan tanggul biasa atau pilihan. Urugan tersebut harus disediakan dengan
kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknik.

d. Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuat untuk satu galian lain atau pengurugan
yang dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran
untuk rehabilitasi bahu jalan.

4.1.5. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran terdaftar di bawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk
pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian, pengurugan, pembentukan
ulang, peningkatan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar
yang disetujui, beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja, bahan bahan dan
peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Satuan


U raian
Pembayaran Pengukuran

4.1.1. Rehabilitasi Bahu Jalan --

BAB IV - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 4.2. BAHU JALAN

4.2.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan


pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar
yang sudah disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50
cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan


diberi lapis lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir
bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang dan tidak
boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan ujung perkerasan
di sekitarnya.

(3) Contoh-Contoh

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 (empat belas) hari
sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian
sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan
dalam spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan
dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus
bergantung kepada penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

(4) Kondisi Pekerjaan dan pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan


lalu lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan
pada suatu waktu (tahap)

b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat yang
bebas dari lintasan jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi
ini Sub Bab. 1.6.3 (5)

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini tidak perduli dipasang atau
belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.
b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi
persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-
BAB IV - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan


Direksi Teknik.

4.2.2. Bahan Bahan

(1) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih yang digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri
dari bahan pondasi bawah yang disetujui, mematuhi bahan pondasi bawah kelas A atau
kelas B sesuai dengan Bab 5.1 spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada Gambar
Rencana dan termasuk dalam Daftar Penawaran untuk Kontrak Khusus.

(2) Gradasi

Persyaratan Gradasi untuk bahu jalan harus seuai dengan Tabel 5.1.1 Persyaratan
Gradasi untuk Pondasi Bawah, di bawah Sub Bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.

(3) Syarat Syarat Kualitas.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi
mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada Sub Bab 5.1.2 (3) spesifikasi ini.

4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan
yang ada dan perapian ujung jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk
Penyiapan Tanah Dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas
oleh Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan,
harus dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik,
tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran sungai.

(2) Penebaran dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus ditebarkan dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk penebaran dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah Sub Bab
5.1.3. spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di bawah item-item di


atas, Kontraktor harus mengurai dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan

BAB IV - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan
satu ukuran maksimum lebih besar dari 37,5 mm

4.2.4. Pengendalian Mutu

Pengujian laboratorium dan pengendalian Lapangan harus mematuhi persyaratan umum


untuk bahan pondasi bawah di bawah Sub Bab. 5.1.4 spesifikasi ini dan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

4.2.5. Cara Pengukuran dan Pembayaran.

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah
Bab ini, Galian bahan yang ada, perapihan kembali ujung jalan kendaraan dengan bahan
yang baik, penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan
dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan
di bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan
bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini mencakup :

Galian - di bawah item pembayaran 3.1.1/2


Penyiapan tanah dasar - di bawah item pembeyaran 3.3.1
Pondasi bawah kelas A/B - di bawah item pembayaran 5.1.1/2

BAB IV - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 4
BAHU JALAN

BAB 4 . 1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1.1 Umum ................................................................................................. 4 - 1


4.1.2 Bahan-bahan ....................................................................................... 4 - 1
4.1.3 Pelaksanaan pekerjaan ...................................................................... 4 - 2
4.1.4 Cara pengukuran ................................................................................ 4 - 3
4.1.5 Dasar pembayaran ............................................................................ 4 - 3

BAB 4 . 2 BAHU JALAN BARU

4.2.1 Umum .................................................................................................. 4 - 4


4.2.2 Bahan-bahan ...................................................................................... 4 - 5
4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................................... 4 - 5
4.2.4 Pengendalian mutu .............................................................................. 4 - 6
4.2.5 Cara pengukuran ................................................................................ 4 - 6

BAB IV - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1.1 Umum

(1) U m u m

Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa
bahan berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta
langsung di bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.

Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah terdiri dari menempatkan, memproses, mengangkut,


menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan Lapis Pondasi Bawah berbutir yang
disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

Catatan : Suatu Lapis Pondasi Bawah tidak diperlukan bilamana CBR Lapisan Tanah
Dasar adalah 24% atau lebih.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir Lapis Pondasi Bawah harus diberi punggung atau kemiringan
melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada
ketidak teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm
kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh
Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk Lapis Pondasi Bawah harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan
persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam
spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan Lapis Pondasi Bawah
akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar
penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih
lanjut dari persetujuan di atas.

(4) Apabila satu jalan pengalihan (penyimpangan) tidak disediakan, pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan sedemikian hingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam
satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat
disetujui oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap
kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Bawah dikarenakan dVjinkannya lau lintas
di mana pelaksanakan pekerjaan sedang berjalan.

BAB V - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

i. Setiap bahan Lapis Pondasi Bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan Lapis Pondasi Bawah menunjukkan ketidak teraturan atau
cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi
Teknik.

5.1.2 Bahan-bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami,
dan harus memenuhi persyaratan untuk Lapis Pondasi Bawah Klas A atau Klas B
seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan dimasukkan dalam Daftar
Penawaran atau seperti yang diperiksa oleh Direksi Teknik.

b. Bahan untuk pekerjaan Lapis Pondasi Bawah harus bebas dari debu, zat organik,
serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memilik kualitas bila bahan
tersebut telah ditempatkan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang
stabil dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh
Direksi Teknik, atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian pengujian, untuk
dapat memenuhi persyaratan spesifikasi bahan Lapis Pondasi Bawah.

(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan Gradasi untuk bahan Lapis Pondasi Bawah Klas A dan Klas B diberikan
dalam Tabel 5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT


SARINGAN KLAS A KLAS B
mm KLAS C
( < 75 mm ) ( < 2.5 mm )
75.0 100 --
62.5 -- 100
37.5 60 90 67 100 Maks. 100
25.0 46 78 --
19.0 40 70 40 100
9.5 24 56 25 80
4.75 13 45 16 66
2.36 6 - 36 10 55 Maks. 80
1.18 -- 6 - 45
0.60 2 22 --
0.425 2 18 3 33
0.075 0 -10 0 - 20 Maks. 15

BAB V - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk Lapis Pondasi Bawah harus memenuhi syarat-syarat
kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 5.1.2.

TABEL 5.1.2 KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

U R A I A N BATAS TEST

Batas Cair Maksimum 35%


Indeks Plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pair (bahan halus plastis) Minimum25
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena abrasi Maksimum 40%
(500 putaran)

5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

a. Lapis Tanah Dasar atau Formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan yang ditetapkan di bawah Pekerjaan Tanah Bab 3.3. Semua bahan sampai
kedalaman 30 cm di bawah permukaan Lapis Tanah Dasar harus dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian Laboratorium BP
01176 (AASHTO T 99, Standar Proctor).

b. Bahan Lapis Pondasi Bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas
dari lalu lintas serta saluran-saluran dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis Pondasi Bawah tersebut harus dicampur di lapangan jalan, terkecuali diperiksa
lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau Motor Grader. Pengadukan yang merata
diperlukan dan bahan tersebut harus dipasabg dalam lapisan-lapisan melebihi 20 cm
tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat
mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air bila diperlukan demikian selama pencampuran dan


penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan Lapis Pondasi Bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana
dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang
sebenarnya.

BAB V - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Penyebaran dan Pemadatan

a. Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta
harus dilaksanakan dengan kelonggraran kira-kira 15%, penurunan ketebalan untuk
pemadatan lapisan-lapisan Lapis Pondasi Bawah. Segera setelah penyebaran dan
pembentukan akhir masing-masing lapisan harus didapatkan sampai lebar penuh
Lapis Pondasi Bawah permukaan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau
mesin gilas roda ban Pneumatic atau peralatan pemadat lain yang disetujui oleh
Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi Bawah akan
bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan
harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah didatarkan secara merata.
Pada bagian-bagian super elevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang
terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang
lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus
dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan Lapis
Pondasi Bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentu dari ketinggian
yang benar. Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak
dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin
tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3%


kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis Pondasi Bawah
harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh
ketebalan penuh masing-,asing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering
maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertangggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang dVjinkan
lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang
lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau
dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon lainnya disekitar jalan tersebut harus dilindungi


terhadap kerusakan kerena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena dari
lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran
air.

5.1.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan terhadap Lapis Pondasi Bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan Spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan Lapis Pondasi Bawah harus diuji sebelum digunakan di
lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini.

BAB V - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Pengujian bahan Lapis Pondasi Bawah harus dilakukan untuk setiap 500 M3, bahan-
bahan yang ditumpuk dilapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test
laboratorium yang diberikan pada tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang
diberikan dalam spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATOIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

RUJUKAN
TEST TIPE
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan Menentukan distribusi


agregat halus dan T 27 PB0201-76 ukuran partikel agregat
kasar halus dan kasar

Penentuan batas Test plastisitas untuk batas


T 89 PB0109-76
cair dan batas cair dan indeks plastisitas
T 90 PB0110-76
plastis

Hubungan Test standar proktor


kepdatan kadar air T 99 PB0111-76 menggunakan pemukul 2,5
kg

CBR Menentukan nilai daya


T 193 PB0113-76 dukung lapis pondasi
bawah

Ketahanan Test agregat kasar <37,5


terhadap abrasi, T 96 PB0206-76 mm dengan menggunakan
Agregat kasar mesin los angeles

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifisikasi . Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan Lapis
Pondasi Bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah
pengawasan Direksi Teknik.

BAB V - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan


Lapis Pondasi Bawah. setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m panjang
Lapis Pondasi Bawah jalan yang dipasang.

b. Test Kepadatan di tempat, Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang Lapis
Lapis Pondasi Bawah (Test Pondasi Bawah jalan untuk menetukan tingkat
Kerucut Pasir) AASHTO kepadatan jalan dengan membandingkan terhadap
T191, PBO 103-76 test Kepadatan Laboratorium untuk kepadatan
kering maksimum.

c. Penentuan CBR di tempat Dengan menggunakan DCP.


lapis tanah dasar / Lapis Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang
Pondasi Bawah jalan.

5.1.5 Cara Pengukuran

(1) Kontraktor harus memenuhi semua biaya untuk pembayaran atau royalti dan
kompensasi lain kepada pemillik lahan atau penyewa untuk operasi lubang-lubang
galian jalan dan pengambilan bahan bagi pembangunan Lapis Pondasi Bawah.
Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi
tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Bawah yang
dipasang dan sesuai dengan gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar Lapis Pondasi Bawah
yang diperlukan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
disesuaikan oleh perintah perubahan, dikalikan dengan panjang sebenarnya yang
dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan Lapis Pondasi Bawah
tidak melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 5.1.1 (2).

5.1.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran
pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk iten pembayaran yang
tercantum di bawah, harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Lapis
Pondasi Bawah yang diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran
5.1.1 Lapis Pondasi Bawah Klas A Meter kubik
51.12 Lapis Pondasi Bawah Klas B Meter kubik

BAB V - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2.1 Umum

(1) Uraian

Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama diatas Lapis Pondasi Bawah
(atau diatas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah).
Pembangunan Lapis Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penyebaran, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami
pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, diatas satu Lapis Pondasi Bawah atau diatas lapis
tanah dasar yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bahan Agregat Lapis Pondasi Atas harus dipasang sampai ketebalan padat
maksimum 20 cm atau ketebalan yang kurang sebagaimana diperlukan untuk
memenuhi persyaratan desain seperti ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan Lapis Pondasi Atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, dan
kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkkan kepada Gambar Rencana, tidak
boleh ada ketidakketeraturan dan permukaan harus rata dan seragam.

c. Kelandaian dan ketinggian sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu cm kurang
dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan
disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3 meter yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan
tidak boleh melebihi 1.5 cm.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk Lapis Pondasi Atas harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Tidak Boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan Lapis Pondasi
Atas yang dVzinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian
harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test lebih lanjut
serta persetujuan seperti diatas.

c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan
test tersebut lebih lanjut sebagaimana perlunya untuk memastikan bahwa bahan-
bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan
Lapis Pondasi Atas pada pekerjaan dil lapangan.

(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (penyimpangan) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sedemikian sehingga dimuntgkinkan dilewati oleh lalu lintas dalm satu arah
dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh

BAB V - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang
terjadi pada Lapis Pondasi Atas jalan dikarenakan dVjinkannya lalu lintas dimana
pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang tidak memuaskan

i. Setiap bahan Lapis Pondasi Atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan Lapis Pondasi Atas menunjukkan ketidakteraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi
Teknik.

5.2.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Atas
agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan yang diperlukan dalam kontrak khusus
dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi yang
merupakan batu pecah khas dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.

ii. Lapis Pondasi Atas kelas B Macadam Ikat Basah, terdiri dari kerikil, pasir,
lempung alami kualitas baik, seluruhnya lolos saringan 75 mm dan digradasi
sebagai fraksi kasar dan fraksi halus untuk disatukan pada waktu pemasangannya
kedalam satu lapisan Lapis Pondasi Atas.

b. Semua Lapis Pondasi Atas harus memenuhi persyaratan Spesifikasi ini dan harus
sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar
Penawaran.

c. Bahan Lapis Pondasi Atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet
dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan bebas
dari batu-batu yang lunak, tidak menyatu atau bercerai berai, kotor, mengandung zat
organik, atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai secara
alternatif dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2) Macadam Ikat Basah

Bahan Lapis Pondasi Atas kelas B juga meliputi :

a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4.75 mm bilamana dihasilkan dari kerikil
tidak kurang dari 50 % terhadap berat, merupakan partikel-pertikel yang memiliki
paling sedikit satu bidang retak-retak dan jika perlu untuk memenuhi persyaratan atau
menghilangkan pengisi yang berlebihan, kerikil-kerikil tersebut harus disaring sebelum
dipecahkan.

b. Agreagat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari pasir dan bagian halus alami
atau dipecah.

BAB V - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gradasi untuk bahan Lapis Pondasi Atas kelas A dan Kelas B diberikan
dalam tabel 5.2.1 dan tabel 5.2.2. berikut :

Tabel 5.2.1 Gradasi Agregat Lapis Tabel 5.2.2 Gradasi agregat lapis
Pondasi Atas Kelas A Pondasi atas Kelas B-
Macadam Ikat Basah

UKURAN LOLOS ATAS UKURAN


LOLOS ATAS BERAT
SARINGAN BERAT SARINGAN
%
Mm % mm

37,5 100 Agregat kasar


19,0 64 81 75,0 100
9,5 42 60 62,5 95 100
4,75 27 45 50,0 35 70
2,36 18 33 37,5 0 15
1,18 11 25 25,0 05
0,60 - 19,0 -
0,425 6 - 16
0,075 08

Agregat halus
9,5 100
4,75 75 95
2,35 45 65
1,18 33 60
0,425 22 45
0,15 -
0,075 10 28

(4) Syarat-syarat Kualitas

Bahan bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan Lapis Pondasi Atas harus
memenuhi syarat kualitas pada tabel 5.2.3

BAB V - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN
JENIS PENGUJIAN
KELAS A KELAS B

Batas Cair Maks 25 % Maks 35 %


Indeks Plastisitas Maks 8 % 4 12 %
Ekivalensi Pasir Min 35 Min 30
California Bearing ratio (direndam) Min 60 % Min 55 %
Penyerapan air Tidak Perlu Maks 3 %
Kehilangan berat karena Abrasi Maks 40 % Maks 45 %
(500 putaran)

Catatan : Pengujian diatas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang


diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang luas
dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu
dan bagian yang halus.

5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Pondasi Atas

a. jika Lapis Pondasi Atas harus diletakkan diatas Lapis Pondasi Bawah, permukaan
Lapis Pondasi Bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan dibawah bab 5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-kotoran
dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan Lapis Pondasi Atas.

b. Agregat Lapis Pondasi Atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas
serta drainase dan lintasan air disekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas Lapis Pondasi Bawah yang sudah
disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan
pemadatan ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum,
sebagaimana ditentukan dibawah Spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam
satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Macadam Ikat Basah Kelas B

BAB V - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Untuk Lapis Pondasi Atas Macadam Ikat Basah, petama-tama bahan tersebut harus
disusun dalam lapisan fraksi batu ukuran tunggal, dengan ukuran nominal antara 25 mm
dan 50 mm. Karena setiap lapisan dipasang dan disebarkan dengan tangan oleh pekerja
dan / atau dengan motor grader, agregat halus harus disebarkan, dipecah, digilas, dan
diairi masuk kedalam lapisan-lapisan tersebut, untuk menghasilkan bahan-bahan yang
padat. Tebal masing-masing lapisan yang dipadatkan tidak boleh melebihi 10 cm atau 2
kali ukuran batu maksimum.

(3) Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan,


harus dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk
pemadatan bahan-bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah penghamparan dan
pembentukan akhir setiap lapisan LPA, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik
dengan alat pemadat yang atau mesin gilas bergetar.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju sedikit demi sedikit dari
pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju kebagian atas.
Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki
dengan membongkar permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul. Bagian-
bagian yang sempit disekitar perkerasan sampai batu tepi atau dinding-dinding yang
tidak dapat dimasukin mesin gilas, harus dipadatkan dengan Compactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga
didalam batas-batas 3 % lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi
dari kadar optimum dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu dan bahan
LPA tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100 % maksimum
kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB
0111 76).

(4) Methoda Pelaksanaan Persyaratan Pemadatan

Bila sarana pengujian tidak dapat diperoleh untuk pemeriksaan kerapatan pemadatan
atau dimana penggunaan bahan Lapis Pondasi Atas kelas B (dengan ukuran agregat >
50 mm) membatasi penerapan pengujian kerapatan ditempat, Tabel Penampilan 5.2.4
berikut untuk pemadatan dengan mesin gilas harus dilaksanakan sebagai satu spesifikasi
methoda pelaksanaan.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang dVjinkan lewat
terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu
lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau
dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya disekitar jalan tersebut


harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu karena/dari lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran
air.

BAB V - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

AGREGAT GRADASI BAIK


ALAT Tebal maksimum Minimum
KATEGORI
PEMADATAN Lapisan yang Jumlah
dipadatkan Lintasan
(cm)
Mesin Gilas Ton/m. lebar
beroda rata 2.25 2.70 12.5 10
2.71 5.50 12.5 8
lebih dari 5.50 15.0 8

Mesin gilas Beban roda (ton)


dengan pneumatic 2.01 2.50 12.5 12
2.51 4.00 12.5 10
4.01 6.00 12.5 10
6.01 8.00 15.0 8
8.01 12.00 15.0 8
lebih dari 12.00 17.5 6

Mesin gilas Beban statik (ton/m)


bergetar 0.27 0.45 7.5 16
0.46 0.70 7.5 12
0.71 1.25 12.5 12
1.26 1.80 15.0 8
1.81 2.30 15.0 4
2.31 2.90 17.5 4
2.91 3.60 20.0 4
3.61 4.30 22.5 4
4.31 5.00 25.0 4

5.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan
bab 5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut.
Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji
yang diberikan di dalam Tabel 5.2.5

(2) Pengujian Laboratorium

Bahan Agregat LPA harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik
bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan
batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang
ditetapkan pada sub bab 5.2.2 Spesifikasi ini.

BAB V - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

RUJUKAN TEST
TEST JENIS
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat T 27 PB 0201-76 Menentukan distribusi


halus dan agregat kasar ukuran partikel agregat
halus dan agregat
kasar

Penentuan Batas Cair dan T 89 PB 0109-76 Pengujian plastisitas


batas plastis untuk batas cair dan
T 90 PB 0110-76 indeks plastisitas

Bagian halus yang plastis T 176 - Pengujian ekivalensi


didalam agregat bergra- pasir untuk menunjuk-
dasi dan tanah kan perbandingan ba-
gian halus dan lem-
pung

Hubungan kelembaban T 99 PB 0111-76 Ujian standar proctor


Kepadatan menggunakan palu 2.5
kilogram

California Bearing Ratio T 193 PB 0113-76 Menentukan nilai duku-


(direndam) ngan tanah dan agre-
gat

Berat jenis dan penyerap- T 85 PB 0103-76 Menentukan penyerap-


an agregat kasar an air oleh agregat ka-
sar kelas B saja

Ketahanan agregat kasar T 96 PB 0206-76 Pengujian untuk agre-


terhadap abrasi gat < 37.5 mm, meng-
gunakan mesin Los
Angeles (500 putaran)

(3) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi


persyaratan spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis
pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

BAB V - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 5.2.6. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a.i Ketebalan dan kesera- Pemeriksaan visual setiap hari & pengukuran ketebalan
gaman lapis pondasi harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis
atas pondasi yang terpasang

b.i Test pemadatan lapis


Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat
pondasi atas (dengan
kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium
cara kerucut pasir)
untuk hubungan kelembaban-kepadatan. Dilaksanakan
AASHTO T191 PB
untuk setiap 200 m panjang jalan.
0403-76
ii. Test pemadatan dengan
penggilasan dengan Pemeriksaan visual setiap hari & pengujian dilakukan
percobaan (dimana test untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang
kepadatan kerucut pasir terpasang (menggunakan mesin gilas berat)
tidak dapat dilakukan).

5.2.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan
kompensasi lainnya dalam memperoleh dan pengambilan bahan yang harus
digunakan untuk agregat lapis pondasi atas. Di bawah keadaan apapun pemberi
tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-
hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi atas
yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis
pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang
disesuaikan oleh Perintah Perubahan, dikalikan dengan panjang terpasang
sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi
toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah sub bab 5.2.1.(2).

5.2.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-
item pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan
merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan
dalam menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam
bagian ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

5.2.1. Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A Meter kubik

5.2.2. Lapis Pondasi Atas Meter kubik


Makadam Ikat Basah Kelas B

BAB V - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB V - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 5.3. LAPIS PONDASI ATAS, STABILISASI TANAH-SEMEN

5.3.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan Lapis Pondasi Atas dari tanah yang dimantapkan
dengan semen dipasang di atas lapis tanah dasar yang sudah disiapkan, menggunakan
tanah pilihan yang diperoleh dari daerah setempat, dicampur ditempat secara merata
dengan perbanding air dan semen yang ditentukan. Pekerjaan tersebut akan meliputi
penyebaran, pembentukan, pemadatan, penyelesaian dan pemeliharaan, mencapai garis
ketinggian, ketebalan dan penampang tipikal yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti
yang diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Lapis tanah dasar harus disiapkan dan dibuat selesai memenuhi toleransi-toleransi
yang ditetapkan dalam sub bab 3.3.1.(2) spesifikasi ini.

b. Pada setiap penampang melintang ketebalan rata-rata Lapis Pondasi Atas tanah
semen yang selesai harus berada dalam perbedaan 10 % tebal perencanaan atau
ketebalan yang disetuji oleh Direksi Teknik.

c. Permukaan akhir harus memenuhi derajat, permukaan dan penampang melintang


yang ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, dan tidak boleh ada bagian
permukaan yang menyimpang dari permukaan akhir ini melebihi 2 cm, bilamana
diukur dengan satu mistar lurus panjang 3 meter diletakkan di atas permukaan yang
sejajar dengan atau searah dengan garis sumbu jalan.

(3) Contoh-Contoh Bahan

Contoh semua bahan yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta dengan data-
data uji yang menyatakan sifat-sifat dan kualitas bahan seperti yang diminta oleh
spesifikasi ini, harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan
pada waktu paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

(4) Pembatasan Cuaca

a. Pekerjaan stabilisasi tanah-semen tidak boleh dilaksanakan selama hujan, dan tanah
tersebut tidak boleh digiling atau dikerjakan apabila kandungan air terlalu tinggi atau
diluar batas-batas yang ditetapkan (lihat sub bab 5.3.3.(3)).

b. Semen harus ditempatkan dan disebarkan hanya apabila permukaan kering dan tanah
yang sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Dalam terjadinya hujan yang
mendadak selama operasi penyebaran semen, penyebaran harus dihentikan dan
semen yang sudah disebarkan dicampurkan ke dalam tanah, dan campuran tanah-
semen dipadatkan. Jika disetujui oleh Direksi Teknik pencampuran dan pembentukan
akhir harus segera diselesaikan, secepatnya kondisi cuaca mengizinkan. Akan tetapi
apabila kualitas pekerjaan dipertimbangkan terpengaruh oleh kondisi tersebut, Direksi
Teknik akan memerintahkan mengadakan perbaikan pekerjaan, sesuai dengan titik (b)
di bawah.

BAB V - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(5) Penjadwalan Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan mengatur pelaksanaan pekerjaan pondasi tanah-semen yang baru


selesai dengan perawatan mengeras yang baik dan tidak boleh ada lalu lintas yang
dVzinkan di atas permukaan yang dimantapkan tersebut selama paling sedikit 7 hari
setelah pelaksanaan.

b. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang
dVzinkan melewati pondasi tanah semen yang baru dilaksanakan dan ia akan
mengatur pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan pelaksanaan setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan lalu lintas yang disetujui.

c. Tergantung kepada ketentuan khusus kontrak, adalah suatu persyaratan yang umum
bahwa permukaan tersebut dirawat dengan suatu lapisan penutup permukaan dari
aspal atau lapis ulang tidak kurang dari 14 hari setelah pemasangan pondasi tanah-
semen, dan Kontraktor akan membuat pengaturan yang memadai yang sesuai
dengan perintah yang diberikan Direksi Teknik.

(6) Perbaikan Lapis Pondasi Atas Tanah Semen Yang Tidak Memuaskan

Pondasi semen-tanah yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang diminta di bawah
spesifikasi ini, akan diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan perintah Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :

i. Perubahan dalam perbandingan campuran.

ii. Penggilingan kembali bagian pondasi semen-tanah yang ditemukan tidak sempurna,
mencampur kembali dengan menambah seman dan membentuk kembali,
memadatkan dan menyelesaikan final.

iii. Melapis ulang bagian yang tidak sempurna dengan satu lapisan tambahan pondasi
semen-tanah, ketebalannya harus ditentukan oleh Direksi Teknik.

iv. Perlindungan terhadap penyusutan, retak-retak yang menjadi luas dan berongga,
cara menanggulangi penyusutan retak-retak harus didiskusikan dan disetujui oleh
Direksi Teknik, dan akan mencakup pilihan-pilihan berikut :

- Penambahan penggilasan
- Pengurangan semen dalam campuran
- Pengurangan ratio air-semen
- Siar pasir semen untuk retak-retak lebar

Bila perlu, harus dibuatkan campuran percobaan untuk pengujian lebih lanjut.

5.3.2. Bahan-Bahan

(1) Portland Cement (P.C.)

a. Semen yang harus digunakan untuk pondasi semen-tanah akan berupa semen
portland (P.C.) mematuhi persyaratan-persyaratan standar Industri Indonesia SV-
0013-81 Cemen Portland tipe I, dan harus diperoleh dari pabrik pembuat yang
disetujui oleh Departemen Perindustrian.

BAB V - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Semen tersebut harus dipasok ke lapangan dalam kantong 40 kg dan harus disertai
dengan sertifikat pengukan dari pabrik. Direksi Teknik dapat meminta pengujian mutu
yang harus dilaksanakan untuk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan mutu
senyatanya semen yang diserahkan ke lapangan.

c. Semua semen yang digunakan untuk pondasi tanah-semen harus disimpan di


lapangan sesuai dengan persyaratan bab 1.6. spesifikasi ini.

(2) Air

a. Air yang akan digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan zat-
zat lain yang dapat membahayakan pembuatan pondasi tanah-semen.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penyediaan air untuk pekerjaan-pekerjaan


dan menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan mutu.

(3) Tanah

a. Secara umum hanyalah tanah-tanah berbutir yang terdiri dari pasir, kerikil, lempung
dan bebas dari zat-zat organis yang akan dipilih. Tanah yang tidak cocok untuk
pemantapan (stabilisasi) tanah-semen meliputi lempung, lempung expansif (mudah
berkembang), dan tanah-tanah yang berisikan garam yang harus dibuang (misalnya
sulfat).

b. Bila perlu dan untuk dapat memenuhi persyaratan kecocokan, pencampuran tanah
akan dapat diterima, yang tergantung kepada pengujian-pengujian dan persetujuan
yang memuaskan dari Direksi Teknik. Persyaratan kecocokan tanah unuk ukuran
partikel dan kondisi mutu diberikan di bawah pada tabel 5.3.1.

5.3.3. Campuran Rencana Tanah-Semen

Perbandingan-perbandingan campuran tanah-semen akan ditentukan oleh pengujian


laboratorium dan pengujian lapangan sebagai berikut :

(1) Kandungan Semen

Kandungan akan dinyatakan sebagai satu persentase oleh berat tanah kering dan akan
ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar pengujian laboratorium dan percobaan awal
lapangan, di dalam batas perbedaan 4% sampai 10%.

(2) Kriteria Kekuatan Campuran Rencana

a. Campuran tanah-semen akan didesain berdasarkan kriteria berikut :

i. Untuk tanah yang berisikan campung lempung :


Kekuatan desak bebas pada 7 hari, dengan kekuatan minimum sampai 18 kg/cm2.

ii. Untuk tanah berbutir :


Pengujian CBR terendam yang diminta pada 7 hari dengan CBR minimum 100%.

b. Bila Direksi Teknik meminta demikian, pengujian CBR harus diperiksa terhadap
pengujian kekuatan desak bebas. Untuk tujuan perencanaan, CBR lapangan akan

BAB V - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

diambil sekitar 60% nilai pengujian laboratorium dan nilai sebenarnya diputuskan oleh
Direksi Teknik yang tergantung kepada kondisi lapangan.

c. Semua contoh-contoh ini yang diambil untuk pengujian harus diberi label secara jelas
yang menunjukkan lokasi dan tanggal.

(3) Hubungan Kelembaban-Kepadatan


Hubungan kelembaban-kepadatan tersebut harus ditentukan untuk contoh-contoh
tanah yang berisikan paling sedikit empat kandungan semen yang berbeda.
Hasil pengujian harus digambar untuk menentukan nilai puncak maksimum
kepadatan kering dan kandungan air optimum.

(4) Penentuan Campuran Rencana


Campuran rencana untuk setiap jenis tanah yang berbeda akan ditentukan oleh
pengujian contoh-contoh campuran tanah gilingan yang sudah disiapkan dengan
berbagai persentasi semen pada kepadatan kering maksimum dan kandungan air
optimum. Contoh-contoh tersebut akan dirawat 3 hari, direndam 4 hari dan kemudian
diuji pada 7 hari. Persyaratan uji campuran rencana diberikan dalam tabel 5.3.2.

(5) Percobaan-Percobaan Lapangan Untuk Campuran Rencana

a. Mutu dan kekuatan campuran rencana semen-tanah harus dipastikan dengan


melaksanakan percobaan awal lapangan atas campuran yang dimantapkan tersebut
setelah penghamparan dan pemadatan di atas jalan. Bilamana diminta demikian oleh
Direksi Teknik, lengkung-lengkung kelembaban-kepadatan lapangan harus
dipersiapkan dan digunakan untuk menetapkan standar pemadatan, dan pemadatan
percobaan akan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang dapat diperoleh,
pada berbagai kadar air.

b. Panjang bagian percobaan harus 200 m atau panjang yang lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik dan percobaan terpisah harus dilakukan untuk
setiap perubahan campuran rencana.

c. Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana, harus sesuai dengan
sub bab 5.3.1.(6) spesifikasi ini. Pengujian bagian yang terpasang sebagai bagian dari
percobaan lapangan akan diterima jika dapat memuaskan dan disetujui oleh Direksi
Teknik untuk disimpan sebagai bagian dari Lapis Pondasi Atas tanah-semen.

5.3.4. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Alat Pelaksanaan

Peralatan Kontraktor harus sesuai dengan kondisi lapangan, campuran di tempat dan
harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan dalam pekerjaan.

- Mesin garu pertanian


- Mesin bajak pertanian
- Mesin cangkul berputar
- Motor grader
- Penggilas :
Roda pneumatic 12 15 ton
Bergetar 6 ton
Roda baja (pemakaian terbatas)

BAB V - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Penyiapan Lapangan

a. Tanah yang harus dimantapkan, harus bahan yang diperoleh setempat yang diambil
dari galian bahan yang ditunjuk yang telah diuji dan disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Bilamana pondasi yang dimintapkan harus dipasang di atas lapis pondasi bawah yang
telah disiapkan, lapis pondasi bawah tersebut harus telah disetujui mengenai bentuk,
ketinggian dan pengakhiran umumnya serta diuji digilas untuk memerika pemadatan
yang memuaskan dengan CBR minimum yang diperoleh sebesar 25%, setiap
ketidakaturan harus dibuat baik yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi di bawah
bab 5.1. Lapis Pondasi Bawah atas biaya Kontraktor.

c. Setiap luas Lapis Pondasi Bawah yang rusak karena kondisi cuaca yang jelek atau
sebagai akibat peralatan Kontraktor sebelum pemasangan, lapis pondasi atas yang
dimantapkan tersebut harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

d. Saluran-saluran samping harus dibuat selesai dan berfungsi sesuai dengan


persyaratan bab 2.1. spesifikasi ini.

(3) Penyiapan Tanah Untuk Pencampuran

a. Tanah yang harus dimantapkan yang diperoleh dari sumber galian bahan yang
ditemukan di lapangan akan ditempatkan dan dihampar rata di atas lapis tanah dasar
yang ada.
Kadar air akan diberikan sebesar 2% nilai optimum kepadatan kering maksimum. Hal
inV akan dilaksanakan oleh pembajakan dan penyemprotan air sebagaimana
diperlukan.

b. Sebelum diberikan semen, tanah tersebut harus dihancurkan dan digaru untuk
memenuhi batas-batas ukuran partikel yang diberikan dalam tabel 5.3.1. dan harus
diperiksa mengenai ketebalan bahan lepas yang benar.

(4) Penempatan Dan Pencampuran Semen

a. Volume dan tingkat penyebaran semen harus berdasarkan hasil-hasil campuran


rencana laboratorium dan percobaan lapangan yang disetujui, serta perhitungan-
perhitungan harus dibuat untuk menentukan pengaturan penempatan kantong-
kantong semen 40 kg standar, yang sesuai dengan tingkat penebaran yang
diperlukan.

b. Kantong-kantong tersebut akan dipisah dan semen akan dihampar dan digaru secara
merata di atas tanah. Semen dan tanah tersebut akan dicampur menyeluruh
menggunakan bajak, cangkul dan grader yang diperlukan untuk mencapai kedalam
pencampuran yang penuh dan bekerja dalam satu arah dari bawah ke atas. Jumlah
lewatan minimum akan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik atas dasar
percobaan lapangan.

c. Bilamana semen dan tanah tersebut telah dicampur secara menyeluruh dan sampai
kedalaman penuh, air akan disemprotkan dar tangki dan bercampur dengan baik ke
dalam tanah-semen menggunakan lewatan tambahan peralatan pencampur.
Kandungan air akan ditingkatkan untuk membawanya ke dalam batas-batas
kandungan air yang ditentukan oleh campuran rencana laboratorium, tergantung
kepada setiap penyesuaian yang diminta Direksi Teknik atas dasar percobaan
lapangan.

BAB V - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(5) Pemadatan

a. Pemadatan harus dilakukan pada kandungan air yang memberikan hasil-hasil yang
paling baik bagi alat pemadatan yang digunakan. Hal ini akan ditentukan oleh
pengujian pemadatan laboratorium dan pemeriksaan lapangan.

b. Perataan dan pemadatan campuran tanah-semen akan dimulai secepatnya mengikuti


pencampuran dan pemberian air, serta panjang yang dikerjakan harus diatur
sedemikian sehingga pembentukan dan pemadatan akhir di dalam dua jam pemberian
dan pencampuran semen.

c. Pemadatan permulaan harus dengan mesin gilas roda pneumatic yang ringan atau
mesin gilas roda rata yang ringan, dan tidak boleh ada mesin gilas yang dVzinkan
mengadakan kontrak dengan tanah stabilisasi yang telah mengeras sebagian atau
dipasang sebelumnya.

d. Setiap ketidak teraturan harus diperbaiki dengan grader sampai kepada bentuk yang
disetujui, dan penggilasan harus berlanjut dengan mesin gilas pneumatic berat atau
mesin gilas roda baja sehingga dicapai kepadatan maksimum. Ujian kepadatan
lapangan akan dilaksanakan menurut keperluan untuk memeriksa kepadatan akhir.
Penyiraman ringan dengan air harus disertakan bersama penggilasan akhir untuk
memperbaiki pengeringan permukaan selama pemadatan, dan untuk menjamin
dicapainya kepadatan maksimum.

(6) Sambungan Konstruksi

a. Sambungan konstruksi melintang yang lurus harus dilaksanakan pada setiap


penyelesaian pekerjaan sehari.

b. Apabila ditemukan bahwa bahan-bahan pada suatu sambungan yang dibentuk tidak
dipadatkan dengan baik, ujung stabilisasi sebenarnya harus dipotong kembali untuk
membuat suatu permukaan yang benar-benar tegak, dan bahan-bahan yang rusak
dibuang. Campuran tanah-semen baru harus dipadatkan dengan alat pemadat
manual, berdampingan dengan sambungan yang dipotong dan kemudian digilas.

(7) Perawatan Mengeras

a. Secepatnya mengikuti pemasangan dan pemadatan lapis pondasi atas tanah-semen,


permukaan lapisan harus dirawat basah selama paling sedikit 7 hari atau sampai
diberikan lapisan aspal resap pelekat (prime coat) yang sesuai dengan persyaratan
berikut :

i. Permukaan pondasi stabilisasi harus disiram air paling sedikit sebanyak 4 kali
dalam sehari untuk menjaga suatu permukaan yang lembab, atau secara alternatif
harus ditutup dengan pasir / karung basar atau sprei polythene, menurut perintah
Direksi Teknik.

ii. Jika termasuk dalam daftar penawaran atau diminta demikian oleh Direksi Teknik,
harus diberikan satu lapisan aspal resap pelekat. Perawatan sebagaimana
diuraikan di atas, akan berlanjut untuk selama paling sedikit 3 hari sebelum
pelapisan aspal resap pelekat yang akan berupa aspal cair cut back yang
disetujui, disirankan dengan tingkat rata-rata 1,25 liter/m2 atau tingkat lain yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

BAB V - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

5.3.5. Pengendalian Mutu

(1) Pengujian Laboratorium

Pengujian laboratorium berikut ini harus diacu dan pengujian harus dilaksanakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk dapat memenuhi persyaratan
spesifikasi.

(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi


persyaratan-persyaratan spesifikasi. Pembuatan lubang uji dan penggantiannya dengan
pondasi tanah-semen yang dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan dan sampai mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

5.3.6. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bilamana lapis tanah dasar harus dipersiapkan untuk pemasangan pondasi tanah-
semen, volume lapis tanah dasar yang harus diukur untuk pembayaran adalah
merupakan jumlah meter persegi lapis tanah dasar yang sudah diselesaikan yang
sesuai dengan persyaratan bab 3.3. spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian
panjang lebar lapis tanah dasar yang sudah dibuat sebagaimana diperlihatkan pada
gambar rencana atau diukur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Volume lapis pondasi atas stabilisasi tanah-semen yang harus diukur untuk
pembayaran adalah merupakan jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang
sudah selesai sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dan dihitung sebagai hasil
perkalian dari total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu pondasi tanah-semen
dengan rata-rata lebar yang dapat diterima dan ketebalan yan dapat diterima pula.

(3) Lebar yang dapat diterima akan berupa lebar rencana pondasi tanah-semen seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui
oleh Direksi Teknik di lapangan. Ketebalan yang dapat diterima akan berupa tebal
rencana pondasi tanah-semen seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
tebal terpasang yang ditentukan di lapangan dengan pengukuran penampang
melintang yang diambil setiap 50 meter panjang, yang manapun ketebalan yang lebih
kecil.

(4) Apabila perbaikan lapis pondasi atas tanah-semen yang tidak memuaskan diminta
oleh Direksi Teknik sesuai dengan bab 5.3.1.(6) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran
tambahan yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan.

(5) Volume semen yang harus diukur untuk pembayaran akan berupa berat semen
sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampurkan ke dalam tanah untuk bagian
pekerjaan yang sedang diukur yang sesuai dengan perintah dan disetujui oleh Direksi
Teknik. Berat total semen yang digunakan untuk bagian yang diberikan tersebut,
harus diukur seperti yang dicatat oleh pernyataan pemakaian semen setiap hari yang
disetujui oleh Direksi Teknik.

(6) Tidak ada pembayaran akan dibuat untuk semen yang hilang atau dibuang, atau
untuk semen yang digunakan di dalam daerah dimana pondasi tanah-semen
dianggap tidak dapat diterima dan harus diganti.

BAB V - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(7) Volume aspal yang digunakan untuk menyelesaikan permukaan pondasi tanah-semen
sebagai lapis resap perekat harus diukur sebagai jumlah dalam liter aspal yang
disemprotkan sesuai dengan persyaratan bab 6.2. spesifikasi ini dan diterima dengan
memuaskan oleh Direksi Teknik.

5.3.7. Dasar Pembayaran

Volume Lapis Pondasi Atas stabilisasi semen dan volume semen sebagaimana diberikan
di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran
yang tercantum di bawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan
mencakup untuk semua bahan-bahan, tenaga, peralatan, alat-alat tentengan, pengujian
dan pekerjaan lain yang diperlukan bagi penyelesaian pembuatan lapis pondasi atas
stabilisasi semen yang memuaskan.

BAB V - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH ....................................................... BAB V - 1


5.1.1 U m um ..................................................................................... BAB V - 1
5.1.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB V - 2
5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................ BAB V - 3
5.1.4 Pengendalian Mutu ................................................................... BAB V - 4
5.1.5 Cara Pengukuran Pembayaran ................................................. BAB V - 6
5.1.6 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB V - 6

BAB 5.2 LAPIS PONDASI AGREGAT ................................................... BAB V - 7


5.2.1 U m u m .................................................................................... BAB V - 7
5.2.2 Bahan-bahan .......................................................................... BAB V - 8
5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................. BAB V -10
5.2.4 Pengendalian Mutu ................................................................... BAB V -12
5.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB V -13
5.2.6 Dasar Pembayaran .................................................................. BAB V -13

BAB 5.3 LAPIS PONDASI ATAS STABILISASI TANAH SEMEN ........... BAB V -16
5.3.1 U m u m .................................................................................... BAB V -16
5.3.2 Bahan-bahan ........................................................................... BAB V -17
5.3.3 Desain Campuran Tanah Semen .............................................. BAB V -18
5.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan ........................................................... BAB V -19
5.3.5 Pengendalian Mutu .................................................................... BAB V -22
5.3.6 Dasar Pembayaran .................................................................. BAB V -22

BAB V - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI

BAB 6
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
6.1. LAPIS PERMUKAAN KERIKIL
6.1.1. Umum

(1) Uraian

a. Lapis permukaan kerikil terdiri dari suatu campuran stabilisasi berbutiran terpasang
sampai kedalaman yang ditentukan di atas pondasi bahan berbutir. Pekerjaan
tersebut meliputi pengadaan, pengangkutan dan pemadatan bahan butiran untuk
pelapisan permukaan kerikil di atas lapis pondasi atas atau lapis pondasi bawah yang
disiapkan atau merupakan pengkerikilan ulang permukaan jalan kerikil yang ada yang
tidak aus.

b. Pengadaan bahan-bahan akan mencakup sebagaimana diperlukan, pemecahan,


penyaringan dan operasi lainnya yang diperlukan untuk mendapatkan bahan-bahan
berbutir yang memenuhi persyaratan spesifikasi.

(2) Tolerasi Ukuran

a. Tebal minimum tidak boleh kurang dari tebal rencana atau ketebalan yang ditentukan
dalam Daftar Penawaran.

b. Satu kemiringan melintang minimum 4 % harus diberikan untuk lapisan permukaan


kerikil.

c. Ketinggian permukaan padat tidak boleh berbeda-beda lebih dari 2 cm, di atas atau di
bawah ketinggian rencana selesai pada setiap titik.

(3) Contoh Bahan

a. Dua buah contoh bahan yang harus digunakan untuk lapisan permukaan kerikil harus
diserahkan kepada Direksi Teknik setidak-tidaknya 14 hari sebelum pekerjaan dimulai
dan harus disertai dengan rincian sumber penyediaan dan hasil-hasil data pengujian
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk mutu bahan sebagaimana
diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pengadaan atau perubahan bahan lapisan
permukaan berbutir akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, atau setiap
perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan contoh bahan beserta laporan
pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut serta persetujuan seperti di atas.

(4) Pengendalian Lalu-Lintas

a. Kontraktor akan mengambil semua tindakan pencegahan, memberi peringatan dan


mengendalikan lalu lintas selama berlangsungnya pekerjaan sampai disetujui Direksi
Teknik dan mengatur pekerjaan pengkerikilan yang harus dilakukan dalam lebar
separuh jalan sehingga memungkinkan lalu lintas satu arah.

BAB 6 - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI

b. Kecepatan lalu lintas yang melewati permukaan kerikil yang barusan dipasang harus
dibatasi sampai 20 km / jam dan Kontraktor harus melengkapi rambu lalu lintas yang
sesuai.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan butiran yang disediakan untuk lapis permukaan kerikil yang tidak
mematuhi spesifikasi ini, apakah terpasang atau tidak, akan ditolak dan harus
disingkirkan dari lapangan kerja atau dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

b. Setiap bagian lapis permukaan kerikil yang menunjukkan ketidakaturan atau rusak
karena penangan yang jelek atau karena kegagalan Kontraktor mematuhi persyaratan
spesifikasi tersebut atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan atau
penggantian atas biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

6.1.2. Bahan-Bahan

(1) Sumber Bahan

Sumber-sumber bahan akan dipilih berdasarkan penyediaan yang ada dengan


memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume. Direksi Teknik dapat menerima atau
menolak sumber-sumber bahan atas dasar faktor-faktor tersebut.

(2) Pemilihan dan Pengujian Bahan Berbutir Untuk Lapis Permukaan

a. Campuran bahan-bahan butiran akan terdiri dari kerikil alam dari sungai atau dari
penambangan yang berisi, terutama kerikil dan pasir kasar, atau terdiri dari agregat
dipecah, yang semuanya lolos saringan 25 mm. Bahan campuran yang baik akan
termasuk terdiri dari bagian halus dan sebagian kecil lempung untuk memberikan satu
gradasi campuran yang baik yang mampu menyediakan tingkat kepadatan dan
kekuatan yang tinggi bilamana dipadatkan. Campuran berbutiran tersebut harus
bebas dari gumpalan lempung, zat-zat organis, dan bahan-bahan yang harus dibuang
lainnya.

b. Sebelum satu sumber bahan dipilih dan operasi pembukaan dimulai, bahan yang
diusulkan harus diuji untuk mematuhi persyaratan gradasi dan mutu dari spesifikasi
berikut :

(3) Gradasi

Pemilihan harus dibuat dari bahan-bahan berbutiran yang memenuhi satu dari dua ukuran
nominal yang diberikan di bawah ini :

- Ukuran nominal maksimum 25 mm atau


- Ukuran nominal maksimum 10 mm.

Pemilihan ukuran maksimum akan tergantung kepada kemungkinan diperolehnya bahan.


Persyaratan gradasi untuk bahan lapis permukaan berbutiran harus mematuhi Tabel
6.1.1.

BAB 6 - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.1.1. PERSYARATAN GRADASI LAPIS PERMUKAAN KERIKIL

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS ATAS DASAR BERAT


(mm) 25 mm 19 mm
25 100 -
19 85 100 100
9,5 50 85 70 90
4,75 35 65 50 75
2,36 25 50 35 65
0,425 15 35 20 35
0,075 10 - 25 10 20
Tidak boleh kurang dari 10 % yang harus tertahan antara setiap pasangan saringan
berturut-turut terkecuali pasangan yang terbesar.

(4) Penggabungan (Kombinasi) Bahan-Bahan

Bilamana suatu penggabungan bahan-bahan berbutir diperlukan dari dua sumber


penyediaan berbeda untuk dapat mematuhi spesifikasi gradasi di atas, test gradasi harus
dilaksanakan dengan contoh bahan dari kedua bahan-bahan yang diperoleh dan
perhitungan dilakukan untuk mendapatkan kombinasi yang benar.

Test Gradasi dan usulan untuk penggabungan kedua sumber bahan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui sebelum penggunaannya dalam
pekerjaan.

(5) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk lapis permukaan kerikil harus mematuhi syarat-
syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 6.1.2.

TABEL 6.1.2. SYARAT-SYARAT KUALITAS LAPIS PERMUKAAN KERIKIL

URAIAN BATAS PENGUJIAN


Batas cair Maksimum 35 %
Indeks Plastisitas 6 12
Ekivalen pasir (Bg. Halus plastis) Minimum 25 %
CBR direndam Minimum 30 %
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 50 %

6.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lapis tanah dasar / lapis pondasi bawah atau lapisan permukaan kerikil yang ada harus
disiapkan untuk menerima lapis permukaan kerikil baru, yang sesuai dengan prosedur
berikut ini :

a. Pekerjaan tersebut akan mencakup penggalian kecil dan penimbunan yang diikuti
pembentukan, pemadatan dan pengujian bahan tanah atau bahan berbutir serta
pemerliharaan permukaan yang sudah disiapkan.

BAB 6 - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI

b. Lapis tanah dasar dan lapis pondasi bawah harus diratakan dan dipadatkan sampai
100 % standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan sesuai AASHTO T99.

c. Bilamana ada permukaan kerikil lama, permukaan kerikil ini harus digores sampai
satu kedalaman sekitar 5 cm untuk menyediakan suatu penguncian antara bahan
baru dan bahan yang ada.

d. Bahan berbutir untuk lapis permukaan kerikil tersebut harus dipasang dan ditumpuk
pada suatu lokasi yang disetujui, bebas dari lalu lintas dan dari saluran atau lintasan
air sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penebaran

a. Kecuali dinyatakan lain pada gambar rencana atau Direksi Teknik, berbagai
komponen berbutiran tersebut, untuk lapis permukaan kerikil harus dicampur di
tempat, di atas lapis tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang sudah disiapkan.

b. Bahan-bahan berbutir tersebut harus ditempatkan dan dicampur menyeluruh dalam


keadaan kering menggunakan tenaga manual atau motor grader. Jika perlu harus
ditambahkan air dan pengerjaan berlanjut terus untuk menyesuaikan kandungan air
mencapai kandungan kelembahan optimum (AASHTO T99) serta untuk menjamin
satu kandungan air yang merata ke seluruh bahan yang sudah terpasang.

Bilamana bahan telah ditebarkan secara merata di atas jalan pada kandungan
kelembaban yang benar, lapisan tersebut harus dibuat landai sampai satu lengkung
cembung atau kemiringan melintang 4 % menurut perintah Direksi Teknik.

(3) Pemadatan

a. Secepatnya setelah pencampuran dan penebaran diselesaikan, bahan permukaan


berbutiran tersebut harus dipadatkan untuk keseluruhan lebar jalan, menggunakan
mesin gilas roda baja atau mesin gilas ban ataupun alat pemadat lainnya yang sesuai
dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Penggilasan harus dimulai dari sebelah
pinggir jalan dan bergerak maju ke tengah. Permukaan yang tidak rata harus
diperbaiki dengan menggaruk bagian yang tinggi serta menimbun dan memadatkan
bagian-bagian yang rendah sehingga permukaan akhir seragam dan rata.

b. Bahan permukaan berbutiran harus disebar dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan


dengan tebal padat tidak kurang dari 10 cm, sehingga pemadatan yang ditetapkan
dapat dicapai dengan peralatan yang diperoleh. Jika diperlukan lebih dari satu
lapisan, masing-masing lapisan harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan
berikutnya dipasang (ditempatkan).

c. Pemadatan akan berlanjut sehingga masing-masing lapisan dipadatkan sampai 100


% kepadatan maksimum (AASHTO T99) dan penambahan sedikit volume debu batu
plastisitas rendah atau pasir dapat diizinkan dalam tahap akhir pemadatan untuk
memudahkan pengikatan dan memantapkan lapisan permukaan.

d. Bahan-bahan permukaan yang dipasang dalam tempat yang tidak dapat dicapai
dengan mesin gilas, harus dipadatkan menggunakan alat padat atau alat tumbuk
mesin yang disetujui.

BAB 6 - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang
lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau
dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut


harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu karena/dari lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk di satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tum-
pukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

6.1.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Pengujian akan dilaksanakan pada bahan permukaan berbutir agar memenuhi


persyaratan berikut :

a. Dua buah contoh bahan yang harus diuji, diambil dari sumber pengadaan sebelum
digunakan di lapangan (lihat Sub Bab 6.1.1.(2)). Bilamana digunakan lebih dari satu
sumber pengadaan untuk tujuan penggabungan bahan sehingga mencapai gradasi
yang memuaskan, dua buah contoh bahan dari masing-masing sumber pengadaan
harus diuji, dan selanjutnya pengujian analisa saringan harus dilaksanakan untuk
bahan-bahan gabungan yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Bahan lapis permukaan berbutiran harus diambil contoh dan diuji untuk setiap 500 m3
bahan terpasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik sesuai dengan batas
perbedaan pengujian laboratorium untuk memenuhi syarat-syarat mutu pada Tabel
6.1.3. spesifikasi ini.

TABEL 6.1.3. TEST LABORATORIUM PERMUKAAN KERIKIL


REFERENSI TEST
TEST TIPE
AASHTO BINA MARGA
Menentukan distribusi ukuran
Analisa saringan agregat
T 27 PB 0201 76 partikel agregat halus dan
halus dan agregat kasar
agregat kasar.
Pengujian plastisitas untuk
Penentuan batas cair T 89 PB 0109 76
batas cair dan Indeks
dan batas plastis T 90 PB 0110 76
Plastisitas.
Pengujian ekivalensi pasir
Bagian halus plastis
untuk menunjukkan perbandi-
dalam agregat & tanah T 176 -
ngan bagian halus dan
bergradasi
lempung.
Hubungan kelembaban- Test standar proctor meng-
T 90 PB 0111 76
kepadatan gunakan palu 2,5 kg.
California Bearing Ratio Menentukan nilai dukung
T 193 PB 0113 76
(direndam) tanah dan agregat.
Pengujian agregat < 37,5 mm
Ketahanan terhadap PB 0206 76
T 96 menggunakan mesin Los
abrasi, agregat kasar
Angeles ( 500 putaran).

BAB 6 - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini, harus dilaksanakan untuk


memenuhi persyaratan spesifikasi. Pengendalian lubang pengujian dan penimbunan
kembali dengan bahan permukaaan kerikil yang dipadatkan dengan baik harus dikerjakan
oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.1.4. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Ketebalan dan keseragaman lapis Pemeriksaan visual dan pengukuran setiap
permukaan kerikil hari ketebalan, yang harus dilaksanakan
untuk setiap 200 m panjang lapis permukaan
terpasang.

b. Test pemadatan lapis permukaan Test kepadatan di lapangan untuk


kerikil (dengan methode kerucut menentukan tingkat kepadatan, dengan
pasir) AASHTO T191 PB 0103 - 76 mengacu kepada test laboratorium untuk
hubungan kelembaban kepadatan. Harus
dilaksanakan setiap hari atau sebagaimana
diminta oleh Direksi Teknik.

6.1.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume lapis permukaan kerikil yang harus diukur untuk pembayaran, harus
ditentukan dalam meter persegi, sebagai hasil perkalian panjang dan lebar terpasang
rata-rata dengan ketebalan yang diminta sesuai dengan gambar rencana dan daftar
penawaran atau menurut persetujuan Direksi Teknik.

(2) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan kerikil telah diminta yang sesuai
dengan Sub Bab 6.1.1.(3) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau untuk volume yang diperlukan oleh perbaikan-
perbaikan tersebut.

(3) Tidak ada tambahan pengukuran atau tambahan pembayaran akan dibuat untuk
pekerjaan penyiapan lapangan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua
pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk
lapis permukaan kerikil.

6.1.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran
pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga dan pembayaran akan merupakan kompensasi
penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan
Lapis Permukaan Kerikil sebagaimana diuraikan dalam bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran
Lapis Permukaan Kerikil (tebal akan
6.1.1. Meter persegi
ditentukan)

BAB 6 - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI

BAB 6 - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.2. LAPIS ASPAL RESAP PELEKAT DAN LAPIS ASPAL PELEKAT

6.2.1. Umum

(1) Uraian

a. Untuk lapis aspal resap pelekat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih untuk satu lapis
pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan,
untuk menutup permukaan tersebut akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk
pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti Penetrasi Macadam, lapis tipis
permukaan aspal panas (HRS) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.

b. Untuk lapis aspal pelekat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu
lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih bagi satu permukaan yang
sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis
permukaan aspal baru.

(2) Contoh Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan, rincian sumber pengadaan bahan beraspal yang
diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan data
pengujian yang menunjukkan bahwa bahan beraspal tersebut mematuhi persyaratan
kualitas dari spesifikasi ini.

b. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh
bahan beraspal 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

(3) Pembatas Cuaca

Lapis aspal resap pelekat harus hanya digunakan di atas permukaan yang kering atau
sedikit lembab. Lapis aspal pelekat akan digunakan hanya kepada permukaan yang sama
sekali kering. Tidak ada lapis aspal pelekat atau lapis aspal resap pelekat yang akan
digunakan selama ada angin kuat atau hujan deras, atau jika hujan mungkin turun.

(4) Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu-Lintas

a. Tidak boleh ada bahan beraspal yang dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan
air.

b. Permukaan-permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar permukaan


jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan
penyemprotan aspal.

c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang


dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan juga
peralatan dan sarana untuk pertolongan pertama.

d. Kecuali diperoleh satu pengalihan lalu litas, pekerjaan harus dilaksanakan


sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan
pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekuensi (akibat)

BAB 6 - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI

lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal pelekat atau lapis aspal
resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut
sebagaimana diminta dibawah Sub Bab 6.2.3.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memliki
penampilan yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang kosong atau alur daerah
kaya yang terkumpulkan aspal.

b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resap pelekat yang tidak
memuaskan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat
mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang
berlebihan dan menggunakan bahan-bahan penyerap aspal.

6.2.2. Bahan-Bahan

(1) Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pelekat

a. Bahan beraspal untuk lapis aspal resap pelekat akan dipilih dari dua jenis aspal
semen gradasi kekentalan (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226-tabel2),
diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak
tanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan / atau susunan
(tekstur) permukaan jalan.
Pemilihan lapis aspal resap pelekat
- Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80/100)
- Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70)
Catatan : produksi ekivalen kepada aspal keras rawatan sedang MC 30.

b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pelekat harus batu pecah alami disaring,
selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat
organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah :
- Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standar 9,5 mm.
- Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standar 2,36 mm.
Catatan : Agregat penutup akan juga digunakan sebagai bahan Penyerap Aspal.

(2) Bahan-Bahan Untuk Lapis Aspal Pelekat

a. Bahan beraspal untuk lapis aspal pelekat harus dipilih dari jenis aspal berikut,
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Aspal semen gradasi kekentalan (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal
harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak terhadap 100 bagian aspal
semen.

Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40


% - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan
Direksi Teknik, aspal emulsi harus dilunakkan oleh pengenceran dengan
perbandingan air bersih yang sama.

BAB 6 - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan kepada instruksi-instruksi yang
diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan daftar unit instalasi dan peralatan
yang disetujui untuk kontrak khusus. Secara umum dipilih jenis peralatan berikut ini.

i. Distributor aspal bertekanan dan penyemprot.


ii. Peralatan untuk memanaskan aspal.
iii. Mesin gilas ban pneumatik.
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual.

b. Distributor aspal tersebut harus memenuhi standar rencana internasional yang


disetujui dan harus dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot yang dipasang
pada roda pneumatic. Ia akan dilengkapi untuk menyemprotkan bahan aspal pada
tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Pemasangan
peralatan termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibarasi tangki, dan alat-
alat untuk pengukuran secara tepat kecepatan perjalanan pada kecepatan rendah.

(2) Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat

a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan
untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi
permukaan.

Batas beda tingkat pemakaian harus di dalam batas-batas berikut, tingkat terakhir
mana harus seperti yang ditetapkan dalam daftar penawaran dan ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan
lapangan.

Lapis Aspal Resap Pelekat : (aspal cair kekentalan rendah lihat Sub Bab 6.2.2.)
Untuk pondasi agregat, antara 0,6 1,6 l/M
Untuk pondasi tanah-semen, antara 0,3 1,0 l/M

Lapis Aspal Pelekat : aspal cair atau emulsi


Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel
6.2.1., disesuaikan memenuhi jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan.

TABEL 6.2.1. TINGKAT PEMAKAIAN LAPIS ASPAL PELEKAT


TINGKAT PENYEMPROTAN TINGKAT PENYEMPROTAN
JENIS BAHAN
(Permukaan baru / kaya) (Permukaan Porous / lama)
PENGIKAT
Liters / sq.m Liters / sq.m
Aspal cair (cut back)
0,15 0,20 0,50
(25 : 100)
Aspal emulsi 0,25 0,25 0,60
Aspal emulsi
0,50 0,50 1,20
(diencerkan 1 : 1)

b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel
6.2.2. untuk berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.
Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan
peraturan Bina Marga untuk tindakan keamanan harus dipatuhi dengan sangat.

BAB 6 - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.2.2. SUHU PENYEMPROTAN

JENIS BAHAN PENGIKAT BATAS PERBEDAAN SUHU SEMPROT


Cut back 25 bagian kerosin 110oC 10 oC
Cut back 50 bagian kerosin 70oC 10 oC
Cut back 75 bagian kerosin 45oC 10 oC
Cut back 100 bagian kerosin 30oC 10 oC
Aspal emulsi 20oC - 70 oC
Catatan :
Tindakan pencegahan untuk keamanan penuh harus dilakukan jika memanaskan
aspal cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga RD 0.3.6. (Vol.1.).
Lampiran E Langkah-Langkah Pengamanan Dalam Penangan, Pengangkutan Dan
Penyimpanan Aspal

(3) Penyiapan Permukaan Yang Harus Dilapisi Aspal

a. Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan
pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan
semula sampai disetujui Direksi Teknik.

b. Cacat-cacat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis
pondasi atau harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.

c. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus
disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan, dan
pencucian kalau perlu.

d. Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi dengan lapis aspal resap pelekat Direksi
Teknik dapat meminta agar permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan,
disiram dan digilas segera, sebelum pemberian lapis aspal resap pelekat.

(4) Pemakaian Lapis Aspal Resap Pelekat Atau Lapis Aspal Pelekat

a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus
diukur dan ditandai di atas tanah, dan volume lapis aspal pelekat / lapis aspal resap
pelekat yang diperlukan untuk tingkat resmi dari penyemprotan yang ditentukan
sebelumnya bagi pengecekan kemudian.

b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-masing penyemprotan harus


ditentukan dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan
sesudah masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rata-rata harus berada di
dalam batas 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.

c. Pada umumnya lapis aspal resap pelekat dan lapis aspal pelekat akan dilaksanakan
dalam operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengering lambat menjadi
masalah, volume pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi
penyemprotan, lapis pertama dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.

d. Bilamana penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan


lapis tumpang tindih selebar 10 cm 20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.

e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika suatu cacat terjadi dalam alat
penyemprot, dan tidka boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.

BAB 6 - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI

f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus
didistribusikan ulang secara menerus selebar permukaan yang harus disemprot
dengan menggunakan penyeka atau penyapu tangan.

g. Untuk menyemprot pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pelekat atau
lapis aspal resap pelekat dapat dilaksanakan dengan semprotan tangan dan
penyapuan tangan di bawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

(5) Perlindungan Permukaan Yang Baru Dilapisi Aspal Resap Pelekat

a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pelekat, lalu lintas tidak
boleh diizinkan di atas permukaan yang sudah dilapis aspal resap pelekat sampai
aspal tersebut telah masuk ke dalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi
Teknik tidak akan terkelupas di bawah lalu lintas. Jika mengizinkan lalu lintas sebelum
waktunya, (tetapi tanpa alasan apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian
lapis aspal pelekat), bahan peresap aspal harus digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang
sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari truk dalam satu cara bahwa
tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika
menggunakan bahan penyerap aspal kepada jalur yang dilapisi yang menyambung
satu jalur yang belum dilapisi, satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang
pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.

b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang sudah dilapisi untuk waktu minimum
dua hari sebelum menutupinya dengan lapis permukaan atau lapis ulang, terkecuali
satu masa yang lebih rendah disetujui oleh Direksi Teknik. Setiap luas yang berisikan
bahan pelapisan aspal resap pelekat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan
bahan peresap ataupun aspal seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebelum
pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat permukaan harus ditambal dan semua
bahan peresap lebihan atau kotoran dan bahan yang tidak menyenangkan lainnya
harus disingkirkan dengan penyapuan.

(6) Perlindungan Lapis Aspal Pelekat

Lapis aspal pelekat harus digunakan kepada permukaan jalan untuk memberikan satu
pengikatan bagi lapis ulang permukaan aspal baru, dan harus disemprot sebelum lapis
ulang, hanya seluas yang diperlukan untuk menyediakan panjang pekerjaan yang
mencukupi dan kondisi kelekatan yang cocok untuk lapis ulang permukaan tersebut.
Setelah penggunaan lapis aspal pelekat, Kontraktor harus melindungi lapisan tersebut
dari kerusakan dan waktu yang cukup akan dicadangkan untuk penguapan pelarut (dalam
kasus aspal cut back) atau pemisahan (separasi) yang lengkap dari aspal dan air (jika
digunakan emulsi) sebelum pemasangan lapis permukaan aspal tersebut.

6.2.4. Pengendalian Mutu

(1) Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan

Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan


distributor, dengan alat dan unit semprotan beserta operator, dapat digunakan untuk
pengujian lapangan, dan harus menyediakan setiap bantuan lain yang diperlukan.
Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat beroperasi dalam cara yang
memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan spesifikasi akan ditolak.

BAB 6 - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspal

a. Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya, lembaran kertas
bangunan 50 cm x 50 cm, yang sebelumnya sudah ditimbang, harus diletakkan di atas
permukaan yang harus dilapisi, dan ditimbang kembali setelah pemakaian lapis aspal
resap pelekat. Perbedaan dalam berat dibagi dengan luas lembaran tersebut akan
menjadi tingkat penyemprotan yang sebenarnya dilaksanakan.
(Catatan : perbedaan dalam berat dikalikan 4 akan memberikan tingkat
penyemprotan dalam kg / m).

b. Catatan terinci pelapisan permukaan setiap hari termasuk tingkat pemakaian dan
volume pemakaian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi
Teknik.

c. Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskan untuk penyemprotan harus sesuai
dengan persyaratan pada Tabel 6.2.2. dan akan diperiksa setiap hari untuk setiap
pemakaian.

6.2.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal resap pelekat atau lapis
aspal pelekat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter yang
digunakan kepada permukaan jalan yang sesuai dengan spesifikasi dan sesuai
dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang
digunakan akan ditentukan setelah setiap lewatan semprotan.

(2) Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan
diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk
memperoleh lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat yang memuaskan serta
tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.

(3) Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, di atas mana lapis aspal
resap pelekat harus dipasang, tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan
dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi Bab 5.2. dan 5.3..

(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal
pelekat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan
setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab
9.2. spesifikasi ini.

(5) Bila perbaikan lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat yang tidak
memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 6.2.1.(5), tidak ada tambahan
pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan
untuk perbaikan-perbaikan.

6.2.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan di atas, akan dibayar pada harga kontrak persatuan pengukuran
untuk item-item pembayaran tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan
merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak termasuk

BAB 6 - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI

penyediaan dan pemasangan lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat, agregat
penutup, semua tenaga, peralatan dan alat serta setiap pekerjaan kelengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan yang diuraikan sebelumnya
dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

6.2.1. Prome Coat (lapis Aspal Resap Pelekat) Liter


6.2.2. Tack Coat (Lapis Aspal Pelekat) Liter

BAB 6 - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.3. LABURAN PERMUKAAN ASPAL

6.3.1. Umum

(1) Uraian

Laburan permukaan aspal terdiri dari penggunaan satu atau dua lapis bahan pengikat
aspal sebagai satu laburan permukaan, masing-masing laburan disertai dengan agregat
penutup bergradasi seragam. Laburan permukaan akan dipasang di atas lapis pondasi
atas yang sudah disiapkan sebelumnya dan diberi primer (lapis aspal resap pelekat), atau
di atas satu lapisan permukaan aspal yang ada (lama).

(2) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk pekerjaan laburan permukaan harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan setidak-tidaknya 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai. Hal ini akan meliputi :

a. Contoh bahan pengikat aspal isi 5 liter bersama dengan sertifikat pabrik pembuat dan
data uji yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini
yang diberikan pada Sub Bab 6.3.2.

b. Contoh bahan agregat beserta hasil-hasil pengujian untuk menunjukkan kesesuaian


dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan pada Tabel 6.3.2.
Rinciannya akan dilengkapi sumber penyediaan dan cara memproduksinya.

(3) Pembatasan Cuaca

Tidak ada laburan permukaan aspal akan dilaksanakan di atas permukaan basah atau
selama hujan atau selama ada angin badai, ataupun bila hujan rupanya akan turun.

(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu-Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal yang akan dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau
jalan air.

b. Permukaan tumbuh-tumbuhan, bangunan atau hak milik lain di sekitar permukaan


jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari pekerjaan laburan permukaan.

c. Kontraktor akan melengkapi dan memelihara di lapangan di mana aspal sedang


dipanaskan, dengan perlengkapan pengendalian dan pencegahan kebakaran yang
memadai dan juga dengan persediaan dan sarana pertolongan pertama.

d. Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadai harus dijaga oleh Kontraktor
selama pekerjaan laburan permukaan, sehingga memuaskan Direksi Teknik dan
tindakan-pencegahan berikut ini harus dilakukan :

i. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan jalan selama
penggunaan bahan pengikat aspal atau sampai sesuatu waktu dimana bahan
pengikat tersebut diletakkan dan ditutup dengan agregat dan digilas selesai.

ii. Lalu lintas tidak diizinkan di atas laburan permukaan yang baru dipasang sampai
penggilasan yang cukup telah dilakukan sehingga agregat tertanam dengan baik

BAB 6 - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI

dan mengkokohkan laburan permukaan. Hal ini biasanya akan memerlukan paling
sedikit 3 lewatan mesin gilas di atas seluruh luas permukaan.

iii. Bilamana mengizinkan kendaraan di atas laburan permukaan baru, rambu yang
telah disetujui dengan kata-kata ASPAL CAIR dan 20 Km/jam harus disediakan
untuk maksud pengendalian lalu lintas dan diletakkan sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Teknik.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Laburan permukaan aspal yang sudah selesai harus mendapat persetujuan Direksi
Teknik dan harus berpenampilan seragam membentuk satu lapisan penutup yang
menerus, mengikat dengan ketat, dan kedap di atas seluruh luas permukaan, tanpa
suatu tambalan yang terlewatkan atau tambalan dengan aspal berlebihan.

b. Perbaikan laburan permukaan aspal harus menurut perintah Direksi Teknik dan dapat
meliputi pemakaian tambahan laburan permukaan atau membuang dan mengganti
dengan lapisan berikutnya sebagaimana diperlukan sampai menghasilkan satu
laburan permukaan yang memuaskan.

6.3.2. Bahan-Bahan

(1) Agregat Penutup

a. Agregat penutup terdiri dari batu pecah atau kerikil yang kurang lebih berbentuk
kubus dan tidak serpih, yang bersih, kuat dan pecahan yang awet, bebas dari
kotoran, lempung, bahan tumbuhan atau zat lain yang akan mencegah penyatuan
agregat dengan aspal.

b. Agregat tersebut harus berukuran tunggal batu disaring dan dicuci, dipilih dari satu di
antara empat ukuran yang sesuai dengan persyaratan kontrak yang ditetapkan dan
sebagaimana dinyatakan dalam daftar penawaran atau sebagaiman diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
Batas-batas gradasi harus seperti yang diberikan dalam Tabel 6.3.1. di bawah ini :

TABEL 6.3.1. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

PERSENTASI LOLOS
UKURAN SARINGAN
19 mm 12,5 mm 9,5 mm 6 mm
25 mm 100 - - -
19 mm 90 100 100 - -
12,5 mm 0 25 90 100 100 -
9,5 mm 08 0 30 90 100 100
4,75 mm 05 08 0 30 75 100
2,36 mm 02 05 08 0 10
0,075 mm - 02 02 02
Catatan :
Agar dapat memenuhi persyaratan gradasi ini, agregat tersebut akan memerlukan baik
pemecahan pertama maupun pemecahan kedua dan disaring

Pemilihan ukuran maksimum nominal harus sesuai dengan batas perbedaan berikut
yang diberikan pada Tabel 6.3.2.

BAB 6 - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.3.2. PEMILIHAN UKURAN AGREGAT

Ukuran Maksimum Batas Ukuran Terkecil


JENIS LABURAN Nominal Rata-Rata
PERMUKAAN
LL Rendah LL Tinggi Mm mm
Lap. pertama (lap. Tunggal) 19 mm 12,5 mm 9,5 12,5 6,4 9,5
Lap. kedua 9,5 mm 6 mm 3,5 6,4 2,5 3,5

c. Syarat-Syarat Mutu Agregat Penutup

i. Agregat penutup yang harus digunakan untuk laburan permukaan aspal (BURAS)
harus mematuhi syarat-syarat mutu yang diberikan pada Tabel 6.3.3.

TABEL 6.3.3. SYARAT-SYARAT MUTU AGREGAT PENUTUP

URAIAN BATAS UJI

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 35 %

% pecahan lunak (menentukan gumpalan lempung dan partikel Maksimum 5 %


serpihan dengan bagian halus < 0,075 mm)

Indeks serpih (standar test Inggris) Maksimum 35 %

Kehilangan berat oleh sodium sulfat Maksimum 12 %

Tahanan aspal setelah pelapisan dan pengupasan Minimum 95 %


(untuk aspal cut back dan emulsi)

ii. Untuk pengendalian bentuk dan ketebalan serta sesuai dengan pengarahan
Direksi Teknik, agregat penutup harus memenuhi batas ukuran terkecil rata-rata
(ALD) yang diberikan pada Tabel 6.3.2. dengan persyaratan lebih lanjut bahwa
perbandingan agregat penutup di dalam ALD yang 2,5 mm, harus minimum
60 %.

(2) Bahan Aspal

a. Bahan pengikat beraspal yang digunakan harus berupa aspal cut back yang disetujui,
menggunakan aspal semen gradasi kekentalan yang sesuai dengan AASHTO M226
tabel dan diencerkan dengan kerosin (minyak tanah).

- Grade AC-10 (ekivalen kepada Pen. 80 / 100)


- Grade AC-20 (ekivalen kepada Pen. 60 / 70)

Tingkat pengenceran yang diperlukan dan suhu penyemprotan (atas dasar suhu
udara terlindung) untuk berbagai lokasi harus sesuai dengan Tabel 6.3.4.

BAB 6 - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.3.4. DESAIN UNTUK ASPAL CUT BACK

SUHU UDARA PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP SUHU


TERLINDUNG 100 BAGIAN ASPAL PENYEMPROTAN
(OC) AC-10 (80 / 100) AC-20 (60 / 70) (OC)
20 11 13 157
25 7 9 167
30 3 5 177
35 0 2 187

b. Bahan adhesi (penyatuan) atau anti pengelupasan yang disetujui harus ditambahkan
kepada bahan pengikat aspal bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik
(untuk dapat mengatasi kondisi cuaca yang berlawanan). Jumlah additive (tambahan)
yang diperlukan harus dicampur menyeluruh dengan bahan pengikat, yang sesuai
dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara operasi harus sesuai dengan daftar penawaran dan unit produksi
beserta program pekerjaan yang disetujui, dengan petunjuk selanjutnya di lapangan
oleh Direksi Teknik.
Pada umumnya dipilih jenis peralatan berikut :
- Distribusi / penyemprot aspal bertekanan
- Alat untuk memanaskan aspal
- Mesin gilas roda pneumatic
- Mesin gilas roda baja rata (penggunaan terbatas)
- Truk ungkit yang dipasang pintu di belakang untuk menaburkan agregat
- Sejumlah truk yang cukup untuk pengangkutan bahan
- Loader
- Sapu, garu, roda dorong

b. Distribusi dan semprotan aspal bertekanan memenuhi persyaratan Sub Bab 6.2.3.(1)
spesifikasi ini.

c. Pemilihan mesin gilas akan tergantung kepada diperolehnya secara umum alat
tersebut, namun Direksi Teknik akan memberikan pilihan kepada penggunaan mesin
gilas ban pneumatic untuk menghindarkan agregat menjadi pecah.

- Mesin gilas ban pneumatic harus memiliki lebar pemadatan total tidak kurang dari
1,5 m, dengan satu beban roda 1000 kg 1500 kg per roda dan maksimum
tekanan ban 5 kg / cm2 (70 lbs / m).

- Mesin gilas roda baja rata dapat tandem atau roda 3. Untuk laburan lapisan
tunggal, berat mesin gilas harus dibatasi sampai 6 ton 8 ton. Untuk laburan dua
lapis, berat mesin gilas dapat dinaikkan sampai 8 ton 10 ton, untuk pemadatan
lapisan kedua.

(2) Volume Bahan Yang Harus Digunakan

a. Tingkat pemakaian perkiraan dan volume bahan untuk agregat penurut ukuran
nominal yang ditentukan, ditunjukkan dalam Tabel 6.3.6. berikut. Tingkat pemakaian

BAB 6 - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI

akhir akan ditentukan oleh Direksi Teknik jika diminta demikian Kontraktor harus
melakukan pemakaian percobaan untuk pemeriksaan dan pemantauan.

b. Tingkat pemakaian laburan permukaan aspal yang dicapai harus di dalam batas
perbedaan 5 % terhadap tingkat rencana yang ditetapkan oleh Direksi Teknik dan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengendalian tingkat pemakaian dan
memenuhi toleransi ini.

TABEL 6.3.5. TINGKAT PEMAKAIAN UNTUK LABURAN PERMUKAAN SATU LAPIS (BURTU)

UKURAN MAKSIMUM TINGKAT PEMAKAIAN


BATAS BEDA
NOMINAL
ALD (mm) Agr.penutup m2 / m3 Pengikat l / m2
(mm)
19 9,5 12,5 70 55 1,3 1,8
12,5 6,4 9,5 90 70 1,0 1,5
9,5 3,5 6,4 125 100 0,9 1,4
6 2,5 3,5 250 - 200 0,8 1,0

TABEL 6.3.6. TINGKAT PEMAKAIAN UNTUK LABURAN PERMUKAAN DUA LAPIS (BURDA)

PEMAKAIAN LAPIS PERTAMA PEMAKAIAN LAPIS KEDUA


Ukuran Agregat. Ukuran Agregat.
Pengikat Pengikat
Maksimum Penutup Maksimum Penutup
(l / m2) (l / m2)
(mm) (m2 / m3) (mm) (m2 / m3)

1,0
19 70 55 1,5 1,8 9,5 120
1,0
12,5 90 70 1,0 1,5 6 220

(3) Penyiapan Permukaan Yang Ada

a. Bilamana satu permukaan perkerasan yang ada harus dilapis permukaan kembali,
setiap kerusakan yang ada pada perkerasan jalan tersebut termasuk lubang-lubang
dan pinggiran rusak serta cacat permukaan lain harus dibuat baik dan diperbaiki atau
dikembalikan ke keadaan semula sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik
sebelum dimulainya laburan permukaan.

b. Sebelum pemakaian bahan pengikat aspal, debu lepas dan bahan yang tidak
dikehendaki, harus disingkirkan dari permukaan jalan dengan garu tangan dan
penyapuan dengan sikat kaku (termasuk pencucian dengan air, jika diminta demikian)
untuk menyediakan satu permukaan yang bersih seragam, diperluas paling sedikit 20
cm di luas pinggiran permukaan yang harus dilabur. Tidak boleh ada penyemprotan
aspal yang akan dilakukan sampai ada persetujuan Direksi Teknik mengenai kondisi
permukaan yang diberikan (dilaporkan).

c. Lapis permukaan atau lapis pondasi atas yang ada tidak beraspal harus dilapis aspal
resap pelekat yang sesuai dengan persyaratan dalam Bab 6.2. spesifikasi yang
diberikan dalam spesifikasi ini. Satu jangka waktu paling sedikit 24 jam harus
dicadangkan untuk mengeringkan lapis aspal resap pelekat sebelum laburan
permukaan aspal dimulai.

BAB 6 - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI

(4) Pemakaian Bahan Pengikat Aspal

a. Panjang permukaan yang harus disemprot dengan bahan pengikat aspal masing-
masing lewatan distributor, harus diukur dan ditandai di atas tanah. Luas yang harus
disemprot pada suatu waktu harus dibatasi kepada luas yang dapat ditutup dengan
agregat pada tingkat pemakaian tertentu di dalam waktu lima menit penyemprotan.

b. Banyaknya bahan pengikat aspal yang digunakan dalam setiap lewatan


penyemprotan akan ditentukan oleh pengukuran isi tangki menggunakan satu batang
celup sebelum dan sesudah masing-masing lewatan. Tingkat pemakaian bahan
pengikat rata-rata akan berada dalam perbedaan 5 % terhadap tingkat rencana
atau tingkat yang ditentukan oleh Direksi Teknik dan bila perlu akan dibuat
penyesuaian untuk menjamin bahwa tingkat pemakaian yang benar tetap dijaga.

c. Bila menyemprot separuh lebar jalan, harus dibuat lapis penyemprotan tumpang
tindih selebar 20 cm sepanjang tepi yang berdampingan.

d. Penyemprotan harus dihentikan dengan segera, jika suatu kerusakan terjadi di dalam
alat penyemprotan, dan tidak boleh dimulai lagi sampai kerusakan tersebut telah
selesai diperbaiki.

e. Harus dibuatkan penyediaan menahan bahan pengikat aspal sejumlah sekitar 10 %


kapasitas tangki di dalam tangki pada penyelesaian masing-masing lewatan, untuk
mencegah kemasukan udara di dalam sistem pengisian distributor, dan juga untuk
menyediakan tingkat pemakaian yang sedikit berlebih.

f. Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau yang telah dipanaskan sampai satu suhu melebihi 20o di atas suhu
penyemprotan yang diberikan dalam Tabel 6.3.4. harus ditolak kecuali Direksi Teknik
menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut mematuhi kekentalan yang
diminta.

g. Untuk penyemprotan lapisan di daerah yang kecil dan terisolasi yang tidak dapat
dimasuki oleh distributor / penyemprot, bahan pengikat aspal tersebut dapat
disemprotkan dengan semprotan tangan dan disapu sampai mendapat persetujuan
Direksi Teknik.

(5) Penebaran Agregat Penutup Dan Penggilasan

a. Sebelum pemakain bahan pengikat aspal, sejumlah agregat penutup yang cukup
harus ditumpuk di tempat pekerjaan untuk menyediakan penutupan yang penuh
kepada luas yang harus disemprot, sejumlah truk yang cukup tersedia bersama mesin
loader dan / atau tenaga kerja yang cukup untuk menjamin pengangkutan dan
penyerahan agregat dalam volume yang cukup memadai untuk pelaburan permukaan
yang harus dilaksanakan secara efisien dan sesuai dengan persyaratan berikut.

b. Agregat penutup tersebut harus bersih dan kering serta harus diperiksa dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaburan, yang akan berlangsung
secepatnya setelah pemakaian bahan pengikat aspal.

c. Agregat tersebut harus ditebarkan merata di atas permukaan yang telah disemprot
dengan alat truk tumpah yang disetujui yang dipasang pintu di belakang, berjalan
berlawanan arah pada kecepatan terendah. Pelaburan manual dari truk dalam arah
memanjang hanya diizinkan jika diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik dan akan

BAB 6 - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI

menjadi sasaran pengawasan yang ketat untuk menjamin distribusi agregat penutup
yang merata. Setiap luas yang ditutup secara baik, harus ditutup ulang dengan
tangan untuk memberikan penutupan yang menyeluruh dan seragam. Setiap
penebaran agregat yang melampaui tingkat yang ditentukan harus dibersihkan
dengan sapu dan diratakan di atas permukaan, atau dengan cara lain disingkirkan
dan ditumpuk.

d. Pemadatan dengan mesin gilas di atas agregat penutup akan mengikuti segera
setelah penebaran, menggunakan mesin gilas roda baja dengan 1 2 lewatan atau
mesin gilas ban penumatic pada satu kecepatan tidak melebihi 5 km / jam membuat
4 6 lewatan mencukupi untuk penanaman yang baik agregat tersebut dan berjalan
dalam arah memanjang yang dimulai di sebelah pinggir luar dan bekerja menuju ke
tengah. Untuk pelaburan dua lapis, penggilasan akhir harus dilakukan untuk
menjamin penanaman permukaan yang mantap dari agregat dengan menambah
lewatan mesin gilas, sebagaimana diperintah oleh Direksi Teknik.

e. Permukaan jalan harus disapu bersih dari agregat lebihan dan dilakukan pengaturan
pengendalian lalu lintas yang sesuai dengan Sub Bab 6.3.1.(4) spesifikasi ini.

6.3.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

a. Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat mutu di sumber
pengadaan yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi, memenuhi test laboratorium
yang diberikan pada Tabel 6.3.7.

b. Sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian harus disediakan sesuai dengan daftar
pengujian laboratorium yang diberikan pada tabel untuk memenuhi persetujuan
Direksi Teknik dan pengujian lebih lanjut bahan tersebut harus dilaksanakan jika
diminta demikian oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.3.7. TEST LABORATORIUM UNTUK LABURAN PERMUKAAN ASPAL


RUJUKAN TEST
URAIAN
AASHTO BINA MARGA
T 27 PB 0201 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus

T 96 PB 0206 76 Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar ukuran kecil dengan


menggunakan mesin Los Angeles

T 112 - Gumpalan lempung dan partikel serpih dalam agregat

BS 812 - Indeks serpih (British Standad Test)

T 104 - Ketegaran agregat menggunakan larutan sodium sulfat

T 182 PB 0205 76 Pelapisan dan pengupasan campuran agregat aspal

T 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan

T 201 PA 0308 76 Kekentalan kinematik aspal

T 53 PA 0302 76 Titik leleh aspal (test cincin dan bola)

T 49 PA 0301 76 Penetrasi bahan aspal

BAB 6 - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.3.8. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Agregat Untuk menentukan gradasi agregat, satu
i. Analisa saringan agregat penutup test setiap 300 m3 tumpukan agregat.

ii. Kehilangan berat karena abrasi Test harus dilaksanakan jika diminta
iii. Serpihan demikian oleh Direksi Teknik atas dasar
iv. Pelapisan dan pengelupasan aspal pemeriksaan visual mutu bahan dan
ukuran proyek.

b. Bahan Pengikat Aspal Suhu aspal yang dipanaskan diperiksa


i. Suhu setiap hari untuk setiap pemakaian
dengan perbedaan 10oC dari suhu
penyemprotan yang diberikan pada tabel
6.3.4.

ii. Pencampuran Pencampuran aspal semen dengan


pengencer (kerosin) serta sembarang
bahan adhesi, harus dilakukan di bawah
pengendalian Direksi Teknik atau
Inspektur Pekerjaan.

c. Penanganan Umum Pengujian awal dengan menggunakan


i. Tingkat pemakaian bahan pengi- kertas bangunan untuk menguji kalibrasi
kat aspal penyemprotan (lihat bab 6.2.4.(4))
pemeriksaan akhir untuk setiap hari
pemakaian dengan menggunakan batang
celup, mengukur isi tangki sebelum dan
sesudah penyemprotan.

ii. Pemakaian agregat penutup Tingkat penebaran agregat penutup diukur


setiap hari dan disesuaikan jika
diperlukan.

iii. Mutu Pemeriksaan setiap hari untuk pekerjaan


yang selesai mengenai mutu,
keseragaman, kerataan dan kepadatan
dengan penggilasan.

6.3.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume laburan permukaan aspal yang harus diukur untuk pembayaran akan
ditentukan dalam meter persegi sebagai hasil perkalian dari panjang yang diukur
sepanjang sumbu jalan dan lebar rata-rata terhadap jumlah lapisan yang diperlukan
dan tingkat pemakaian yang sesuai dengan spesifikasi dan daftar penawaran yang
diselesaikan dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

BAB 6 - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Bila perbaikan laburan permukaan yang tidak memuaskan telah diminta yang sesuai
dengan Sub Bab 6.3.1.(5) spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh perbaikan tersebut.

(3) Pekerjaan perbaikan yang diperlukan untuk permukaan perkerasan berpenutup yang
ada (lihat item (3) Sub Bab 6.3.3.) termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang
runtuh dan penuruan setempat (ambles), tidak boleh diukur di bab ini, aka tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1.
spesifikasi ini.

(4) Tidak ada tambahan pengukuran dan pembayaran akan dibuat untuk suatu
penyiapan permukaan yang ada atau pengujian bahan lainnya yang diperlukan di
bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item
pembayaran untuk laburan permukaan aspal.

6.3.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti yang diberikan di atas akan di bayar untuk satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran akan
merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian laburan permukaan aspal yang diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item URAIAN Satuan


Pembayaran Pengukuran
6.3.1. Laburan permukaan aspal satu lapis
Meter persegi
(BURTU)
6.3.2. Laburan permukaan aspal dua lapis
Meter persegi
(BURDA)

BAB 6 - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI

BAB 6.4. LABURAN PERMUKAAN ASPAL TABURAN PASIR (BURAS)

6.4.1. Umum

(1) Uraian

Laburan permukaan aspal taburan pasir terdiri dari satu pemakaian tunggal bahan
pengikat aspal dengan agregat halus atau pasir kasar kepada permukaan perkerasan.
Aspal taburan pasir tersebut akan digunakan sebagai penutupan ulang jangka pendek
kepada perkerasan berpenutup yang ada sebelum pemakaian satu lapis ulang
permukaan yang lengkap, atau sebagai lapisan penutup baru kepada satu rekonstruksi
bagian perkerasan.

(2) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk laburan permukaan aspal taburan pasir (BURAS)
harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14
hari sebelum pekerjaan dimulai. Hal ini akan meliputi :

a. Lima liter contoh bahan pengikat aspal bersama dengan sertifikat pabrik pembuat dan
data pengujian yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas
spesifikasi ini, yang diberikan pada Sub Bab. 6.4.2.

b. Contoh bahan agregat halus atau pasir beserta hasil-hasil pengujian yang
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan
pada tabel 6.4.2. rincian akan juga dilengkapi sumber pengadaan dan cara produksi.

(3) Pembatasan Cuaca

Tidak ada laburan permukaan aspal taburan pasir (BURAS) dilaksanakan di atas
permukaan basah atau selama hujan ataupun angin badai, atau bila hujan nampaknya
akan turun.

(4) Syarat-Syarat Pekerjaan Dan Pengendalian Lalu-Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal akan dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.

b. Permukaan pepohonan, bangunan atau hak milik lainnya di sekitar permukaan jalan
yang sedang dilabur harus dilindungi dari pekerjaan laburan permukaan.

c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan, bila aspal dipanaskan,


peralatan pengendalian dan pencegahan kebakaran dan juga persediaan dan sarana
pertolongan pertama.

d. Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadai harus dipelihara oleh Kontraktor
selama pelaburan permukaan hingga memuaskan Direksi Teknik, dan tindakan
pencegahan berikut harus dilakukan.

i. Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan selama
penyemprotan bahan pengikat aspal, atau sampai suatu waktu dimana bahan
pengikat telah dipasang dan agregat penutup atau pasir dan penggilasan telah
selesai sehingga memuaskan Direksi Teknik.

BAB 6 - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI

ii. Bilamana mengizinkan kendaraan-kendaran di atas permukaan yang baru dilabur,


rambu-rambu yang disetujui dengan kata-kata ASPAL CAIR dan 20 KM / JAM
harus disediakan untuk tujuan pengendalian lalu lintas dan ditempatkan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Aspal taburan pasir harus diletakkan sampai satu permukaan selesai rata dan seragam
yang disetujui Direksi Teknik. Setiap pekerjaan yang tidak memuaskan harus diganti atau
diperbaiki seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

6.4.2. Bahan-Bahan

a. Agregat penutup harus bersih, bebas dari zat-zat organis dan bahan-bahan halus
lebihan, dan harus terdiri dari :

i. Agregat halus yang diperoleh dari batu atau kerikil yang pecah dan disaring.

ii. Sirtu atau pasir sungai yang dicuci dan disaring.

b. Batas-batas gradasi untuk agregat halus atau pasir harus dalam batas 2,5 mm 2,75
mm sebagaimana diberikan dalam tabel 6.4.1. di bawah.

TABEL. 6.4.1. GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK LABURAN PERMUKAAN


ASPAL TABURAN PASIR (BURAS)

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS

9,5 mm 100
4,75 mm 85 100
2,36 mm 0 40
0,075 mm 0-5

c. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Penutup Halus


Agregat penutup halus atau pasir yang digunakan untuk laburan permukaan aspal
taburan pasir harus keras dan awet serta mematuhi syarat-syarat kualitas yang
diberikan pada Tabel 6.4.2.

TABEL 6.4.2. SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS / PASIR

URAIAN BATAS TEST

Maksimum 40 %
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran)
Maksimum 5 %
% pecahan lunak (menentukan gumpalan lempung dan partikel
serpihan dengan bagian halus < 0,075 mm)
Minimum 25 %
ekivalensi pasir (bagian halus plastis).

BAB 6 - 25
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Bahan Aspal

a. Bahan pengikat aspal yang harus digunakan, dipilih dari tabel 6.4.3. di bawah ini.

TABEL 6.4.3. PEMILIHAN BAHAN PENGIKAT ASPAL

URAIAN JENIS BATAS BEDA SUHU


Aspal keras AC 10 (80 / 100 Pen) 125oC 155oC
AC 20 (60 / 70 Pen) 135oC 165oC
Aspal cair RC 250 38oC 79oC
RC 800 79oC 120oC
Alternatif aspal semen cut back di lapangan,
sesuai dengan Tabel 6.3.4.
Aspal emulsi CRS1 24oC 55oC
CRS1 43oC 71oC

b. Bahan aspal tersebut yang mengacu kepada tabel 6.4.3. akan sesuai dengan
spesifikasi berikut :

AC 10 }
AASHTO M226 Tabel 2
AC 20 }

RC 250 }
AASHTO M81
RC 800 }

CRS 1 }
AASHTO M208
CRS 2 }

6.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara operasi harus sesuai dengan daftar unit produksi dan alat beserta
program pekerjaan yang disetujui, dengan petunjuk selanjutnya di lapangan oleh
Direksi Teknik.
Pada umumnya dipilih jenis peralatan berikut :

- Distribusi / penyemprot aspal bertekanan


- Alat untuk memanaskan aspal
- Mesin gilas roda pneumatic
- Mesin gilas roda baja rata
- Dump truk, lebih baik beserta loader
- Sapu, garuk, gerobak dorong

b. Distributor dan penyemprotan aspal bertekanan harus memenuhi persyaratan Sub


Bab. 6.2.3. (1) spesifikasi ini. Akan tetapi tergantung kepada luasnya laburan
permukaan di bawah kontrak khusus tersebut, dan sesuai petunjuk Direksi Teknis,
suatu penyemprot tombak tangan dapat digunakan sebagai pengganti batang
penyemprot bertekanan.

BAB 6 - 26
BUKU 3 SPESIFIKASI

c. Mesin gilas yang digunakan untuk laburan permukaan aspal taburan pasir, harus
mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan ban maksimum 5 kg/cm2 (7 lbs/sq.in).
sebuah mesin gilas roda baja dapat digunakan bila dibolehkan demikian oleh Direksi
Teknik, dan harus dibawah pengawasan yang ketat untuk mencegah agregat halus
atau pasir menjadi pecah-pecah.

(2) Volume Bahan Yang Harus Digunakan

a. Tingkat pemakaian perkiraan untuk taburan pasir ditunjukkan dalam tabel 6.4.4.
berikut.

TABEL 6.4.4. TINGKAT PEMAKAIAN ASPAL TABURAN PASIR

TIPE PERMUKAAN TINGKAT PENYEBARAN


2 2
PERKERASAN Agregat kg / m Bahan Pengikat Aspal l / m
Perkerasan tanpa penutup 5-8 0,6 1,5

Perkerasan dengan penutup 5-8 0,5 1,0

b. Tingkat pemakaian terakhir akan ditentukan oleh Direksi Teknik dan jika diminta
demikian, Kontraktor harus melaksanakan percobaan pemakaian untuk pemeriksaan
dan pemantauan.

c. Tingkat pemakaian yang dicapai harus berada dalam perbedaan 5 % terhadap


tingkat yang ditentukan oleh Direksi Teknik dan Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk pengendalian tingkat pemakaian dan memenuhi toleransi-toleransi ini.

(3) Penyiapan Permukaan Yang Ada

a. Bilamana satu perkerasan aspal yang ada harus dilabur ulang, setiap kerusakan yang
ada terhadap perkerasan jalan termasuk lubang-lubang dan ujung yang runtuh serta
cacat-cacat permukaan lainnya, harus dibuat baik dan diperbaiki sampai disetujui oleh
Direksi Teknik.

b. Secepatnya sebelum pemakaian bahan pengikat aspal, permukaan perkerasan harus


disapu bersih dari kotoran lepas dan bahan-bahan lainnya, menggunakan sikat kaku
(termasuk pencucian dengan air, jika diminta demikian). Tidak boleh ada
penyemprotan aspal yang akan dilakukan sampai ada persetujuan Direksi Teknik
mengenai kondisi permukaan yang diberikan (dilaporkan).

c. Tidak boleh ada permukaan perkerasan dilapis aspal resap pelekat yang sesuai
dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan dalam bab 6.2. spesifikasi ini. Satu
jangka waktu selama 48 jam akan dicadangkan untuk pelapisan aspal resap pelekat
menjadi kering sebelum pelaburan permukaan aspal taburan pasir dimulai.

(4) Pemakaian Bahan Pengikat Aspal

a. Panjang permukaan yang harus disemprot dengan bahan pengikat aspal masing-
masing lewatan distributor, harus diukur dan ditandai di atas tanah. Luas yang harus
disemprot pada suatu waktu harus dibatasi kepada luas yang dapat ditutup dengan
agregat pada tingkat pemakaian tertentu di dalam waktu lima menit penyemprotan.

BAB 6 - 27
BUKU 3 SPESIFIKASI

b. Banyaknya bahan pengikat aspal yang digunakan dalam setiap lewatan


penyemprotan akan ditentukan oleh pengukuran isi tangki menggunakan satu batang
celup sebelum dan sesudah masing-masing lewatan. Tingkat pemakaian bahan
pengikat rata-rata akan berada dalam perbedaan + 5 % terhadap tingkat rencana
atau tingkat yang ditentukan oleh Direksi Teknik dan bila perlu akan dibuat
penyesuaian untuk menjamin bahwa tingkat pemakaian yang benar tetap dijaga.

c. Bila menyemprot separuh lebar jalan, harus dibuat lapis penyemprotan tumpang
tindih selebar 20 cm sepanjang tepi yang berdampingan.

d. Penyemprotan harus dihentikan dengan segera, jika suatu kerusakan terjadi di dalam
alat penyemprotan, dan tidak boleh dimulai lagi sampai kerusakan tersebut telah
selesai diperbaiki.

e. Harus dibuatkan penyediaan menahan bahan pengikat aspal sejumlah sekitar 10 %


kapasitas tangki di dalam tangki pada penyelesaian masing-masing lewatan, untuk
mencegah kemasukan udara di dalam sistem pengisian distributor, dan juga untuk
menyediakan tingkat pemakaian yang sedikit berlebih.

f. Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau yang telah dipanaskan sampai satu suhu melebihi 20o di atas suhu
penyemprotan yang diberika dalam Tabel 6.3.4. harus ditolak kecuali Direksi Teknik
menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut mematuhi kekentalan yang
diminta.

g. Untuk penyemprotan lapisan di daerah yang kecil dan terisolasi yang tidak dapat
dimasuki oleh distributor / penyemprot, bahan pengikat aspal tersebut dapat
disemprotkan dengan semprotan tangan dan disapu sampai mendapat persetujuan
Direksi Teknik.

(5) Penaburan Dan Penggilasan Agregat Halus / Pasir

a. Sebelum pemakain bahan pengikat aspal, sejumlah agregat penutup yang cukup
harus ditumpuk di tempat pekerjaan untuk menyediakan penutupan yang penuh
kepada luas yang harus disemprot, sejumlah truk yang cukup tersedia bersama mesin
loader dan / atau tenaga kerja yang cukup untuk menjamin pengangkutan dan
penyerahan agregat dalam volume yang cukup memadai untuk pelaburan permukaan
yang harus dilaksanakan secara efisien dan sesuai dengan persyaratan berikut.

b. Agregat penutup tersebut harus bersih dan kering serta harus diperiksa dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaburan, yang akan berlangsung
secepatnya setelah pemakaian bahan pengikat aspal.

c. Agregat tersebut harus ditaburkan merata di atas permukaan yang telah disemprot
dengan alat truk tumpah yang disetujui yang dipasang pintu di belakang, berjalan
berlawanan arah pada kecepatan terendah. Pelaburan manual dari truk dalam arah
memanjang hanya diizinkan jika diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik dan akan
menjadi sasaran pengawasan yang ketat untuk menjamin distribusi agregat penutup
yang merata. Setiap luas yang ditutup secara baik, harus ditutup ulang dengan
tangan untuk memberikan penutupan yang menyeluruh dan seragam. Setiap
panebaran agregat yang melampaui tingkat yang ditentukan harus dibersihkan
dengan sapu dan diratakan di atas permukaan, atau dengan cara lain disingkirkan
dan ditumpuk.

BAB 6 - 28
BUKU 3 SPESIFIKASI

d. Pemadatan dengan mesin gilas akan mengikuti segera setelah penaburan,


menggunakan mesin gilas ban pnumatic pada satu kecepatan tidak melebihi 5 km /
jam membuat 4 6 lintasan yang mencukupi untuk menjamin penanaman yang baik
dari agregat dan berjalan ke arah memanjang, dimulai pada pinggir luar dan bergerak
menuju ke tengah.

e. Permukaan jalan harus disapu bersih dari agregat lebihan dan dilakukan pengaturan
pengendalian lalu lintas yang sesuai dengan Sub Bab 6.4.1.(4) spesifikasi ini.

6.4.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

c. Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat mutu di sumber
pengadaan yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi, memenuhi test laboratorium
yang diberikan pada Tabel 6.4.4.

d. Sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian harus disediakan sesuai dengan daftar
pengujian laboratorium yang diberikan pada tabel untuk memenuhi persetujuan
Direksi Teknik dan pengujian lebih lanjut bahan tersebut harus dilaksanakan jika
diminta demikian oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.4.4. TEST LABORATORIUM UNTUK LABURAN PERMUKAAN ASPAL

RUJUKAN TEST
AASHTO BINA MARGA URAIAN
T 27 PB 0201 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus

T 96 PB 0206 76 Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar ukuran kecil


dengan menggunakan mesin Los Angeles

T 112 - Gumpalan lempung dan partikel serpih dalam agregat

T 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi


kekentalan

T 201 PA 0308 76 Kekentalan kinematik aspal

T 53 PA 0302 76 Titik leleh aspal (test cincin dan bola)

T 49 PA 0301 76 Penetrasi bahan aspal

T 59 - Pengujian aspal emulsi

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

BAB 6 - 29
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.4.5. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Agregat Menentukan batas-batas gradasi. Satu
i. Analisa saringan agregat halus test per 300 meter kubik tumpukan
agregat atau pasir.

ii. Bagian halus plastis dalam agregat Test lapangan rutin menggunakan alat
dengan test ekivalensi pasir pengujian tentengan (portable) untuk
(AASHTO T170) memeriksa mutu dan volume bagian halus
dan lempung dalam agregat halus atau
pasir. Satu test per 300 meter kubik
tumpukan agregat atau pasir.

b. Bahan Pengikat Aspal Suhu aspal yang dipanaskan diperiksa


i. Suhu setiap hari untuk setiap lewatan, harus
berada dalam perbedaan 10oC terhadap
suhu penyemprotan yang diberikan pada
tabel 6.4.3.

Pencampuran aspal semen dengan


ii. Pencampuran pengencer (kerosin) serta sembarang
bahan adhesi, harus dilakukan di bawah
pengendalian Direksi Teknik atau
Inspektur Pekerjaan.

c. Penanganan Umum Pengujian awal dengan menggunakan


i. Tingkat pemakaian bahan pengikat kertas bangunan untuk menguji kalibrasi
aspal penyemprotan (lihat Bab 6.2.4.)
pemeriksaan akhir untuk setiap hari
pemakaian dengan menggunakan tongkat
celup untuk mengukur isi tangki sebelum
dan sesudah penyemprotan.

ii. Penggunaan agregat penutup Tingkat penebaran agregat penutup diukur


setiap hari dan disesuaikan jika
diperlukan.

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari untuk pekerjaan


yang selesai mengenai kualitas,
keseragaman, kerataan dan kepadatan
dengan penggilasan.

6.4.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume laburan permukaan aspal taburan pasir yang harus diukur untuk pembayaran
akan ditentukan dalam meter persegi sebagai hasil perkalian dari panjang yang diukur
sepanjang sumbu jalan dan lebar rata-rata terhadap jumlah lapisan yang diperlukan
dan tingkat pemakaian yang sesuai dengan spesifikasi dan daftar penawaran yang
diselesaikan dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

BAB 6 - 30
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Bila perbaikan laburan permukaan yang tidak memuaskan telah diminta yang sesuai
dengan Sub Bab 6.4.1.(5) spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh perbaikan tersebut.

(3) Pekerjaan perbaikan yang diperlukan untuk permukaan perkerasan berpenutup yang
ada (lihat item (3) Sub Bab 6.4.3.) termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang
runtuh dan penurunan setempat (ambles), tidak boleh diukur di bab ini, akan tetapi
akan diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab
9.1. spesifikasi ini.

(4) Tidak ada tambahan pengukuran dan pembayaran akan dibuat untuk suatu
penyiapan permukaan yang ada atau pengujian bahan lainnya yang diperlukan di
bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item
pembayaran untuk laburan permukaan aspal.

6.4.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti yang diberikan di atas akan di bayar untuk satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran akan
merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian laburan permukaan aspal taburan pasir (BURAS) yang diuraikan
sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

6.4.1. Laburan permukaan aspal taburan pasir


Meter persegi
(BURAS)

BAB 6 - 31
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.5. LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)


6.5.1. Umum

(1) Uraian

Lapis permukaan Penetral Macadam terdiri dari pembangunan di atas lapis pondasi atas
atau permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu
lapisan permukaan perkerasan yang tebalnya antara 5 7 cm dari penetrasi batu pecah
yang bersih dengan pemakaian aspal pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan
Kabupaten akan diperlukan lapis permukaan tebal 5 cm dengan lapisan penutup aspal.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari
tebal nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya
sendiri dapat menyetujui atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal
nominal rencana, asalkan penetrasi makadam terpasang pada ketebalan baru yang
keras dalam semua arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang
lebih dari 5 mm di bawah tebal nominal rencana.

b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui Direksi Teknik.
Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh
menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang
diperlukan lebih besar dar 6 mm untuk panjang 3 meter.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-
data berikut :

a. Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal dengan data uji yang
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan
dalam Sub Bab 6.1.2.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta
hasil-hasil pengujian yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan
gradasi spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub Bab 6.1.2.

(4) Pembatasan Cuaca

Campuran beraspal hanya akan dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan
tidak menghantui dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan.
Penyemprotan akan diizinkan pada waktu yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(5) Syarat-syarat Pekerjaan Dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.

b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan


jalan harus dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan
penyemprotan aspal.

BAB 6 - 32
BUKU 3 SPESIFIKASI

c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal


sedang dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan mencegah kebakaran, dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama.

d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat
umum kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

e. Harus dibuatkan penyediaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar


jalan, kecuali satu jalan pengalian disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi
Teknik.

f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru
diselesaikan sampai permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis
tutup hingga memuaskan Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap semua akibat (konsekuensi) lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara
pekerjaan jalan sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini
dan disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan
harus atas Direksi Teknik, dan dapat meliputi pembuangan dan penggantian dengan
penetrasi makadam baru, menambahkan lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain
yang oleh Direksi Teknik dianggap perlu untuk memberikan penyelesaian yang
memuaskan.

6.5.2. Bahan-Bahan

(1) Agregat

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat
penutup, yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran,
lempung, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas Perbedaan Agregat

i. Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran
nominal 2,5 cm 6,25 cm yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan
ukuran maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.

ii. Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 cm tetapi
tidak boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 cm.

iii. Bila disediakan dalam daftar penawaran, satu lapisan penutup aspal harus
diletakkan di atas permukaan penetrasi makadam menggunakan agregat ukuran
tunggal nominal 12,5 mm sebagaimana ditetapkan dalam Bab 6.3. spesifikasi ini.

c. Gradasi Agregat
Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.

BAB 6 - 33
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.5.1. GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS


PERMUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


(mm) Tebal Lapisan 5,5 7 cm Tebal Lapisan 4 5 cm
Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 100 100
40 35 70 95 100
25 0 15 -
19 05 05
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 100 95 100
9,5 0-5 05
Lapis Penutup
12,5 100
9,5 85 100
4,75 10 30
2,36 0 - 10

d. Syarat-Syarat Kualitas Untuk Agregat


Agregat yang digunakan untuk lapisan Permukaan Penetrasi Macadam harus
mematuhi syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.

(2) Bahan Pengikat Beraspal

a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kekentalan atau aspal keras yang
diencerkan (cut back), jika diminta demikian untuk Kontraktor khusus dan digunakan
menurut perintah Direksi Teknik.

i. Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)


AC 10 (ekivalen dengan Pen 80 / 100)
AC 20 (ekivalen dengan Pen 60 / 70)

ii. Aspal keras yang diencerkan (cut back)


AC 10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memnuhi persyaratan
AC 20 } Tabel 6.5.3. di bawah :

TABEL 6.5.3. RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

SUHU UDARA PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP SUHU


TERLINDUNG 100 BAGIAN ASPAL PENYEMPROTAN
(OC) AC-10 (80 / 100) AC-20 (60 / 70) (OC)
20 11 13 140
25 7 9 155
30 3 5 165
35 0 2 180

b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan kualitas, dan harus mutu
CRS1 dan CRS2 cationic, mematuhi spesifikasi AASHTO M208.

BAB 6 - 34
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methoda pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan
Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh
Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut :

- Distributor / penyemprot aspal bertekanan


- Alat untuk pemanasan aspal
- Mesin gilas, termasuk :
Tandem 6 8 ton
Roda baja rata 6 8 ton
Ban Pneumatic 10 12 ton
- Sejumlah dump truk yang cukup
- Tangki air (jika musim kemarau)
- Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

(2) Volume Bahan Yang Digunakan

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas
permukaan untuk lapisan penetrasi makadam diberikan dalam Tabel 6.5.4. berikut.
Tingkat pemakaian ini berdasarkan berbagai keperluan tebal lapisan. Ketebalan
sebenarnya serta tingkat pemakaian akhir harus sesusai dengan daftar penawaran dan
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.4. TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM


TINGKAT PENABURAN TINGKAT TINGKAT
TEBAL PENGGUNAAN
AGREGAT KASAR PENABURAN PENGGUNAAN PENABURAN
TOTAL ASPAL
kg / m2 AGREGAT ASPAL KEDUA AGREGAT
LAPEN PERTAMA
KUNCI kg / m2 PENUTUP
(cm) (50 mm) (62,5 mm) kg / m2
kg / m2 kg / m2
4* 64 (25) - 2,0 25 1,5 14

4,5 * 72 (22) - 2,3 25 1,5 14


5 80 (20) - 2,5 25 1,5 14
5,5 - 99 (18) 4,0 25 1,5 14
6 - 108 (17) 4,4 25 1,5 14
6,5 - 117 (15) 4,8 25 1,5 14
7 - 126 (14) 5,2 25 1,5 14

CATATAN :
(1) Berat agregat lepas diambil sebagai :
50 mm ukuran maksimum nominal = 1600 kg / m3
62,5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg / m3
(2) tingkat penaburan ekivalen dalam m2 / m3 ditunjukkan sebagai ( )
(3) untuk pekerjaan jalan kabupaten tebal minimum adalah 5 cm

BAB 6 - 35
BUKU 3 SPESIFIKASI

(3) Penyiapan Lapangan

Penetrasi macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau
di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada.
Penyiapan akan meliputi :

a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil
tepat benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai
disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 l / m2 (lihat Sub Bab 6.2.3. spesifikasi ini).

c. Bila diletakkan di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan aspal
lama), permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat pemakaian
tidak melebihi 0,5 l / m2 (lihat Sub Bab 6.2.3.).

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu
bahan lain yang harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara
terpisah di lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.

(4) Penaburan Dan Pemadatan

a. Penaburan Agregat Kasar Dalam Lapisan Pokok

i. Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan
dipadatkan sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis, profil dan
kemiringan yang dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut kemiringan
melintang rencana perkerasan selesai, harus digunakan untuk memperoleh
keseragaman permukaan akhir.

ii. Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan
dan penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari
bekerja. Agregat segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan
asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang
benar.

b. Penggilasan Dan Pemadatan Lapisan Pokok

i. Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja
6 8 ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari
sebelah pinggir, melapis bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan
berlangsung menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan
melapis tindih hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.

ii. Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal
punggung dan batas lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang
ditetapkan pada Sub Bab 6.5.1.(2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan
pemadatan berikutnya. Semua ketidakrataan permukaan yang melebihi batas di
atas harus dibetulkan dengan membuang atau menambah agregat seperlunya.

BAB 6 - 36
BUKU 3 SPESIFIKASI

iii. Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup


sedemikian jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari
aspal dan agregat kunci.

c. Pemakaian Bahan Aspal (sebelum Agregat Kunci)

i. Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan
disemprotkan pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat
aspal sebagaimana ditetapkan dalam item (ii) di bawah. Tingkat pemakaian
harus sesuai dengan Tabel 6.5.4. atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi
Teknik.

ii. Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat
aspal harus berada dalam batas-batas berikut :
Aspal keras :

AC 10 (pen 80 / 100) : Batas beda 125oC 180oC


AC 20 (Pen 60 / 70) : Batas beda 135oC 185oC
Aspal cair (cut back) :
MC 800 : Batas beda 77oC 115oC
MC 300 : Batas beda 60oC 100oC

Aspal cair (cut back) di lapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang
diberikan pada Tabel 6.3.4.

iii. Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan
lebih dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu
maksimum yang diberikan dalam item c.ii, diatas harus ditolak, kecuali Direksi
Teknik menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih mematuhi
kekentalan yang diperlukan.

iv. Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering
permukaan sampai seluruh kedalamannya.

v. Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan
merata ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Diatas luas yang
kecil, dimana pemakaian batang penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan
disemprotkan dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan
bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

vi. Apapun persyaratan 6.5.3.(4)c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal,


aspal tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk
menghasilkan kekentalan penyemprotan koreksi.

d. Penggunaan Agregat Kunci

i. Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di


atas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui,
digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata
dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana
diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat
tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan
disapu.

BAB 6 - 37
BUKU 3 SPESIFIKASI

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah ageregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan
sesuai yang ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3.(4) c. di atas.

f. Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distrisbusi yang merata dan digilas
lagi. Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan,
serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut
tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

g. Sambungan-Sambungan

Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta
digaruk kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan
baru perbatasan dengan permukaan lama,. Permukaan lama harus dipotong lagi
membentuk permukaan tegak semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa
untuk disetujui.

f. Tebal Lapisan Dan Permukaan Selesai

i. Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi makadam tidak boleh kurang


dari yang telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti diuraikan dalam Sub
Bab 6.5.1. pemeriksaan ketebalan penetrasi makadam harus sepreti yang
diperintah oleh Direksi Teknik.

ii. Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus
ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

6.5.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber
pengadaan, yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan untuk memenuhi test
laboratorium yang diberikan pada Tabel 6.5.5. sertifikat pabrik pembuat serta data uji
harus dilengkapi untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik, dan pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.

BAB 6 - 38
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.4.4. TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM

RUJUKAN TEST
URAIAN
AASHTO BINA MARGA

T 27 PB 0201 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus

T 96 PB 0206 76 Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar ukuran kecil


dengan menggunakan mesin Los Angeles

BS 812 - Indeks serpihan (British Standard Test)

T 182 PB 0205 76 Pelapisan dan Pengelupasan Campuran Agregat Aspal

M 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi


kekentalan

T 201 PA 0308 76 Kekentalan kinematik aspal

T 53 PA 0302 76 Titik leleh aspal (test cincin dan bola)

T 49 PA 0301 76 Penetrasi bahan aspal

T 59 - Pengujian aspal emulsi

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

BAB 6 - 39
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.5.5. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Agregat Menentukan gradasi agregat untuk
i. Analisa saringan agregat kasar memenuhi Tabel 6.5.1. Satu test per 300
dan agregat kunci meter kubik tumpukan agregat.

ii. Kehilangan berat karena abrasi Test harus dilaksanakan jika diminta
iii. Keserpihan demikian oleh Direksi Teknik, atas dasar
iv. Pelapisan dan pengelupasan aspal pemeriksaan visual kualitas bahan dan
ukuran proyek

b. Bahan Pengikat Aspal Pengendalian suhu aspal yang


i. Temperatur dipanaskan diperiksa setiap hari untuk
setiap pemakaian. Batas-batas temperatur
harus patuh kepada yang ditetapkan pada
Sub Bab 6.5.3.(4).

ii. Pencampuran Bila menggunakan aspal cair,


pencampuran aspal semen dengan
pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di
bawah pengendalian Direksi Teknik atau
Inspektur Pekerjaan.

c. Penanganan Umum Harus diperiksa dan diukur setiap hari.


i. Tingkat penaburan agregat

ii. Tingkat pemakaian bahan pengikat Harus diukur setiap hari untuk setiap
aspal pemakaian

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari untuk pekerjaan


terselesaikan, untuk pengendalian
kualitas, keseragaman dan pemadatan.

iv. Ketebalan lapis permukaan Tebal terpasang lapis permukaan


penetrasi macadam harus dipantai dengan
pengeboran inti perkerasan atau cara lain
yang diminta Direksi Teknik.
Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh
Kontraktor di bawah pengawasan Direksi
Teknik pada suatu titik uji yang
diperintahkan.

6.5.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume lapis permukaan penetrasi makadam yang harus diukur untuk pembayaran
harus ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata
(diukur dan disetujui bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan
pengukuran lebar rata-rata setiap 50 meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan,
yang disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.

(2) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat terpasang, sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan daftar penawaran, lapis resap lekat atau lapis lekat

BAB 6 - 40
BUKU 3 SPESIFIKASI

tersebut harus diukur dalam liter dan dibayar di bawah iterm pembayaran 6.2.1 atau
6.2.2 spesifikasi ini,

(3) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah diminta
sesuai dengan Sub Bab 6.5.2.(6) spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran
yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh
perbaikan-perbaikan tersebut.

(4) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan
lapangan atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan
semua pekerjaan tersebut akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran
untuk lapis permukaan penetrasi makadam.

6.5.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti yang diberikan di atas akan di bayar untuk satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran akan
merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi Macadam sebagaimana diuraikan
sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

6.5.1. Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter persegi

BAB 6 - 41
BUKU 3 SPESIFIKASI

6.6.LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON HRS)

6.6.1. Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat
berupa campuran aspal yang dikenal sebagai lapis tipis aspal beton (Lataston-HRS),
disusun dari sejumlah agregat, filler (bahan halus sebagai pengisi) dan aspal semen yang
ditentukan, dihasilkan dalam satu unit pencampuran pusat dan dipasang yang sesuai
dengan spesifikasi ini sampai satu ketebalan 2,5 cm 3 cm sebagaimana ditentukan
demikian dalam daftar penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan diletakkan
sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas perkerasan dengan lapis penutup yang
ada.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90%
tebal rencana. Akan tetapi tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik serta diberitahukan kepada Kontraktor
secara tertulis.

b. Variasi (perbedaan) yang ada dari permukaan HRS selesai diukur dengan mistar
lurus 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada satu titik.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai.

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan

b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang didapat dari laboratorium
Instalasi Campuran Pusat yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan
kualitas spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca

LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang di bawah kondisi cuaca kering dan
bilamana permukaan perkerasan kering.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan
pencegahan yang memadai harus diambil untuk memberi petunjuk dan
mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuatkan penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan


dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan yang
sesuai, yang disetujui oleh Direksi Teknik.

BAB 6 - 42
BUKU 3 SPESIFIKASI

c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru
diselesaikan sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar
dan memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru
terpasang akan dibatasi sampai 15 km / jam untuk paling sedikit 3 hari sesudah
penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab semua akibat lalu lintas yang
diizinkan, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan HRS selesai, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi
ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak
mematuhi persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik, harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan atau mengganti, menambah satu lapis tambahan
dan / atau cara lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

6.6.2. Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari PU


Propinsi, Departemen PU (atas nama kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat
Instalasi Campur Pusat (CMP), kecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan


pengujian laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta
pengendalian mutu produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas
pada CMP (Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum spesifikasi dari spesifikasi umum
Bina Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3.).

(2) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran
batu pecah yang sesuai dengan kerikil alam yang bersih.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.5.1. berikut :

b. Agregat Halus

Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan / atau batu disaring dalam kombinasi
yang cocok, dan harus bersih serta bebas dri gumpalan-gumpalan lempung dan
benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan
Tabel 6.6.2. berikut.

c. Filler (Bahan Halus Sebagai Pengisi)

Bahan filler akan terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari setiap
benda yang harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos 0,60 mm
dan tidak kurang dari75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan
basah).

BAB 6 - 43
BUKU 3 SPESIFIKASI

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-
syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.6.3. di bawah.

(3) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC 10, aspal semen gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen
kepada Pen 80 / 100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 Tabel 2.

b. Suatu bahan adhesi dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,
bila diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP (Instalasi Campur Pusat) bahan additif (tambahan) harus dari satu jenis
yang disetujui oleh Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

6.6.3. Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal terdiri dari agregat, filler mineral dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada
Tabel 6.6.4.

TABEL 6.6.4 KOMPOSISI CAMPURAN

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT


FRAKSI RENCANA CAMPURAN
TOTAL CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat kasar ( > 2.36 mm) 20 - 40

Fraksi Agregat Halus 47 - 67


(2.36 mm 0.075 mm)

Fraksi Fillaer 5 - 9

KANDUNGAN ASPAL ( % TOTAL ATAS VOLUME)

Kandungan aspal effektif - Minimum 6.8

Kandungan Agregat Halus - Minimum 1.7

Kandungan Aspal Total saebenarnya - Minimum 7.3

Ketebalan film aspal - Minimum 8. micron

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan


oleh pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran
rencana yang sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai
dengan persyaratan spesifikasi ini pada Sub Bab 6.6.1.(3).

BAB 6 - 44
BUKU 3 SPESIFIKASI

(2) Sifat-Sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat diberikan pada
Tabel 6.6.5.

TABEL 6.6.5 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN

SIFAT SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

- Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume 4% - 6%


total campuran

- Tebal Film Aspal micron minimum 8

- Kuosien Marshall KN/mm 1.0 4.0

- Stabilitas Marshal Kg 450 850

- Stabilitas Marshal yang ditahan % stabilitas asli minimum 75%

6.6.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Alat Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar alat dan unit produksi
yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.
Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus
paver (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis
dan ketinggian yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan
perataan sambungan campuran aspal. Akan tetapi dimana alat paver (perata) tidak
dapat diperoleh dan tergantung kepada perintah Direksi Teknik, meletakkan dan
menyebar campuran harus dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan,
sekop dan kereta dorong.

b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan penyelesaian.

i. Alat pengangkutan

Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal,
yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi
dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak bakar

ii. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian.

Bilamana diminta demikian dibawah daftar penawaran dan daftar peralatan kontrak,
peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver (perata) bartenaga mesin
sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang
yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan mengenai volume dan kualitas
penanganan.

BAB 6 - 45
BUKU 3 SPESIFIKASI

iii. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.

- dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda
tandem dengan total berat 6 ton 10 ton).
- Sebuah mesin gilas dan pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5
kg/cm2(120 lbs /sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500kg-
2000kg beban per roda

iv. peralatan untuk penyemprotan lapis aspal resap perekat atau lapis aspal pelekat.

Sebuah distributor/ penyemprot spal bertekanan harus disediakakan dengan penyediaan


untuk pemanasan aspal.

(2) penyiapan lapangan

a. Pemasangan diatas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil
yang diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik , yang sesuai dengan persyaratan
pemadatan di bawah sub bab 5.2.3. Pondasin tersebut harus disapu bersih dari setiap
benda lepas atau yang harus di buang

ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS) Permukaan lama harus kering dan disapu
bersih dari semua batu lepas serta bahanbahan lainnya yang harus di buang dan
dilabur dengan lapis aspal pelekat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian
tidak melebihi 0,5 1/m kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik

(3) Penyebaran

a. screed samping atau cetakan lain yang di setujui akan di pasang di pinggir perkerasan
/ bahu jalan mencapai garis dan ketinggian yang di perlukan.

b. Penyebaran dengan mesin

i. Sebelum permulaan operasi,screed pada paver harus dipanaskan, dan campuran


aspal harus dituangkan kedalam paver pada suatu temperatur di dalam batas batas
1400 c sampai 1100 c.

ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan di tebar dan diturunkan sampai tingkat
ketinggian dan bentuk penampang melintang yang di perlukan diatas seluruh lebar
perkerasan, atau sebagaian lebar perkerasan yang lebih praktis.

iii. Paver akan di operasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak
permukaan, robek-robek atau suatu ketidak teraturan lainnya pada permukaan.tingkat
penyebaran harus mendapat persetujuan Direksi Teknik , memenuhi persyaratan
tebal rencana.

iv. Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya rtelah
ditemukan dan dilakukan perbaikan.Tambalan-tambalan kasar atau bahan-bahan
segregasi, harus dikreksi dengan fines (bagian halus) serta digaruk dengan baik akan

BAB 6 - 46
BUKU 3 SPESIFIKASI

tetapi, penggarukan harus di hilangkan sejauh mungkin, dan partikel-partikel kasar


tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.

v. Kepedulian harus diberikan untuk mencegah campuran berkumpul dan mendingin


ditempat sisi hopper atau di mana saja dalam paver.

vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada suatu waktu, perkerasan pada
separuh lebar yang pertama tidak boleh dari 1 kilo meter didepan pelapisan separuh
lebar yang kedua.

c. Penyebaran dengan tenaga manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan trukm pengangkut
di bongkar muatannya dan campuran aspal panas tersebut harus di sebarkan dengan
minimum penundaan. Bilamana digunakan truk atap rata untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas
liantasan jalan demikaian sehingga sangat sedikit segregasi. Tidak boleh ada
percobaan menebarkan campuran secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut akan disebarkan dengan sekop bersama dengan garu yang
di gunakan secara berpasangan untuk perapihan final bagi perapihan final bagi
permukaan.Mistar lengkung di tengah atau batang harus digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed.

iii. Bila diperlukan untuk penyebaran dengan tangan ke dua sisi dan papan pembuat
punggung jalan ditengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar bekerja
dari papan pinggir ke papan tengah, dan kedepan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang seragam
tanpa segregasi , bila terjadi segregasi, partikel partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan, dan dibuang tidak boleh ada coba-coba membuat
campuran ulang dengan tangan.

(4)pemadatan permukaan LATASTON (HRS)

a. pengendalian temperatur

i. Secepatnya setelah campuran tersebut sselesai disebarkan dan menurun,


perrmukaan harus diperiksa dan mutu yang jelek di betulkan (dibuat penyesuaian).
ii.
Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan di mulai
bilamana suhu campuran turun dibawah 1100c serta di selesaikan sebelum suhu
turun dibawah 650
iii.
penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi secara terpisah bekerja
secepat mungkin dengan urutan penggilasan berikut :

waktu sesudah Suhu Penggilasan


dihampar

1. Tahap awal penggilasan 0 - 10 menit 110oC 100oC


2. Penggilasan antara atau kedua 10 20 menit 100oC 80oC
3. Penggilasan akhir 20 45 menit 80oC 65oC

BAB 6 - 47
BUKU 3 SPESIFIKASI

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin
gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan
dengan mesin gilas dan ban bertekanan, mesin gilas awal akan beroperasi dengan
roda kemudi sedekat mungki kepada paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan
6 km/jam untuk mesin gilas pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin
untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, akan
mengakibatkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin
dibelakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut
masih dalam temperatur yang akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang
cukup dan dikerjakan untuk menghapus/membuang tanda-tanda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar
dan berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali
pada penggilasan lengkungan super elevasi akan dimulai pada sisi bawah dan
bergerak menuju sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus
berlapis tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak
boleh berhenti pada ditempat satu meter dari titik ujung lintasan tersebut.

v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertam-tama bergerak


keatas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelum sehingga tidak lebih dari 15 cm
roda kemudi berjalan diatas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas
tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit sedikit
melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh sambungan
yang rapi terpadatkan secara menyeluruh.

BAB 6 - 48
BAB 6.7. LAPIS ASPAL BETON PODASI ATAS PERATA
(LASTON ATAS)

- ATB LEVELLIING -

6.7.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan pengatur pondasi atas yang
padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal dicampur didalam
satu instalasi campur pusat dan digunakan untuk maksud penguatan
perkerasan lunak yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai
punggung jalan dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu
lapis ulang permukaan baru.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm, dan ketebalan
yang harus dipasang, harus sampai ditingkat dan ketinggian yang diatur di
lapangan serta sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata
yang ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan visual
dan diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata yang diperlukan.

b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang pada lapisan melebihi
ketebalan 10 cm padat.

c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan selesai lapis pondasi atas perata tidak boleh melebihi 10 mm pada
setiap titik tingkat dan ketinggian yang telah ditetapkan.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik pada
paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.

b. Formula campuran pelaksana beserta data test pendukung dari laboratorium


Instalasi Campur Pusat yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan
kualitas Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya
dibawah kondisi cuaca kering dan permukaan perkerasan kering.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan
syarat syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik , serta dilakukan
tindakan tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan
lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan


separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang
sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan diatas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapisan aspal pondasi atas tersebut dipadatkan benar-benar
sehingga memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas diatas permukaan
yang baru tersebut dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling
sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung
jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara
pekerjaan berlangsung.

( 6 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Lapis Aspal Pondasi Atas Perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan
yang tidak mematuhi dengan persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak
memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan
mengganti, menambah lapisan tambahan dan atau cara lain yang dipandang perlu
oleh Direksi Teknik.

6.9.2. Bahan-bahan

(1) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi ASPAL


PONDASI ATAS PERATA harus memenuhi Spesifikasi Bina Marga No.
15/PT/B/1989, kecuali dinyatakan lain.

(2) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok
dipecah memenuhi gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa


gradasi ini tidak dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh
kontraktor untuk menyediakan bahan Asbuton lebih halus memenuhi
persyaratan gradasi.

b. Data Uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai


kandungan aspal beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan
yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40 %


total volume Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga
kualitas tumpukan seterusnya. Tumpukan tersebut harus di jaga di bawah
penutup, di atas lapangan yang keras dengan drainase baik, dengan tinggi
tumpukan tidak melebihi 2 meter.

d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari


Asbuton tersebut harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan
Asbuston.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19%


- 21%, dengan standar penyimpangan + 1 %.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan


peremaja harus kurang dari 10 % (modifikasi spesifikasi No.
15/PT/B/1989).

(3) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan
tahan lama atau satu campuran batu pecah dan kerikil alam yang bersih.
Gradasi agregat kasar kurang lebih harus sesuai dengan Tabel 6.7.1.
beriktu ini :
TABEL 6.7.1. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.00 100
12.50 30 100
9.50 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk ASPAL PONDASI ATAS PERATA


harus mematuhi dengan syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel
6.7.2. di bawah.

TABEL 6.7.2. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

c. Agregat Halus

Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah disaring dalam
kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan
lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus
tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.7.3. berikut ini.

TABEL 6.7.3. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dengan kandungan filler rendah adalah
lebih baik (kurang dari 3% lolos 0,075)

(4) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran


minyak peremaja yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari
Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur dilapangan seperti diminta di bawah
ini ketentuan-ketentuan kontrak khusus. Bila diperintahkan demikian oleh
Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga ditambahkan
kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan spesifikasi No.


15/PT/B/1989 dan secara ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat : ini harus dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bungker, minyak mesin, atau residu
aromatik (lihat Tabel 3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi Aspal
Pondasi Atas Perata sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No.
15/PT/B/1989 diberikan pada Tabel 6.7.4 dan 6.7.5 di bawah ini.

TABEL 6.7.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT SIFAT SATUAN BATAS

Kekentalan pada 30o C CSt 500 1500

Residu dari Destilasi 360o C % dari asli > 71

Residu dari Destilasi 290o C % dari asli < 20

Kadar Air % atas berat < 0.2

TABEL 6.7.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

% ATAS
KOMPOSISI PEREMAJA
BERAT

Minyak peremaja berat 41

Aspal 42

Kerosin 16

Bahan anti pengelupasan 1

6.9.3 Campuran Rencana

(1) Definisi Komponen Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :


Kandungan aspal dalam Asbuton +
Aspal Petrolium ditambahkan ke Peremaja +
Minyak Peremaja Berat
b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam
Asbuton) ditentukan sebagai berikut :

Fraksi Agregat Kasar - % atas berat dari total campuran tertahan pada
saringan 2.36 mm

Farksi Agregat Halus - % atas berat dari total campuran antara 2.36 mm
0.075 mm
Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos saringan 0.075
mm

(2) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran Aspal untuk campuran ASPAL PONDASI ATAS PERATA normal, harus
memenuhi persyaratan yang diberikan pada Tabel 6.7.6 di bawah (lihat Tabel 5
Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

TABEL 6.7.6 PERBANDINGAN RENCANA ASPAL PONDASI ATAS PERATA

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS BATAS

Maksimum ukuran partikel 19 mm


Tebal Lapisan Nominal 3 mm

Fraksi Agregat Kasar 20 40 %


Fraksi Filler 5 12 %

Kandungan Aspal :
Minimum effektif 6.2 %
Maksimum diserap 1.6 %
Minimum total 7.2 %

Tipikal Perbandingan Campuran


Rencana : 24.5 %
Asbuton jenis B 20 71.0 %
Agregat (Kombinasi) 4.5 %
Peremaja

(3) Percobaan Campuran Rencana

Dengan mengacu kepada Tabel 6.7.6 perbandingan campuran nominal harus


dipilih dan disetujui antara di lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan
diuji di laboratorium di bawah perintah Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshal
dan nilai aliran kuosien Marshal serta derajad kepadatan (kepadatan Marshal)
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989, terkecuali bahwa
stabilitas Marshal adalah melebihi 250 kg.

Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, kontraktor dapat diminta untuk


melaksanakan percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test
laboratorium. Panjang bagian percobaan 200 meter atau satu panjang lain yang
diperintahkan Direksi Teknik dan akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan
terpisah harus dilaksanakan untuk setiap perubahan campuran pelaksanaan.
Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan
Bab 6.7.1 (6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian
percobaan lapangan akan diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi
Teknik untuk ditahan sebagai bagian dari lapisan ASPAL PONDASI ATAS
PERATA.
6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi
Produksi dan Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan
lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk meyiapkan campuran Aspal
Pondasi Atas Perata dengan satu kapasitas minimum 500 Kg, dan untuk
penghamparan serta penyelesaian peralatan tersebut harus berupa satu
paver bertenaga mesin yang disetujui dan mampu untuk bekerja sampai garis-
garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan menyediakan untuk Screeding
dan perataan sambungan aspal

iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur yang berputar dengan
kapasitas minimum 200 kg akan mencukupi, dan pemasangan serta
penghamparan dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan
garukan, sekop dan gerobak dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas
berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diijinkan, kotak ukuran
tersebut harus direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang
menunjukkan kebutuhan volume yang tepat untuk masing-masing komponen
campuran pelaksanaan.

b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkutan

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran


Aspal Pondasi Atas Perata sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk
tersebut harus dilengkapi dengan badan metal yang bersih dan rata dan
disediakan penutup dari kanvas

ii. Instalasi Pencampuran

- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampuran Beton dengan kapasitas


paling sedikit 500 kg harus disediakan.

- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam


Pencampur bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum
berputar dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki Bahan Peremaja


Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur
dialapangan , harus disediakan satu tangki pencampuran yang cocok ,
dikalibrasi dengan baik dan dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Dafatar Instalasi


Produksi Kontrak, peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian hasrus satu
pever bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai kegaris, tingkat dan
penampang melintang yang diperlukan dan mampu memenuhi persyaratan
mengenai volume dan penampilan kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus Aspal Pondasi Atas Perata , diperlikan peralatan
sebagai berikut :

- Sebuah mesin gilas roda baja ( 3 roda atau tandem ) dengan total berat 6
8 ton
- Sebuah mesin gilas roda pneumatik dipompa sampai satu tekanan 5
kg/cm2 ( 80 lbs/ sq.in ) dan dengan penyediaan balast dari 1500 kg 2500
kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprotan lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal resap
pengikat.

- Sebuah distributor / penyemprot aspal harus disediakan dengan


penyediaan untuk pemanas aspal.

( 2 ) Pembuatan Aspal Pondasi Atas Perata

a. Prosedur Umum

Penyiapan, pemaduan dan pencampuran asbuton, peremaja dan aggregat


harus dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam
spesifikasi no. 15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara
garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat syarat gradasi dan mutu yang


ditetapkan pada sub Bab 6.7.2 ( 2 ) spesifikasi ini.

ii. Bila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat
dilakukan dengan tangan satau dengan menggunakan palu ayun kecil
jenis pemecah, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik dalam
spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik
untuk menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya,
dan bila perlu asbuton tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan
untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan asbuton mutu lebih
rendah/tinggi supaya memedai.
iv. Asbuton yang sudah siap dipakai harus ditumpuk didalam satu gudang
yang kering beratap dalam.

c. Penyiapan Peremaja Khusus

Bila peremaja harus dibuat dilapangan, prosedurnya harus sebagai berikut


menggunakan perbandingan campuran yang diberikan dalam tabel 6.7.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja


sampai temperatur 105 0 dan volume dicacat.

ii. Aspal petrolium ditambahkan dan campuran tersebut di panaskan serta


dicampur pada batas beda suhu 130 0 C 150 0 C .

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130 0 C dan kemudian


ditambahkan kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan
(jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang


dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang
dikombinasikan dan dicampur sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai
agregat tersebut terlapisi dengan baik.

ii. Asbuton harus ditambahkan terakir dan kemudian campuran kombinasi


tersebut dicampur bersama selama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran ASPAL PONDASI ATAS PERATA

Campuran ASPAL PONDASI ATAS PERATA tersebut harus ditumpuk dan dirawat
di dalam penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2
3 hari sebelum digunakan.

(3) penyiapan Lapangan

a. Memasang di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan


propilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai sampai mendapat
persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan dibawah Bab
5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda yang lepas
dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang Aspal Pondasi Atas Perata, Pondasi jalan tersebut
harus dilapisi dengan Lapis Aspal Resap PeLekat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik
(lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Permukaan Aspal yang ada

i. Bila mana pemasangan tersebut sebagi satu lapis ulang terhadap satu
permukaan dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada
permukaan perkerasan yang ada, tersebut lubang-lubang, bagian ambles,
pinggiran hancur dan cacat permukaan yang lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Aspal Pondasi Atas Perata, permukaan yang ada
harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang
harus dibuang, dan akan dilabur dengan lapis aspal resap perekat tang
diseprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(4) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung
perkerasan/bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan mesin.

i. Selama pengoperasian Paver, campuran Aspal Pondasi Atas Perata


tersebut akan disebarkan dan diturunkan sampai tingkat, ketinggian dan
bentuk penampang lintang yang diperlukan diatas lebar seluruh perkerasan
atau diatas lebar bagian perkerasan yang memungkinkan.

ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau suatu
ketidakaturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran sebagaimana
yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iii. Jika suatu Segregasi penyobekan atau pencungkilan permukaaan akan


terjadi, Paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali
sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar
atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan menyebarkan
bahan halus ( fines ) serta digaruk denga baik. Akan tetapi penggarukan
harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan
diatas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu,
penggoresan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah
pekerjaan sehari didepan penggoresan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan tenaga manusia.

i. Campuran Aspal Pondasi Atas Perata tersebut harus disebarkan dengan


sekop dan garuk yang digunakan berpasangan untuk merapihkan
permukaan secara final. Papan punggung jalan atau batang lurus akan
digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir
dan papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus
disebarkan, bekerja dari papan pinggir menuju ke papan tengah, dan
kedepan dari sambungan melintang. Penyebaran harus dilaksanakan untuk
menghasilkan suatu permukaan yang seragam tanpa segregasi. Permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidakaturan dibetulkan dengan tangan,
emmasang dn menggaruk dengan Aspal Pondasi Atas Perata segar.

(5) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari 3 (tiga) operasi yang terpisah,


bekerja menurut urutan panggilan berikut :
Waktu sesudah penempatan
1. Tahap awal penggilasan pemadatan
2. Penggilasan kedua } didalan satu jam
3. Penggilasan ulang } didalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda
baja paling sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin dengan Paver ( dimana Paver digunakan
untuk penyebaran ). Penggilasan kedua akan dikerjakan dengan sebuah mesin
gilas ban pneumatic mengikuti langsung dibelakang penggilas pemadatan.
Pemadatan akhir dengan pemadatan ulang dan mencapai kepadatan
maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 Km/Jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 Km/Jam untuk mesin gilas ban Pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah peggilasan berbalik secara tiba-tiba,
yang akan menimbulkan penggeseran campuran.

d. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir
sebelah luar dn akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju
kebagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan super elevasi,
penggilasan mulai pada sisi rendah dan bergerak maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit
separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik
didalam satu meter dari titik ujung dari lintasan lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana


diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersbut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
tanda-tanda bekas mesin gilas akan ketidakaturan lainnya dihilangkan.

(6) Penyelesaian

a. Alat berat satu mesin gilas atau mesin gilas tidak diijinkan berdiri diatas
permukaan yang baru selesai.
b. Permukaan Aspal Pondasi Atas Perata sesudah pemadatan harus halus dan
tata kepada punggung jalan dan tingkat yang ditetapkan didalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah,
harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan
setiap luas yang menunjukan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat
tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,


Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih.
Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan
final, dan dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik .

(7) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai
permukaan tegak.
b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda
baja dalam arah melintang menggunakan papan melintang penunjang diatas
bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang mesin gilas pemadatan pertama-tama


harus bergerak diatas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan diatas ujung (pinggiran)
perkerasan yang tidak padat.
6.9.5 Pengendalian Mutu.
(1) Test laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang
dilaksanakan menurut perintah Direksi Teknik untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

TEST REFERENS TEST TYPE


I
AASHTO BINA
MARGA

Analisa saringan agregat T 27 PB0201-76 Menentukan ukuran


Kasar dan halus partikel dan distribusi
agregat kaar dan halus.

Bahan halus plastis dalam T176 - Test ekivalensi pasir


Agregat bergradasi dan untuk menunjukkan
tanah perbandingan fines dan
lempung.

Ketahanan terhadap Test abrasi untuk


abrasi agregat kasar T96 PB0206-76 agregat
ukuran kecil dengan < 19 mm.
menggunakan mesin Los
Angeles
Menentukan % dari
Total kandungan air T255 - penguap an kelembaban
agregat dengan dalam con toh bahan
pengeringan agregat dengan
pengeringan dan
penimbang an.

Pelapisan dan T182 PB0205-76 Penahanan aspal


pengelupasan campuran sesudah pelapisan dan
agregat aspal pengelupasan.

Distilasi lembab atau Menentukan (dengan


menguap dalam campuran T110 - pengu kuran langsung)
perkerasan beraspal fraksi-fraksi lembab
penguapan dari aspal
yang terkandung dalam
Asbuton.

Ketahanan dalam aliran Test Marshall untuk pemi


plastis campuran aspal lihan gradasi optimum
dengan menggunakan T245 PB0201-76 dan kandungan bahan
perkakas Marshall pengikat termasuk :
- Nilai stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kapadatan Marshall
Berat jenis maksimum T209 - Untuk menentukan
campuran perkerasan rongga udara dalam
aspal campuran dan aspal
yang diserap oleh
agregat.

Berat jenis menyeluruh T166 - Menentukan berat jenis


dari campuran aspal padat Aspal Pondasi Atas
Perata padat dengan
persentasi berat jenis
Marshall.

(2) Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama


pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Pemotongan lbang uji untuk contoh inti dan mengembalikan kekeadaan
semula dengan bhan Aspal Pondasi Atas Perata didapat dengan baik harus
dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.7.8 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan Permukaan harus diuji setiap hari


perkerasan untuk dengan batang lurus 3 meter setelah
kecocokan dengan pemadatan awal dan akhir.
punggung jalan,
kemiringan melintang dan
tingkat yang ditentukan.
Test harus dilakukan setiap 300 meter,
ii. Pengujian lapangan dari kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
las butag terpasang dan Teknik. Berat jenis permukaan padat
dipadatkan ( cara kerucut tidak boleh kuranga dari 98 % dari berat
pasir AASHTO T191 ). jenis Marshall.

Tebal Aspal Pondasi Atas Perata


iii. Tebal lapisan permukaan terpasang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau cara lain pada lokasi
test yang diminta oleh Direksi.

iv. Test pengendalian mutu Pengujian pengendalian mutu Aspal


Pondasi Atas Perata capur yang masih
segar harus dilakukan untuk setiap 100
ton produksi atau suatu volume lain
menurut perintah Direksi Teknik. Test-
test harus sesuai dengan persyaratan
spesifikasi tabel 6.7.7.

6.9.6 Cara Pengukuran.


(1) Pengadaan Asbuton akan diukur untuk pembayaran sebagai volume yang
diukur dalam ton dari Asbuton yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima
oleh Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman
muatan yang diterima dan telah dihitung.

(2) Pengadaan dan penyiapan peremaja khusus akan diukur dalam ton dari
aspal petrolium yang digunakan dalam peremajaan khusus. Penyediaan
untuk pengadaan kompnen peremajaan lain termasuk minyak peremaja
berat, kerosine dan bahan inti pengelupasan akan dicadangkan dalam
harga satuan (aspal petrolium).

(3) Volume Aspal Pondasi Atas Perata disebar dan dipadatkan akan diukur
untuk pembayaran sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat
diterima Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang
diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan
disetujui bersama antara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(4) Aspal Pondasi Atas Perata yang harus diukur untuk pembayaran adalah
tebal rencana padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan
Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang
kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan
menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal
yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan
tebal tersebut telah diminta Direksi Teknik secara tertulis.

(5) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang
sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran lapis
aspal resap pelekat dan lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalan liter
dan dibayar dibawah item pembayaran 6.2.1. dan 6.2.2. Spesifikasi ini.

(6) Bilamana Aspal Pondasi Atas Perata diletakan diatas lapis pondasi atas,
pekerjaan mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh
diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang
diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi Bab. 5.2 ata Bab. 5.3.

(7) Bila Aspal Pondasi Atas Perata dipasang diatas pekerjaan dengan lapis
penutup yang ada, pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul
permukaaan tersebut perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang am,bles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab
ini, tetapi akan diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran
yang relevan dibawah bab 9.1. Spesifikasi ini.

(8) Bila perbaikan Aspal Pondasi Atas Perata yang tidak memuaskan telah
diminta sesuai dengan sub bab 6.8.1. (6) Spesifikasi ini, tidak ada
tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume
yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

(9) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk
pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah Spesifikasi ini, dan
semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan di item
pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Pondasi Atas Perata.

6.9.7 Dasar Pembayaran.

Volume yang ditentukan seperti diberikan diatas akan dibayar persatuan


pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untk
item-item pembayaran yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan
pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Aspal Pondasi Atas Perata
sebagaimana diuraiakan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item
Pembayara URAIAN Satuan
n Pengukuran

6.7.1 Asbuton ( Jenis harus ditentukan ) Ton

6.7.2. Aspal Petrolium ( peremaja khusus ) Ton

6.7.3. Memasang Aspal Pondasi Atas Perata M


BAB 6.7. LAPIS ASPAL BETON PODASI ATAS PERATA (LASTON ATAS)
- ATB LEVELLIING -

6.7.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan pengatur pondasi atas yang
padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal dicampur didalam
satu instalasi campur pusat dan digunakan untuk maksud penguatan
perkerasan lunak yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai
punggung jalan dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu
lapis ulang permukaan baru.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal prakatis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm, dan ketebalan
yang harus dipasang, harus sampai ditingkat dan ketinggian yang diatur di
lapangan serta sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata
yang ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan visual
dan diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata yang diperlukan.

b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang pada lapisan melebihi
ketebalan 10 cm padat.

c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan selesai lapis pondasi atas perata tidak boleh melebihi 10 mm pada
setiap titik tingkat dan ketinggian yang telah ditetapkan.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik pada
paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.

b. Formula campuran pelaksana beserta data test pendukung dari laboratorium


Instalasi Campur Pusat yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan
kualitas Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya
dibawah kondisi cuaca kering dan permukaan perkerasan kering.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan
syarat syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik , serta dilakukan
tindakan tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan
lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan
separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang
sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan diatas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapis permukaan lasbutag dipadatkan sepenuhnya sampai
memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas diatas permukaan yang baru
dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam
sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua
akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan berlangsung.

( 6 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Lasbutag harus diselesaikan sesuai dengan


persyaratan Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis
permukaan yang tidak mematuhi dengan persyaratan-persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara
menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan atau cara lain
yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.9.2. Bahan-bahan

(1) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi


LASBUTAG harus memenuhi Spesifikasi Bina Marga No. 15/PT/B/1989, kecuali
dinyatakan lain.

(2) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok
dipecah memenuhi gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa


gradasi ini tidak dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh
kontraktor untuk menyediakan bahan Asbuton lebih halus memenuhi
persyaratan gradasi.

b. Data Uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai


kandungan aspal beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan
yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40 %


total volume Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga
kualitas tumpukan seterusnya. Tumpukan tersebut harus di jaga di bawah
penutup, di atas lapangan yang keras dengan drainase baik, dengan tinggi
tumpukan tidak melebihi 2 meter.
d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari
Asbuton tersebut harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan
Asbuston.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19%


- 21%, dengan standar penyimpangan + 1 %.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan


peremaja harus kurang dari 10 % (modifikasi spesifikasi No.
15/PT/B/1989).

(3) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan
tahan lama atau satu campuran batu pecah dan kerikil alam yang bersih.
Gradasi agregat kasar kurang lebih harus sesuai dengan Tabel 6.7.1.
beriktu ini :
TABEL 6.7.1. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.00 100
12.50 30 100
9.50 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LASBUTAG harus mematuhi dengan


syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.7.2. di bawah.

TABEL 6.7.2. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

c. Agregat Halus

Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah disaring dalam
kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan
lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus
tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.7.3. berikut ini.

TABEL 6.7.3. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dengan kandungan filler rendah adalah
lebih baik (kurang dari 3% lolos 0,075)

(4) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran


minyak peremaja yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari
Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur dilapangan seperti diminta di bawah
ini ketentuan-ketentuan kontrak kh0usus. Bila diperintahkan demikian oleh
Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga ditambahkan
kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan spesifikasi No.


15/PT/B/1989 dan secara ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat : ini harus dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bungker, minyak mesin, atau residu
aromatik (lihat Tabel 3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi


Lasbutag sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No. 15/PT/B/1989
diberikan pada Tabel 6.7.4 dan 6.7.5 di bawah ini.

TABEL 6.7.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT SIFAT SATUAN BATAS

Kekentalan pada 30o C CSt 500 1500

Residu dari Destilasi 360o C % dari asli > 71

Residu dari Destilasi 290o C % dari asli < 20

Kadar Air % atas berat < 0.2

TABEL 6.7.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

% ATAS
KOMPOSISI PEREMAJA
BERAT

Minyak peremaja berat 41

Aspal 42

Kerosin 16

Bahan anti pengelupasan 1

6.9.3 Campuran Rencana

(1) Definisi Komponen Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :


Kandungan aspal dalam Asbuton +
Aspal Petrolium ditambahkan ke Peremaja +
Minyak Peremaja Berat
b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam
Asbuton) ditentukan sebagai berikut :

Fraksi Agregat Kasar - % atas berat dari total campuran tertahan pada
saringan 2.36 mm

Farksi Agregat Halus - % atas berat dari total campuran antara 2.36 mm
0.075 mm
Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos saringan 0.075
mm

(2) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran Aspal untuk campuran LASBUTAG normal, harus memenuhi


persyaratan yang diberikan pada Tabel 6.7.6 di bawah (lihat Tabel 5 Spesifikasi
No. 15/PT/B/1989).

TABEL 6.7.6 PERBANDINGAN RENCANA LASBUTAG

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS BATAS

Maksimum ukuran partikel 19 mm


Tebal Lapisan Nominal 3 mm

Fraksi Agregat Kasar 20 40 %


Fraksi Filler 5 12 %

Kandungan Aspal :
Minimum effektif 6.2 %
Maksimum diserap 1.6 %
Minimum total 7.2 %

Tipikal Perbandingan Campuran


Rencana : 24.5 %
Asbuton jenis B 20 71.0 %
Agregat (Kombinasi) 4.5 %
Peremaja

(3) Percobaan Campuran Rencana

Dengan mengacu kepada Tabel 6.7.6 perbandingan campuran nominal harus


dipilih dan disetujui antara di lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan
diuji di laboratorium di bawah perintah Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshal
dan nilai aliran kuosien Marshal serta derajad kepadatan (kepadatan Marshal)
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989, terkecuali bahwa
stabilitas Marshal adalah melebihi 250 kg.

Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, kontraktor dapat diminta untuk


melaksanakan percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test
laboratorium. Panjang bagian percobaan 200 meter atau satu panjang lain yang
diperintahkan Direksi Teknik dan akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan
terpisah harus dilaksanakan untuk setiap perubahan campuran pelaksanaan.
Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan
Bab 6.7.1 (6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian
percobaan lapangan akan diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi
Teknik untuk ditahan sebagai bagian dari lapisan LASBUTAG.
6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi
Produksi dan Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan
lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk meyiapkan campuran Lasbutag
dengan satu kapasitas minimum 500 Kg, dan untuk penghamparan serta
penyelesaian peralatan tersebut harus berupa satu paver bertenaga mesin
yang disetujui dan mampu untuk bekerja sampai garis-garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan menyediakan untuk Screeding dan perataan
sambungan aspal

iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur yang berputar dengan
kapasitas minimum 200 kg akan mencukupi, dan pemasangan serta
penghamparan dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan
garukan, sekop dan gerobak dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas
berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diijinkan, kotak ukuran
tersebut harus direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang
menunjukkan kebutuhan volume yang tepat untuk masing-masing komponen
campuran pelaksanaan.

b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkutan

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran


Lasbutag sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk tersebut harus
dilengkapi dengan badan metal yang bersih dan rata dan disediakan penutup
dari kanvas

ii. Instalasi Pencampuran

- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampuran Beton dengan kapasitas


paling sedikit 500 kg harus disediakan.

- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam


Pencampur bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum
berputar dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki Bahan Peremaja


Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur
dialapangan , harus disediakan satu tangki pencampuran yang cocok ,
dikalibrasi dengan baik dan dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Dafatar Instalasi


Produksi Kontrak, peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian hasrus satu
pever bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai kegaris, tingkat dan
penampang melintang yang diperlukan dan mampu memenuhi persyaratan
mengenai volume dan penampilan kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus lasbutag , diperlikan peralatan sebagai berikut :

- Sebuah mesin gilas roda baja ( 3 roda atau tandem ) dengan total berat 6
8 ton
- Sebuah mesin gilas roda pneumatik dipompa sampai satu tekanan 5
kg/cm2 ( 80 lbs/ sq.in ) dan dengan penyediaan balast dari 1500 kg 2500
kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprotan lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal resap
pengikat.

- Sebuah distributor / penyemprot aspal harus disediakan dengan


penyediaan untuk pemanas aspal.

( 2 ) Pembuatan Lasbutag

a. Prosedur Umum

Penyiapan, pemaduan dan pencampuran asbuton, peremaja dan aggregat


harus dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam
spesifikasi no. 15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara
garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat syarat gradasi dan mutu yang


ditetapkan pada sub Bab 6.7.2 ( 2 ) spesifikasi ini.

ii. Bila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat
dilakukan dengan tangan satau dengan menggunakan palu ayun kecil
jenis pemecah, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik dalam
spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik
untuk menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya,
dan bila perlu asbuton tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan
untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan asbuton mutu lebih
rendah/tinggi supaya memedai.
iv. Asbuton yang sudah siap dipakai harus ditumpuk didalam satu gudang
yang kering beratap dalam.

c. Penyiapan Peremaja Khusus

Bila peremaja harus dibuat dilapangan, prosedurnya harus sebagai berikut


menggunakan perbandingan campuran yang diberikan dalam tabel 6.7.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja


sampai temperatur 105 0 dan volume dicacat.

ii. Aspal petrolium ditambahkan dan campuran tersebut di panaskan serta


dicampur pada batas beda suhu 130 0 C 150 0 C .

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130 0 C dan kemudian


ditambahkan kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan
(jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang


dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang
dikombinasikan dan dicampur sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai
agregat tersebut terlapisi dengan baik.

ii. Asbuton harus ditambahkan terakir dan kemudian campuran kombinasi


tersebut dicampur bersama selama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran LASBUTAG

Campuran LASBUTAG tersebut harus ditumpuk dan dirawat di dalam


penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2 3 hari
sebelum digunakan.

(3) penyiapan Lapangan

a. Memasang di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan


propilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai sampai mendapat
persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan dibawah Bab
5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda yang lepas
dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang lasbutag, Pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan
Lapis Aspal Resap PeLekat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau
tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3.
Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Permukaan Aspal yang ada

i. Bila mana pemasangan tersebut sebagi satu lapis ulang terhadap satu
permukaan dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada
permukaan perkerasan yang ada, tersebut lubang-lubang, bagian ambles,
pinggiran hancur dan cacat permukaan yang lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Lasbutag, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan
akan dilabur dengan lapis aspal resap perekat tang diseprotkan pada
tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

(4) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung
perkerasan/bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan mesin.

i. Selama pengoperasian Paver, campuran Lasbutag tersebut akan


disebarkan dan diturunkan sampai tingkat, ketinggian dan bentuk
penampang lintang yang diperlukan diatas lebar seluruh perkerasan atau
diatas lebar bagian perkerasan yang memungkinkan.

ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau suatu
ketidakaturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran sebagaimana
yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iii. Jika suatu Segregasi penyobekan atau pencungkilan permukaaan akan


terjadi, Paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali
sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar
atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan menyebarkan
bahan halus ( fines ) serta digaruk denga baik. Akan tetapi penggarukan
harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan
diatas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu,
penggoresan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah
pekerjaan sehari didepan penggoresan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan tenaga manusia.

i. Campuran Lasbutag tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk


yang digunakan berpasangan untuk merapihkan permukaan secara final.
Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed.
ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir
dan papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus
disebarkan, bekerja dari papan pinggir menuju ke papan tengah, dan
kedepan dari sambungan melintang. Penyebaran harus dilaksanakan untuk
menghasilkan suatu permukaan yang seragam tanpa segregasi. Permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidakaturan dibetulkan dengan tangan,
emmasang dn menggaruk dengan Lasbutag segar.

(5) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari 3 (tiga) operasi yang terpisah,


bekerja menurut urutan panggilan berikut :
Waktu sesudah penempatan
1. Tahap awal penggilasan pemadatan
2. Penggilasan kedua } didalan satu jam
3. Penggilasan ulang } didalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda
baja paling sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin dengan Paver ( dimana Paver digunakan
untuk penyebaran ). Penggilasan kedua akan dikerjakan dengan sebuah mesin
gilas ban pneumatic mengikuti langsung dibelakang penggilas pemadatan.
Pemadatan akhir dengan pemadatan ulang dan mencapai kepadatan
maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 Km/Jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 Km/Jam untuk mesin gilas ban Pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah peggilasan berbalik secara tiba-tiba,
yang akan menimbulkan penggeseran campuran.

d. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir
sebelah luar dn akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju
kebagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan super elevasi,
penggilasan mulai pada sisi rendah dan bergerak maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit
separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik
didalam satu meter dari titik ujung dari lintasan lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana


diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersbut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
tanda-tanda bekas mesin gilas akan ketidakaturan lainnya dihilangkan.

(6) Penyelesaian

a. Alat berat satu mesin gilas atau mesin gilas tidak diijinkan berdiri diatas
permukaan yang baru selesai.

b. Permukaan Lasbutag sesudah pemadatan harus halus dan tata kepada


punggung jalan dan tingkat yang ditetapkan didalam toleransi yang ditentukan.
Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan
kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap
luas yang menunjukan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas
instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,


Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih.
Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan
final, dan dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik .

(7) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai
permukaan tegak.
b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda
baja dalam arah melintang menggunakan papan melintang penunjang diatas
bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang mesin gilas pemadatan pertama-tama


harus bergerak diatas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan diatas ujung (pinggiran)
perkerasan yang tidak padat.
6.9.5 Pengendalian Mutu.
(1) Test laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang
dilaksanakan menurut perintah Direksi Teknik untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

TEST REFERENS TEST TYPE


I
AASHTO BINA
MARGA

Analisa saringan agregat T 27 PB0201-76 Menentukan ukuran


Kasar dan halus partikel dan distribusi
agregat kaar dan halus.

Bahan halus plastis dalam T176 - Test ekivalensi pasir


Agregat bergradasi dan untuk menunjukkan
tanah perbandingan fines dan
lempung.

Ketahanan terhadap Test abrasi untuk


abrasi agregat kasar T96 PB0206-76 agregat
ukuran kecil dengan < 19 mm.
menggunakan mesin Los
Angeles
Menentukan % dari
Total kandungan air T255 - penguap an kelembaban
agregat dengan dalam con toh bahan
pengeringan agregat dengan
pengeringan dan
penimbang an.

Pelapisan dan T182 PB0205-76 Penahanan aspal


pengelupasan campuran sesudah pelapisan dan
agregat aspal pengelupasan.

Distilasi lembab atau Menentukan (dengan


menguap dalam campuran T110 - pengu kuran langsung)
perkerasan beraspal fraksi-fraksi lembab
penguapan dari aspal
yang terkandung dalam
Asbuton.

Ketahanan dalam aliran Test Marshall untuk pemi


plastis campuran aspal lihan gradasi optimum
dengan menggunakan T245 PB0201-76 dan kandungan bahan
perkakas Marshall pengikat termasuk :
- Nilai stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kapadatan Marshall
Berat jenis maksimum T209 - Untuk menentukan
campuran perkerasan rongga udara dalam
aspal campuran dan aspal
yang diserap oleh
agregat.

Berat jenis menyeluruh T166 - Menentukan berat jenis


dari campuran aspal padat Lasbutag padat dengan
persentasi berat jenis
Marshall.

(2) Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama


pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Pemotongan lbang uji untuk contoh inti dan mengembalikan kekeadaan
semula dengan bhan Lasbutag didapat dengan baik harus dikerjakan oleh
kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.7.8 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan Permukaan harus diuji setiap hari


perkerasan untuk dengan batang lurus 3 meter setelah
kecocokan dengan pemadatan awal dan akhir.
punggung jalan,
kemiringan melintang dan
tingkat yang ditentukan.
Test harus dilakukan setiap 300 meter,
ii. Pengujian lapangan dari kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
las butag terpasang dan Teknik. Berat jenis permukaan padat
dipadatkan ( cara kerucut tidak boleh kuranga dari 98 % dari berat
pasir AASHTO T191 ). jenis Marshall.

Tebal Lasbutag terpasang harus


iii. Tebal lapisan permukaan dipantau dengan inti perkerasan atau
cara lain pada lokasi test yang diminta
oleh Direksi.

iv. Test pengendalian mutu Pengujian pengendalian mutu Lasbutag


capur yang masih segar harus dilakukan
untuk setiap 100 ton produksi atau suatu
volume lain menurut perintah Direksi
Teknik. Test-test harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi tabel 6.7.7.

6.9.6 Cara Pengukuran.


(1) Pengadaan Asbuton akan diukur untuk pembayaran sebagai volume yang
diukur dalam ton dari Asbuton yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima
oleh Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman
muatan yang diterima dan telah dihitung.

(2) Pengadaan dan penyiapan peremaja khusus akan diukur dalam ton dari
aspal petrolium yang digunakan dalam peremajaan khusus. Penyediaan
untuk pengadaan kompnen peremajaan lain termasuk minyak peremaja
berat, kerosine dan bahan inti pengelupasan akan dicadangkan dalam
harga satuan (aspal petrolium).

(3) Volume Lasbutag disebar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima Direksi Teknik,
dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu
dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama antara
Kontraktor dan Direksi Teknik.

(4) Lasbutag yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat
yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik
secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari
tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran
luas yang diperbaiki sama dengan :

tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal
yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan
tebal tersebut telah diminta Direksi Teknik secara tertulis.

(5) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang
sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran lapis
aspal resap pelekat dan lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalan liter
dan dibayar dibawah item pembayaran 6.2.1. dan 6.2.2. Spesifikasi ini.

(6) Bilamana Lasbutag diletakan diatas lapis pondasi atas, pekerjaan


mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur
untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Bab. 5.2 ata Bab. 5.3.

(7) Bila Lasbutag dipasang diatas pekerjaan dengan lapis penutup yang ada,
pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul permukaaan tersebut
perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan bagian-bagian yang
am,bles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur
dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan dibawah
bab 9.1. Spesifikasi ini.

(8) Bila perbaikan Lasbutag yang tidak memuaskan telah diminta sesuai
dengan sub bab 6.8.1. (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran
akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk
perbaikan-perbaikan.
(9) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk
pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah Spesifikasi ini, dan
semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan di item
pembayaran untuk pemasangan lapis Lasbutag.

6.9.7 Dasar Pembayaran.

Volume yang ditentukan seperti diberikan diatas akan dibayar persatuan


pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untk
item-item pembayaran yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan
pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lasbutag sebagaimana diuraiakan
sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item
Pembayara URAIAN Satuan
n Pengukuran

6.7.1 Asbuton ( Jenis harus ditentukan ) Ton

6.7.2. Aspal Petrolium ( peremaja khusus ) Ton

6.7.3. Memasang Lasbutag M


BAB 6.9. LASBUTAG

6.9.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu campuran aspal bergradasi padat
yang berisi aspal batuan asli asbuton, aggregate dan paremaja khusus, yang
dikenal sebagai LASBUTAG yang akan dicampur dingin dalam drum campuran
beton berputar dan dipasang sesuai dengan spesifikasi ini dengan tebal 3 cm
atau sebagaimana dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran. Lasbutag akan
digunakan pada jalan dengan lalu lintas rendah atau medium sebagai lapis aus
permukaan yang dipasang dingin dan dapat digunakan untuk koreksi bentuk
dan pekerjaan pekerjaan perbaikan pada pekerjaan dengan lapis penutup.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal
nominal rencana. Tidak ada satupun akan memiliki ketebalan Lasbutag padat
kurang dari 90 % tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan
dengan persyaratan dilapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang
diberitahukan secara tertulis pada kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai lasbutag dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan
tidak boleh melebihi 5 mm pada satu titik bilamana diuji dengan satu mistar
batang lurus panjang 3.0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk penggunaan harus diserahkan kepada


Direksi Teknik untuk disetujui paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai
dan harus disertai dengan rincian sumber pengadaan bersama dengan
sertifikat pabrik pembuat dan data uji menunjukkan bahwa asbuton tersebut,
agregat dan peremaja, mematuhi dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Lasbutag akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan perkerasan kering pula.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan
syarat syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik , serta dilakukan
tindakan tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan
lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan


separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang
sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan diatas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapis permukaan Lasbutag dipadatkan sepenuhnya sampai
memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas diatas permukaan yang baru
dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam
sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua
akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan berlangsung.
( 6 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Lasbutag harus diselesaikan sesuai dengan


persyaratan Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis
permukaan yang tidak mematuhi dengan persyaratan-persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara
menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan atau cara lain
yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.9.2. Bahan-bahan

(1) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi


LASBUTAG harus memenuhi Spesifikasi Bina Marga No. 15/PT/B/1989, kecuali
dinyatakan lain.

(2) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok
dipecah memenuhi gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa


gradasi ini tidak dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh
kontraktor untuk menyediakan bahan Asbuton lebih halus memenuhi
persyaratan gradasi.

b. Data Uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai


kandungan aspal beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan
yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40 %


total volume Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga
kualitas tumpukan seterusnya. Tumpukan tersebut harus di jaga di bawah
penutup, di atas lapangan yang keras dengan drainase baik, dengan tinggi
tumpukan tidak melebihi 2 meter.

d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari


Asbuton tersebut harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan
Asbuston.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19%


- 21%, dengan standar penyimpangan + 1 %.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan


peremaja harus kurang dari 10 % (modifikasi spesifikasi No.
15/PT/B/1989).
(3) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan
tahan lama atau satu campuran batu pecah dan kerikil alam yang bersih.
Gradasi agregat kasar kurang lebih harus sesuai dengan Tabel 6.9.1.
beriktu ini :

TABEL 6.9.1. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.00 100
12.50 30 100
9.50 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LASBUTAG harus mematuhi dengan


syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.9.2. di bawah.

TABEL 6.9.2. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

c. Agregat Halus

Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah disaring dalam
kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan
lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus
tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.9.3. berikut ini.

TABEL 6.9.3. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS


UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS
mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dengan kandungan filler rendah adalah
lebih baik (kurang dari 3% lolos 0,075)
(4) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran


minyak peremaja yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari
Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur dilapangan seperti diminta di bawah
ini ketentuan-ketentuan kontrak khusus. Bila diperintahkan demikian oleh
Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga ditambahkan
kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan spesifikasi No.


15/PT/B/1989 dan secara ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat : ini harus dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bungker, minyak mesin, atau residu
aromatik (lihat Tabel 3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi


Lasbutag sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No. 15/PT/B/1989
diberikan pada Tabel 6.9.4 dan 6.9.5 di bawah ini.

TABEL 6.9.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT SIFAT SATUAN BATAS

Kekentalan pada 30o C CSt 500 1500

Residu dari Destilasi 360o C % dari asli > 71

Residu dari Destilasi 290o C % dari asli < 20

Kadar Air % atas berat < 0.2

TABEL 6.9.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

% ATAS
KOMPOSISI PEREMAJA
BERAT

Minyak peremaja berat 41

Aspal 42

Kerosin 16

Bahan anti pengelupasan 1


6.9.3 Campuran Rencana

(1) Definisi Komponen Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :


Kandungan aspal dalam Asbuton +
Aspal Petrolium ditambahkan ke Peremaja +
Minyak Peremaja Berat

b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam


Asbuton) ditentukan sebagai berikut :

Fraksi Agregat Kasar - % atas berat dari total campuran tertahan pada
saringan 2.36 mm

Farksi Agregat Halus - % atas berat dari total campuran antara 2.36 mm
0.075 mm

Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos saringan 0.075
mm

(2) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran Aspal untuk campuran LASBUTAG normal, harus memenuhi


persyaratan yang diberikan pada Tabel 6.9.6 di bawah (lihat Tabel 5 Spesifikasi
No. 15/PT/B/1989).

TABEL 6.9.6 PERBANDINGAN RENCANA LASBUTAG

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS BATAS


Maksimum ukuran partikel 19 mm
Tebal Lapisan Nominal 3 mm
Fraksi Agregat Kasar 20 40 %
Fraksi Filler 5 12 %
Kandungan Aspal :
Minimum effektif 6.2 %
Maksimum diserap 1.6 %
Minimum total 7.2 %

Tipikal Perbandingan Campuran


Rencana : 24.5 %
Asbuton jenis B 20 71.0 %
Agregat (Kombinasi) 4.5 %
Peremaja
(3) Percobaan Campuran Rencana

Dengan mengacu kepada Tabel 6.9.6 perbandingan campuran nominal harus


dipilih dan disetujui antara di lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan
diuji di laboratorium di bawah perintah Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshal
dan nilai aliran kuosien Marshal serta derajad kepadatan (kepadatan Marshal)
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989, terkecuali bahwa
stabilitas Marshal adalah melebihi 250 kg.

Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, kontraktor dapat diminta untuk


melaksanakan percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test
laboratorium. Panjang bagian percobaan 200 meter atau satu panjang lain yang
diperintahkan Direksi Teknik dan akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan
terpisah harus dilaksanakan untuk setiap perubahan campuran pelaksanaan.

Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan
Bab 6.9.1 (6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian
percobaan lapangan akan diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi
Teknik untuk ditahan sebagai bagian dari lapisan LASBUTAG.

6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi
Produksi dan Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan
lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk meyiapkan campuran Lasbutag
dengan satu kapasitas minimum 500 Kg, dan untuk penghamparan serta
penyelesaian peralatan tersebut harus berupa satu paver bertenaga mesin
yang disetujui dan mampu untuk bekerja sampai garis-garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan menyediakan untuk Screeding dan perataan
sambungan aspal

iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur yang berputar dengan
kapasitas minimum 200 kg akan mencukupi, dan pemasangan serta
penghamparan dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan
garukan, sekop dan gerobak dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas
berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diijinkan, kotak ukuran
tersebut harus direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang
menunjukkan kebutuhan volume yang tepat untuk masing-masing komponen
campuran pelaksanaan.
b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkutan

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran


Lasbutag sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk tersebut harus
dilengkapi dengan badan metal yang bersih dan rata dan disediakan penutup
dari kanvas

ii. Instalasi Pencampuran

- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampuran Beton dengan kapasitas


paling sedikit 500 kg harus disediakan.

- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam


Pencampur bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum
berputar dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki Bahan Peremaja

Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur


dilapangan , harus disediakan satu tangki pencampuran yang cocok ,
dikalibrasi dengan baik dan dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Daftar Instalasi Produksi
Kontrak, peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver
bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai kegaris, tingkat dan penampang
melintang yang diperlukan dan mampu memenuhi persyaratan mengenai
volume dan penampilan kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus lasbutag , diperlukan peralatan sebagai berikut :

- Sebuah mesin gilas roda baja ( 3 roda atau tandem ) dengan total berat 6
8 ton
- Sebuah mesin gilas roda pneumatik dipompa sampai satu tekanan 5
kg/cm2 ( 80 lbs/ sq.in ) dan dengan penyediaan balast dari 1500 kg 2500
kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprotan lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal resap
pengikat.

- Sebuah distributor / penyemprot aspal harus disediakan dengan


penyediaan untuk pemanas aspal.

( 2 ) Pembuatan Lasbutag

a. Prosedur Umum
Penyiapan, pemaduan dan pencampuran asbuton, peremaja dan aggregat
harus dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam
spesifikasi no. 15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara
garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat syarat gradasi dan mutu yang


ditetapkan pada sub Bab 6.9.2 ( 2 ) spesifikasi ini.

ii. Bila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat
dilakukan dengan tangan satau dengan menggunakan palu ayun kecil
jenis pemecah, sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik dalam
spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik
untuk menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya,
dan bila perlu asbuton tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan
untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan asbuton mutu lebih
rendah/tinggi supaya memedai.

iv. Asbuton yang sudah siap dipakai harus ditumpuk didalam satu gudang
yang kering beratap dalam.

c. Penyiapan Peremaja Khusus

Bila peremaja harus dibuat dilapangan, prosedurnya harus sebagai berikut


menggunakan perbandingan campuran yang diberikan dalam tabel 6.9.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja


sampai temperatur 105 0 dan volume dicacat.

ii. Aspal petrolium ditambahkan dan campuran tersebut di panaskan serta


dicampur pada batas beda suhu 130 0 C 150 0 C .

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130 0 C dan kemudian


ditambahkan kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan
(jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang


dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang
dikombinasikan dan dicampur sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai
agregat tersebut terlapisi dengan baik.
ii. Asbuton harus ditambahkan terakir dan kemudian campuran kombinasi
tersebut dicampur bersama selama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran LASBUTAG

Campuran LASBUTAG tersebut harus ditumpuk dan dirawat di dalam


penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2 3 hari
sebelum digunakan.

(3) penyiapan Lapangan

a. Memasang di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan


propilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai sampai mendapat
persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan dibawah Bab
5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda yang lepas
dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang lasbutag, Pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan
Lapis Aspal Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau
tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3.
Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu


permukaan dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada
permukaan perkerasan yang ada, tersebut lubang-lubang, bagian ambles,
pinggiran hancur dan cacat permukaan yang lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Lasbutag, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan
akan dilabur dengan lapis aspal resap perekat yang diseprotkan pada
tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

(4) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung
perkerasan/bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan mesin.

i. Selama pengoperasian Paver, campuran Lasbutag tersebut akan


disebarkan dan diturunkan sampai tingkat, ketinggian dan bentuk
penampang lintang yang diperlukan diatas lebar seluruh perkerasan atau
diatas lebar bagian perkerasan yang memungkinkan.

ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau suatu
ketidakaturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran sebagaimana
yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iii. Jika suatu segregasi penyobekan atau pencungkilan permukaaan akan


terjadi, Paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali
sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar
atau bahan yang telah segregasi harus dibuat betul dengan menyebarkan
bahan halus ( fines ) serta digaruk denga baik. Akan tetapi penggarukan
harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan
diatas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu,
penggoresan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah
pekerjaan sehari didepan penggoresan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan tenaga manusia.

i. Campuran Lasbutag tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk


yang digunakan berpasangan untuk merapihkan permukaan secara final.
Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed.

ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir
dan papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus
disebarkan, bekerja dari papan pinggir menuju ke papan tengah, dan
kedepan dari sambungan melintang. Penyebaran harus dilaksanakan untuk
menghasilkan suatu permukaan yang seragam tanpa segregasi. Permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidakaturan dibetulkan dengan tangan,
memasang dan menggaruk dengan Lasbutag segar.

(5) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari 3 (tiga) operasi yang terpisah,


bekerja menurut urutan panggilan berikut :
Waktu sesudah penempatan
1. Tahap awal penggilasan pemadatan
2. Penggilasan kedua } didalan satu jam
3. Penggilasan ulang } didalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda
baja paling sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin dengan Paver ( dimana Paver digunakan
untuk penyebaran ). Penggilasan kedua akan dikerjakan dengan sebuah mesin
gilas ban pneumatic mengikuti langsung dibelakang penggilas pemadatan.
Pemadatan akhir dengan pemadatan ulang dan mencapai kepadatan
maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 Km/Jam untuk mesin gilas roda
baja, dan 6 Km/Jam untuk mesin gilas ban Pneumatic serta akan selalu cukup
lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan
tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah peggilasan berbalik secara tiba-tiba,
yang akan menimbulkan penggeseran campuran.
d. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir
sebelah luar dn akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju
kebagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan super elevasi,
penggilasan mulai pada sisi rendah dan bergerak maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit
separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik
didalam satu meter dari titik ujung dari lintasan lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana


diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
tanda-tanda bekas mesin gilas akan ketidakaturan lainnya dihilangkan.

(6) Penyelesaian

a. Alat berat satu mesin gilas atau mesin gilas tidak diijinkan berdiri diatas
permukaan yang baru selesai.

b. Permukaan Lasbutag sesudah pemadatan harus halus dan tata kepada


punggung jalan dan tingkat yang ditetapkan didalam toleransi yang ditentukan.
Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan
kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus
dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap
luas yang menunjukan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas
instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,


Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih.
Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan
final, dan dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik .

(7) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai
permukaan tegak.

b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda


baja dalam arah melintang menggunakan papan melintang penunjang diatas
bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang mesin gilas pemadatan pertama-tama


harus bergerak diatas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan diatas ujung (pinggiran)
perkerasan yang tidak padat.
6.9.5 Pengendalian Mutu.

(1) Test laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang
dilaksanakan menurut perintah Direksi Teknik untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

REFERENSI TEST
TEST TYPE
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat T 27 PB0201-76 Menentukan ukuran


Kasar dan halus partikel dan distribusi
agregat kaar dan halus.

Bahan halus plastis dalam T176 - Test ekivalensi pasir


Agregat bergradasi dan untuk menunjukkan per-
tanah bandingan fines dan
lempung.

Ketahanan terhadap abra- Test abrasi untuk agre-


si agregat kasar ukuran T96 PB0206-76 gat < 19 mm.
kecil dengan mengguna-
kan mesin Los Angeles
Menentukan % dari
Total kandungan air agre- T255 - penguap an kelembaban
gat dengan pengeringan dalam contoh bahan
agregat dengan penge-
ringan dan penimba-
ngan.

Pelapisan dan pengelupa- T182 PB0205-76 Penahanan aspal sesu-


san campuran agregat dah pelapisan dan pe-
aspal ngelupasan.

Distilasi lembab atau Menentukan (dengan


menguap dalam campuran T110 - pengu kuran langsung)
perkerasan beraspal fraksi-fraksi lembab
penguapan dari aspal
yang terkandung dalam
Asbuton.

Ketahanan dalam aliran Test Marshall untuk pemi


plastis campuran aspal lihan gradasi optimum
dengan menggunakan T245 PB0201-76 dan kandungan bahan
perkakas Marshall pengikat termasuk :
- Nilai stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Koefisien Marshall
- Kapadatan Marshall

Berat jenis maksimum T209 - Untuk menentukan


campuran perkerasan rongga udara dalam
aspal campuran dan aspal
yang diserap oleh
agregat.

Berat jenis menyeluruh T166 - Menentukan berat jenis


dari campuran aspal padat Lasbutag padat dengan
persentasi berat jenis
Marshall.

(2) Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan
pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang
uji untuk contoh inti dan mengembalikan kekeadaan semula dengan bahan
Lasbutag didapat dengan baik harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.9.8 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan perkera- Permukaan harus diuji setiap hari


san untuk kecocokan dengan batang lurus 3 meter setelah
dengan punggung jalan, pemadatan awal dan akhir.
kemiringan melintang dan
tingkat yang ditentukan.

ii. Pengujian lapangan dari Test harus dilakukan setiap 300 meter,
lasbutag terpasang dan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
dipadatkan ( cara kerucut Teknik. Berat jenis permukaan padat
pasir AASHTO T191 ). tidak boleh kurang dari 98 % dari berat
jenis Marshall.

iii. Tebal lapisan permukaan Tebal Lasbutag terpasang harus


dipantau dengan inti perkerasan atau
cara lain pada lokasi test yang diminta
oleh Direksi.

iv. Test pengendalian mutu Pengujian pengendalian mutu Lasbutag


capur yang masih segar harus dilakukan
untuk setiap 100 ton produksi atau suatu
volume lain menurut perintah Direksi
Teknik. Test-test harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi tabel 6.9.7.

6.9.6 Cara Pengukuran.


(1) Pengadaan Asbuton akan diukur untuk pembayaran sebagai volume yang
diukur dalam ton dari Asbuton yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima
oleh Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman
muatan yang diterima dan telah dihitung.

(2) Pengadaan dan penyiapan peremaja khusus akan diukur dalam ton dari
aspal petrolium yang digunakan dalam peremajaan khusus. Penyediaan
untuk pengadaan kompnen peremajaan lain termasuk minyak peremaja
berat, kerosine dan bahan inti pengelupasan akan dicadangkan dalam
harga satuan (aspal petrolium).

(3) Volume Lasbutag disebar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima Direksi Teknik,
dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu
dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama antara
Kontraktor dan Direksi Teknik.

(4) Lasbutag yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat
yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik
secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari
tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran
luas yang diperbaiki sama dengan :

tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal
yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan
tebal tersebut telah diminta Direksi Teknik secara tertulis.

(5) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang
sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran lapis
aspal resap pelekat dan lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalan liter
dan dibayar dibawah item pembayaran 6.2.1. dan 6.2.2. Spesifikasi ini.

(6) Bilamana Lasbutag diletakan diatas lapis pondasi atas, pekerjaan


mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur
untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Bab. 5.2 ata Bab. 5.3.

(7) Bila Lasbutag dipasang diatas pekerjaan dengan lapis penutup yang ada,
pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul permukaaan tersebut
perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan bagian-bagian yang
ambles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur
dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan dibawah
bab 9.1. spesifikasi ini.

(8) Bila perbaikan Lasbutag yang tidak memuaskan telah diminta sesuai
dengan sub bab 6.8.1. (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran
akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk
perbaikan-perbaikan.

(9) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk
pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah Spesifikasi ini, dan
semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan di item
pembayaran untuk pemasangan lapis Lasbutag.

6.9.7 Dasar Pembayaran.

Volume yang ditentukan seperti diberikan diatas akan dibayar persatuan


pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untk
item-item pembayaran yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan
pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lasbutag sebagaimana diuraikan
sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item
Pembayara URAIAN Satuan
n Pengukuran

6.9.1 Asbuton ( Jenis harus ditentukan ) Ton

6.9.2. Aspal Petrolium ( peremaja khusus ) Ton

6.9.3. Memasang Lasbutag M


BUKU 3 SPESIFIKASI

BAB 6. 10 ASPAL CAMPURAN DINGIN


(Dengan bahan pengikat aspal Emulsi)

6.10.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peny


iapan, memasang dan memadatkan campuran aspal bergradasi terbuka, dingin untuk
pembentukan ulang permukaan dan pelebaran serta pekerjaan perbaikan kecil. Tebal
padat rata-rata untuk pembentukan ulang permukaan adalah 5 cm. Campuran aspal
tersebut merupakan pengikat aspal emulsi dan agregat dicampur dalam mixer beton.
Campuran dingin yang sudah dibuat tersebut akan sesuai untuk penggunaan mendesak
atau siap pakai digudang.

(2) Toleransi Ukuran

a. Untuk pembentukan ulang permukaan dan pelebaran perkerasan tebal rata-rata


terpasang harus sama atau lebih tebal dari tebal nominal rencana (yang biasanya
ditentukan antara 4 5 cm). Tidak ada titik dimana tebal aspal campur dingin padat
kurang dari 90% tebal rencana. Namun demikian tebal rencana dapat disesuaikan
menurut kondisi lapangan atas putusan Direksi Teknik dan diberitahukan secara
tertulis kepada Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai aspal campur dingin dari batang lurus 3 m tidak boleh
melebihi 5 mm pada setiap titik.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, contoh-contoh bahan yang diusulkan untuk digunakan dalam
pekerjaan bersama data berikut :

a. Sertifikat pabrik pembuat untuk bahan pengikat aspal emulsi dengan data uji yang
menunjukkan kecocokan terhadap persyaratan mutu spesifikasi ini

b. Rincian sumber pengadaan dan metoda produksi afgregat yang akan digunakan
bersama dengan hasil-hasil test yang menunjukkan kecocokan terhadap persyarat
mutu dan gradasi Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca

Aspal campur dingin akan dipasang bila permukaan perkerasan cukup kering.

(5) Pengendalian lalu-lintas

a. Pengendalian lalu-lintas akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan


syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan
tindakan-tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu-lintas
selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Untuk pembentukan ulang permukaan penuh harus dibuat penyediaan untuk


pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar perkerasan, kecuali
kesediaan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga disetujui Direksi Teknik.Tidak
BAB 6 - 92
BUKU 3 SPESIFIKASI

ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai sampai
lapis permukaan di padatkan sepenuhnya sampai memuaskan Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lau lintas yang diizinkan
lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapisan permukaan selesai dari aspal campur dingin harus diselesaikan sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi ini dan mendapatkan persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis
permukaan yang tidak mematuhi terhadap persyaratan-persyaratan ini dan yang tidak
dianggap memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara lain yang dipandang
perlu oleh Direksi Teknik.

6.10.2 Bahan-bahan

(1) Agregat

a. Agregat Kasar Aspal Campur Dingin

Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah dengan
kerikil alam bersih. Gradasi agregat harus memenuhi salah satu dari dua batas toleransi
gradasi yang diberikan dalam tabel 6.10.1 di bawah.

TABEL 6.10.1. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

PERSETASI LOLOS ATAS BERAT


UKURAN SARINGAN (mm)
19,0 mm 9,5 mm
19,0 100 -
12,5 30 100 100
9,5 0 55 35 100
4,75 0 10 20 45
0,075 0 12 05
Catatan : Untuk lapisan permukaan yang tipis, Kontraktor harus menggunakan ukuran
nominal 9,5 mm

b. Agregat halus untuk Aspal Campur Dingin

Agregat halus terdiri dari pasir alami dan atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok,
bersih dan bebas dari gumpalan lumpur dan benda-benda lain yang harus dibuang. Test
ekevilansi pasir untuk menetukan bagian halus dan lempung tidak boleh kurang dari 30
gradasi agregat halus harus sesuai dengan Tabel 6.10.2 sebagai berikut :

BAB 6 - 93
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.10.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN (mm) PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

9.5 100
4.75 90 100
2.36 80 100
0.60 25 100
0.075 0 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu
benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60
mm dan tidak kurang dari 70% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm
(saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Campur Dingin harus mematuhi syarat
kualitas yang diberikan pada Tabel 6.10.3 di bawah

TABEL 6.10.3 SYARAT-SYARAT AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi ( 500 Maksimum 40 %


putaran )
Minimum 95 %
Penahanan aspal sesudah pelapisan
dan pengaspalan

(2) Bahan Aspal Untuk Aspal Campuran Dingin

a. Bahan aspal harus aspal emulsi Continic mengeras sedang yang sesuai dengan
persyaratan AASHTO M208 (Tabel 1) mutu CMS2.

b. Aspal emulsi harus dihasilkan dengan kandungan tidak kurang dari 6% dan tidak lebih
dari 10% minyak distilasi emulsi atas volume.

6.10.3 Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal emulsi harus campuran bergradasi terbuka untuk menjamin bahwa
bahan pengikat tersebut digunakan secara effektif dan akan terdiri dari agregat dan
aspal emulsi. Komposisi campuran rencana akan berisi bahan halus yang minimum
akan berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 6.10.4. di bawah.
TABEL 6.10.4 KOMPOSISI ASPAL CAMPUR DINGIN

PERSYARATAN CAMPURAN MAKS. UKURAN PARTIKEL (mm)

BAB 6 - 94
BUKU 3 SPESIFIKASI

19.00 9.5
% Total Agregat Yang Lolos Atas Berat :
19.0 95 100 100
9.5 20 55 85 100
2.36 0 10 0 10
.075 0-2 02
Kandungan aspal residu setelah penguapan(%
atas berat total campuran )

Batas campuran rencana 3.3 5.5 3.9 6.2


Campuran resep (untuk campuran percobaaan) 4.2 4.8
Minimum tebal efffektif film offektif (micron) 20 20
Minimum tebal lapisan nominal mm 40 20

b. pemilihan campuran pelaksanaan harus berdasarkan campuran resep dan tergantung


kepada kondisi berikut :

i. Campuran tersebut harus mudah ditangani, campuran yang terlalu pekat, atau
terlalu becek tidak akan diterima.

ii. Hanya sedikit atau ada limpasan cairan lebihan, limpasan tersebut harus kurang
dari 0.5% aspal sisa (atas berat agregat).

iii. Agregat lapisan aspal emulsi tidak kurang dari 90% total luas permukaan.
(minimum tebal film jika diuji = 0.02 mm)

(2) Campuran Percobaan

a. sebelum pekerjaan dimulai, harus dibuat percobaan campuran pelaksanaan takaran,


ditempatkan dan dipadatkan sehingga memenuhi persyaratan Direksi Teknik.
Kemudian Direksi Teknik dapat menyetujui campuran pelaksanaan tersebut atau
minta campuran berikutnya dan mencoba bagian terspasang sebelum persetujuan
akhir.

b. Perbaikan bagian-bagian campuran percobaan yang tidak memenuhi persyaratan


rencana, harus sesuai dengan Sub Bab 6.10.1 (6) spesifikasi ini. Test bagian-bagian
terpasang sebagai satu bagian dari percobaan lapangan akan dapat diterima jika
ternyata memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

6.10.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan daftar alat dan unit produksi
yang telah disetujui dan menurut petujuk lebih lanjut dari Direksi Teknik. Pada
umumnya harus digunakan cara manual bersama-sama dengan pemakai motor
grader untuk penghamparan.

b. Jenis alat berikut akan dipilih.

 Mixer beton dengan mesin, kapasitas minimum 200 liter.


 Motor grader

BAB 6 - 95
BUKU 3 SPESIFIKASI

 Distributor/penyemprot aspal beton bertekanan dengan penyediaan untuk


pemanas lapis aspal pelekat.
 Mesin gilas meliputi :
- Mesin gilas ban pneumatic (campuran tipis)
- Roda baja rata 6 8 ton
- Mesin gilas kecil (untuk penambalan)
 Sejumlah dump truk yang cukup lebih baik dengan loader
 Sapu, garu, grobak dorong untuk pekerjaan manual

(2) Pembuatan Aspal Campur Dingin

a. Agregat

Agregat harus cukup basah untuk menjamin pelapisan yang lengkap dengan aspal
emulsi.

b. Penyiapan Campuran

i. Perbandingan takaran seperti yang diberikan pada Tabel 6.10.4 harus diukur atas
berat, atau atas volume menggunakan kotak-kotak (kemasan) yang dikalibrasi dan
dibagi dengan benar, sesuai dengan intruksi Direksi Teknik.

ii. Agregat harus dicampur kering dalam mixer beton untuk mendapatkan
homogenitas dan ditambah aspal emulsi. Pencampuran harus berlajut sampai
pemadatan awal emulsi tersebut berlangsung.

iii. Pada penyelisaian dengan pencampuran tersebut, Aspal Campur Dingin dapat
segera digunakan (tidak perlu rawat mengeras).

c. Penyiapan Aspal Campur Dingin

Bila diminta demikian, Aspal Campur Dingin dapat disimpan untuk pemakaian
mendatang untuk jangka waktu sampai 3 bulan. Penyimpanan dapat dalam bentuk
gundukan besar yang ditumpuk atau dengan kantong.

i. Penumpukan sampai ketinggian antara 1.5 m 2.5 m terlindung dari sinar


matahari.

ii. Penyimpanan di bawah penutup dengan polypropyleme kedap atau kantong


semen, dapat ditumpuk sampai tinggi 2.5 m.

(3) Penyiapan Lapangan

a. Bila aspal campur dingin harus dipasang sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan
dengan lapis penutup yang ada, termasuk lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran
hancur dan cacat permukaan lainya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui
Direksi Teknik.

b. Sebelum pemasangan Aspal Campur Dingin permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan yang harus dibuang, dan akan dilabur
dengan lapis aspal pelekat yang diseprotkan pada tingkat pemakaian tidak lebih 0.5
l/m2, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(4) Penghanparan Pemadatan


BAB 6 - 96
BUKU 3 SPESIFIKASI

a. Aspal campur dingin akan dihampar dengan motor grader atau tenaga manusia.
Papan lengkung ditengah atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed dan aspal campur dingin tersebut akan dihampar
dan digaruk mencapai permukaan awal sekitar dua kali tebal padat yang diperlukan.
Catatan: tebal lapisan padat tidak boleh melebihi dua kali tebal minimum nominal
(tabel 6.10.4)

b. dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campur aspal harus disebarkan bakerja dari
papan pinggir menuju ketengah, dan kedepan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang.

c. tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatik

Prosedur pemadatan adalah sebagai berikut:

i. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja,
dan 6 km/jam mesin gilas roda pneumetic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran tersebut. Garis penggilasan tidak boleh
terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan
menimbulkan penggeseran campuran.

ii. Pengilasan ke dua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin
dibelakang penggilasan pemadatan awal. Penggilasan ahir akan dikerjakan
bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk
membuang semua tanda bekas mesin gilas.

iii. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju kebagian
tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilassan akan
mulai pada sisi rendah dan bergerak menuju ke bagian tengah perkerasan, kecuali
pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah dan
bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan
bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak
boleh berhenti pada titik titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan
sebelumnya.

iv. Bila menggilas sambungan memanjang mesin gilas pemadat pertama-tama harus
bergerak diatas jalan yang sudah dilapisi sebelumnya sedemikian sehingga tidak
lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/lewat diatas pinggir perkerasan yang tidak
terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini menggeser
posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan
berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan terpadatkan rapi secara
menyeluruh.

v. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan


untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya
campuran tersebut dalam kondisi padat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda
bekas mesin gilas dan ketidak rataan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah
BAB 6 - 97
BUKU 3 SPESIFIKASI

menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu
basah, tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

vi. Untuk luas kecil dan luas dimana mesin gilas berat tidak dapat digunakan,
penggilasan akan dilakukan dengan mesin gilas kecil bergetar dengan lintasan
yang cukup untuk menjamin pemadatan.

vii. Penambalan dan luas terbatas akan dipadatkan dengan alat tumbuk mesin atau
alat tumbuk tangan, diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.

(5) Penyelesaian

a. Permukaan aspal campuran dingin sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung jalan dan tingkat yang ditetapkan didalam toleransi yang ditentukan. Setiap
campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau
yang tidak menjadi sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu
kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan
disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian amblas dan
rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaiamana diminta oleh Direksi Teknik.

b. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatklan dan diselesaikan, Kontraktor


harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan
yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final dan dibuang oleh
Kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan
kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang
digilas sebelumnya.

(7) Membuat Kasar

a. Pada penyelesaian pemadatan, harus dibuat penyediaan untuk membuat kasar


permukaan, agar dapat melapisi tekstur permukaan yang terbuka.

b. Pada aspal campur dingin tersebut diizinkan untuk adanya retak-retak buatan,
kemudian satu lapis aspal perekat yang tipis disemprotkan ke atas permukaan pada
suatu tingkat pemakaian sekitar 6,20 / m.. Debu batu pecah atau pasir kasar bersih
ditebarkan diatas lapis aspal pelekat yang cukup untuk mengisi permukaan dan
permukaan tersebut digilas kembali. Bahan lebihan harus disapu bersih.

6.10.5 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Agregat dan aspal emulsi harus diuji mengenai gradasi dan syarat-syarat kualitas tempat
sumber pengadaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan untuk memenuhi test
laboratorium yang diberikan pada tabel 6.10.5. Sertifikat pabrik dan data uji harus

BAB 6 - 98
BUKU 3 SPESIFIKASI

disediakan untuk memenuhi persyaratan persetujuan Direksi Teknik dan pengujian harus
dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.10.5 TEST LABORATORIUM UNTUK ASPAL CAMPUR DINGIN

REFERENSI TEST
TEST TYPE
AASHTO Bina Marga

Analisa saringan agregat T27 PB 0201-76 Menentukan ukuran


kasar dan halus partikel dan distribusi
agregat kasar dan halus.

Ketahanan terhadap abrasi, T26 PB 0206-76 Test abrasi agregat <


agregat kasar ukuran kecil 19.0 mm
menggunakan mesin Los
Angeles

Pelapisan dan pengelu- T 182 PB 0205-76 Test pencelupan air


pasan campuran aspal untuk menaksir penaha-
agregat. nan aspal sesudah
lapisan dan pengelu-
pasan.

Bagian halus plastis dalam T 176 - Menetukan perbanding-


agregat bergradasi dan an relatif debu halus
tanah, dengan menggunak- atau bahan kelempung-
an test ekivalensi pasir an dalam agregat
bergradasi.

Pengujian aspal emulsi T 59 - Test untuk komposisi,


(air dan residu),
konsistensi dan
stabilitas memenuhi
spesifikasi AASHTO M
208

Pengaruh panas dan udara T 179 - Menetukan tebal film


pada bahan aspal (test effektif minimum.
oven film tipis)

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotong lubang uji untuk
contoh inti dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan aspal campur dingin
dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi
Teknik.
BAB 6 - 99
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.10.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test Permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan
kesesuaian dengan pungggung mal punggung dan batang lurus panjang
jalan, tingkat dan kemiringan 3 m setelah pemadatan awal dan
melintang. pemadatan akhir.

ii. Ketebalan lapisan permukaan Tebal aspal campur dingin terpasang


yang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau cara lain yang diminta
oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus
diambil oleh Kontraktor dibawah
pengawasan Direksi Teknik pada satu
titik yang diperintahkan demikian.

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan


terselesaikan untuk pengendalian mutu,
keseragaman dan pemadatan.

6.10.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Pekerjaan-pekerjaan Kecil

Volume aspal campur dingin akan diukur untuk pembayaran sebagai volume padat
terpasang ditentukan atas dasar luas permukaan dikalikan dengan tebal rata-rata yang
disetujui yang diukur dan disetujui bersama antara Kontraktor dan Direksi Teknik.
Kontraktor akan menyimpan satu catatan luas masing-masing dan tebal aspal campur
dingin terpasang untuk masing-masing luas. Catatan ini harus diserahlan kepada Direksi
Teknik setiap minggu selama perkembangan pekerjaan dan akan diperiksa terhadap
volume agregat dan emulsi yang diguanakan pada pekerjaan tersebut.

(2) Pembentukan Ulang Permukaan

a. Volume aspal campur dingin yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi
Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu
dikalikan dengan lebar rata-rata diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan
Direksi Teknik.

b. Tebal aspal campur dingin yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana
padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara
tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana
penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama
dengan :

tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya X
BAB 6 - 100
BUKU 3 SPESIFIKASI

Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang
dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah
diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

c. Bila lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan
Daftar Penawaran, lapis aspal, pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar
dibawah item pembayaran 6.2.2 spesifikasi ini.

d. Bilamana aspal campur dingin diletakkan diatas Lapis Pondasi Atas, pekerjaan
mempersiapkan dan memelihara Lapis Pondasi Atas tidak boleh diukur untuk
pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk
penyelesaian Lapis Pondasi Atas tersebut yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi
bab 5.2 atau 5.3.

e. Bila perbaikan lapisan permukaan yang tidak memuaskan telah diminta sesuai
dengan sub bab 6.10.1 (6) spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan
dibuat untuk untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-
perbaikan.

f. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian
bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian
akan dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk aspal campur
dingin.

6.10.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan diatas akan dibayar persatuan pengukuran
pada harga-harga yang dimasukkan Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan dibawah, yang aman harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi
penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan
aspal campur dingin sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

6.10.1 Aspal campur dingin m3

6.10.2 Aspal campur dingin m


(Pembentukan Ulang Permukaan)

BAB 6.11 ASPAL CAMPUR DINGIN


(Dengan Bahan Pengikat Aspal Cut Back-Cair)

6.11.1 Umum

(1) Uraian

BAB 6 - 101
BUKU 3 SPESIFIKASI

Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan, memasang dan memadatkan suatu campuran aspal
bergradasi semi padat, dingin untuk pembentukan ulang permukaan dan pelebaran jalan
Kabupaten yang ada dan melaksanakan penambalan pemeliharaan serta pekerjaan
perbaikan kecil. Tebal padat rata-rata untuk pembentukan ulang adalah 5 cm. Campuran
aspal tersebut berupa bahan pengikat aspal emulsi dan agregat dicampur dalam mixer
beton. Campuran dingin yang sudah dibuat tersebut akan sesuai untuk penggunaan
mendesak atau siap pakai digudang.

(2) Toleransi Ukuran

a. Untuk pembentukan ulang permukaan dan pelebaran perkerasan tebal rata-rata


terpasang harus sama atau lebih tebal dari tebal nominal rencana (yang biasanya
ditentukan antara 4 5 cm). Tidak ada titik dimana tebal aspal campur dingin padat
kurang dari 90 % tebal rencana. Namun demikian tebal rencana dapat disesuaikan
menurut kondisi lapangan atau putusan Direksi Teknik dan diberitahukan secara
tertulis kepada Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai aspal campur dingin dari batang lurus 3 meter tidak boleh
melebihi 5 mm pada setiap titik.

BAB 6 - 102
BUKU 3 SPESIFIKASI

Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik selama paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai, contoh bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan
dalam pekerjaan bersama data berikut :

a. Sertifikat pabrik pembuat untuk aspal cair (cut back) dengan data uji yang
menunjukkan kecocokan terhadap persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Rincian sumber pengadaan dan methoda produksi agregat yang akan digunakan
bersama dengan hasil-hasil test yang menunjukkan kecocokan terhadap persyaratan
mutu dan gradasi spesifikasi ini.

(3) Pembatasan Cuaca

Aspal campur dingin akan dipasang bila permukaan perkerasan cukup kering.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Untuk pembentukan ulang permukaan penuh harus dibuat penyediaan untuk


pekerjaan yang dilaksanakan dengan separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan
satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
Tidak ada lalu lintas yang diizinkan diatas permukaan jalan yang baru selesai sampai
lapis permukaan dipadatkan sepenuhnya sampai memuaskan Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis Permukaan selesai dari aspal campur dingin harus diselesaikan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis
permukaan yang tidak mematuhi terhadap persyaratan-persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan
dan mengganti, menambah lapisan tambah dan/atau cara lain yang dipadang perlu oleh
Direksi Teknik.

6.11.2 Bahan-Bahan

(1) Agregat

a. Agregat Kasar untuk Aspal Campur Dingin

Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikill pecah atau campuran batu pecah dengan
kerikil alam bersih. Gradasi agregat kasar harus memenuhi salah satu dari dua batas
toleransi gradasi yang diberikan dalam tabel 6.11.1 di bawah.
TABEL 6.11.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

BAB 6 - 103
BUKU 3 SPESIFIKASI

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT


UKURAN SARINGAN
19.0 mm 9.5 mm

19.0 100 -
12.5 30 100 100
9.5 0 55 85 100
4.75 0 10 20 45
0.075 0 12 05

Catatan : Untuk lapis permukaan yang tipis, Kontraktor harus menggunakan


ukuran nominal 9.5 mm.

b. Agregat Halus untuk Aspal Campur Dingin

Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok,
bersih dan bebas dari gumpalan lumpur dan benda-benda lain yang harus dibuang. Test
ekivalensi pasir untuk menentukan bagian halus dan lempung tidak boleh lebih dari 30.
Gradasi agregat harus sesuai dengan tabel 6.11.2 berikut :

TABEL 6.11.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN
PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT
(mm)

9.5 100
4.75 90 100
2.36 80 100
0.60 25 100
0.075 0 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda
yang harus dibuang. Ia berisi ukuran pertikel yang 100 % lolos saringan 0.60 mm dan
tidak kurang dari 70 % atas berat partikel yang lolos saringan 0.075 (saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk aspal campur dingin harus memenuhi syarat kualitas
yang diberikan pada tabel 6.11.3 dibawah .

TABEL 6.11.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

BAB 6 - 104
BUKU 3 SPESIFIKASI

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Maksimum 95%


pengelupasan

(2) Bahan Aspal Untuk Aspal Campur Dingin

Bahan aspal harus dari aspal cair (Cut Back) jenis perawatan sedang memenuhi kepada
persyaratan AASHTO M82 (Tabel 1) Grade MC 800.

6.11.3 Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal/agregat harus satu campuran bergradasi semi padat dan harus
memenuhi persyaratan yang diatur dalam tabel 6.11.4 dibawah.

TABEL 6.11.4 KOMPOSISI ASPAL CAMPUR DINGIN

MAKS UKURAN PARTIKEL


PERSYARATAN CAMPURAN mm
19.0 9.5

% lolos total agregat atas berat :

19.0 mm 95 100 100


9.5 mm 60 75 85 100
2.36 mm 15 25 15 25
0.075 mm 35 35

Kandungan aspal residu setelah penguapan (% atas


berat, dari total campuran)

Batas-batas campuran rencana campuran resep >5.0 > 5.5


(untuk campuran percobaan minimum tebal film 5.3 5.8
effektif (mikron) 10 10

Minimum Tebal Lapisan nominal mm 40 20

b. Pemilihan campuran pelaksanaan harus berdasarkan campuran resep dan tergantung


kepada kondisi berikut :

i. Campuran tersebut harus mudah ditangani. Campuran yang terlalu pekat, atau
terlalu becek tidak akan diterima.

ii. Hanya sedikit atau tidak ada lapisan cairan lebihan, lapisan tersebut harus kurang
dari 0.5 % aspal sisa (atas berat agregat).

(2) Campuran Percobaan

BAB 6 - 105
BUKU 3 SPESIFIKASI

a. Sebelum pekerjaan dimulai, harus dibuat percobaan pelaksnaan, ditempatkan dan


dipadatkan sehingga memenuhi persyaratan Direksi Teknik. Kondisi Direksi Teknik
dapat menyetujui campuran pelaksanan tersebut atau minta rencana campuran
berikutnya dan mencoba bagian terpasang sebelum persetujuan akhir.

b. Perbaikan bagian-bagian campuran percobaan yang tidak memenuhi persyaratan


rencana, harus sesuai dengan sub bab 6.10.1 (6) spesifikasi ini.Test bagian-bagian
terpasang sebagi satu bagian dari percobaan lapangan akan dapat diterima jika
ternyata memuaskan dan disetujui Direksi Teknik.

6.11.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. jenis alat dan cara pengoperasiannya harus sesuai dengan daftar alat dan unit
produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut dari Direksi Teknik.
Pada umumnya harus digunakan cara manual bersama-sama dengan pemakaian
motor grader untuk penghamparan.

b. Jenis alat berikut akan dipilih

- Mixer Beton dengan mesin, kapasitas minimum 200 liter


- Motor grader
- Distributor/penyemprot aspal bertekanan dengan penyediaan untuk pemanasan
lapis aspal pelekat
- Mesin gilas meliputi :
Mesin gilas ban pneumatic (campuran tipis)
Roda baja rata, 6 8 ton
Mesin Gilas kecil (untuk penambalan)
- Sejumlah dump truk yang cukup, lebih baik dengan loader
- Sapu, Garu, gerobak dorong untuk pekerjaan manual

(2) Pembuatan Aspal Campur Dingin

a. Agregat

Untuk campuran aspal cair atau (cut back), agregat harus sekering mungkin dan
permukaan tidak lembab, kadar air campuran kombinasi tidak melebihi 2 % atas berat
total campuran.

BAB 6 - 106
BUKU 3 SPESIFIKASI

b. Penyiapan Campuran

i. Perbandingan takaran seperti diberika pada tabel 6.10.4 harus diukur atas berat,
atau atas volume menggunakan kotak-kotak (kemasan) yang dikalibrasi dan dibagi
dengan benar, sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

ii. Agregat harus dicampur kering dalam mixer beton untuk mendapatkan
homogenitas dan ditambahkan aspal emulsi. Pencampuran harus berlanjut sampai
pemadatan awal emulsi tersebut berlanggsung.

iii. Pada penyelesaian campuran, aspal campur dingin tersebut dapat dirawat dan
ditumpuk untuk paling sedikit satu minggu sebelum penggunaan.

c. Penyimpanan Aspal Campur Dingin

Bila diminta demikian , aspal campur dingin dapat disimpan dibawah pelindung kedap air
yang tertutup untuk pemakaian mendatang untuk jangka waktu sampai 3 bulan.
Penyimpanan dapat dalam bentuk gundukan besar yang ditumpuk atau dengan kantong.

i. Penumpukan sampai ketinggian antara 1.5 m 2.5 m terlindung dari sinar


matahari langsung

ii. Peyimpanan dibawah penutup dengan polypropyleme kedap atau kantong semen,
dapat ditumpuk sampai tinggi 2.5 m.

(3) Penyiapan Lapangan

a. Bila aspal campur dingin harus dipasang sebagai satu lapis ulang diatas perkerasan
dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang
ada, termasuk lubang-lubang bagian amblas, pinggiran hancur dan cacat permukaan
lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

b. Sebelum pemasangan aspal campur dingin permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan
dilabur dengan lapis aspal pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak
melebihi 0.5/ m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(4) Penghamparan dan Pemadatan

a. Aspal campur dingin akan dihampar dengan motor grader atau dengan tenaga
manusia. Papan lengkung ditengah atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur
permukaan diantara papan screed dan aspal campur dingin tesebut akan dihampar
dan digaruk sampai permukaan awal sampai dua kali tebal padat yang diperlukan.
Catatan : tebal lapisan padat tidak boleh melebihi 2 kali tebal minimum nominal (tabel
6.11.4)

b. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan kedepan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan suatu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang.

BAB 6 - 107
BUKU 3 SPESIFIKASI

c. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas Bangunan pneumatic.

Prosedur pemadatan adalah sebagai berikut:

i. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja,
dan 6 km/jam untuk mesin gilas roda pneumatik serta akan cukup lambat untuk
menghidari penggeseran campuran tersebut. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan terbalik secara tiba-tiba, yang akan
menimbulkan penggeseran campuran.

ii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sepraktis mungkin di belakang
pemadatan awal. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih
dalam kondisi cukup masih dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas
nesin gilas.

iii. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian
tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan dimulai
pada sisi rendah dan bergerak menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas
dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan sebelumnya.

iv. Bila mengilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus
bergerak di atas jalan yang sudah dilapisi sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15
cm roda kemudian jalan/lewat diatas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan.
Mesin gilasa harus terus menerus sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit
demi sedikit menyilang sambung tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai
diperoleh sambungan satu sambungan terdapatkan rapi secara menyeluruh.

v. Penjelasan akan bergerak maju sebagaimana untuk mendapatkan pendataan yang


seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat
dikerjakan dan semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan ketidak rataan lainnya
dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda
tersebut harus dijaga selalu basah, tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

vi. Untuk luas kecil dan luas dimana mesin gilas berat tidak dapat digunakan,
penggilasan akan dilakukan dengan mesin gilas kecil bergetar dengan lintasan yang
cukup untuk menjamin kepadatan.

vii. Penambalan dan luas terbatas akan dipadatkan dengan alat tumbuk mesin atau alat
tumbuk tangan, diselesaikan hingga memuaskan Direksi Teknik.

BAB 6 - 108
BUKU 3 SPESIFIKASI

(5) Penyelesaian

a. Permukaan Aspal Campur Dingin sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung jalan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap
campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau
yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu
kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan
disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian amblas dan
rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

b. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor


harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan
yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh
Kontraktor sehingga disetujui Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan
kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang
digilas sebelumnya.

(7) Membuat Kasar/Buram (Blinding)

Satu lapisan agak kasar (buram) yang terbuat dari pecahan batu sabak, debu batu atau
pasir halus yang disebar diatas seluruh permukaan secepatnya setelah pemadatan.
Lapisan yang buram (kasar) tersebut akan ditanamkan dengan penggilasan atau
penumbukan dan bahan-bahan berlebih disapu bersih.

6.11.5 Pengendalian Mutu

(1) Tes Laboratorium

Agregat dan aspal emulsi harus diuji mengenai gradasi dan syarat-syarat kualitas
ditempat sumber pengadaan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk
memenuhi tes laboratorium yang diberikan pada tabel 6.11.5. sertifikat pabrik dan data uji
harus disediakan untuk memenuhi persyaratan persetujuan Direksi Teknik dan pengujian
lebih lanjut untuk dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.

BAB 6 - 109
BUKU 3 SPESIFIKASI

TABEL 6.11.5 TEST LABORATORIUM UNTUK ASPAL CAMPUR DINGIN

REFERENSI TEST
TEST TYPE
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan Agregat T 27 PB 0201-76 Menentukan ukuran
kasar dan halus partikel dan distribusi
Agregat kasar dan halus.
Ketahanan terhadap abrasi, T 96 PB 0206-76 Test abrasi agregat <
Agregat kasar ukuran kecil 19.05 mm.
menggunakan mesin Los
Angeles
Pelapisan dan Pengelupa- T 182 PB 0205-76 Test pencelupan air untuk
san campuran aspal menaksir penahanan aspal
agregat. sesudah pelapisan dan
pengelupasan.
Bagian halus plastis dalam T 176 - Menentukan perbandingan
agregat bergradasi dan relatif debu halus atau
tanah, dengan mengguna- bahan kelempungan dalam
kan test ekivalensi pasir. agregat bergradasi.
Destilasi Aspal Cut Back. T 78 - Test untuk menentukan
aspal residu.
Pengaruh panas dan udara T 179 - Menentukan tebal film
pada bahan aspal (Test efektif minimum.
Oven Film Tipis)

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan terkecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk
contoh inti dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan ATB dipadatkan
dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.11.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


i. Test permukaan Permukaan harus dijuji setiap hari dengan mal
perkerasan untuk punggung dan batang lurus panjang 3 m setelah
kesesuaian dengan pemadatan awal dan pemadatan akhir.
punggung jalan,
tingkat dan kemi-
ringan melintang.

ii. Ketebalan lapisan Tebal aspal beton terpasang yang harus dipantau
permukaan . dengan inti perkerasan atau cara lain yang diminta oleh
Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh
Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik pada
satu titik yang diperintahkan demikian.

iii. Kualitas. Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk


pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.
6.11.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Pekerjaan-Pekerjaan Kecil

BAB 6 - 110
BUKU 3 SPESIFIKASI

Volume aspal campur dingin akan diukur untuk pembayaran sebagai volume pada
terpasang ditentukan atas dasar luas permukaan dikalikan dengan tebal rata-rata yang
disetujui yang diukur dan disetujui bersama antara Kontraktor dan Direksi Teknik.
Kontraktor akan menyimpan satu catatan luas masing-masing dan tebal aspal campur
dingin terpasang untuk masing-masing luas. Catatan ini harus diserahkan kepada Direksi
Teknik setiap minggu selama perkembangan pekerjaan akan diperiksa terhadap volume
agregat dan emulsi yang digunakan pada pekerjaan tersebut.

(2) Pembentukan Ulang Permukaan

a. Volume aspal campur dingin yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi
Teknik dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu
dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara
Kontraktor dan Direksi Teknik.

b. Tebal aspal campur dingin yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal
rencana padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik secara tertulis dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal
rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran luas yang
diperbaiki sama dengan :

Tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya X
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang
dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah
diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

c. Bila lapis aspal perekat dipasang yang sesuai dengan persyaratan kontrak khusus
dan Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan
dibayar dibawah item pembayaran 6.2.2 spesifikasi ini.

d. Bila aspal campur dingin diletakkan diatas Lapis Pondasi Atas pekerjaan
mempersiapkan dan memelihara Lapis Pondasi Atas tidak boleh diukur untuk
pembayaran dan akan dimasukkan kedalam pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaiakn Lapis Pondasi Atas tersebut yang sesuai dengan bab 5.1.2 atau bab
5.3.

e. Bila perbaikan lpaisan permukaan yang tidak memeaskan telah diminta sesuai
dengan sub bab 6.10.1 (6) spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-
perbaikan.

f. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian
bahan-bahan yang ditentukan dibawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian
dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk aspal campur dingin.

6.11.7 Dasar Pembayaran

BAB 6 - 111
BUKU 3 SPESIFIKASI

Volume yang ditentukan seperti diberikan diatas akan dibayar persatuan pengukuran
pada harga-harga yang dimasukan dalam daftar penawaran untuk item-item pembayaran
yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menyelesaiakan lapis aspal campur dingin sebagaimana diuraikan dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

6.11.1 Aspal Campur Dingin M

6.11.2 Aspal Campur Dingin M

BAB 6 - 112
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7
KONSTRUKSI BETON

BAB 7.1 PEKERJAAN BETON

7.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi, campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama
(awet). Yang memiliki karakteristik tertentu.

b. Agregat meliputi baik yang kasar maupun yang halus, bergradasi tetapi jumlah
agregat halus yang dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat
kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti bahan masukan udara atau bahan
kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan
kecuali diminta demikian didalam persyaratan Kontrak Khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton.

Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI tahun 1971 atau


perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton,
terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan
spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.

(3) Kelas-kelas Beton

Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1.

BAB VII - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 7.1.1. KELAS-KELAS BETON

Rujukan
Kelas Jenis Uraian
Mutu

I B0 Non Struktural Untuk alas beton kurus dan perataan


pondasi

II
Beton massa tanpa tulang untuk dasar
K125
Struktural pondasi, penutup pipa-pipa

Beton dengan penulangan ringan


K175 Struktural digunakan untuk pondasi pelat, dinding-
dinding kaison, Kereb dan jalan setapak

Konstruksi beton bertulang termasuk


gelegar-gelegar, kolom-kolom lantai /
K225 Struktural pelat lantai/ dinding penahan, gorong-
gorong pipa, gorong-gorong kotak /
persegi.

K275 Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai


Sampai Struktural jembatan, dan bagian-bagian konstruksi
K350 utama lainnya.

Bagian-bagian Konstruksi beton


K400 Struktural pratekan dan tiang tiang beton
pracetak.

Catatan : Kelas khusus K225 digunakan untuk beton didalam air

(5) Penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan bahan yang digunakan


untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan
kecocokan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan


gambar-gambar rincian semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan.

c. Kontraktor akan melapor pada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan bahan

a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk


mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara metodologi dan
rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan

BAB VII - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu kadaluwarsa penyimpanan
semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras,
tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

b. Selama pengangkutan semen sampai kegudang atau lapangan kerja harus dijaga
sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk
bahan-bahan yang harus dipakai di lapangan, harus memenuhi persyaratan yang
disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan-bahan (N1-3) dan
spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3.9)

(7) Kondisi Cuaca

Pada umumnya pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan


pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu Kontraktor harus
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton
terhadap hujan dan Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan
pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.

Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton dan ditolak
karena hujan.

(8) Perbaikan-perbaikan Beton yang Tidak Memuaskan

a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi


(kelonggaran) sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus
diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik yang dapat meliputi :

- Perubahan dalam perbandingan campuran


- Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak
memuaskan oleh Direksi Teknik
- Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya ternyata
tidak memuaskan

Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu
pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian
lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang adil (benar).

7.1.2. Bahan

(1) Semen

a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih berasal dari salah satu
jenis PC ( Porrland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASHTO M85 :

Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus


Tipe II : Pemakaian umum dengan tahan sulfat moderat
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
TipeV : Dipergunakan jika diperlukan tahan (Resistensi) sulfat yang tinggi.
b. Kecuali diijinkan cara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan
harus diperoleh dari satu sumber pabrik.

BAB VII - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Air

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas
dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan
organik. Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengandakan pengujian air yang
berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan bermutu yang meragukan (rujukan
pengujian AASHTO T26).

(3) Agregat

a. Persyaratan Umum

i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
beriasi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil
dan pasir dari sumber yang disaring semua agregat alam harus dicuci.

ii. Agregat tersebut harus memenuhi pesyaratan gradasi yang diberikan pada tabel
7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada tabel 7.1.3.

iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga per empat ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan
cetakan. (Acuan).

iv. Agregat halus harus bergradasi/baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.

v. Semua agregat harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan
demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setip agregat yang gagal pada
tes warna, harus ditolak.

vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton Konruksi.

b. Gradasi Agregat

Gradasi agregat kasar dan agregat harus memenuhi persyaratan tabel 1.7.2. berikut ini,
kecuali bila bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak,
apabila Kontraktor dapat menunjukkan dengan campuran percobaan dan pengujian
bahwa beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan dapat
dihasilkan.

BAB VII - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 7.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

PENUNJUKAN
PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STANDAR IMPERIAL AGGREGAT PILIHAN AGREGAT
(mm) (inches) HALUS KASAR
50 2 -- 100
37 2 -- 95100 100
25 1 -- -- 95-100 100
19 3/4 -- 35-75 -- 90-100 100
13 1/2 -- -- 25-65 -- 90-100
9,5 3/8 100 10-30 -- 20-55 40-70
4,75 #4 95 100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 -- -- 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45 80 -- -- -- --
0,3 # 50 10 30 -- -- -- --
0,15 # 100 25 -- -- -- --

c. Syarat Syarat Mutu Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi keadaan mutu berikut ini yang diberikan
pada Tabel 7.1.1 di bawah ini.

TABEL 7.1.3 SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGGREGAT

BATAS PENGUJIAN
URAIAN
AGREGAT AGREGAT
KASAR HALUS

Kehilangan berat karena keausan ( 500 putaran ) 40 % --

Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 12 % 10 %


putaran

Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2% 0,5 %

Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm (#200) 1% 3%

(4) Filler (bahan pengisi) sambungan

a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi


persyaratan AASHTO M 173 Jenis Elastisitas dituangkan panas.

b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus


memenuhi persyaratan AASHTO M 153

BAB VII - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Filler Bentuk Karet Spons (bunga karang) dan Filler Gabus Sambungan Muat.

7.1.2 Perencanaan Campuran Beton

(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)

Untuk semua pekerjaan beton utama dan pekerjaan beton kontruksi, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara
yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan
pada Tabel 7.1.4. sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 7.1.2.

TABEL 7.1.4 PERBANDINGAN DISAIN CAMPURAN BETON


( BERDASARKAN BERAT )

UKURAN AGREGAT MAX. PERBANDINGAN AIR/


BERAT SEMEN
KELAS YANG DISARANKAN (MM) SEMEN OPTIMUM
TOTAL
BETON PERBAN - Dg.BERAT
Kg/m3 KELAS A KELAS B
DINGAN Kg/m3

K 400 425 25.0 19.0 0.35 150

K 350 425 25.0 19.0 0.42 180

K 275 400 25.0 19.0 0.42 170

K 225 350 37.5 25.0 0.46 160

K 175 300 37.5 25.0 0.50 150

K 125 250 50.0 25.0 0.52 130

BI / 0 225 50.0 37.5 0.60 135

K225 (di- 400 37.5 25.0 or 0.53 210


dalam air) 19.0

Catatan :
Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh Persyaratan yang
ditetapkan

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Volume)

Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik
secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu
kombinasi berat dan volume tindakan-tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :
a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 atau 50 Kg tiap kantong.

b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang


direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak
tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan
perata diatas.

BAB VII - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus dibuatkan persyaratan mengenai pasir
yang mengembang karena kadar air.

i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume
dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.

Kondisi Pasir Kandungan Air

Pasir amat basah 100 130 Kg/m3


Pasir basah sedang 60 65 Kg/m3
Pasir lembab 30 35 Kg/m3

ii. Jika diperluka demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menentukan besarnya pengembangan.

d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai

e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut,
yang diberikan pada Tabel 7.1.5.

TABEL 7.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN


KECIL ( BERDASARKAN VOLUME )

LAMPIRAN VOLUME UNTUK 200 KG BETON


NOMINAL
(DENGAN AGRE- KELAS
PASIR (M3) AIR ( LITER )
VOLUME) SEMEN GAT PEKERJAAN
(BAHAN- (40 KG)
KASAR PASIR PASIR
KERING KANTONG LEMBAB KERING (M3) LEMBAB KERING
Gelegar, Pelat Lantai,
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 Kolom Beton bertulang
Pelat lantai beton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 bertulang dan beton
tanpa tulang
Beton massa, dinding
1:2,5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 Penahan dan Pekerja-
an Umum

1:3:6 5 0.51 0.42 0.85 114 154 Pondasi Beton massa

Catatan : Semen 40 Kg bervolume 0.035 M3

(3) Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan


dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh
Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam
pekerjaan. Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil
pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran
seperti ditentukan Tabel 7.1.6.

BAB VII - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(4) Persyaratan Sifat-sifat Campuran.

a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan


kekuatan tekan slump (penurunan) seterti ditetapkan dalam Tabel 7.1.6 di bawah ini
atau yang disetujui Direksi Teknik bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-
pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

TABEL 7.1.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON

Kekuatan Tekan Minimum Slump yang


Kg/cm2 Diizinkan (mm)
Kelas
Beton Kubus 15 cm Silinder Tanpa
Digetar
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari Getar

K 400 -- -- -- -- 40 60 --
K 350 225 350 190 290 40 60 --
K 275 175 275 145 230 40 60 --
K 225 145 225 120 185 40 60 --
K 175 110 175 90 145 40 60 50 80
K 125 80 125 65 100 40 60 40 100

K 225 75 175
145 225 120 185 --
(dlm air)
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari
kekuatan kubus.

b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai


dengan Tabel 7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum
yang diberikan pada Tabel 7.1.7.

TABEL 7.1.7. SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL

Kekuatan Tekan Minimum


Kg/cm2 Slump yang
Campuran Kubus Silinder Diizinkan (mm)
Nominal 15 Cm X 15 Cm 15 Cm X 30 Cm Tanpa Getar
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari

1:2:3 175 260 145 215 --

1:2:4 150 210 125 175 60 100

1 : 2.5 : 5 90 125 75 100 40 100

1:3:6 -- -- -- --

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di
bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan terkecuali Direksi Teknik

BAB VII - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas
rendah.

d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan,


Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil
langkah-langkah demikian yang akan menyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan
pada Tabel 7.1.6 dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 7.1.1 (8)

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan


pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan statistik, persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan
sebelum mengambil putusan akhir.

(5) Penyesuaian Campuran.

a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan

i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki


dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan
dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan
kandungan semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk
kekuatan yang memadai, dilampaui.

ii. Menghasilkan kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik seperti dinyatakan di bawah ini.

b. Penyesuaian Kekuatan

i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah
tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan
sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan
telah dicalonkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian
campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor.

c. Bahan tambahan campuran

i. jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah direksi
teknik secara tertulis, bahan tambahan campuran dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume
bahan tambahan campuran tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan
digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

BAB VII - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

ii. Kemanfaatan bahan tambahan campuran tersebut harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan dilapangan.

7.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pencampuran Beton di Lapangan

a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.

i. Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan


dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran
yang akan menjamin suatu campuran yang merata / homogen

ii. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu
sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap takaran.

iii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum
harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan m3 campuran beton.

iv. Pencampur tersebut pertama-tama harus dimuati dengan agregat yang sudah
ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum
ditambah air.

v. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut


harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan Tangan.

Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah


pencampur mesin, Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara manual
sesuai dengan prosedur berikut ini :

 Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan yang keras
bersih dan kedap air.

 Urutan pencampuran haruslah :

 Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan alat takaran
kotak, dan ditempatkan agregat halus diatas agregat kasar.

 Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan sebarkan semen tersebut.

 Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-bahan tersebut


bercampur menyeluruh.

 Tambahkan air, lebih baik dari sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung
semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
berwarna dan kekentalan yang merata.

BAB VII - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) penyiapan Lapangan.

a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua


pemasangan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-
bahan harus telah diuji yang sesuai dan ditempatkan, serta peralatan dalam keadaan
bersih siap untuk digunakan.

b. Semua kaki pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton dicor.

c. Semua acuan, penulangan dan pokok-pokok (item) pelengkap lainnya harus secara
benar dan ditempatkan secara aman dan didukung untuk mencegah perpindahan
tempat.

(3) Acuan

Acuan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut :

i Acuan pabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap
adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan
harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan,
dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat
sebelum digunakan.

ii Kayu dengan permukaan kasar (tidak disrut) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak menonjol keluar, tetapi kayu srut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang nonjol keluar.

iii Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm
dipasang disudut.

iv Penguatan acuan terdiri dari baut-baut, klemp sarana lain yang akan digunakan
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran
beton, danacuan tersebut harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak permukaan beton selesai.

v Untuk pengecoran beton pada dasar penujang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapikan
dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.

vi Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuanya
untuk mencegah suatu penggeseran.

Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-
jembatan mengacu kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan

(4) Mengangkut dan Menempatkan Beton


a. Pengangkutan beton dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan
bahan-bahan (air, seman atau aggregat)

BAB VII - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncuran yang miring


harus disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan
persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifisikasi dan
telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini kontraktor harus
memberikan kepada Direksi Teknik pemberitahuan sebelumnya paling sedikit 24 jam.

d. Beton harus dicampur dan dicor dalam keadan akhir di dalam jangka waktu yang lebih
pendek sebagaimana yang diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang
dipergunakan.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak ada beton yang harus
dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,5 m.

f. Pengecoran beton harus dilaksakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa
menghetikan sampai akhir yang dipersiapkan atau sambungan kontruksi yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk kontruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk
dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horisontal
dengan tebal tidak lebih dari 15 m.

(5) Pengecoran Beton Dalam air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan sedemikian atau untuk
keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor hrus disetujui secara
tertulis oleh Direksi Teknik dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur
dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
- Pengecoran beton dengan pemompaan
- Pengecoran beton dengan alat tremix
- Pengecoran beton dengan alat bucket yang menuang di bawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperhatikan dan disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, kontraktor harus melaksanakan
satu uji jalan menujukkan (memperhatikan) keefektifan peralatan tersebut.

c. Selama pengecoran harus diperhatikan untuk menyakinkan bahwa beton tersebut


tidak menjadi kotor dengan air karena kesalahan sambungan-sanbungan atau
kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang akan
mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti
beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(6) Sambungan Kontruksi

a. lokasi sambungan-sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus ditentukan


sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum pelaksanaan.
Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

BAB VII - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

i Sambungan kontruksi tidak boleh ditempatkan pada sambungan bagian-bagian


struktural, kecuali ditentukan sebaliknya.

ii Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan


memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.

iv Sambungan lidah paling sedikit 4 campuran dalamnya, disediakan untuk sambungan


konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding.

v Sambungan konstruksi tidak boleh dibuat menerus dinding sayap.

vi Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
menurut perintah Direksi Teknik.

(7) Pemadatan Beton

a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam, yang disetujui, dilengkapi
apabila diperlukan dengan batang tangan.

Pemadatan manual hanya diijinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan
akan terdiri dari pemadatan didalam campuran beton dengan tongkat pemadat,
bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat harus dibatasi sampai waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan
segregasi bahan-bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan penggetar mesin atau


alat penggetar kedalam beton yang cor masih segar, bebas penulangan. Alat
penggetar harus dimasukkan kedalam campuran beton sejajar dengan sumbu
memenjang, dan digetar selama 30 menit pada setiap lokasi berjarak masing-masing
45 cm (lihat PBI 1971).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang dicor
setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar beton empat meter kubik.

(8) Penyelesaian dan Perawatan Beton

a. Pembongkaran Cetakan

i Tidak ada acuan yang akan dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung)
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.

ii Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran


acuan diberikan pada tabel 7.1.8

BAB VII - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 7.1.8 WAKTU PENCOPOTAN UNTUK MEMBONGKAR ACUAN

WAKTU PERSYARATAN
LOKASI DALAM STRUKTUR
MINIMUM KEKUATAN

Pinggiran dinding, kolom, balok, 2 hari Acuan yang didukung oleh


kereb penyokong atau perancah
lain, tidak boleh dibongkar
Dasar lantai (Slab) 12 14 hari sampai beton tersebut telah
meraih paling sedikit 60%
Dukungan dibawah gelagar bawah, 14 hari kekuatan rencana
balok, rangka atau lengkungan

iii Untuk memudahkan penyelesaian, acuan yang digunakan pada pekerjaan hiasan,
tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.

b. Permukaan Selesai

i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah


pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan
lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi
Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton harus disumbingkan
kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan
pasta semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir
harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

c. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat,
panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat memindahkan beton tersebut.

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton, harus dirawat dengan menutup
dengan pasir basah, anyaman, atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air
untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan
lembab untuk 4 hari berikutnya.

iii. Cetakan yang dalam posisinya harus jaga dijaga tetap basah.

d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari,
asalkan semua cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifisikasi dan ditunjukkan
pada Gambar Rancangan telah diisi selengkapnya. Penyimpangan dari Gambar
Rancangan, Spesifisikasi spesifisikasi dan/atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang
dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang
dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang
sesuai dengan spesifisikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, harus merupakan
tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus
sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

BAB VII - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

7.1.5 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian-pengujian Laboratorium

Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujian-


pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifisikasi ini.

TABEL 7.1.9 PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON

REFERENSI PENGUJIAN
PENGUJIAN TIPE
AASHTO BINA MARGA
Untuk memenuhi persyaratan
Analisa saringan Agregat halus dan gradasi menentukan ukuran dan
T 27 PB. 0201-76
agregat kasar ditribusi partikel agregat kasar dan
agregat halus
Menentukan kekeruhan organik
dengan menggunakan larutan
Kekeruhan organik dalam pasir
T 21 PB. 0207-76 sodium hydroxida dan mengacu
untuk beton
pada penyelesaian (solusi) warna
standar.
Menentukan total volume bahan-
bahan yang lebih halus dari 0,075
Jumlah bahan-bahan yang lebih
mm. Catatan :
halus dari saringan 0,075 dalam T 11 PB. 02 08-76
Mungkin diperlukan penera-
agregat
pan prosedur basah dan
prosedur kering dibawah T27
Penentuan kesamaan atau
Mutu air yang harus di gunakan
T 26 PB. 0301-76 dekalinitas, total zat padat dan
dalam beton
inorganik
Menentukan dengan % gumpalan
Gumpalan Lempung dan partikel lempung dan partikel-partikel
T 112 --
pecahan dalam agregat pecahan dasar agregat halus
(setelah pengujian T11 ).
Kekerasan agregat oleh
Menentukan kekerasan agregat
penggunaan Sodium Sulfat atau T 104 --
terhadap keausan cuaca
Magnesium Sulfat
Ketahanan terhadap abrasi,
agregat kasar ukuran kecil dengan T 96 PB. 0206 76 Test abrasi untuk pengujian
menggunakan Los Angeles
Pengujian kekuatan tekan contoh
bahan beton pada 7 hari dan 28
Kekuatan tekan contoh uji beton
T 22 -- hari, memenuhi persyaratan
silinder
spesifikasi (tabel) referensi
6.4.3.(3) dan 6.4.3(4)

(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk


memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan
pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan
persetujuan oleh Direksi Teknik.

BAB VII - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGUJIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Menempatkan dan Merawat Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan


beton pekerjaan termasuk galian, cetakan,
penulangan, dan untuk pemadatan,
pengakhiran, serta perawatan.

b. Pembongkaran Cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan


jadwal kerja Kontraktor, pemeriksaan dan
persetujuan untuk pembongkaran.

c. Test untuk Pemeriksaan Test-test pengendalian yang sederhana harus


Agregat Halus. dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk
menentukan kandungan air dalam agregat
sebelum pencampuran.

d. Test Slump untuk kekentalan Test penurunan (slump) untuk setiap takaran
dan kemudahan untuk diker- besar hasil beton, dan seperti serta jika diminta
jakan, Campuran Beton oleh Direksi Teknik.
Basah. AASHTO T 119
PC 0101 7

e. Test Kekuatan Tekan Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh
AASHTO T 22 bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap
60 M3 campuran beton yang dicor. Sebagai
tambahan paling sedikit satu test untuk setiap
bagian struktur yang terpisah. Di mana mutu
beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji
inti harus dipotong dan diuji seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

f. Test Agregat Halus untuk Tet harus dilakukan seperti dan jika
gumpalan lempung dan diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk
partikel partikel pecahan. memeriksa mutu agregat halus atau pasir yang
AASHTO T 112 digunakan di lapangan.

7.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter
kubik beton yang digunakan untuk diterima di dalam pekerjaan yang sesuai dengan
ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada Gambar Rencana beserta kelas-kelas beton
atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil dengan pipa atau barang lain
yang ditanam seperti penulangan, penghentian air, lubang-lubang drainase, dan pipa-
pipa berdiameter 20 cm atau kurang.

BAB VII - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Beton tersebut harus ditempatkan dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran,
seperti :

a. Beton struktural bertulang K 175, K 225, K 275, K 350 dan K 400 (kelas yang
sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar Penawaran).

b. Beton tidak bertulang Kelas K125 dan B0

(3) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau
pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan atau perancah untuk balok-balok dan slab
(lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan),
pemompaan, penyelesaian, perawatan mengeras, penyediaaan lubang lepas dan
urugan kembali terhadap struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan
demikian dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk dalam harga Penawaran
untuk pekerjaan beton.

(4) Penyediaan secara terpisah akan dibuat untuk pengukuran dan pembayaran bagi
pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai
dengan item pembayaran bersangkutan dimasukkan dalam Spesifikasi Umum
Jembatan Kabupaten.

(5) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untu pembayaran di bawah Bab ini, akan
tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran
terpisah yang disediakan dalam tempat lain dalam Spesifikasi ini.

(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah


diperintahkan yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1.(8) Spesifikasi ini tidak ada
pembayaran tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume
yang diperulakan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

7.1.7 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk


pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftra Penawaran untuk
item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus
merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
penyelesaian pekerjaan beton seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

BETON

SATUAN
NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN
PEMBAYARAN

7.1.1 Beton Struktur Bertulang Meter kubik


7.1.2 Beton Tidak Bertulang Meter kubik

BAB VII - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2.1 URAIAN

(1) Umum

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan penempatan


batang baja tulangan dan pengelasan anyaman untuk penulangan beton, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan ole Direksi Teknik.

(2) Toleransi

a. Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai


dengan persyaratan PBI 1971 (N.I 2).

b. Kelongggaran Penempatan

i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang
atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm,
yang mana lebih besar.

ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih dari satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan
ruang bebas/jarak vertikal minimum 2,5 cm.

c. Penutup Beton (terhadap tulangan)

i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga penutup beton


minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 7.2.1 untuk
beberapa macam kondisi yang didapat.

TABEL 7.2.1 PENUTUP BETON SAMPAI PENULANGAN

Ukuran batang tulangan Permukaan Permukaan Permukaan beton


yang harus ditutup beton dapat beton tidak terbuka di bawah
dijangkau terbuka permukaan air
Batang dia. 16 mm dan
3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
lebih kecil
Batang di atas dia. 16
4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
mm
Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm

ii. Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat dijangkau atau beton
yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat,
penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.

BAB VII - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Penyerahan

a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan pada
Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk
penulangan yang disyaratkan.

Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk Kontrak
atau sesuai petunjuk Direksi Teknik.

b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu
batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu
batang atau dengan baja yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.

(4) Penyimpanan dan Penanganan

a. Kontraktor harus menyediakan penulangan ke lapangan pekerjaan yang diikat dan


ditandai yang sesuai, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan informasi
lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara
yang baik untuk mencegah penyimpangan, karat atau kerusakan yang lain.

(5) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang Tidak Memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan
diagram pembengkokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai dengan
benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
sebenarnya atau Spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya Kontraktor.

b. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diijinkan di dalam
pekerjaan.

i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi pabrik yang
diuraikan dalam PBI 1971 (MI 2).
ii. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar batang,
kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak oleh Direksi Teknik.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan


batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang ditolak
oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam
hal kesalahan pembuatan, batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan
tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengan cara lain yang akan merusak
atau melemahkan baja.

Pembengkokan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan jangan
digunakan batang yang sudah dibengkokkan pada tempat yang sama lebih dari dua
kali dalam pekerjaan.

BAB VII - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

7.2.2 Bahan-Bahan

(1) Batang Baja Penulangan

a. Batang baja penulangan polos atau berulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (M1
2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja digunakan untuk beton bertulang biasa harus
mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2

Catatan : Untuk baja


yang lebih tinggi harus digunakan hanya apabila dinyatakan secara khusus dalam
Daftar Penawaran.

b. Baja Penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai
dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja
diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.

c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak,
gemuk, atau karat.

(2) Penulangan Anyaman Baja

Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus dilas kawat baja
pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau
gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.

(3) Penopang (ganjal) Penulangan

Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan ditempat, harus dibentuk
dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3x3 cm) dibuat
dari adukan semen (1 : 2).
Tidak ada jenis lain penopang akan diijinkan kecuali seijin Direksi Teknik

(4) Kawat Pengikat Penulangan

Kawat pengikat yang digunakan untuk Pengikatan dan pengamanan batang tulangan
baja, harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (M1 2) dan disetujui Direksi Teknik.

7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pabrikasi Baja Tulangan

Batang tulangan baja harus dipotong dengan panjang yang dibengkokkan secara hati-hati
menurut bentuk dan ukuran yang diperlukan.
Batang tulangan mutu tinggi harus dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan
harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan
sampai pada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan
yang paling rendah.

Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar
rencana, ini harus paling sedikit lima kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U
24) atau 6.5 x diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait
dan begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (N.I 2).

BAB VII - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Penempatan dan Pengecatan

a. Penulangan harus dibersihkan secepatnya sebelum penggunaan untuk menjamin


kondisi pengikatan yang baik.

b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk
Direksi Teknik dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada bab 6.3.1 b. Dalam
keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan.

c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari
perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang
bersilang atau begel pada baja tegangan utama, harus tidak diijinkan.

d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (M1
2) dan diuraikan lebih lanjut dibawah ini :

i. Semua baja tulangan harus diletakkan dalam panjang sepenuhnya seperti dinyatakan
dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukan lain pada
gambar tidak akan diijinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan
demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada
titik tegangan tarik minimum.

ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui panjang tonjolan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.

iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diijinkan kecuali terinci pada gambar atau
diijinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.

e. Kawat Ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.

f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam sepanjang-panjang yang dapat


dilaksanakan, dengan penyambungan panjang tertindih selebar satu anyaman penuh .
Anyaman harus dipotong untuk memasang sudut-sudut dan bukaan bukaan dan
harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab.

7.2.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) a. Jumlah baja tulang yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan sebagai
jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik jumlah kilo
gram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang
yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat satuan yang
disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.

b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas
jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang
disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.

c. Berta satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat
normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan
pemasangan baja penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat yang
harus dibayar.

BAB VII - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau setiap
konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi
pembayaran, didalam bab ini.

7.2.5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas, akan dibayar persatuan


pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran dalam item
pembayaran yang diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya yang diperlukan,
termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian, serta pekerjaan-pekerjaan
lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

7.2.1 Baja Tulangan (U 24)


Kilogram
7.2.2 Anyaman dengan baja las
Kilogram
(mutu anyaman harus
ditentukan )

BAB VII - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7.3 SIAR (ADONAN) SEMEN

7.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan
dalam pemasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur
lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini.

(2) Syarat-syarat Pemakaian

Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan
penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan

Dua contoh agragat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-hasil data
uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan
dalam Spesifikasi ini, atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat
tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai dengan
penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan
persetujuan lebih lanjut seperti diatas.

7.3.2. Bahan Bahan dan Campuran.

(1) Bahan bahan

a. Semen

Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai dengan
persyaratan AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan
lain dalam Daftar Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.

b. Agregat Halus untuk Adonan.

Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan),
bagian halus dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi batas-batas gradasi pada
Tabel 7.3.1 berikut.

BAB VII - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

TABEL 7.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

PERSENTASI LOLOS ATAS


BERAT
UKURAN
SARINGAN UKURAN MAKSIMUM NOMINAL CATATAN
(mm)
9.5 mm 4.75 mm

9.5 100 -- Garadasi yang lebih kasar akan


4.75 90 100 100 digunakan untuk adonan pengisi
2.36 -- 95 100 rongga yang besar dan untuk
1.18 45 80 -- sambungan lebih tebal dari 13 mm
0.30 10 30 --
0.15 2 10 maximum 25
0.075 -- maximum 10

Syarat-syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 7.3.2. direksi akan
menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan
lokasi pekerjaan.

TABEL 7.3.2. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS

URAIAN TEST AASHTO BATAS TEST


Kekeruhan organis dalam
Meliwati harga standart
pasir (Test Sodium T21
warna (kuning gading)
Hydroxide)
Kekerasan agregat (Test Kehilangan tidak lebih dari 10
T104
Sodium Sulphate) % atas berat
Porsen penggumpalan
T112 Maksimum 1 % atas berat
lempung

c. Kapur Hidrasi

i. Kapur Hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan persyaratan
standar konstruksi PBI N.I-7 (syarat-syarat untuk kapur bangunan).

ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur hidrasi dengan
pasir (1:3 ) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm3 sesudah 7 hari.

d. Air

Air digunakan pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari benda organis
atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran.

(2) Campuran

Adonan harus dibandingkan dan memenuhi syarat berikut ;

a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam
pekerjaan beton dan untuk menyambung pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan
dibawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen terhadap dua

BAB VII - 24
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk
memungkinkan penanganan tersebut dengan satu ratio maksimum air/semen sekitar
0,65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan
beton.

b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasanagn


batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, kepada
siapa kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10%
volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan
campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan
desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.

7.3.3. pencampuran dan Penempatan

(1) Pencapuran

a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampuran)
beton, atau dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai dibersihkan satu
campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu
campuran yang baik dan pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai
didapatkan satu adonan dari yang diminta.

b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan
tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran)
bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani .
akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran
harus dibuang.

7.3.4. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi
mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.

(2) Pengedalian Lapangan

Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu test lanjutan di
lapangan yang di pandang perlu untuk menjamin dipatuhinya spesifikasi ini.

7.3.5. Pengukuran dan Dasar Pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah, pekerjaan tersebut akan
dianggap berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya
dalam spesifikasi ini, dan biaya untuk membuat serta menempatkan adonan semen akan
dimasukkan dalam item pembayaran yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing
pekerjaan yang lain disini.

BAB VII - 25
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7.4. PASANGAN BATU

7.4.1. UMUM

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan
yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai
bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi
tembok penahan tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong
dan didnding sayap.

(2) Toleransi Ukuran

a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profil
permukaan rata-rata lebih dari 3 mm.

b. i. Ukuran minimum batu adalah :

Tebal minimum = 15 cm
Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)
Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)

ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan
memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan
umum untuk stabilitas dan mengunci.

(3) Contoh

a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing- masing batu yang digunakan untuk
pasangan batu, harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan
persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan yang sesai dengan
Bab 7.3. spesifikasi ini.

(4) Kondosi Lapangan pekerjaan

a. semua galian harus selalu bebas air dan kontraktor harus melengkapi semua bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air,
termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut
off dan bendungan sementara.

b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh kontraktor di tempat pekerjaan selama


pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Sebuah jadwal pekerjaan akan disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah
penggalian dan persiapan telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar
berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pekerjaan pasangan batu.

BAB VII - 26
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang
baik dan kering pada waktu penggunaan pelaksanaan pasangan batu.

c. Pari-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian


sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu,
kecuali sebuah jalan pengalihan disediakan.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

a. pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab
7.4.1. (2) harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan struktur
pasangan batu terselesaikan secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian
yang dalam pendapat Direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan
yang jelek atau kelalaian pihak Kontraktor. Akan tetapi Kontraktor tidak memikul
tanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi
atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah
diterima sepenuhnya oleh Direksi.

7.4.2. bahan bahan

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus
memiliki satu satu daya tahan (awet)

b. Batu-batu tersebut harus berbentuk datar, baji atau oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama
dan memberikan satu propil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan
pada Bab 7.4.1. (2).

(2) Adonan

Adonan yang dipergunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu
bagian semen terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran
sebagaimana ditetapkan pada Bab 7.3. Adonan Semen.

(3) Drainase Porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut
filter, lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pada Bab
2.7. Spesifikasi ini untuk draenase Porous.

(4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan
batu harus disediakan sesuai dengan Bab 7.1. Spesifikasi ini.

BAB VII - 27
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

7.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk pasangan batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu,
harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 7.1. Galian.

b. Pengaturan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sampai


disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

c. Kecuali ditetapkan ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus
bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya dasar pondasi harus
horisontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian horisontal bertangga.

d. Bahan bagian dasar filter, tembus air (permiable) dan selimut filter atau kantong filter
harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan
persyaratan Bab 2.7. Spesifikasi ini.

(2) Pelaksanaan Pasangan batu

a. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi


Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan
batu sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan.

b. Batu harus dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga
disiapkan.

c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-
batas 2-5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin
bahwa semua rongga di antar batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

d. Suatu lapisan adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi
yang telah di siapkan secepatnya sebelum pasangan batu, batu pada lapisan
pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-
sudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokkan batu yang sama ukurannya.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan
permukaan menonjol masing-masing batu harus diatur sejajar dengan permukaan
dinding yang sedang di bangun.

f. Batu-batu harus dengan hati-hatidi pasang untuk menghindarkan penggeseran atau


gerakan batu yang sudah di pasang. Alat-alat yang mecukupi harus disediakan
dimana perlu untuk manopang dan memasang batu-batu besar, berat dalam
posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah
terpasang tidak diijinkan.

g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang di pasang satu kali
harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya
dipasang di atas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas
atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut hjarus di singkirkan,
dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan
adonan segar.

BAB VII - 28
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) penyediaan Lubang Pelepasan dan Sambungan Muai

a. kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi,
lubang pelepasan harus disediakan dalam semua jenis dinding penahan. Lubang
pelepasan tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara horisontal
maupun vertikal jarak 2 meter pusat ke pusat.

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai
dengan interfal maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan di bentuk dengan
ketebalan sekitar 3 meter serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan
sambungan harus dipilih sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk
sambungan.

c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang dan didapatkan dibelakang
sambungan muai beserta lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang
ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

(4) Pasangan Batu Penyelesaian

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hampir rata dengan


permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan
berlangsung.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horisontal dari semua pasangan batu
akan diselesaikan dengan tambah lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir
sampai permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin
perlindungan terhadap air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus
tersebut akan dimasukkan di dalam ukuran khusus struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar,
permukaan yang nonjol penuh dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-
noda adonan.

d. Permukaan selesai akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan


beton dalam spesifikasi ini.

e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan
sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan
persyaratan spesifikasi yang relefan pada bab 3.2.

f. Talut dan bahu jalan disekitarnya akan dirapikan dan diselesaikan sehingga
menjamin satu padanan halus yang kuat dengan pasangan batu yang akan
memunginkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujng-ujng
pekerjaan

7.4.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinnya persyaratan spesifikasi dengan
perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan
penanganan.

BAB VII - 29
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

7.4.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume theoritis
yang ditentukan oleh garis dan penampang melintang yang di setujui dan atau telah
ditetapkan.

b. setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh
diukur atau dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan
diukur untuk pembayaran sesuai dengan bab 3.1 spesifikasi ini.

d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau
dalam kantong-kantong filter akan diukur dan dibayar sebagai drainase porous,
sebagaimana diatur dalam bab 2.7spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang
pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu cetakan atau urugan kembali
yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk suatu
pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini,
akan tetapi akan dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaan yang
diperlukan dibawah item Pembayaran untuk beton pada bab 7.1 Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak
per satuan pengukuran untu item pembayaran item yang tercantum dibawah ini dan
ditunjukkan dalan Daftar Penawaran yang mana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk
semua persiapan formasi dan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang
pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan
penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang diperlukan atau
yang biasanya ada penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam
spesifikasi ini.

Satuan
Nomor Item
URAIAN Pengukuran
Pembayaran

7.4.1 Pasangan Batu Meter Kubik

BAB VII - 30
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

7.5.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan
Struktur yang harus dibongkar untuk memungkinan pembangunan, perluasan
ataupun perbaikan Struktur baru yang sejenis.

b. Struktur yang harus dibuang tesebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong-
gorong, dinding kepala dan bantalan, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama
dan halaman lainnya yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau
dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk
pembongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan penyelamatan serta
penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dapat digunakan lagi.

(2) Kewajiban Kontraktor mengenai Pembongkaran

a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran didalam batas waktu yang


tersebut pada gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Semua
barang-barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi
dari pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam Daftar Penawaran, dan
Kontraktor akan membuang atau menyimpan barang tersebut dalam kesesuaian yang
ketat terhadap persyaratan-persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi.

b. Bila Perluasan, perpanjangan, pengembalian pada keadaan semula atau peningkatan


lainnya untuk sebuah jembatan, gelagar, dinding, kepala atau komponen Struktural
lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan yang tidak perlu terhadap bagian-bagian Struktur yang tersisa yang harus
dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang
disebabkan oleh kelalaian Kontraktor terhadap Struktur yang tersisa atau kurangnya
pengawasan dari Kontraktor, harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.

c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan terhadap barang-


barang milik tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi
yang cocok bagi pembuangan permanen barang-barang buangan dan untuk
penyimpanan sementara barang-barang yang harus diselamatkan.

(3) Pengendalian Lalu Lintas

Jembatan-jembatan, gorong-gorong dan Struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas
tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat
untuk menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan sementara atau pembagian jalan
yang dapat disetujui oleh Direksi.

BAB VII - 31
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

7.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pembongkaran Struktur

a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus
dibongkar secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk
identifikasi.

b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus
dibuang kebawah sampai permukaan aliran alami, atau dibuang lebih lanjut seluas
yang perlu untuk menghilangkan gangguan atau halangan tehadap Struktur jembatan
baru.

c. Bangunan-bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus
dibuang kebawah sampai paling sedikit 30 cm dibawah permukaan tanah, atau
pembuangan lebih lanjut sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan-
halangan atau gangguan terhadap Struktur baru yang sedang dibangun.

(2) Operasi Peledakan

a. Operasi peledakan yang diperlukan atau pembuangan Struktur yang ada, harus
dilaksanakan dalam kesesuaian yang tinggi dengan peraturan-peraturan bahan
peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi.

(3) Pembuangan Barang-barang hasil Pembongkaran

Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh direksi dan Kontraktor
harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan
menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi.

7.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume berbagai Struktur yang harus diukur untuk pembayaran dibawah


pembongkaran Struktur akan ditentukan sebagai berikut :

i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi
dari luas lantai.

ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti,
tidak boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan kedalam item pembayaran
untuk penggantian lantai jembatan.

iii. Jumlah bongkaran Struktur penahan pasangan batu atau beton dari masing-masing
jenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik Struktur
tersebut sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor sebelum
pembongkaran.

iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi,
termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran,
atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding Struktur
utama.

BAB VII - 32
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item pembayaran
untuk satu jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah,
tetapi akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pekerjaan
pelaksanaan yang diperlukan.

7.5.4 Dasar Pembayaran

a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga
satuan kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum
dibawah. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh
untuk semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan.

b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan dan


penyimpanan barang-barang yang dicalonkan.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

7.5.1 Pembongkaran Struktur Pasangan batu Meter Kubik


atau beton

7.5.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau Meter persegi luas


beton lantai

7.5.3 Pembongkaran Bangunan Meter Persegi


(luas lantai dasar)

BAB VII - 33
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 7 KONSTRUKSI BETON

BAB 7.1 PEKERJAAN BETON


7.1.1 Umum......................................................................................................... 7 - 1
7.1.2 Bahan-Bahan ............................................................................................. 7 - 3
7.1.3 Perencanaan Campuran Beton .................................................................. 7 - 6
7.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan .............................................................................. 7 - 10
7.1.5 Pengendalian Mutu..................................................................................... 7 - 15
7.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan ...................................................................... 7 - 16
7.1.7 Dasar Pembayaran..................................................................................... 7 - 17

BAB 7.2 BAJA TULANGAN


7.2.1 U r a i a n ................................................................................................... 7 - 18
7.2.2 Bahan-.Bahan ............................................................................................ 7 - 20
7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan .............................................................................. 7 - 20
7.2.4 Cara Pengukuran Pekerjaan ...................................................................... 7 - 21
7.2.5 Dasar Pembayaran..................................................................................... 7 - 22

BAB 7.3 SIAR (ADONAN SEMEN)


7.3.1 Umum ........................................................................................................ 7 - 23
7.3.2 Bahan dan Campuran ................................................................................ 7 - 23
7.3.3 Pencampuran dan Pengecoran .................................................................. 7 - 25
7.3.4 Pengendalian Mutu .................................................................................... 7 - 25
7.3.5 Pengukuran dan Dasar Pembayaran ......................................................... 7 - 25

BAB 7.4 PASANGAN BATU


7.4.1 Umum ........................................................................................................ 7 - 26
7.4.2 Bahan-Bahan ............................................................................................. 7 - 27
7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................. 7 - 28
7.4.4 Pengendalian Lapangan ............................................................................ 7 - 29
7.4.5 Pengukuran dan Pembayaran .................................................................... 7 - 30

BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA


7.5.1 Umum ........................................................................................................ 7 - 31
7.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................. 7 - 32
7.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan ...................................................................... 7 - 32
7.5.4 Dasar Pembayaran .................................................................................... 7 - 33

BAB VII - 34
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 PEMELIHARAAN RUTIN

9.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Pemeliharaan rutin meliputi pekerjaan perbaikan ringan dan pekerjaan jalan kecil dilaksanakan
secara teratur terhadap perkerasan, bahu jalan, saluran tepi, lantai jembatan dan dan saluran
lintasan air, sehingga semua bagian jalan terpelihara secara baik dan dalam kondisi siap
pakai. Secara umum pemeliharaan rutin dilaksanakan hanya bagi jalan dalam keadaan baik
dan sedang.

b. Untuk tujuan melaksanakan pemeliharaan rutin atas dasar kontrak dimasukkan sejumlah jalan
berikut, yang diberikan pada tabel 9.1.1.

TABEL 9.1.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


PEKERJAAN YANG
ITEM URAIAN TIDAK
DIMASUKKAN
i. Perbaikan dan penambalan perkerasan aspal (dg lapis Pekerjaan persiapan
penutup) meliputi lubang-lubang bagian amblas, pinggiran untuk pembentukan
jalan, bekas roda dan retak-retak. kembali permukaan.

ii. Perbaikan-perbaikan jalan kerikil meliputi lubang-lubang Pekerjaan persiapan


dan tempat lunak. Peningkatan dan pembentukan kembali. untuk perkerikilan
ulang.

iii. Pembersihan dan perbaikan saluran tepi dan gorong- Bangunan drainase
gorong baru.

iv. Pemotongan rumput dan pengendalian tumbuh-tumbuhan Membangun dan


pada pinggir jalan, serta perapihan bahu jalan. mem bentuk bahu
jalan.

v. Pembersihan lantai kendaraan, saluran dan lubang-lubang Semua perbaikan


pelepasan jembatan. struktural dan
pegecet an

vi. Pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok kilometer Rambu lalulintas dan
dan patok-patok penunjuk patok-patok baru
Catatan : Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak termsuk tersebut disediakan untuk
pemeliharaan atau program peningkatan.

(2) Pembatasan cuaca

Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang dapat dipertanggung
jawabkan.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian-bagian dan panjang jalan yang dimasukkan dalam kontrak pemeliharaan pekerjaan
harus diidentifikasikan dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan dan ditandai di
lapangan oleh Direksi Teknik.

BAB IX - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Jangaka waktu kontrak, harus ditentukan dalam dokumen kontrak dan kontraktor akan diminta
mengadakan pemeriksaan lengkap panjang jalan dan pekerjaan-pekerjaan jalan yang
dimasukkan dan disiapkan untuk satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan
pemeliharaan rutin yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan pada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan, dan Direksi Teknik dapat minta Kontraktor
mengadakan suatu penyesuaian yang dianggap perlu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
konstruktual dan memnuhi pula persyaratan-persyaratan Spesifikasi.

(4) Batas-batas Kesiapan dipakai

a. Program pekerjaan yang disetujui tesebut akan meliputi satu tingkat kesiapan pakai
permukaan perkerasan dan bahu jalan yang akan diatur oleh Direksi Teknik atas dasar
standar-standar yang diberikan pada Tabel 9.1. 2 berikut dan memperhitungkan kondisi-
kondisi permukaan sebelum perbaikan.

TABEL 9.1.2 BATAS-BATAS KESIAPAN PERKERASAN

BATAS-BATAS
JENIS
CACAT PER
PERMUKAAN
KILOMETER
Perkerasan i. Lubang-lubang :
2
Aspal (dengan  Dangakal (kedalaman < 10 am) < 40 m
Lapis Penutup)  Dalam (kedalaman > 10 cm) No. 1

ii. Bagian Ambles :


2
 Dangakal (kedalaman < 5 am) 100 m
 Dalam (kedalaman > 5 cm) No. 1
2
iii. Retak-retak permukaan (jenis retak biaya dan < 100 m
retak-retak lebar)
2
iv. Bekas injakan pinggir roda dan pinggiran hancur < 100 m
2
Permukaan i. Lubang-lubang < 50 m
Kerikil
2
ii. Tempat-tempat Lunak < 100 m
2
iii. Erosi permukaan < 100 m
2
iv. Bekas injakan roda < 200 m
2
v. Bergelombang < 100 m

vi. Punggung jalan 3% - 5%

Bahu Jalan i. Bentuk roda dan rusak Berikan bentuk


yang baik dan
miring melintang
6%

b. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan perbaikan rutin yang sesuai dengan tingkat
kesiapan pakai yang diatur oleh Direksi Teknik dan harus memelihara kondisi permukaan pada
tingkat ini untuk selama kontrak.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur pengendalian pekerjaan lalu lintas yang memadai bersama dengan
penyelidikan rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera yang untuk pengendalian dan

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

keamanan lalu lintas dan pekerja. Pengaturan lalu lintas harus memnuhi dan mendapatkan
persetujuan Direksi Teknik.

(6) Perbaikan Pekerjaan-pekerjaan yang tidak memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan perbaikan yang umumnya sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi Teknik di lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap
tidak memuaskan Direksi Teknik dikarenakan mutu bahan yang rusak, penangan jelek kekurangan
alat yang cocok, harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.

9.1.2 Bahan-bahan

(1) Sumber Bahan dan Pengadaan

Sumber-sumber untuk bahan-bahan jalan akan dipilh atas dasar diperolehnya pengadaan dan
struktur jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber
tersebut berdasarkan faktor-faktor di atas dan dasar persyaratan Spesifikasi yang relevan.

(2) Persyaratan Bahan

a. Pada umumnya jenis bahan bahan yang harus dipilh untuk melaksanakan perbaikan-
perbaikan pemeliharaan rutin terhadap jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup)
harus sama atau lebih baik dari bahan-bahan yang digunakan pada jalan yang ada. Dalam
semua hal kualitas bahan dan gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
Spesifikasi ini.

b. Jenis bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin seperti diuraikan di atas
dicantumkan pada Tabel 1.3 Bab yang akan berhubungan dengan Spesifikasi ini juga
diberikan.

TABEL 9.1.3 BAHAN-BAHAN PEMELIHARAAN RUTIN

LOKASI BAHAN-BAHAN SPESIFIKASI

Lapisan Tanah Dasar Bahan Pilihan Bab 3.3

Lapis Pondasi Bawah Bahan Lapis Pondasi dasar Bab 5.1


dan Bahu Jalan Kelas A ( < 75, 0 mm )
Kelas B ( < 62.5 mm )

Lapis Pondasi Atas Bahan Lapis Pondasi dasar Bab 5.2


Kelas A Agregat ( < 27.5 mm )
Kelas B Macadam Ikat Basah ( < 75 mm )
Permukaan Kerikil Kerikil < 25 mm Bab 6.1
Kerikil < 19 mm
Perkerasan Aspal Laburan Aspal permukaan Bab 6.2/6.4
(dengan lapis Penutup ) Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6
Lapis Aspal Beton 5 cm Bab 6.8
Lasbutag 3 cm Bab 6.9
Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.10/6.11
Drainase Item Umum untuk Rehabilitasi Bab 2.2
Bahan drainase porous Bab 2.7
Pasangan batu dengan siaran Bab 8.1
Beton Bab 7.1
Rambu Lalu lintas dan Rambu lula lintas, patok petunjuk dan Patok
Patok-patok kilometer Bab 8.5
Rel pengaman balok baja Bab 8.6

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Syarat-syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilh, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan
beserta data uji yang berkaitan, yang menunjukkan kecocokannya dengan acuan persyaratan
Spesifikasi pada Tabel 9.1.2. Direksi Teknik dapat minta Kontraktor untuk menyerahkan contoh
bahan dan melaksanakan ujian lebih lanjut yang dianggap perlu sebelum memberikan persetujuan
akhir.

9.1.3. Pemeliharaan dan perbaikan Jan Kerikil

(1) Acuan Spesifikasi

 Lapis permukaan Kerikil : Bab 6.1


 Lapis pondasi bawah : Bab 5.1

(2) Peningkatan dan Pembentukan Ulang

a. Sasaran Pemeliharaan untuk Peningkatan

Tujuan dasar peningkatan adalah memelihara sebuah permukaan cembung di tengah, bebas dar
roda dan bekas bergelombang. Jalan harus diberi drainase yang baik, dengan permukaan laju
yang rata dan menyenangkan. Bahan-bahan yang ada di lapangan harus digunakan. Bila bahan-
bahan yang ada dilapangan dipertimbangkan oleh Direksi Teknik tidak sesuai atau tidak
mencukupi untuk perbaikan ambles, Kontraktor harus menyediakan tambahan kerikil sebagaimana
yang diminta.
Proses tersebut akan meliputi perataan memasukan bahan-bahan permukaan dari pinggiran atau
potongan-potongan bagian permukaan yang tinggi (bergelombang) serta mengisi (menimbun)
daerah-daerah (cekungan ambles) dan lubang-lubang dangkal dengan bahan-bahan lebihan
(surplus) yang lepas-lepas.

b. Peralatan

Kebutuhan utama akan meliputi :

 Motor grader beserta pisau dan penggaruk


 Mesin gilas
 Tangki air
 Sapu jalan

c. Petunjuk Peningkatan

i. Peningkatan lebih baik dilaksanakan bila permukaan kerikil tersebut basah atau sesudah hujan
bila peningkatan dilaksanakan selama cuaca kering, harus dapat diperoleh suatu tangki air
yang berkerja bersama grader dan menyiram permukaan.

ii. Untuk pemeliharaan rutin sesudah hujan lebat, prioritas harus diberikan untuk peningkatan
gerusan permukaan dan pengisian bekas-bekas

iii. Pekerjaan peningkatan harus dilengkapi dengan sebuah punggung permukaan atau kemiringan
melintang jalan antara 4 % - 6%.

iv. Tumpukan kerikil yang tinggi yang terkumpul pada jalan harus diratakan ketengah jalan, dan
bila perlu digaruk dengan tangan untuk menyingkirkan batu-batu dengan ukuran berlebihan.

v. Bagian jalan yang harus ditingkatkan harus dibatasi sampai panjang dapat diselesaikan
selengkapnya dalam satu hari kerja. Jika lalu lintasnya padat, panjang jalan yang harus
ditingkatkan harus dibatasi sampai panjang yang praktis untuk menghindari sampai sekecil
mungkin kemacetan lalu lintas.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

d. Penyapuan jalan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut petunjuk Direksi Teknik untuk mengisi bekas-bekas roda,
ketidak teraturan yang ringan dan permukaan jalan yang bergelombang, serta akan
dipertimbangkan bila tidak dipadatkan sebuah greder. Alat sapu jalan tersebut akan dipasang pada
traktor atau truk pemeliharaan dan penyapuan akan dilaksanakan untuk menyingkirkan bahan-
bahan lepas dan menghilangkan gelombang-gelombang kecil dari permukaan.

(3) Memperbaiki Lubang-lubang Dalam dan Tempat-tempat Lunak dari Jalan Kerikil.

Lubang-lubang dalam (> 20 cm) dan daerah-daerah lunak akan diperbaiki dengan tangan yang
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik dan mengikuti cara berikut :

a. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat menjadi kotak sampai permukaan lapis
tanah dasar. Lapis tanah tersebut harus didapatkan dengan baik dan lubang tersebut diisi
kembali dengan bahan lapis pondasi bawah klas A sebagaimana ditetapkan, yang akan
ditetapkan dan ditumbuk dalam lapisan-lapisan 10 cm.

b. Permukaan paling atas akan ditutup dengan kerikil sebagaimana ditetapkan sampai ketebalan
10 cm dan dipadatkan dengan mesin gilas. Lubang yang kecil dapat dipadatkan dengan
tumbukan mesin.

9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

(1) Spesifikasi rujukan

 Penyiapan lapis Tanah dasar - Bab 3.3


 Lapis Pondasi Agregat - Bab 5.2
 Laburan permukaan aspal - Bab 6.3
 Laburan permukaan aspal taburan pasir - Baa 6.4
 Penetrasi macadan (Lapen) - Bab 6.5
 Aspal Campur Dingin - Bab 6.11

(2) Sasaran Pemeliharaan

a. Jalan kabupaten pada umumnya akan dibangun dengan lapis permukaan penetrasi macadan
yang dipasang diatas lapis pondasi atas (LPA) agregat/ikat basah atau suatu pasangan batu
jenis Telford. Lapis Pondasi Bawah berbutir apat disediakan untuk beberapa kasus dan jalan-
jalan kota yang lebih penting dapat dilapis permukaan dengan aspal panas seperti permukaan
lapis aspal beton.

b. Pekerjaan perbaikan yang diperintahkan bagi pemeliharaan rutin pada Tabel 9.1.1 akan
diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut ini.

i. Kemerosotan Permukaan
Dikarenakan mutu jelek dari tekstur permukaan serta oksidasi atau pemanasan bahan
pengikat yang kelewat panas (over heating)

ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas


Dikarenakan lapis tanah dasar yang lunak kuran pemadatan, agregat bermutu jelek.

iii. Kebancuran Lapis Pondasi Bawah


Dikarenakan drainase yang tidak memadai dan lapis tanah basah, atau Lapis Pondasi
Bawah mutu jelek dan kurang pemadatan.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

( 3 ) Peralatan

Kebutuhan utama meliputi :


 Mesin gilas :
Mesin gilas roda baja rata 6 8 ton
Mesin gilas bergetar 6 ton
Mesin gilas kecil 1 2ton
 Alat tumbuk mesin
 Distributor/penyemprotan Aspal bertekanan dengan slang tangan (termasuk alat pemanas
aspal)
 Alat tentengan, meliputi sekop, garuk, sapu, gerobak dorong

(4) Perbaikan Lubang-lubang dan Bagian Ambles

a. Bahan-bahan
Pemilihan bahan-bahan harus dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.1.2 serta sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik berdasarkan kepada jenis pekerjaan jalan yang harus
diperbaiki.

b. Perbaikan untuk Permukaan Macadam

i. Galilah lubang tersebut atau bagian ambes ke bawah sampai pondasi padat dengan
potongan persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas. Jika ternyata diperlukan, juga
buanglah bahan-bahan lapis tanah dasar yang rusak.

ii. Dimana perlu, gantilah dengan bahan lapis tanah dasar yang disetujui dan padatkan
dengan alat tumbuk mesin. Oleskan sedikit lapisan aspal pelekat (tack coat) panas atau
emulsi dingin dengan semprotan tangan kepada pondasi dan sisi-sisinya.

iii. Tetapkan Lapis Pondasi Atas, lapisan-lapisan tebal 10 cm (tergantung kepada


kedalamannya) dan tumbuklah. Bangunlah Lapis Pondasi Atas tersebut sampai setinggi 5
cm dari permukaan perkerasan.

iv. Pasanglah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai tinggi permukaan
dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, tambahkan lagi agregat jika
perlu.
2
v. Oleskan bahan pengikat aspal semprotan tangan pada tingkat penyemprotan 0.5 l/m atau
menurut petunjuk Direksi Teknik dalam jumlah yang cukup untuk menerobos sampai dasar
lapisan permukaan agregat kasar. Juga semprotkan secara ringan perkerasan sekitarnya
dalam batas 5 cm dari yang diperbaiki.

vi. Permukaan yang diperbaiki, ditaburi dengan kunci pasir dan dipadatkan dengan cicin
mesin gilas bergetar.

c. Penyelesaian Permukaan dengan Aspal Campur Dingin

i. Ikutilah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi Macadam diatas.

ii. Oleskan lapis aspal pelekat (tack coat) mencapai agregat Lapis Pondasi Atas dan letakkan
Aspal Campur Dingin yang sudah disiapkan diatas, satu tebal padat 5 cm, berhenti di
ketinggian sedikit di atas permukaan.

iii. Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.

d. Penyelesaian permukaan dengan Lapis Penutup Aspal

i. Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam sampai
ketinggian permukaan.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

ii. Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan
2.
sekitar 1.5 l/m

iii. Letakkan lapis pertama laburan agregat penutup samapi menutupi dan mengisi rongga
seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain, dan
padatkan dengan mesin gilas bergetar.
2
iv. Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m .

v. Letakan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran 6 mm 9.5
mm dan di gilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.

(5) Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan Aspal (dengan lapis penutup)

Pemeliharaan rutin akan disediakan untuk perawatan permukaan dengan retak-retak non
struktural yang terbatas dan sedikit. Bila retak-retak tersebut menjadi luas dan tergantung
kepada Direksi Teknik, perbaikan-perbaikan tersebut akan dimasukkan dalam program kerja
berkala.

a. Bahan-bahan

Pemilihan bahan-bahan akan dilakukan mengacu kepada Tabel 9.1.2 yang disediakan untuk
lapis-lapis penutupan permukaan di bawah spesifikasi Bab 6.3 dan 6.4.

b. Cara perbaikan

i. Sapu dan bersihkan permukaan perkerasan dan gunakan bahan pengikat aspal di atas
permukaan kering memakai baik mesin penyemprotan maupun semprotan tangan pada
2
tingkat sekitar 1.5 l/m (dua kali lipat untuk aspal emulsi)

ii. Tutuplah bahan pengikat tersebut dengan agregat penutup atau pasir kasar disebarkan
pada tingkat sekitar :
2 3
 70 m /m untuk agregat ukuran tunggal
2
 10 kg/ m untuk pasir kasar

iii. Padatkan dengan mesin gilas 6 ton 8 ton atau mengunakan mesin gilas kecil untuk luas
yang kecil.

iv. Bila retak-retak teratas dalam perkerasan terlalu lebar dilapisi dengan BURAS, cara
pilihannya melapisi masing-masing retak-retak tersebut sendiri-sendiri.
 Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang kotoran dan
sampah.
 Aspal cair atau aspal Emulsi kemudian dituangkan dengan ember kedalam masing-
masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi.
 Agregat halus ditambah, dan pasir akan ditaburkan ke permukaan tersebut sebagi
penyerap bagi aspal lebihan, secepatnya setelah penuangan.

9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan

(1) Uraian Pekerjaan pemeliharaan

Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk bahu jalan akna dibatasi kepada perapihan dan
peningkatan saja. Pembangunan dan pembentukan baru bahu jalan akan dimasukkan ke
da;am pemeliharaan berkala.

(2) Pemeliharaan Alat


 Motor grader dan pisau
 Traktor
 Garukkan, sekop dan gerobak dorong.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Pelaksanaan

a. Bahu jalan akan dipotong dan dibentuk ulang dengan motor grader atau traktor menggunakan
bahan-bahan yang diperoleh di lapangan. Bahu jalan tersebut akan dipotong rata dengan
pinggiran jalan dan dilengkapi dengan kemiringan melintang 5% - 6% ke arah sisi keseluruhan
sesuai dengan gambar standart.

b. Perapihan berakhir akan dilakukan dengan tenaga kerja dan semua bahan-bahan lebihan
termasuk tumbuh-tumbuhan,semak-semak dan sampah-sampah lainnya harus di singkirkan
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong

(1) Spesifikasi-spesifikasi Rujukan


 Rehabilitasi drainase tepi jalan - Bab 2.2
 Saluran tanah baru (terbuka) - Bab 2.3
 Saluran dilapisi - Bab 2.4
 Gorong-gorong pipa beton - Bab 2.5
 Pasangan batu dengan siar - Bab 8.1
 Pekerjaan Beton - Bab 7.1

(2) Uraian Pekerjaan

a. Pekerjaan pemeliharaan dan perbaiakan harus dilaksanakan untuk menjaga saluran tepi jalan
dan gorong-gorong tersebut dalam kondisi baik dan memuaskan. Saluran dan gorong-gorong
harus diselesaikan seperlunya sesuai dengan acuan spesifikasi yang relevan di atas.

b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :

 Pekerjaan perbaikan yang besarnya sampai kerusakan karena gerusan termasuk


pemotongan, galian, penggantian dengan bahan timbunan drainase pilihan dan porous.
 Besarnya saluran yang ada dan penyedian saluran baru.
 Pelaksanaan pelapisan baru pasangan batu.
 Penggantian gorong-gorong pipa yang rusak dan perluasan gorong-gorong dengan diding
kepala dan diding samping.

Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dicatatan oleh Direksi Teknik secara
tertulis dan harus dibawah atau pekerjaan pemeliharaan berkala.

(3) Pelaksanaan

a. Saluran tepi jalan

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan sampah dan lainnya harus disingkirkan dari saluran
tersebut dan dikumpulkan di angkut keluar dari lapangan.

ii. Saluran-saluran tanah akan dipotong dan dirapikan hingga profil dan kemiringan yang
diperlukan sesuai dengan gambar mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.

iii. Saluran dilapisi yang rusak atau merosot kondisinya akan diperbaiki dengan pekerjaan
batu baru bersiar mencapai profil yang ditentukan yang ditujukkan pada gambar dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik. Bila perlunya demikian pondasi baru akan
disediakan. Akan ditempatkan urugan kembali dan dipadatkan menggunakan bahan-bahan
pilihan menurut Direksi Teknik.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Gorong-gorong, termasuk Dinding Kepala dan Dinding Samping

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari


gorong-gorong dan dari kanal di sekitarnya hingga tempat masuk (inlet dan tempat keluar
(outlet), serta diangkut keluar dari lapangan.

ii. Pipa gorong-gorong, dinding kepala dan dinding samping harus diperiksa dan setiap
kerusakan dicatat dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

iii. Sesuai dengan instruksi Direksi Teknik, Kontraktor akan melakukan pekerjaan perbaikan
kecil bagi gorong-gorong termasuk acuan siar sambungan-sambungan yang patah dan
mengganti bagian-bagian pekerjaan batu atau beton yang rusak hingga dinding kepala
dan dinding samping. Pekerjaan perbaikan untuk gorong-gorong pipa yang rusak akan
mencakup semua pekerjaan yang dapat dengan efektif dilaksanakan di dalam batas-
batas pipa gorong-gorong tanpa penggantian yang berlebihan.

9.1.7. Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan

(1) Uraian

a. Pemeliharaan rutin jembatan akan meliputi pembersihan lantai jembatan dan lubang lepas
saluran, dan pemeliharaan kanal lintasan air jembatan dalam kondisi yang baik.

b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :

Perbaikan struktural
Pengecatan pekerjaan baja
Penggantian lantai jembatan
Perlindungan tebing dan bangunan bawah dengan bronjong atau rip-rap

Pekerjaan tersebut akan diselesaikan secara terpisah dibawah pekerjaan harian atau
pemeliharaan berkala.

(2) Pelaksanaan

a. Permukaan lantai jembatan dan trotoir akan secara teratur dijaga dalam kondisi bersih

b. Sambungan muai jembatan, tumpuan dan rak tumpuan harus selalu diperiksa dan dibersihkan

c. Kemiringan timbunan disekitar dan dibawah jembatan harus dirapikan dan dipelihara
bentuknya yang benar.

d. Semua bangunan dalam kanal lintasan jembatan yang menghalangi aliran harus dibuang.

9.1.8. Pemeliharaan Rambu Lalu Lintas, Patok Penunjuk dan Rel Pengaman.

(1) Uraian

a. Pekerjaan macam-macam akan meliputi rawatan pemeliharaan umum rambu lalu lintas, patok
petunjuk dan patok kilometer dan rel pengaman, serta akan menyediakan pembersihannya,
pekerjaan perbaikan ringan dan pengecatan ulang.

b. Pekerjaan-pekerjaan yang dikeluarkan adalah penyediaan baru rambu lalu lintas, patok
petunjuk dan patok kilometer serta rel pengaman baru, bersama dengan penggalian yang
diperlukan, urugan kembali dan pembuatan pondasi beton yang akan disediakan dibawah
Pemeliharaan Berkala atau Program Kerja Terpisah.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Pelaksanaan

a. Rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk akan dibersihkan dan dicuci serta dijaga
sepenuhnya memenuhi syarat untuk lalu lintas lewat.
b. Rambu lalu lintas, patok-patok dan rel pengaman yang lepas atau dalam penempatan yang
salah harus dipasang kembali dengan benar menurut petunjuk Direksi Teknik.
c. Patok rambu dari baja atau kayu harus dibersihkan dan dicat kembali dengan cat dasar dan
lapis penyelesaian dimana dianggap perlu dan menurut petunjuk Direksi. Bagian-bagian baja
yang terlihat berkarat harus pertama-tama disikat dan dilapisi dengan cat dasar pencegah
karatan sebelum pengecatan.

9.1.9 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu bahan-bahan dan penanganan pekerjaan akan dilaksanakan oleh Direksi
sampai luas seperlunya untuk menjamin bahwa syarat-syarat kualitas dan standar penampilan
yang dirujuk dalam spesifikasi ini telah dipenuhi. Data uji yang cukup akan diberikan oleh
Kontraktor untuk dapat diterimanya bahan-bahan tersebut.

9.1.10 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini akan dibayar
dari harga kontrak lump sum untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan
termasuk dalam dalam Daftar Penawaran, yang mana harga tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan atau yang
biasa untuk penyelesaian yang baik pekerjaan yang diuraikan sebelummnya
(2) Tergatung kepada diterbitkannya setiap bulan pembuktian tertulis penampilan yang
memuaskan dari Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, setiap
item pembayaran lump sum akan dibayarkan kepada Kontraktor dalam angsuran bulan
berikut :

Untuk 3 bulan pertama = 12,5 % per item pembayaran lump sum


Sisa jangka waktu kontrak = 62,5 % x 1/m3 per item pembayaran
Dimana M = total jumlah bulan dalam kontrak
(3) Bila dalam suatu bulan jangka waktu kontrak, Kontraktor gagal melaksanakan sampai
memuaskan Direksi Teknik, Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang diuraikan dalam bab ini,
Direksi Teknik dapat memberi peringatan tertulis kepada Kontraktor. Jika Kontraktor tidak
mematuhi peringatan tersebut didalam batas waktu satu bulan, Direksi akan diwenangkan
melaksanakan pemeliharaan yang diperlukan dengan sumber lain. Tambahan biaya
pekerjaan tersebut akan dipotong dari pembayaran lump sum yang tidak dibayarkan yang
dicadangkan dibawah kontrak ini pembayaran lain yang dimiliki Kontraktor.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

9.1.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan (kerikil/dengan Lapis Lump sum


Penutup)
9.1.2 Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Lump sum
9.1.3 Pemeliharaan Rutin Saluran dan Gorong-gorong Lump sum
9.1.4 Pemeliharaan Rutin Jembatan Lump sum
9.1.5 Pemeliharaan Rutin Rambu Lali lintas, patok Lump sum
Kilometer, Patok penunjuk dan Rel Pengaman

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9.2 PEMELIHARAAN BERKALA

9.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pemeliharaan berkala menanggung peningkatan umum dan pemulihan ke keadaan semula


jalan kabupaten, menjaganya selalu dalam keadaan siap pakai. Pekerjaan tersebut meliputi
pembentukan kembali permukaan jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup),
membangun bahu jalan, bangunan drainase baru dan perbaikan struktural jembatan

b. Untuk tujuan pelaksanaan pemeliharaan rutin berdasarkan kontrak, daftar pekerjaan jalan
berikut yang diberikan pada Tabel 9.2.1 akan dimasukkan.

TABEL 9.2.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA

ITEM LOKASI URAIAN

i PERKERASAN DGN - Persiapan untuk pembentukan ulang permukaan,


LAPIS PENUTUP termasuk perbaikan lubang-lubang, bagian ambles,
ASPAL pinggiran jalan, bekas roda dan retak-retak

- Pembentukan ulang permukaan, termasuk lapisan


penutup aspal dan lapis ulang

ii PERKERASAN TAN- - Persiapan untuk pengkerikilan ulang, termasuk


PA LAPIS PENUTUP perbaikan lubang dan tempat-tempat lunak
- Pengkerikilan ulang

iii DRAINASE JALAN - Saluran tanah baru


- Pelapisan (pasangan) saluran baru
- Gorong-gorong baru, termasuk penggantian pipa
gorong-gorong dalam keadaan rusak

iv BAHU JALAN - Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan

v JEMBATAN - Perbaikan Struktural


- Penggantian lantai jembatan
- Pengecatan ulang pekerjaan baja

vi RAMBU LALU - Rambu lalu lintas baru, patok-patok dan rel pengaman
LINTAS baru

(2) Spesifikasi Acuan

Untuk Kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Berkala, Kontraktor akan mengacu dan mematuhi bab-bab
yang relevan dari spesifikasi ini termasuk spesifikasi yang tercantum berikut :

 Penyaiapan Lapis Tanah Dasar - Bab 3.3


 Rehabilitasi Bahu Jalan - Bab 4.1
 Lapis Pondasi Bawah - Bab 5.1
 Lapis Pondasi Atas Agregat - Bab 5.2
 Lapis Permukaan Kerikil - Bab 6.1
 Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat - Bab 6.2
 Laburan Permukaan Aspal - Bab 6.3 & 6.4

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam - Bab 6.5


 Lasbutag - Bab 6.9
 Aspal Campur Dingin - Bab 6.11
 Pekerjaan Beton - Bab 7.1
 Pasangan Batu - Bab 7.4
 Pekerjaan Batu dengan Siar - Bab 8.1
 Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan - Bab 2.2
 Pipa gorong-gorong - Bab 2.5 & 2.6
 Rambu Lalu lintas, patok-patok dan Rel Pengaman - Bab 8.5 & 8.6

(3) Contoh Bahan

a. Contoh-contoh berbagai bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Pemeliharaan Berkala harus
disertakan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai sesuai dengan instruksi Direksi.

b. Contoh-contoh tersebut harus khusus untuk lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang
harus dilaksanakan dan dapat meliputi salah satu atau seluruh bahan-bahan yang tercantum
pada Tabel 9.2.2.

(4) Pembatasan Cuaca

Pada umumnya pekerjaan tersebut akan dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang sebaik-
baiknya. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan sampai jalan-jalan dengan lapis penutup dan
pengecatan ulang bangunan baja akan dilaksanakan hanya apabila permukaan masing-masing
bersih dan kering.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian dan panjang jalan yang harus dimasukkan ke dalam Kontrak Pemeliharaan Berkala
harus diketahui dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan serta ditandai di lapangan
oleh Direksi Teknik.

b. Jangka waktu kontrak harus dinyatakan dalam Dokumen Kontrak dan Kontraktor akan diminta
mengadakan pemeriksaan lengkap, panjang jalan dan pekerjaan jalan yang dimasukkan, dan
menyiapkan satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan pemeliharaan berkala
yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
mendapat persetujuan, dan Direksi dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan
penyesuaian seperlunya untuk memenuhi kewajiban kontraktual dan memenuhi persyaratan
spesifikasi ini.

(6) Pengendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur dengan baik pengendalian lalu lintas bersama dengan penyediaan
rambu-rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan keamanan
lalu lintas dan pekerja. Pengaturan lalu lintas harus mendapat persetujuan Direksi.

(7) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang umumnya sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi dilapangan. Setiap pekerjaan yang
dianggap oleh Direksi Teknik tidak memuaskan karena mutu bahan jelek, penanganan jelek, atau
kekurangan alat yang cocok, harus diperbaiki sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan seperti
yang diuraikan dalam Bab-bab yang relevan dari Spesifikasi ini.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

9.2.2 Bahan bahan

(1) Sumber Pengadaan Bahan

Sumber untuk bahan-bahan jalan harus dipilih atas dasar pangadaan yang didapat dan struktur
jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber tersebut
atas dasar faktor-faktor di atas dan atas dasar persyaratan spesifikasi yang relevan.

(2) Persyaratan Bahan

a. Pada umumnya jenis bahan-bahan yang dipilih untuk melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan
Berkala sampai jalan kerikil, jalan dengan lapis penutup, harus sama atau lebih baik dari
bahan-bahan yang digunakan dalam jalan yang ada. Dalam segala hal mutu bahan dan
gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

b. Jenis bahan yang diperlukan untuk Pekerjaan Pemeliharaan Berkala seperti diuraikan di atas,
tercantum pada Tabel 9.2.2

TABEL 9.2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN BERKALA

LOKASI BAHAN SPESIFIKASI


LAPIS TANAH DAN Bahan pilihan (PI < 10 % ) Bab 3.3
BAHU JALAN YANG
ADA

LAPIS PONDASI Bahan Lapis Pondasi Bawah : Bab 5.1


BAWAH DAN BAHU Kelas A ( < 75 mm )
JALAN KERAS Kelas B ( < 62,5 mm )

LAPIS PONDASI Bahan Lapis Pondasi Atas : Bab 5.2


ATAS Kelas A - Agregat ( < 37,5 mm )
Kelas B - Macadam Ikat Basah ( < 75 mm )
PERMUKAAN Kerikil < 25 mm atau < 19 mm Bab 6.1
KERIKIL
PERKERASAN Lapisan Aspal Pelekat & Resap Pelekat. Bab 6.2
DENGAN LAPIS Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 / 6.4
PENUTUP ASPAL Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6
Aspal Beton (Laston) 5 cm Bab 6.8
Lasbutag 3 cm Bab 6.9
Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.11
DRAINASE Item-item umum untuk Rehabilitas Bab 2.2
Pipa Gorong-gorong Bab 2.5 / 2.6
Bahan drainase porous Bab 2.7
Pasangan Batu Bab 7.4
Pasangan batu dengan siar Bab 8.1
Beton Bab 7.1
RAMBU LALU LIN- Rambu Lalu lintas, Patok Petunjuk dan Patok Bab 8.5
TAS DAN PATOK- Kilometer Bab 8.6
PATOK Balok rel pengaman dari baja

(3) Syarat syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan
bersama-sama dengan data ujian yang relevan, yang menunjukkan kecocokan dengan
persyaratan spesifikasi yang mengacu pada Tabel 9.2.2. Direksi dapat meminta Kontraktor untuk
menyerahkan contoh bahan dan melaksanakan suatu ujian lebih lanjut yang dianggap perlu
sebelum memberikan persetujuan.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Jalan Kerikil

a. Perlatan

Kebutuhan-kebutuhan yang utama meliputi :

Motor grader dengan pisau dan gandengan garukan


Mesin gilas
Tangki air
Alat tentengan, termasuk garu, sekop dan gerobak dorong

b. Perbaikan lubang-lubang dan tempat-tempat lunak

Lubang-lubang dan tempat-tempat lunak harus diperbaiki dengan tangan yang sesuai dengan
instruksi Direksi dan dengan cara sebagai berikut :

i. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat kotak sampai permukaan tanah dasar.
Tanah dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang-lubang diisi kembali
dengan bahan kelas A sebagaimana diisyaratkan, yang akan diletakan dan dipadatkan
dalam lapisan-lapisan 10 cm.

ii. Permukaan bagian atas akan dipasangi dengan kerikil sebagaimana ditetapkan, sedalam
10 cm dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dengan dipadatkan dengan
mesin tumbuk.

c. Pembentukan ulang permukaan jalan kerikil

i. Bahan-bahan berbutir untuk pengkerikilan ulang permukaan yang ada akan dipilih sesuai
dengan persyaratan Sub Bab 6.1.2 dan ditempatkan di lapangan, siap disebarkan. Bila
bahan-bahan lebih dari satu sumber digunakan dalam kombinasi, bahan tersebut harus
dicampur ditempat pekerjaan.

ii. Permukaan kerikil yang ada harus dikupas sampai kedalaman sekitar 5 cm dengan motor
greder, untuk memberikan sebuah penguncian antara bahan yang ada dan bahan yang
baru, dan ujung-ujung jalan yang kurang.

iii. Bahan-bahan berbutir akan ditempatkan dan dicampur menyeluruh dalam keadaan kering
menggunakan tenaga kerja dan motor grader, jika perlu akan ditambahkan air dan
pekerjaan berlanjut untuk menyesuaikan kandungan air sampai kadar kelembaban
optimum dan menjamin satu kadar kelembaban yang seragam keseluruh bahan terpasang.
Bilamana bahan tersebut telah ditabur dengan rata di atas jalan pada kadar kelembaban
yang benar, bahan tersebut dibentuk miring sampai satu punggung jalan atau kemiringan
melintang 4% mengikuti petunjuk Direksi.

iv. Secepatnya setelah pencampuran dan penyebaran diselesaikan, bahan permukaan


berbutir tersebut harus dipadatkan dseluruh lebar jalan menggunakan sebuah mesin gilas
roda baja atau mesin gilas ban bertekanan ataupun alat tumbuk lainnya yang dapat
diterima Direksi Teknik. Penggilasan harus dimulai dipinggiran jalan dan bekerja menuju
kebagian tengah. Permukaan-permukaan yang tidak rata harus diperbaiki dengan
mengupas tempat-tempat tinggi, mengisi dan memadatkan tempat-tempat yang rendah
demikian sehingga permukaan akhir seragam dan rata.

v. Bahan permukaan berbutiran tersebut harus ditaburkan dan dipadatkan dalam lapis-lapis
dengan tebal padat tidak kurang dari 10 cm, sehingga kepadatan yang ditetapkan dapat
dicapai dengan alat yang tersedia . Bila diperlukan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan
harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan berikutnya dipasang.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

vi. Pemadatan akan berlanjut sampai masing-masing lapisan dipadatkan mencapai 100%
kepadatan maksimum (AASHTO T99) dan penambahan sejumlah kecil abu batu
plastisitas rendah atau pasir dapat diijinkan dalam tahap akhir pemadatan untuk
memudahkan pengikatan dan stabilisasi lapis permukaan tersebut.

vii. Bahan permukaan berbutir tersebut yang dipasang ditempat dimana tidak dapat dimasuki
mesin gilas harus dipadatkan menggunakan mesin tumbuk yang disetujui.

(2) Perkerasan dengan Lapis Penutup

Pekerjaan perbaikan dan pengembalian kekeadaan semula sebagaimana diuraikan pada Tabel
9.2.1 akan diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut :

i. Kemerosotan Permukaan
Karena mutu yang jelek dari tekstur permukaan dan oxidasi atau terlalu panasnya
bahan pengikat.

ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas


Karena lapis tanah dasar yang lunak, kurang pemadatan, mutu agregat yang jelek.

iii. Kehancuran Lapis Pondasi Bawah


Karena drainase yang tidak memadai dan lapis tanah dasar yang basah, atau mutu
lapis tanah dasar jelek dan kurang pemadatan.

a. Peralatan

Kebutuhan Pokok meliputi :

 Mesin gilas yang dipilih dari daftar berikut yang tergantung kepada jenis pekerjaan :

Mesin gilas roda baja rata 6 8 ton


Mesin gilas ban pneumatic (dengan balast)
Mesin gilas bergetar 6 ton
Mesin gilas kecil 1 2 ton

 Distributor/Penyemprot aspal bertekanan dengan batang semprotan dan slang tangan


(termasuk alat pemanas aspal)
 Mesin tumbuk
 Alat-alat tentengan, meliputi sekop, garu, sapu dan gerobak dorong

b. Perbaikan Lubang-lubang bagian Ambles dan Pinggiran Retak

i. Bahan-Bahan

Pemiihan bahan-bahan dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.2.2 dan yang sesuai
dengan instruksi Direksi berdasarkan jenis perkerasan jalan yang harus diperbaki.

ii. Perbaikan Permukaan Penetrasi Macadam

Galian lubang atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi, potongan sisi persegi dan
buanglah semua bahan-bahan lepas, jika perlu, buang juga bahan-bahan dasar yang
rusak.

Gantilah jika perlu dengan bahan tanah dasar yang disetujui dan padatkan dengan
mesin tumbuk. Oleskan sedikit aspal lapis pelekat panas atau emulsi dingin dengan
semprotan tangan tangan mulai dasar dan sisi-sisinya.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Tempatkan agregat lapis pondasi atas dalam lapisan-lapisan 10 cm (tergantung kepada


kedalaman) dan ditumbuk. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut ke atas sampai 5 cm
dari permukaan perkerasan.

Taruhlah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai ketinggian
permukaan dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, bila perlu
tambahkan lagi agregat.

Semprotkan bahan pengikat aspal dengan semprotan tangan pada tingkat


penyemprotan 0,5 l/m2 atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, dalam jumlah
yang cukup untuk menerobos sampai dasar lapis permukaan agregat kasar. Juga
semprotkan sedikit perkerasan di sekitarnya dalam batas 5 cm dari perbaikan.

Taburkan ke lapisan permukaan yang diperbaiki dengan agregat kunci atau pasir kasar
dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

iii. Penyelesaian permukaan dengan Aspal Campur Dingin.

Ikutlah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi macadam di atas.

Oleskan lapis aspal pelekat mencapai agregat lapis pondasi atas dan letakkan aspal
campur dingin yang sudah disiapkan di atas, satu tabel padat 5 cm, berhenti di
ketinggian sedikit di atas permukaan.

Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.

iv. Penyelesaian Permukaan dengan Laburan Aspal Permukaan (BURAS)

Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam sampai
ketinggian permukaan.

Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan
sekitar 1,5 1/m2.

Letakkan lapis pertama laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga
seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain,
dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m2.

Letakan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran tunggal 6
mm - 9.5 mm dan digilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.

c. Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

Semua retak-retak harus diisi dengan salah satu dari dua cara berikut sebelum pembentukan
ulang permukaan.

i. Pelapisan Penutup untuk retak-retak halus (BURAS)

Retak-retak halus ditutup oleh pelapisan permukaan perkerasan dengan aspal yang dipilih
dari aspal cair atau aspal emulsi. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan dengan
agregat halus atau pasir. Semua pekerjaan harus patuh kepada persyaratan Bab 6.4.

ii. Penutup setempat, retak-retak yang luas

Bila retak-retak terbatas dalam perkerasan terlalu lebar dilapisi dengan BURAS, cara
pilihannya adalah melapisi masing-masing retak tersebut sendiri-sendiri.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang semua


kotoran dan sampah

Aspal cair atau aspal emulsi kemudian dituangkan dengan ember kedalam masing-
masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi

Agregat halus ditambahkan, dan pasir akan ditaburkan kepermukaan tersebut sebagai
penyerap bagi aspal lebihan secepatnya setelah penuangan.

d. Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

i. Pada penyelesaian pekerjaan persiapan, permukaan perkerasan harus diperiksa oleh


Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan akhir sebelum pembentukan ulang
permukaan perkerasan dimulai.

ii. Panjang sebenarnya perkerasan yang harus dilapis ulang permukaan, harus diketahui
secara jelas dan ditandai dilapangan serta semua bahan-bahan dan pilihan peralatan yang
diperlukan harus dibawa kelapangan.

iii. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan dan lapis ulang sebagaimana diuraikan dalam
Daftar Penawaran dan sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik harus dilaksanakan
dalam kecocokan yang penuh dengan persyaratan-persyaratan dari Bab-bab terpakai
spesifikasi rujukan pada Sub Bab 9.2.1 (2).

(3) Pembangunan dan Pembentukan Baru Bahu Jalan

a. Pekerjaan bahu jalan meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan dan semak-semak


pemotongan, pembentukan ulang, penimbunan, perapian dan pemadatan mencapai garis,
tingkat dan kemiringan melintang yang diperlukan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Semua pekerjaan harus mematuhi
persyaratan-persyaratan Bab 4.1 dan Bab 4.2 Spesifikasi ini.

b. Peralatan

Peralatan meliputi :
Motor grader atau taktor dilengkapi dengan pisau
Mesin gilas bergetar
Alat tentengan termasuk garukan, sekop, gerobak dorong

c. Bahan-bahan

i. Untuk membangun bahu jalan yang ada, bahan yang harus dipakai adalah urugan
timbunan terpilih memenuhi persyaratan Sub Bab 3.2.2

ii. Untuk mnyediakan bahu jalan baru, bahan yang harus dipergunakan harus bahan lapis
pondasi bawah yang disetujui, memenuhi persyaratan Sub Bab 5.1.2.

d. Pelaksanaan

i. Pembentukan ulang bahu jalan yang ada, meliputi pemotongan tempat-tempat tinggi,
penimbunan daerah rendah, dibentuk lagi sampai ke garis, derajat dan kemiringan
melintang, dan pemadatan akhir harus seperti yang ditetapkan pada Bab 9.1 spesifikasi ini.

ii. Pembangunan bahu jalan baru, meliputi pengadaan, pemasangan penyebaran dan
pemadatan bahan pondasi bawah berbutiran terpilih diatas lapis tanah dasar yang sudah
dibuat yang dipadatkan sampai ke garis dan ketinggian, harus seperti yang ditetapkan
pada Bab 4.2 spesifikasi ini.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(4) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong Baru.

Perbaikan saluran dan gorong-gorong yang ada pada umumnya dimasukkan dibawah
Pemeliharaan rutin.
Pekerjaan Pemeliharaan Berkala mencakup :

Perluasan saluran yang ada


Penyediaan saluran baru
Pembangunan saluran baru yang dilapisi
Penggantian pipa gorong-gorong yang rusak
Pembangunan gorong-gorong pipa baru, beserta dinding kepala dan dinding sayap.

a. Bahan bahan

Bahan-bahan yang akan dipilih harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan khusus dan
menurut petunjuk Direksi Teknik untuk mematuhi persyarata-persyaratan spesifikasi ini.

b. Pelaksanaan

i. Semua pekerjaan perbaikan besar dan pekerjaan-pekerjaan baru harus dilaksanakan


dengan mematuhi Bab masing-masing Spesifikasi ini dan sebagaimana diperintahkan
Direksi di lapangan

ii. Pekerjaan tersebut harus seperti diuraikan dalam Daftar Penawaran dan akan dikenali
(diidentifikasi) serta ditandai dengan jelas dilapangan oleh Direksi Teknik.

iii. Setiap pekerjaan tak terduga, tidak terlihat atau tidak diharapkan pada tahap persiapan
dan yang di dalam pendapat Direksi Teknik tidak disediakan dimana saja, harus
dilaksanakan dibawah perintah tertulis dan disetujui Direksi Teknik. Pkerjaan tersebut akan
dimasukkan dalam item pembayaran yang bersangkutan atau kedalam pekerjaan harian,
bila tidak ada item pembayarannya.

(5) Perbaikan Struktural dan Pengecatan Jembatan

Semua pekerjaan dibawah item ini harus diketahui dan dilaksanakan dibawah petunjuk Direksi
Teknik. Bahan-bahan dan penanganannya harus dalam kesesuaian yang penuh dengan
Petunjuk Pemeliharaan Jembatan Kabupaten dan Spesifikasi Jembatan tersendiri.

(6) Rambu Lalu Lintas, Patok-patok dan Rel Pengaman Baru

a. Pekerjaan-pekerjaan untuk penggantian dan penyediaan rambu lalu lintas, patok


kilometer/patok petunjuk dan rel pengaman yang baru, harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan Bab 8.5 dan Bab 8.6 Spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan

i. Rambu-rambu dan pelat-pelat lalu lintas harus dipabrikasi secara baik dan dicat
sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi dan seperti ditunjukkan pada Gambar standar
dan harus berupa tanda-tanda, warna-warna, jenis dan luas yang memantulkan yang
diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR.
Sebuah daftar kebutuhan sebenarnya, akan disediakan oleh Direksi sebelum pabrikasi dan
pengadaan.

ii. Patok kilometer, patok petunjuk dari beton, akan dibuat pracetak menggunakan beton
kelas K175 dengan penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar.
Kebutuhan sebenarnya akan dipasok oleh Direksi Teknik sebelum pembuatan.

iii. Rel pengaman balok baja akan disediakan galvanisasi kecuali dinyatakan lain dan akan
memenuhi persyaratan spesifikasi AASHTO M180 (Gambar 1) untuk potongan balok W.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Rel-rel akan dipasok lengkap dengan bagian ujung, sambungan-sambungan, blok-blok


pemisah, dan patok rel pengaman, semua sebagaimana ditentukan dalam Daftar
Penawaran.

c. Pemasangan

i. Semua tanda-tanda dan patok-patok akan ditempatkan dengan benar dan penempatannya
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

ii. Lubang-lubang akan digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan patok-patok dipasang vertikal memenuhi posisi dan arah
yang diperlukan. Urugan kembali menggunakan bahan-bahan yang sesuai, yang
dipadatkan sehingga disetujui Direksi Teknik.

iii. Blok pondasi beton untuk rambu lalu lintas akan dibuat dengan menggunakan beton
1:2,5:5, sebagaimana ditetapkan.

9.2.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu bahan dan penangan akan dilaksanakan oleh Direksi Teknik sejauh yang
diperlukan untuk menjamin bahwa syarat-syarat mutu dan standar penampilan mengacu kepada
spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus disediakan oleh Kontraktor untuk dapat
diterimanya bahan-bahan.

9.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan diuraikan dalam spesifikasi ini harus secara umum,
kecuali dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam Bab-bab yang berkaitan dari
spesifikasi ini dan sebagaimana diuraikan dibawah untuk berbagai bahan yang digunakan.

(1) Perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, tempat-tempat lunak, pinggiran yang hancur,
untuk jalan kerikil dan perkerasan dengan lapis penututp akan diukur untuk pembayaran,
sebagai volume bahan butiran dan bahan aspal yang sebenarnya dipasang dan telah dapat
diterima untuk pekerjaan perbaikan.
Pekerjaan tersebut meliputi setiap perbaikan yang diperlukan terhadap lapis tanah dasar
termasuk penyediaan urugan terpilih, pemadatannya sampai kepadatan yang diperlukan.

(2) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lapis permukaan
jalan kerikil yang ada diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tabel yang
ditentukan dari luas permukaan terpasang dan diterima.

(3) Leburan aspal pasir (BURAS) yang dipasang sebagai satu penutup pelindung retak-retak
permukaan akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan
sebenarnya terlapisi dan diterima.

(4) Bahan aspal untuk Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat, dan untuk lapis
penutup retak-retak lebar, akan diukur dalam liter bahan aspal yang dipasok dan dipakai yang
tercacat dan diterima oleh Direksi Teknik.

(5) Pembentukan ulang permukaan lapis ulang kepada perkerasan dengan lapis penutup yang
diperlukan untuk Pemeliharaan Berkala dan mengacu kepada Sub Bab 9.2.1 (2) akan diukur
untuk pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah :

Laburan Aspal Permukaan - meter persegi


(Laburan tunggal / ganda)
Laburan Permukaan Aspal Pasir (BURAS) - meter persegi
Lapisan Permukaan Penetrasi Macadam - meter persegi

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Lasbutag (pekerja kecil) - meter persegi


(lapis ulang 3 cm)
Aspal Campur dingin (Pekerjaan kecil) - meter persegi
(lapis ulang)

Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan,


pemadatan dan penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.

(6) Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan yang ada, membuat bahu jalan baru,
termasuk pemadatan akhir, akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik dari bahan
pilihan atau butiran terpasang dan dipadatkan, yang dicatat dan diterima Direksi Teknik.

(7) Pekerjaan drainase jalan sebagaimana diuraikan pada tabel 9.2.1 akan diukur untuk
pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah :

Saluran tanah baru - meter kubik


Salurann dilapisi baru ; Pekerjaan batu dgn siar - meter kubik
Urugan kembali bahan poros Beton
Gorong-gorong baru ; pipa beton - meter panjang
Baja bergelombang
Dinding kepala/sayap (termasuk di bawah item - meter kubik
Pembayaran untuk saluran dilapisi).

Pengukuran akan meliputi penyediaan semua bahan, penggalian, penempatan,


pemadatan, urugan kembali dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 8 ) Rambu-rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk yang baru akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah yang dipatok dan terpasang sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik., pekerjaan tersebut meliputi semua pabrikasi, pengadaan, pemasangan dan
penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.

( 9 ) Rel pengaman balok bata akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang rel pengaman
terpasang dan diterima Direksi Teknik. Penyediaan terpisah akan dibuat untuk penyediaan
dan pemasangan batang-batang ujung dan patok rel pengaman, yang akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah satuan yang dipasok dan dipasang pada posisinya dengan baik.
Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuat untuk penggalian, urugan kembali dan
pengecatan, serta semua pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam satuan harga untuk rel
pengaman.

(10) Perbaikan Struktural Jembatan


Bila dilaksanakan dibawah kontrak pekerjaan pemeliharaan berkala, perbaikan struktural
jembatan, termasuk penggantian lantai jembatan dan pengecatan ulang pekerjaan baja
(pekerjaan mana dapat secara jelas dikenali dan diukur) akan diukur untuk pembayaran
sebagai berikut :

Mengganti beton struktural yang tidak sempurna kelas K225 - meter kubik
Tambahan untuk penyediaan dan pemasangan baja tulangan - kilogram
Penambalan dengan adonan khusus - kilogram
Penggantian pekerjaan baja - kilogram
Penggantian lantai kayu - meter kubik
Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja - meter persegi
Cetakan (begisting) - meter persegi

Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan jembatan yang baik
yang telah diuraikan, termasuk pabrikasi, penyediaan semua bahan, pemotongan,
pemasangan dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik, akan dianggap telah
dimasukkan dalam item pembayaran yang telah diberikan.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(11) Untuk setiap jenis perbaikan atau pengembalian kekeadaan semula lainnya, dimana dalam
pendapat Direksi Teknik tidak ada item pembayaran yang relevan atau cocok, pekerjaan
tersebut akan diukur dan dibayar pada dasar Pekerjaan Harian, tergantung kepada
pemberitahuan tertulis oleh Direksi Teknik.

9.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per
satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Penawaran, dimana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang
diperlukan, penggalian, pemotongan, pabrikasi, urugan kembali dan penyelesaian, serta untuk
pekerjaan atau biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian pekerjaan
yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini

NO. ITEM SATUAN


URAIAN
PEMBAYARAN PENGUKURAN
9.2.1 PERBAIKAN PADA PERKERASAN DAN BAHU JALAN
(1) Urugan pilihan Meter kubik
(2) Lapis pondasi bawah butiran Meter kubik
(3) Lapis pondasi atas agregat Meter kubik
(4) Penetrasi macadam Meter kubik
(5) Lasbutag Meter kubik
(6) Aspal Campur Dingin Meter kubik
(7) Aspal Cair (Cat Back) Liter

9.2.2 PEMBENTUKAN ULANG PERMUKAAN PERKERASAN


(1) Kerikil (tebal harus ditentukab) Meter persegi
(2) Aspal lapis pelekat/lapis resap pelekat Liter
(3) Laburan aspal pasir permukaan (BURAS) Meter persegi
(4) Laburan aspal permukaan (lab. Satu lapis) Meter persegi
(5) Laburan aspal permukaan (lab. Dua lapis) Meter persegi
(6) Lapis permukaan penetrasi macadam Meter kubik
(7) Lasbutag (lapis ulang 3 cm) Meter persegi
(8) Aspal campur dingin (lapis ulang 3 cm) Meter persegi

9.2.3 PEKERJAAN DRAINASE JALAN


(1) Saluran tanah baru Meter kubik
(2) Saluran baru dilapisi
Pekerjaan batu dengan siar Meter kubik
Urugan kembali bahan porous Meter kubik
Beton Meter kubik
(3) Gorong-gorong baru :
Pipa beton (dia harus ditetapkan) Meter panjang
Pipa baja bergelombang (dia harus ditetapkan) Meter panjang
(4) Dinding kepala/sayap baru, pasangan batu Meter kubik
9.2.4 RAMBU LALU LINTAS BARU
(1) Rambu lalu lintas - lengkap Unit
(2) Patok penunjuk Unit
(3) Patok kilometer Unit

9.2.5 REL PENGAMAN BARU


(1) Balok rel pengaman Meter panjang
(2) Batang-batang ujung Unit
(3) Patok rel pengaman (kayu/beton/baja) Unit

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

SAMBUNGAN

NO. ITEM SATUAN


URAIAN
PEMBAYARAN PENGUKURAN
9.2.6 PERBAIKAN STRUKTURAL JEMBATAN
(yang termasuk dalam kontrak pemeliharaan berkala)
(1) Penggantian beton struktural yang tidak sempurna (kelas Meter kubik
(2) K225) Kg
(3) Tambahan untuk baja tulangan Kg
(4) Penambalan dengan adonan khusus Kg
(5) Penggantian pekerjaan baja Meter persegi
(6) Penggantian lantai kayu Meter persegi
(7) Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja Meter persegi
Pekerjaan cetakan (begisting)

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 PEMELIHARAAN RUTIN ......................................................... BAB IX - 1


9.1.1 U m um ..................................................................................... BAB IX - 1
9.1.2 Bahan-bahan ............................................................................ BAB IX - 2
9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Kerikil ................................ BAB IX - 3
9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan dng Lapis Penutup .... BAB IX - 4
9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan ......................................................... BAB IX - 6
9.1.6 Pemeliharan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan
dan Gorong-gorong ................................................................... BAB IX - 6
9.1.7 Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan ................................. BAB IX - 3
9.1.8 Pemeliharaan Rambu Lalu Lintas, Patok Penunjuk
dan Rel Pengaman ................................................................... BAB IX - 3
9.1.9 Pengendalian Mutu ................................................................... BAB IX - 6
9.1.10 Cara Pengukuran ...................................................................... BAB IX - 2
9.1.11 Dasar Pembayaran ................................................................... BAB IX - 3

BAB 9.2 PEMELIHARAAN BERKALA .................................................. BAB IX - 7


9.2.1 U m u m .................................................................................... BAB IX - 7
9.2.2 Bahan-bahan .......................................................................... BAB IX - 8
9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................. BAB IX -10
9.2.4 Pengendalian Mutu ................................................................... BAB IX -12
9.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan ..................................................... BAB IX -13
9.2.6 Dasar Pembayaran .................................................................. BAB IX -13

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9.docx
BAB IX - 23
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 PEMELIHARAAN RUTIN

9.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Pemeliharaan rutin meliputi pekerjaan perbaikan ringan dan pekerjaan jalan kecil dilaksanakan
secara teratur terhadap perkerasan, bahu jalan, saluran tepi, lantai jembatan dan dan saluran
lintasan air, sehingga semua bagian jalan terpelihara secara baik dan dalam kondisi siap
pakai. Secara umum pemeliharaan rutin dilaksanakan hanya bagi jalan dalam keadaan baik
dan sedang.

b. Untuk tujuan melaksanakan pemeliharaan rutin atas dasar kontrak dimasukkan sejumlah jalan
berikut, yang diberikan pada tabel 9.1.1.

TABEL 9.1.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


PEKERJAAN YANG
ITEM URAIAN TIDAK
DIMASUKKAN
i. Perbaikan dan penambalan perkerasan aspal (dg lapis Pekerjaan persiapan
penutup) meliputi lubang-lubang bagian amblas, pinggiran untuk pembentukan
jalan, bekas roda dan retak-retak. kembali permukaan.

ii. Perbaikan-perbaikan jalan kerikil meliputi lubang-lubang Pekerjaan persiapan


dan tempat lunak. Peningkatan dan pembentukan kembali. untuk perkerikilan
ulang.

iii. Pembersihan dan perbaikan saluran tepi dan gorong- Bangunan drainase
gorong baru.

iv. Pemotongan rumput dan pengendalian tumbuh-tumbuhan Membangun dan


pada pinggir jalan, serta perapihan bahu jalan. mem bentuk bahu
jalan.

v. Pembersihan lantai kendaraan, saluran dan lubang-lubang Semua perbaikan


pelepasan jembatan. struktural dan
pegecet an

vi. Pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok kilometer Rambu lalulintas dan
dan patok-patok penunjuk patok-patok baru
Catatan : Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak termsuk tersebut disediakan untuk
pemeliharaan atau program peningkatan.

(2) Pembatasan cuaca

Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang dapat dipertanggung
jawabkan.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian-bagian dan panjang jalan yang dimasukkan dalam kontrak pemeliharaan pekerjaan
harus diidentifikasikan dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan dan ditandai di
lapangan oleh Direksi Teknik.

BAB IX - 1
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Jangaka waktu kontrak, harus ditentukan dalam dokumen kontrak dan kontraktor akan diminta
mengadakan pemeriksaan lengkap panjang jalan dan pekerjaan-pekerjaan jalan yang
dimasukkan dan disiapkan untuk satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan
pemeliharaan rutin yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan pada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan, dan Direksi Teknik dapat minta Kontraktor
mengadakan suatu penyesuaian yang dianggap perlu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
konstruktual dan memnuhi pula persyaratan-persyaratan Spesifikasi.

(4) Batas-batas Kesiapan dipakai

a. Program pekerjaan yang disetujui tesebut akan meliputi satu tingkat kesiapan pakai
permukaan perkerasan dan bahu jalan yang akan diatur oleh Direksi Teknik atas dasar
standar-standar yang diberikan pada Tabel 9.1. 2 berikut dan memperhitungkan kondisi-
kondisi permukaan sebelum perbaikan.

TABEL 9.1.2 BATAS-BATAS KESIAPAN PERKERASAN

BATAS-BATAS
JENIS
CACAT PER
PERMUKAAN
KILOMETER
Perkerasan i. Lubang-lubang :
2
Aspal (dengan  Dangakal (kedalaman < 10 am) < 40 m
Lapis Penutup)  Dalam (kedalaman > 10 cm) No. 1

ii. Bagian Ambles :


2
 Dangakal (kedalaman < 5 am) 100 m
 Dalam (kedalaman > 5 cm) No. 1
2
iii. Retak-retak permukaan (jenis retak biaya dan < 100 m
retak-retak lebar)
2
iv. Bekas injakan pinggir roda dan pinggiran hancur < 100 m
2
Permukaan i. Lubang-lubang < 50 m
Kerikil
2
ii. Tempat-tempat Lunak < 100 m
2
iii. Erosi permukaan < 100 m
2
iv. Bekas injakan roda < 200 m
2
v. Bergelombang < 100 m

vi. Punggung jalan 3% - 5%

Bahu Jalan i. Bentuk roda dan rusak Berikan bentuk


yang baik dan
miring melintang
6%

b. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan perbaikan rutin yang sesuai dengan tingkat
kesiapan pakai yang diatur oleh Direksi Teknik dan harus memelihara kondisi permukaan pada
tingkat ini untuk selama kontrak.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur pengendalian pekerjaan lalu lintas yang memadai bersama dengan
penyelidikan rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera yang untuk pengendalian dan

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 2
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

keamanan lalu lintas dan pekerja. Pengaturan lalu lintas harus memnuhi dan mendapatkan
persetujuan Direksi Teknik.

(6) Perbaikan Pekerjaan-pekerjaan yang tidak memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan perbaikan yang umumnya sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi Teknik di lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap
tidak memuaskan Direksi Teknik dikarenakan mutu bahan yang rusak, penangan jelek kekurangan
alat yang cocok, harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.

9.1.2 Bahan-bahan

(1) Sumber Bahan dan Pengadaan

Sumber-sumber untuk bahan-bahan jalan akan dipilh atas dasar diperolehnya pengadaan dan
struktur jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber
tersebut berdasarkan faktor-faktor di atas dan dasar persyaratan Spesifikasi yang relevan.

(2) Persyaratan Bahan

a. Pada umumnya jenis bahan bahan yang harus dipilh untuk melaksanakan perbaikan-
perbaikan pemeliharaan rutin terhadap jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup)
harus sama atau lebih baik dari bahan-bahan yang digunakan pada jalan yang ada. Dalam
semua hal kualitas bahan dan gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
Spesifikasi ini.

b. Jenis bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin seperti diuraikan di atas
dicantumkan pada Tabel 1.3 Bab yang akan berhubungan dengan Spesifikasi ini juga
diberikan.

TABEL 9.1.3 BAHAN-BAHAN PEMELIHARAAN RUTIN

LOKASI BAHAN-BAHAN SPESIFIKASI

Lapisan Tanah Dasar Bahan Pilihan Bab 3.3

Lapis Pondasi Bawah Bahan Lapis Pondasi dasar Bab 5.1


dan Bahu Jalan Kelas A ( < 75, 0 mm )
Kelas B ( < 62.5 mm )

Lapis Pondasi Atas Bahan Lapis Pondasi dasar Bab 5.2


Kelas A Agregat ( < 27.5 mm )
Kelas B Macadam Ikat Basah ( < 75 mm )
Permukaan Kerikil Kerikil < 25 mm Bab 6.1
Kerikil < 19 mm
Perkerasan Aspal Laburan Aspal permukaan Bab 6.2/6.4
(dengan lapis Penutup ) Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6
Lapis Aspal Beton 5 cm Bab 6.8
Lasbutag 3 cm Bab 6.9
Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.10/6.11
Drainase Item Umum untuk Rehabilitasi Bab 2.2
Bahan drainase porous Bab 2.7
Pasangan batu dengan siaran Bab 8.1
Beton Bab 7.1
Rambu Lalu lintas dan Rambu lula lintas, patok petunjuk dan Patok
Patok-patok kilometer Bab 8.5
Rel pengaman balok baja Bab 8.6

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 3
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Syarat-syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilh, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan
beserta data uji yang berkaitan, yang menunjukkan kecocokannya dengan acuan persyaratan
Spesifikasi pada Tabel 9.1.2. Direksi Teknik dapat minta Kontraktor untuk menyerahkan contoh
bahan dan melaksanakan ujian lebih lanjut yang dianggap perlu sebelum memberikan persetujuan
akhir.

9.1.3. Pemeliharaan dan perbaikan Jan Kerikil

(1) Acuan Spesifikasi

 Lapis permukaan Kerikil : Bab 6.1


 Lapis pondasi bawah : Bab 5.1

(2) Peningkatan dan Pembentukan Ulang

a. Sasaran Pemeliharaan untuk Peningkatan

Tujuan dasar peningkatan adalah memelihara sebuah permukaan cembung di tengah, bebas dar
roda dan bekas bergelombang. Jalan harus diberi drainase yang baik, dengan permukaan laju
yang rata dan menyenangkan. Bahan-bahan yang ada di lapangan harus digunakan. Bila bahan-
bahan yang ada dilapangan dipertimbangkan oleh Direksi Teknik tidak sesuai atau tidak
mencukupi untuk perbaikan ambles, Kontraktor harus menyediakan tambahan kerikil sebagaimana
yang diminta.
Proses tersebut akan meliputi perataan memasukan bahan-bahan permukaan dari pinggiran atau
potongan-potongan bagian permukaan yang tinggi (bergelombang) serta mengisi (menimbun)
daerah-daerah (cekungan ambles) dan lubang-lubang dangkal dengan bahan-bahan lebihan
(surplus) yang lepas-lepas.

b. Peralatan

Kebutuhan utama akan meliputi :

 Motor grader beserta pisau dan penggaruk


 Mesin gilas
 Tangki air
 Sapu jalan

c. Petunjuk Peningkatan

i. Peningkatan lebih baik dilaksanakan bila permukaan kerikil tersebut basah atau sesudah hujan
bila peningkatan dilaksanakan selama cuaca kering, harus dapat diperoleh suatu tangki air
yang berkerja bersama grader dan menyiram permukaan.

ii. Untuk pemeliharaan rutin sesudah hujan lebat, prioritas harus diberikan untuk peningkatan
gerusan permukaan dan pengisian bekas-bekas

iii. Pekerjaan peningkatan harus dilengkapi dengan sebuah punggung permukaan atau kemiringan
melintang jalan antara 4 % - 6%.

iv. Tumpukan kerikil yang tinggi yang terkumpul pada jalan harus diratakan ketengah jalan, dan
bila perlu digaruk dengan tangan untuk menyingkirkan batu-batu dengan ukuran berlebihan.

v. Bagian jalan yang harus ditingkatkan harus dibatasi sampai panjang dapat diselesaikan
selengkapnya dalam satu hari kerja. Jika lalu lintasnya padat, panjang jalan yang harus
ditingkatkan harus dibatasi sampai panjang yang praktis untuk menghindari sampai sekecil
mungkin kemacetan lalu lintas.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 4
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

d. Penyapuan jalan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut petunjuk Direksi Teknik untuk mengisi bekas-bekas roda,
ketidak teraturan yang ringan dan permukaan jalan yang bergelombang, serta akan
dipertimbangkan bila tidak dipadatkan sebuah greder. Alat sapu jalan tersebut akan dipasang pada
traktor atau truk pemeliharaan dan penyapuan akan dilaksanakan untuk menyingkirkan bahan-
bahan lepas dan menghilangkan gelombang-gelombang kecil dari permukaan.

(3) Memperbaiki Lubang-lubang Dalam dan Tempat-tempat Lunak dari Jalan Kerikil.

Lubang-lubang dalam (> 20 cm) dan daerah-daerah lunak akan diperbaiki dengan tangan yang
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik dan mengikuti cara berikut :

a. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat menjadi kotak sampai permukaan lapis
tanah dasar. Lapis tanah tersebut harus didapatkan dengan baik dan lubang tersebut diisi
kembali dengan bahan lapis pondasi bawah klas A sebagaimana ditetapkan, yang akan
ditetapkan dan ditumbuk dalam lapisan-lapisan 10 cm.

b. Permukaan paling atas akan ditutup dengan kerikil sebagaimana ditetapkan sampai ketebalan
10 cm dan dipadatkan dengan mesin gilas. Lubang yang kecil dapat dipadatkan dengan
tumbukan mesin.

9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

(1) Spesifikasi rujukan

 Penyiapan lapis Tanah dasar - Bab 3.3


 Lapis Pondasi Agregat - Bab 5.2
 Laburan permukaan aspal - Bab 6.3
 Laburan permukaan aspal taburan pasir - Baa 6.4
 Penetrasi macadan (Lapen) - Bab 6.5
 Aspal Campur Dingin - Bab 6.11

(2) Sasaran Pemeliharaan

a. Jalan kabupaten pada umumnya akan dibangun dengan lapis permukaan penetrasi macadan
yang dipasang diatas lapis pondasi atas (LPA) agregat/ikat basah atau suatu pasangan batu
jenis Telford. Lapis Pondasi Bawah berbutir apat disediakan untuk beberapa kasus dan jalan-
jalan kota yang lebih penting dapat dilapis permukaan dengan aspal panas seperti permukaan
lapis aspal beton.

b. Pekerjaan perbaikan yang diperintahkan bagi pemeliharaan rutin pada Tabel 9.1.1 akan
diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut ini.

i. Kemerosotan Permukaan
Dikarenakan mutu jelek dari tekstur permukaan serta oksidasi atau pemanasan bahan
pengikat yang kelewat panas (over heating)

ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas


Dikarenakan lapis tanah dasar yang lunak kuran pemadatan, agregat bermutu jelek.

iii. Kebancuran Lapis Pondasi Bawah


Dikarenakan drainase yang tidak memadai dan lapis tanah basah, atau Lapis Pondasi
Bawah mutu jelek dan kurang pemadatan.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 5
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

( 3 ) Peralatan

Kebutuhan utama meliputi :


 Mesin gilas :
Mesin gilas roda baja rata 6 8 ton
Mesin gilas bergetar 6 ton
Mesin gilas kecil 1 2ton
 Alat tumbuk mesin
 Distributor/penyemprotan Aspal bertekanan dengan slang tangan (termasuk alat pemanas
aspal)
 Alat tentengan, meliputi sekop, garuk, sapu, gerobak dorong

(4) Perbaikan Lubang-lubang dan Bagian Ambles

a. Bahan-bahan
Pemilihan bahan-bahan harus dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.1.2 serta sesuai
dengan instruksi Direksi Teknik berdasarkan kepada jenis pekerjaan jalan yang harus
diperbaiki.

b. Perbaikan untuk Permukaan Macadam

i. Galilah lubang tersebut atau bagian ambes ke bawah sampai pondasi padat dengan
potongan persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas. Jika ternyata diperlukan, juga
buanglah bahan-bahan lapis tanah dasar yang rusak.

ii. Dimana perlu, gantilah dengan bahan lapis tanah dasar yang disetujui dan padatkan
dengan alat tumbuk mesin. Oleskan sedikit lapisan aspal pelekat (tack coat) panas atau
emulsi dingin dengan semprotan tangan kepada pondasi dan sisi-sisinya.

iii. Tetapkan Lapis Pondasi Atas, lapisan-lapisan tebal 10 cm (tergantung kepada


kedalamannya) dan tumbuklah. Bangunlah Lapis Pondasi Atas tersebut sampai setinggi 5
cm dari permukaan perkerasan.

iv. Pasanglah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai tinggi permukaan
dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, tambahkan lagi agregat jika
perlu.
2
v. Oleskan bahan pengikat aspal semprotan tangan pada tingkat penyemprotan 0.5 l/m atau
menurut petunjuk Direksi Teknik dalam jumlah yang cukup untuk menerobos sampai dasar
lapisan permukaan agregat kasar. Juga semprotkan secara ringan perkerasan sekitarnya
dalam batas 5 cm dari yang diperbaiki.

vi. Permukaan yang diperbaiki, ditaburi dengan kunci pasir dan dipadatkan dengan cicin
mesin gilas bergetar.

c. Penyelesaian Permukaan dengan Aspal Campur Dingin

i. Ikutilah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi Macadam diatas.

ii. Oleskan lapis aspal pelekat (tack coat) mencapai agregat Lapis Pondasi Atas dan letakkan
Aspal Campur Dingin yang sudah disiapkan diatas, satu tebal padat 5 cm, berhenti di
ketinggian sedikit di atas permukaan.

iii. Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.

d. Penyelesaian permukaan dengan Lapis Penutup Aspal

i. Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam sampai
ketinggian permukaan.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 6
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

ii. Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan
2.
sekitar 1.5 l/m

iii. Letakkan lapis pertama laburan agregat penutup samapi menutupi dan mengisi rongga
seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain, dan
padatkan dengan mesin gilas bergetar.
2
iv. Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m .

v. Letakan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran 6 mm 9.5
mm dan di gilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.

(5) Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan Aspal (dengan lapis penutup)

Pemeliharaan rutin akan disediakan untuk perawatan permukaan dengan retak-retak non
struktural yang terbatas dan sedikit. Bila retak-retak tersebut menjadi luas dan tergantung
kepada Direksi Teknik, perbaikan-perbaikan tersebut akan dimasukkan dalam program kerja
berkala.

a. Bahan-bahan

Pemilihan bahan-bahan akan dilakukan mengacu kepada Tabel 9.1.2 yang disediakan untuk
lapis-lapis penutupan permukaan di bawah spesifikasi Bab 6.3 dan 6.4.

b. Cara perbaikan

i. Sapu dan bersihkan permukaan perkerasan dan gunakan bahan pengikat aspal di atas
permukaan kering memakai baik mesin penyemprotan maupun semprotan tangan pada
2
tingkat sekitar 1.5 l/m (dua kali lipat untuk aspal emulsi)

ii. Tutuplah bahan pengikat tersebut dengan agregat penutup atau pasir kasar disebarkan
pada tingkat sekitar :
2 3
 70 m /m untuk agregat ukuran tunggal
2
 10 kg/ m untuk pasir kasar

iii. Padatkan dengan mesin gilas 6 ton 8 ton atau mengunakan mesin gilas kecil untuk luas
yang kecil.

iv. Bila retak-retak teratas dalam perkerasan terlalu lebar dilapisi dengan BURAS, cara
pilihannya melapisi masing-masing retak-retak tersebut sendiri-sendiri.
 Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang kotoran dan
sampah.
 Aspal cair atau aspal Emulsi kemudian dituangkan dengan ember kedalam masing-
masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi.
 Agregat halus ditambah, dan pasir akan ditaburkan ke permukaan tersebut sebagi
penyerap bagi aspal lebihan, secepatnya setelah penuangan.

9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan

(1) Uraian Pekerjaan pemeliharaan

Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk bahu jalan akna dibatasi kepada perapihan dan
peningkatan saja. Pembangunan dan pembentukan baru bahu jalan akan dimasukkan ke
da;am pemeliharaan berkala.

(2) Pemeliharaan Alat


 Motor grader dan pisau
 Traktor
 Garukkan, sekop dan gerobak dorong.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 7
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(3) Pelaksanaan

a. Bahu jalan akan dipotong dan dibentuk ulang dengan motor grader atau traktor menggunakan
bahan-bahan yang diperoleh di lapangan. Bahu jalan tersebut akan dipotong rata dengan
pinggiran jalan dan dilengkapi dengan kemiringan melintang 5% - 6% ke arah sisi keseluruhan
sesuai dengan gambar standart.

b. Perapihan berakhir akan dilakukan dengan tenaga kerja dan semua bahan-bahan lebihan
termasuk tumbuh-tumbuhan,semak-semak dan sampah-sampah lainnya harus di singkirkan
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong

(1) Spesifikasi-spesifikasi Rujukan


 Rehabilitasi drainase tepi jalan - Bab 2.2
 Saluran tanah baru (terbuka) - Bab 2.3
 Saluran dilapisi - Bab 2.4
 Gorong-gorong pipa beton - Bab 2.5
 Pasangan batu dengan siar - Bab 8.1
 Pekerjaan Beton - Bab 7.1

(2) Uraian Pekerjaan

a. Pekerjaan pemeliharaan dan perbaiakan harus dilaksanakan untuk menjaga saluran tepi jalan
dan gorong-gorong tersebut dalam kondisi baik dan memuaskan. Saluran dan gorong-gorong
harus diselesaikan seperlunya sesuai dengan acuan spesifikasi yang relevan di atas.

b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :

 Pekerjaan perbaikan yang besarnya sampai kerusakan karena gerusan termasuk


pemotongan, galian, penggantian dengan bahan timbunan drainase pilihan dan porous.
 Besarnya saluran yang ada dan penyedian saluran baru.
 Pelaksanaan pelapisan baru pasangan batu.
 Penggantian gorong-gorong pipa yang rusak dan perluasan gorong-gorong dengan diding
kepala dan diding samping.

Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dicatatan oleh Direksi Teknik secara
tertulis dan harus dibawah atau pekerjaan pemeliharaan berkala.

(3) Pelaksanaan

a. Saluran tepi jalan

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan sampah dan lainnya harus disingkirkan dari saluran
tersebut dan dikumpulkan di angkut keluar dari lapangan.

ii. Saluran-saluran tanah akan dipotong dan dirapikan hingga profil dan kemiringan yang
diperlukan sesuai dengan gambar mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.

iii. Saluran dilapisi yang rusak atau merosot kondisinya akan diperbaiki dengan pekerjaan
batu baru bersiar mencapai profil yang ditentukan yang ditujukkan pada gambar dan
mendapat persetujuan Direksi Teknik. Bila perlunya demikian pondasi baru akan
disediakan. Akan ditempatkan urugan kembali dan dipadatkan menggunakan bahan-bahan
pilihan menurut Direksi Teknik.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 8
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

b. Gorong-gorong, termasuk Dinding Kepala dan Dinding Samping

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari


gorong-gorong dan dari kanal di sekitarnya hingga tempat masuk (inlet dan tempat keluar
(outlet), serta diangkut keluar dari lapangan.

ii. Pipa gorong-gorong, dinding kepala dan dinding samping harus diperiksa dan setiap
kerusakan dicatat dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

iii. Sesuai dengan instruksi Direksi Teknik, Kontraktor akan melakukan pekerjaan perbaikan
kecil bagi gorong-gorong termasuk acuan siar sambungan-sambungan yang patah dan
mengganti bagian-bagian pekerjaan batu atau beton yang rusak hingga dinding kepala
dan dinding samping. Pekerjaan perbaikan untuk gorong-gorong pipa yang rusak akan
mencakup semua pekerjaan yang dapat dengan efektif dilaksanakan di dalam batas-
batas pipa gorong-gorong tanpa penggantian yang berlebihan.

9.1.7. Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan

(1) Uraian

a. Pemeliharaan rutin jembatan akan meliputi pembersihan lantai jembatan dan lubang lepas
saluran, dan pemeliharaan kanal lintasan air jembatan dalam kondisi yang baik.

b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :

Perbaikan struktural
Pengecatan pekerjaan baja
Penggantian lantai jembatan
Perlindungan tebing dan bangunan bawah dengan bronjong atau rip-rap

Pekerjaan tersebut akan diselesaikan secara terpisah dibawah pekerjaan harian atau
pemeliharaan berkala.

(2) Pelaksanaan

a. Permukaan lantai jembatan dan trotoir akan secara teratur dijaga dalam kondisi bersih

b. Sambungan muai jembatan, tumpuan dan rak tumpuan harus selalu diperiksa dan dibersihkan

c. Kemiringan timbunan disekitar dan dibawah jembatan harus dirapikan dan dipelihara
bentuknya yang benar.

d. Semua bangunan dalam kanal lintasan jembatan yang menghalangi aliran harus dibuang.

9.1.8. Pemeliharaan Rambu Lalu Lintas, Patok Penunjuk dan Rel Pengaman.

(1) Uraian

a. Pekerjaan macam-macam akan meliputi rawatan pemeliharaan umum rambu lalu lintas, patok
petunjuk dan patok kilometer dan rel pengaman, serta akan menyediakan pembersihannya,
pekerjaan perbaikan ringan dan pengecatan ulang.

b. Pekerjaan-pekerjaan yang dikeluarkan adalah penyediaan baru rambu lalu lintas, patok
petunjuk dan patok kilometer serta rel pengaman baru, bersama dengan penggalian yang
diperlukan, urugan kembali dan pembuatan pondasi beton yang akan disediakan dibawah
Pemeliharaan Berkala atau Program Kerja Terpisah.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 9
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(2) Pelaksanaan

a. Rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk akan dibersihkan dan dicuci serta dijaga
sepenuhnya memenuhi syarat untuk lalu lintas lewat.
b. Rambu lalu lintas, patok-patok dan rel pengaman yang lepas atau dalam penempatan yang
salah harus dipasang kembali dengan benar menurut petunjuk Direksi Teknik.
c. Patok rambu dari baja atau kayu harus dibersihkan dan dicat kembali dengan cat dasar dan
lapis penyelesaian dimana dianggap perlu dan menurut petunjuk Direksi. Bagian-bagian baja
yang terlihat berkarat harus pertama-tama disikat dan dilapisi dengan cat dasar pencegah
karatan sebelum pengecatan.

9.1.9 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu bahan-bahan dan penanganan pekerjaan akan dilaksanakan oleh Direksi
sampai luas seperlunya untuk menjamin bahwa syarat-syarat kualitas dan standar penampilan
yang dirujuk dalam spesifikasi ini telah dipenuhi. Data uji yang cukup akan diberikan oleh
Kontraktor untuk dapat diterimanya bahan-bahan tersebut.

9.1.10 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Pekerjaan Pemeliharaan Rutin sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini akan dibayar
dari harga kontrak lump sum untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan
termasuk dalam dalam Daftar Penawaran, yang mana harga tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan atau yang
biasa untuk penyelesaian yang baik pekerjaan yang diuraikan sebelummnya
(2) Tergatung kepada diterbitkannya setiap bulan pembuktian tertulis penampilan yang
memuaskan dari Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, setiap
item pembayaran lump sum akan dibayarkan kepada Kontraktor dalam angsuran bulan
berikut :

Untuk 3 bulan pertama = 12,5 % per item pembayaran lump sum


Sisa jangka waktu kontrak = 62,5 % x 1/m3 per item pembayaran
Dimana M = total jumlah bulan dalam kontrak
(3) Bila dalam suatu bulan jangka waktu kontrak, Kontraktor gagal melaksanakan sampai
memuaskan Direksi Teknik, Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang diuraikan dalam bab ini,
Direksi Teknik dapat memberi peringatan tertulis kepada Kontraktor. Jika Kontraktor tidak
mematuhi peringatan tersebut didalam batas waktu satu bulan, Direksi akan diwenangkan
melaksanakan pemeliharaan yang diperlukan dengan sumber lain. Tambahan biaya
pekerjaan tersebut akan dipotong dari pembayaran lump sum yang tidak dibayarkan yang
dicadangkan dibawah kontrak ini pembayaran lain yang dimiliki Kontraktor.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

9.1.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan (kerikil/dengan Lapis Lump sum


Penutup)
9.1.2 Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Lump sum
9.1.3 Pemeliharaan Rutin Saluran dan Gorong-gorong Lump sum
9.1.4 Pemeliharaan Rutin Jembatan Lump sum
9.1.5 Pemeliharaan Rutin Rambu Lali lintas, patok Lump sum
Kilometer, Patok penunjuk dan Rel Pengaman

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 10
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9.2 PEMELIHARAAN BERKALA

9.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pemeliharaan berkala menanggung peningkatan umum dan pemulihan ke keadaan semula


jalan kabupaten, menjaganya selalu dalam keadaan siap pakai. Pekerjaan tersebut meliputi
pembentukan kembali permukaan jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup),
membangun bahu jalan, bangunan drainase baru dan perbaikan struktural jembatan

b. Untuk tujuan pelaksanaan pemeliharaan rutin berdasarkan kontrak, daftar pekerjaan jalan
berikut yang diberikan pada Tabel 9.2.1 akan dimasukkan.

TABEL 9.2.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA

ITEM LOKASI URAIAN

i PERKERASAN DGN - Persiapan untuk pembentukan ulang permukaan,


LAPIS PENUTUP termasuk perbaikan lubang-lubang, bagian ambles,
ASPAL pinggiran jalan, bekas roda dan retak-retak

- Pembentukan ulang permukaan, termasuk lapisan


penutup aspal dan lapis ulang

ii PERKERASAN TAN- - Persiapan untuk pengkerikilan ulang, termasuk


PA LAPIS PENUTUP perbaikan lubang dan tempat-tempat lunak
- Pengkerikilan ulang

iii DRAINASE JALAN - Saluran tanah baru


- Pelapisan (pasangan) saluran baru
- Gorong-gorong baru, termasuk penggantian pipa
gorong-gorong dalam keadaan rusak

iv BAHU JALAN - Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan

v JEMBATAN - Perbaikan Struktural


- Penggantian lantai jembatan
- Pengecatan ulang pekerjaan baja

vi RAMBU LALU - Rambu lalu lintas baru, patok-patok dan rel pengaman
LINTAS baru

(2) Spesifikasi Acuan

Untuk Kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Berkala, Kontraktor akan mengacu dan mematuhi bab-bab
yang relevan dari spesifikasi ini termasuk spesifikasi yang tercantum berikut :

 Penyaiapan Lapis Tanah Dasar - Bab 3.3


 Rehabilitasi Bahu Jalan - Bab 4.1
 Lapis Pondasi Bawah - Bab 5.1
 Lapis Pondasi Atas Agregat - Bab 5.2
 Lapis Permukaan Kerikil - Bab 6.1
 Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat - Bab 6.2
 Laburan Permukaan Aspal - Bab 6.3 & 6.4

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 11
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam - Bab 6.5


 Lasbutag - Bab 6.9
 Aspal Campur Dingin - Bab 6.11
 Pekerjaan Beton - Bab 7.1
 Pasangan Batu - Bab 7.4
 Pekerjaan Batu dengan Siar - Bab 8.1
 Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan - Bab 2.2
 Pipa gorong-gorong - Bab 2.5 & 2.6
 Rambu Lalu lintas, patok-patok dan Rel Pengaman - Bab 8.5 & 8.6

(3) Contoh Bahan

a. Contoh-contoh berbagai bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Pemeliharaan Berkala harus
disertakan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai sesuai dengan instruksi Direksi.

b. Contoh-contoh tersebut harus khusus untuk lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang
harus dilaksanakan dan dapat meliputi salah satu atau seluruh bahan-bahan yang tercantum
pada Tabel 9.2.2.

(4) Pembatasan Cuaca

Pada umumnya pekerjaan tersebut akan dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang sebaik-
baiknya. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan sampai jalan-jalan dengan lapis penutup dan
pengecatan ulang bangunan baja akan dilaksanakan hanya apabila permukaan masing-masing
bersih dan kering.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian dan panjang jalan yang harus dimasukkan ke dalam Kontrak Pemeliharaan Berkala
harus diketahui dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan serta ditandai di lapangan
oleh Direksi Teknik.

b. Jangka waktu kontrak harus dinyatakan dalam Dokumen Kontrak dan Kontraktor akan diminta
mengadakan pemeriksaan lengkap, panjang jalan dan pekerjaan jalan yang dimasukkan, dan
menyiapkan satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan pemeliharaan berkala
yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
mendapat persetujuan, dan Direksi dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan
penyesuaian seperlunya untuk memenuhi kewajiban kontraktual dan memenuhi persyaratan
spesifikasi ini.

(6) Pengendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur dengan baik pengendalian lalu lintas bersama dengan penyediaan
rambu-rambu lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan keamanan
lalu lintas dan pekerja. Pengaturan lalu lintas harus mendapat persetujuan Direksi.

(7) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang umumnya sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi dilapangan. Setiap pekerjaan yang
dianggap oleh Direksi Teknik tidak memuaskan karena mutu bahan jelek, penanganan jelek, atau
kekurangan alat yang cocok, harus diperbaiki sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan seperti
yang diuraikan dalam Bab-bab yang relevan dari Spesifikasi ini.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 12
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

9.2.2 Bahan bahan

(1) Sumber Pengadaan Bahan

Sumber untuk bahan-bahan jalan harus dipilih atas dasar pangadaan yang didapat dan struktur
jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber tersebut
atas dasar faktor-faktor di atas dan atas dasar persyaratan spesifikasi yang relevan.

(2) Persyaratan Bahan

a. Pada umumnya jenis bahan-bahan yang dipilih untuk melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan
Berkala sampai jalan kerikil, jalan dengan lapis penutup, harus sama atau lebih baik dari
bahan-bahan yang digunakan dalam jalan yang ada. Dalam segala hal mutu bahan dan
gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

b. Jenis bahan yang diperlukan untuk Pekerjaan Pemeliharaan Berkala seperti diuraikan di atas,
tercantum pada Tabel 9.2.2

TABEL 9.2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN BERKALA

LOKASI BAHAN SPESIFIKASI


LAPIS TANAH DAN Bahan pilihan (PI < 10 % ) Bab 3.3
BAHU JALAN YANG
ADA

LAPIS PONDASI Bahan Lapis Pondasi Bawah : Bab 5.1


BAWAH DAN BAHU Kelas A ( < 75 mm )
JALAN KERAS Kelas B ( < 62,5 mm )

LAPIS PONDASI Bahan Lapis Pondasi Atas : Bab 5.2


ATAS Kelas A - Agregat ( < 37,5 mm )
Kelas B - Macadam Ikat Basah ( < 75 mm )
PERMUKAAN Kerikil < 25 mm atau < 19 mm Bab 6.1
KERIKIL
PERKERASAN Lapisan Aspal Pelekat & Resap Pelekat. Bab 6.2
DENGAN LAPIS Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 / 6.4
PENUTUP ASPAL Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6
Aspal Beton (Laston) 5 cm Bab 6.8
Lasbutag 3 cm Bab 6.9
Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.11
DRAINASE Item-item umum untuk Rehabilitas Bab 2.2
Pipa Gorong-gorong Bab 2.5 / 2.6
Bahan drainase porous Bab 2.7
Pasangan Batu Bab 7.4
Pasangan batu dengan siar Bab 8.1
Beton Bab 7.1
RAMBU LALU LIN- Rambu Lalu lintas, Patok Petunjuk dan Patok Bab 8.5
TAS DAN PATOK- Kilometer Bab 8.6
PATOK Balok rel pengaman dari baja

(3) Syarat syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan
bersama-sama dengan data ujian yang relevan, yang menunjukkan kecocokan dengan
persyaratan spesifikasi yang mengacu pada Tabel 9.2.2. Direksi dapat meminta Kontraktor untuk
menyerahkan contoh bahan dan melaksanakan suatu ujian lebih lanjut yang dianggap perlu
sebelum memberikan persetujuan.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 13
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Jalan Kerikil

a. Perlatan

Kebutuhan-kebutuhan yang utama meliputi :

Motor grader dengan pisau dan gandengan garukan


Mesin gilas
Tangki air
Alat tentengan, termasuk garu, sekop dan gerobak dorong

b. Perbaikan lubang-lubang dan tempat-tempat lunak

Lubang-lubang dan tempat-tempat lunak harus diperbaiki dengan tangan yang sesuai dengan
instruksi Direksi dan dengan cara sebagai berikut :

i. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat kotak sampai permukaan tanah dasar.
Tanah dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang-lubang diisi kembali
dengan bahan kelas A sebagaimana diisyaratkan, yang akan diletakan dan dipadatkan
dalam lapisan-lapisan 10 cm.

ii. Permukaan bagian atas akan dipasangi dengan kerikil sebagaimana ditetapkan, sedalam
10 cm dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dengan dipadatkan dengan
mesin tumbuk.

c. Pembentukan ulang permukaan jalan kerikil

i. Bahan-bahan berbutir untuk pengkerikilan ulang permukaan yang ada akan dipilih sesuai
dengan persyaratan Sub Bab 6.1.2 dan ditempatkan di lapangan, siap disebarkan. Bila
bahan-bahan lebih dari satu sumber digunakan dalam kombinasi, bahan tersebut harus
dicampur ditempat pekerjaan.

ii. Permukaan kerikil yang ada harus dikupas sampai kedalaman sekitar 5 cm dengan motor
greder, untuk memberikan sebuah penguncian antara bahan yang ada dan bahan yang
baru, dan ujung-ujung jalan yang kurang.

iii. Bahan-bahan berbutir akan ditempatkan dan dicampur menyeluruh dalam keadaan kering
menggunakan tenaga kerja dan motor grader, jika perlu akan ditambahkan air dan
pekerjaan berlanjut untuk menyesuaikan kandungan air sampai kadar kelembaban
optimum dan menjamin satu kadar kelembaban yang seragam keseluruh bahan terpasang.
Bilamana bahan tersebut telah ditabur dengan rata di atas jalan pada kadar kelembaban
yang benar, bahan tersebut dibentuk miring sampai satu punggung jalan atau kemiringan
melintang 4% mengikuti petunjuk Direksi.

iv. Secepatnya setelah pencampuran dan penyebaran diselesaikan, bahan permukaan


berbutir tersebut harus dipadatkan dseluruh lebar jalan menggunakan sebuah mesin gilas
roda baja atau mesin gilas ban bertekanan ataupun alat tumbuk lainnya yang dapat
diterima Direksi Teknik. Penggilasan harus dimulai dipinggiran jalan dan bekerja menuju
kebagian tengah. Permukaan-permukaan yang tidak rata harus diperbaiki dengan
mengupas tempat-tempat tinggi, mengisi dan memadatkan tempat-tempat yang rendah
demikian sehingga permukaan akhir seragam dan rata.

v. Bahan permukaan berbutiran tersebut harus ditaburkan dan dipadatkan dalam lapis-lapis
dengan tebal padat tidak kurang dari 10 cm, sehingga kepadatan yang ditetapkan dapat
dicapai dengan alat yang tersedia . Bila diperlukan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan
harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan berikutnya dipasang.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 14
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

vi. Pemadatan akan berlanjut sampai masing-masing lapisan dipadatkan mencapai 100%
kepadatan maksimum (AASHTO T99) dan penambahan sejumlah kecil abu batu
plastisitas rendah atau pasir dapat diijinkan dalam tahap akhir pemadatan untuk
memudahkan pengikatan dan stabilisasi lapis permukaan tersebut.

vii. Bahan permukaan berbutir tersebut yang dipasang ditempat dimana tidak dapat dimasuki
mesin gilas harus dipadatkan menggunakan mesin tumbuk yang disetujui.

(2) Perkerasan dengan Lapis Penutup

Pekerjaan perbaikan dan pengembalian kekeadaan semula sebagaimana diuraikan pada Tabel
9.2.1 akan diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut :

i. Kemerosotan Permukaan
Karena mutu yang jelek dari tekstur permukaan dan oxidasi atau terlalu panasnya
bahan pengikat.

ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas


Karena lapis tanah dasar yang lunak, kurang pemadatan, mutu agregat yang jelek.

iii. Kehancuran Lapis Pondasi Bawah


Karena drainase yang tidak memadai dan lapis tanah dasar yang basah, atau mutu
lapis tanah dasar jelek dan kurang pemadatan.

a. Peralatan

Kebutuhan Pokok meliputi :

 Mesin gilas yang dipilih dari daftar berikut yang tergantung kepada jenis pekerjaan :

Mesin gilas roda baja rata 6 8 ton


Mesin gilas ban pneumatic (dengan balast)
Mesin gilas bergetar 6 ton
Mesin gilas kecil 1 2 ton

 Distributor/Penyemprot aspal bertekanan dengan batang semprotan dan slang tangan


(termasuk alat pemanas aspal)
 Mesin tumbuk
 Alat-alat tentengan, meliputi sekop, garu, sapu dan gerobak dorong

b. Perbaikan Lubang-lubang bagian Ambles dan Pinggiran Retak

i. Bahan-Bahan

Pemiihan bahan-bahan dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.2.2 dan yang sesuai
dengan instruksi Direksi berdasarkan jenis perkerasan jalan yang harus diperbaki.

ii. Perbaikan Permukaan Penetrasi Macadam

Galian lubang atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi, potongan sisi persegi dan
buanglah semua bahan-bahan lepas, jika perlu, buang juga bahan-bahan dasar yang
rusak.

Gantilah jika perlu dengan bahan tanah dasar yang disetujui dan padatkan dengan
mesin tumbuk. Oleskan sedikit aspal lapis pelekat panas atau emulsi dingin dengan
semprotan tangan tangan mulai dasar dan sisi-sisinya.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 15
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Tempatkan agregat lapis pondasi atas dalam lapisan-lapisan 10 cm (tergantung kepada


kedalaman) dan ditumbuk. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut ke atas sampai 5 cm
dari permukaan perkerasan.

Taruhlah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai ketinggian
permukaan dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, bila perlu
tambahkan lagi agregat.

Semprotkan bahan pengikat aspal dengan semprotan tangan pada tingkat


penyemprotan 0,5 l/m2 atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, dalam jumlah
yang cukup untuk menerobos sampai dasar lapis permukaan agregat kasar. Juga
semprotkan sedikit perkerasan di sekitarnya dalam batas 5 cm dari perbaikan.

Taburkan ke lapisan permukaan yang diperbaiki dengan agregat kunci atau pasir kasar
dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

iii. Penyelesaian permukaan dengan Aspal Campur Dingin.

Ikutlah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi macadam di atas.

Oleskan lapis aspal pelekat mencapai agregat lapis pondasi atas dan letakkan aspal
campur dingin yang sudah disiapkan di atas, satu tabel padat 5 cm, berhenti di
ketinggian sedikit di atas permukaan.

Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.

iv. Penyelesaian Permukaan dengan Laburan Aspal Permukaan (BURAS)

Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam sampai
ketinggian permukaan.

Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan
sekitar 1,5 1/m2.

Letakkan lapis pertama laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga
seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain,
dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m2.

Letakan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran tunggal 6
mm - 9.5 mm dan digilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.

c. Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

Semua retak-retak harus diisi dengan salah satu dari dua cara berikut sebelum pembentukan
ulang permukaan.

i. Pelapisan Penutup untuk retak-retak halus (BURAS)

Retak-retak halus ditutup oleh pelapisan permukaan perkerasan dengan aspal yang dipilih
dari aspal cair atau aspal emulsi. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan dengan
agregat halus atau pasir. Semua pekerjaan harus patuh kepada persyaratan Bab 6.4.

ii. Penutup setempat, retak-retak yang luas

Bila retak-retak terbatas dalam perkerasan terlalu lebar dilapisi dengan BURAS, cara
pilihannya adalah melapisi masing-masing retak tersebut sendiri-sendiri.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 16
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang semua


kotoran dan sampah

Aspal cair atau aspal emulsi kemudian dituangkan dengan ember kedalam masing-
masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi

Agregat halus ditambahkan, dan pasir akan ditaburkan kepermukaan tersebut sebagai
penyerap bagi aspal lebihan secepatnya setelah penuangan.

d. Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

i. Pada penyelesaian pekerjaan persiapan, permukaan perkerasan harus diperiksa oleh


Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan akhir sebelum pembentukan ulang
permukaan perkerasan dimulai.

ii. Panjang sebenarnya perkerasan yang harus dilapis ulang permukaan, harus diketahui
secara jelas dan ditandai dilapangan serta semua bahan-bahan dan pilihan peralatan yang
diperlukan harus dibawa kelapangan.

iii. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan dan lapis ulang sebagaimana diuraikan dalam
Daftar Penawaran dan sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik harus dilaksanakan
dalam kecocokan yang penuh dengan persyaratan-persyaratan dari Bab-bab terpakai
spesifikasi rujukan pada Sub Bab 9.2.1 (2).

(3) Pembangunan dan Pembentukan Baru Bahu Jalan

a. Pekerjaan bahu jalan meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan dan semak-semak


pemotongan, pembentukan ulang, penimbunan, perapian dan pemadatan mencapai garis,
tingkat dan kemiringan melintang yang diperlukan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Semua pekerjaan harus mematuhi
persyaratan-persyaratan Bab 4.1 dan Bab 4.2 Spesifikasi ini.

b. Peralatan

Peralatan meliputi :
Motor grader atau taktor dilengkapi dengan pisau
Mesin gilas bergetar
Alat tentengan termasuk garukan, sekop, gerobak dorong

c. Bahan-bahan

i. Untuk membangun bahu jalan yang ada, bahan yang harus dipakai adalah urugan
timbunan terpilih memenuhi persyaratan Sub Bab 3.2.2

ii. Untuk mnyediakan bahu jalan baru, bahan yang harus dipergunakan harus bahan lapis
pondasi bawah yang disetujui, memenuhi persyaratan Sub Bab 5.1.2.

d. Pelaksanaan

i. Pembentukan ulang bahu jalan yang ada, meliputi pemotongan tempat-tempat tinggi,
penimbunan daerah rendah, dibentuk lagi sampai ke garis, derajat dan kemiringan
melintang, dan pemadatan akhir harus seperti yang ditetapkan pada Bab 9.1 spesifikasi ini.

ii. Pembangunan bahu jalan baru, meliputi pengadaan, pemasangan penyebaran dan
pemadatan bahan pondasi bawah berbutiran terpilih diatas lapis tanah dasar yang sudah
dibuat yang dipadatkan sampai ke garis dan ketinggian, harus seperti yang ditetapkan
pada Bab 4.2 spesifikasi ini.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 17
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(4) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong Baru.

Perbaikan saluran dan gorong-gorong yang ada pada umumnya dimasukkan dibawah
Pemeliharaan rutin.
Pekerjaan Pemeliharaan Berkala mencakup :

Perluasan saluran yang ada


Penyediaan saluran baru
Pembangunan saluran baru yang dilapisi
Penggantian pipa gorong-gorong yang rusak
Pembangunan gorong-gorong pipa baru, beserta dinding kepala dan dinding sayap.

a. Bahan bahan

Bahan-bahan yang akan dipilih harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan khusus dan
menurut petunjuk Direksi Teknik untuk mematuhi persyarata-persyaratan spesifikasi ini.

b. Pelaksanaan

i. Semua pekerjaan perbaikan besar dan pekerjaan-pekerjaan baru harus dilaksanakan


dengan mematuhi Bab masing-masing Spesifikasi ini dan sebagaimana diperintahkan
Direksi di lapangan

ii. Pekerjaan tersebut harus seperti diuraikan dalam Daftar Penawaran dan akan dikenali
(diidentifikasi) serta ditandai dengan jelas dilapangan oleh Direksi Teknik.

iii. Setiap pekerjaan tak terduga, tidak terlihat atau tidak diharapkan pada tahap persiapan
dan yang di dalam pendapat Direksi Teknik tidak disediakan dimana saja, harus
dilaksanakan dibawah perintah tertulis dan disetujui Direksi Teknik. Pkerjaan tersebut akan
dimasukkan dalam item pembayaran yang bersangkutan atau kedalam pekerjaan harian,
bila tidak ada item pembayarannya.

(5) Perbaikan Struktural dan Pengecatan Jembatan

Semua pekerjaan dibawah item ini harus diketahui dan dilaksanakan dibawah petunjuk Direksi
Teknik. Bahan-bahan dan penanganannya harus dalam kesesuaian yang penuh dengan
Petunjuk Pemeliharaan Jembatan Kabupaten dan Spesifikasi Jembatan tersendiri.

(6) Rambu Lalu Lintas, Patok-patok dan Rel Pengaman Baru

a. Pekerjaan-pekerjaan untuk penggantian dan penyediaan rambu lalu lintas, patok


kilometer/patok petunjuk dan rel pengaman yang baru, harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan Bab 8.5 dan Bab 8.6 Spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan

i. Rambu-rambu dan pelat-pelat lalu lintas harus dipabrikasi secara baik dan dicat
sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi dan seperti ditunjukkan pada Gambar standar
dan harus berupa tanda-tanda, warna-warna, jenis dan luas yang memantulkan yang
diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR.
Sebuah daftar kebutuhan sebenarnya, akan disediakan oleh Direksi sebelum pabrikasi dan
pengadaan.

ii. Patok kilometer, patok petunjuk dari beton, akan dibuat pracetak menggunakan beton
kelas K175 dengan penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar.
Kebutuhan sebenarnya akan dipasok oleh Direksi Teknik sebelum pembuatan.

iii. Rel pengaman balok baja akan disediakan galvanisasi kecuali dinyatakan lain dan akan
memenuhi persyaratan spesifikasi AASHTO M180 (Gambar 1) untuk potongan balok W.
D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 18
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Rel-rel akan dipasok lengkap dengan bagian ujung, sambungan-sambungan, blok-blok


pemisah, dan patok rel pengaman, semua sebagaimana ditentukan dalam Daftar
Penawaran.

c. Pemasangan

i. Semua tanda-tanda dan patok-patok akan ditempatkan dengan benar dan penempatannya
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

ii. Lubang-lubang akan digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan patok-patok dipasang vertikal memenuhi posisi dan arah
yang diperlukan. Urugan kembali menggunakan bahan-bahan yang sesuai, yang
dipadatkan sehingga disetujui Direksi Teknik.

iii. Blok pondasi beton untuk rambu lalu lintas akan dibuat dengan menggunakan beton
1:2,5:5, sebagaimana ditetapkan.

9.2.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu bahan dan penangan akan dilaksanakan oleh Direksi Teknik sejauh yang
diperlukan untuk menjamin bahwa syarat-syarat mutu dan standar penampilan mengacu kepada
spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus disediakan oleh Kontraktor untuk dapat
diterimanya bahan-bahan.

9.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan diuraikan dalam spesifikasi ini harus secara umum,
kecuali dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam Bab-bab yang berkaitan dari
spesifikasi ini dan sebagaimana diuraikan dibawah untuk berbagai bahan yang digunakan.

(1) Perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, tempat-tempat lunak, pinggiran yang hancur,
untuk jalan kerikil dan perkerasan dengan lapis penututp akan diukur untuk pembayaran,
sebagai volume bahan butiran dan bahan aspal yang sebenarnya dipasang dan telah dapat
diterima untuk pekerjaan perbaikan.
Pekerjaan tersebut meliputi setiap perbaikan yang diperlukan terhadap lapis tanah dasar
termasuk penyediaan urugan terpilih, pemadatannya sampai kepadatan yang diperlukan.

(2) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lapis permukaan
jalan kerikil yang ada diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tabel yang
ditentukan dari luas permukaan terpasang dan diterima.

(3) Leburan aspal pasir (BURAS) yang dipasang sebagai satu penutup pelindung retak-retak
permukaan akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan
sebenarnya terlapisi dan diterima.

(4) Bahan aspal untuk Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat, dan untuk lapis
penutup retak-retak lebar, akan diukur dalam liter bahan aspal yang dipasok dan dipakai yang
tercacat dan diterima oleh Direksi Teknik.

(5) Pembentukan ulang permukaan lapis ulang kepada perkerasan dengan lapis penutup yang
diperlukan untuk Pemeliharaan Berkala dan mengacu kepada Sub Bab 9.2.1 (2) akan diukur
untuk pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah :

Laburan Aspal Permukaan - meter persegi


(Laburan tunggal / ganda)
Laburan Permukaan Aspal Pasir (BURAS) - meter persegi
Lapisan Permukaan Penetrasi Macadam - meter persegi

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 19
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

Lasbutag (pekerja kecil) - meter persegi


(lapis ulang 3 cm)
Aspal Campur dingin (Pekerjaan kecil) - meter persegi
(lapis ulang)

Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan,


pemadatan dan penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.

(6) Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan yang ada, membuat bahu jalan baru,
termasuk pemadatan akhir, akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik dari bahan
pilihan atau butiran terpasang dan dipadatkan, yang dicatat dan diterima Direksi Teknik.

(7) Pekerjaan drainase jalan sebagaimana diuraikan pada tabel 9.2.1 akan diukur untuk
pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah :

Saluran tanah baru - meter kubik


Salurann dilapisi baru ; Pekerjaan batu dgn siar - meter kubik
Urugan kembali bahan poros Beton
Gorong-gorong baru ; pipa beton - meter panjang
Baja bergelombang
Dinding kepala/sayap (termasuk di bawah item - meter kubik
Pembayaran untuk saluran dilapisi).

Pengukuran akan meliputi penyediaan semua bahan, penggalian, penempatan,


pemadatan, urugan kembali dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 8 ) Rambu-rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk yang baru akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah yang dipatok dan terpasang sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik., pekerjaan tersebut meliputi semua pabrikasi, pengadaan, pemasangan dan
penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.

( 9 ) Rel pengaman balok bata akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang rel pengaman
terpasang dan diterima Direksi Teknik. Penyediaan terpisah akan dibuat untuk penyediaan
dan pemasangan batang-batang ujung dan patok rel pengaman, yang akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah satuan yang dipasok dan dipasang pada posisinya dengan baik.
Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuat untuk penggalian, urugan kembali dan
pengecatan, serta semua pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam satuan harga untuk rel
pengaman.

(10) Perbaikan Struktural Jembatan


Bila dilaksanakan dibawah kontrak pekerjaan pemeliharaan berkala, perbaikan struktural
jembatan, termasuk penggantian lantai jembatan dan pengecatan ulang pekerjaan baja
(pekerjaan mana dapat secara jelas dikenali dan diukur) akan diukur untuk pembayaran
sebagai berikut :

Mengganti beton struktural yang tidak sempurna kelas K225 - meter kubik
Tambahan untuk penyediaan dan pemasangan baja tulangan - kilogram
Penambalan dengan adonan khusus - kilogram
Penggantian pekerjaan baja - kilogram
Penggantian lantai kayu - meter kubik
Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja - meter persegi
Cetakan (begisting) - meter persegi

Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan jembatan yang baik
yang telah diuraikan, termasuk pabrikasi, penyediaan semua bahan, pemotongan,
pemasangan dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik, akan dianggap telah
dimasukkan dalam item pembayaran yang telah diberikan.

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 20
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

(11) Untuk setiap jenis perbaikan atau pengembalian kekeadaan semula lainnya, dimana dalam
pendapat Direksi Teknik tidak ada item pembayaran yang relevan atau cocok, pekerjaan
tersebut akan diukur dan dibayar pada dasar Pekerjaan Harian, tergantung kepada
pemberitahuan tertulis oleh Direksi Teknik.

9.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per
satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Penawaran, dimana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang
diperlukan, penggalian, pemotongan, pabrikasi, urugan kembali dan penyelesaian, serta untuk
pekerjaan atau biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian pekerjaan
yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini

NO. ITEM SATUAN


URAIAN
PEMBAYARAN PENGUKURAN
9.2.1 PERBAIKAN PADA PERKERASAN DAN BAHU JALAN
(1) Urugan pilihan Meter kubik
(2) Lapis pondasi bawah butiran Meter kubik
(3) Lapis pondasi atas agregat Meter kubik
(4) Penetrasi macadam Meter kubik
(5) Lasbutag Meter kubik
(6) Aspal Campur Dingin Meter kubik
(7) Aspal Cair (Cat Back) Liter

9.2.2 PEMBENTUKAN ULANG PERMUKAAN PERKERASAN


(1) Kerikil (tebal harus ditentukab) Meter persegi
(2) Aspal lapis pelekat/lapis resap pelekat Liter
(3) Laburan aspal pasir permukaan (BURAS) Meter persegi
(4) Laburan aspal permukaan (lab. Satu lapis) Meter persegi
(5) Laburan aspal permukaan (lab. Dua lapis) Meter persegi
(6) Lapis permukaan penetrasi macadam Meter kubik
(7) Lasbutag (lapis ulang 3 cm) Meter persegi
(8) Aspal campur dingin (lapis ulang 3 cm) Meter persegi

9.2.3 PEKERJAAN DRAINASE JALAN


(1) Saluran tanah baru Meter kubik
(2) Saluran baru dilapisi
Pekerjaan batu dengan siar Meter kubik
Urugan kembali bahan porous Meter kubik
Beton Meter kubik
(3) Gorong-gorong baru :
Pipa beton (dia harus ditetapkan) Meter panjang
Pipa baja bergelombang (dia harus ditetapkan) Meter panjang
(4) Dinding kepala/sayap baru, pasangan batu Meter kubik
9.2.4 RAMBU LALU LINTAS BARU
(1) Rambu lalu lintas - lengkap Unit
(2) Patok penunjuk Unit
(3) Patok kilometer Unit

9.2.5 REL PENGAMAN BARU


(1) Balok rel pengaman Meter panjang
(2) Batang-batang ujung Unit
(3) Patok rel pengaman (kayu/beton/baja) Unit

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 21
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

SAMBUNGAN

NO. ITEM SATUAN


URAIAN
PEMBAYARAN PENGUKURAN
9.2.6 PERBAIKAN STRUKTURAL JEMBATAN
(yang termasuk dalam kontrak pemeliharaan berkala)
(1) Penggantian beton struktural yang tidak sempurna (kelas Meter kubik
(2) K225) Kg
(3) Tambahan untuk baja tulangan Kg
(4) Penambalan dengan adonan khusus Kg
(5) Penggantian pekerjaan baja Meter persegi
(6) Penggantian lantai kayu Meter persegi
(7) Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja Meter persegi
Pekerjaan cetakan (begisting)

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 22
BUKU 3 SPESIFIKASI UMUM

BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 PEMELIHARAAN RUTIN ................................................... BAB 9 - 1


9.1.1 U m um ................................................................................. BAB 9 - 1
9.1.2 Bahan-bahan ........................................................................ BAB 9 - 3
9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Kerikil ............................ BAB 9 - 4
9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan dengan Lapis
Penutup Aspal ...................................................................... BAB 9 - 5
9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan ..................................................... BAB 9 - 7
9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan
Gorong-gorong ...................................................................... BAB 9 - 8
9.1.7 Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan ............................. BAB 9 - 9
9.1.8 Pemeliharaan Rambu Lalu lintas, Patok Penunjuk dan
Rel Pengaman ..................................................................... BAB 9 - 9
9.1.9 Pengendalian Mutu ............................................................... BAB 9 - 10
9.1.10. Cara Pengukuran Pekerjaan ................................................ BAB 9 - 10

BAB 9.2 PEMELIHARAAN BERKALA ............................................. BAB 9 - 11


9.2.1 U m u m ................................................................................ BAB 9 - 11
9.2.2 Bahan-bahan ...................................................................... BAB 9 - 13
9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................... BAB 9 - 14
9.2.4 Pengendalian Mutu ............................................................... BAB 9 - 19
9.2.5 Dasar Pembayaran .............................................................. BAB 9 - 21

D:\00. Data Proyek\00. Proyek 2012\06. Data Lainnya\SPESIFIKASI JALAN KABUPATEN\BAb 9a.docx
BAB IX - 23
BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1 PEMELIHARAAN RUTIN ................................................... BAB 9 - 1


9.1.1 U m um ................................................................................. BAB 9 - 1
9.1.2 Bahan-bahan ........................................................................ BAB 9 - 3
9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Kerikil ............................ BAB 9 - 4
9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan dengan Lapis
Penutup Aspal ...................................................................... BAB 9 - 5
9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan ..................................................... BAB 9 - 7
9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan
Gorong-gorong ...................................................................... BAB 9 - 8
9.1.7 Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan ............................. BAB 9 - 9
9.1.8 Pemeliharaan Rambu Lalu lintas, Patok Penunjuk dan
Rel Pengaman ..................................................................... BAB 9 - 9
9.1.9 Pengendalian Mutu ............................................................... BAB 9 - 10
9.1.10. Cara Pengukuran Pekerjaan ................................................ BAB 9 - 10

BAB 9.2 PEMELIHARAAN BERKALA ............................................. BAB 9 - 11


9.2.1 U m u m ................................................................................ BAB 9 - 11
9.2.2 Bahan-bahan ...................................................................... BAB 9 - 13
9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................... BAB 9 - 14
9.2.4 Pengendalian Mutu ............................................................... BAB 9 - 19
9.2.5 Dasar Pembayaran .............................................................. BAB 9 - 21

Anda mungkin juga menyukai