Oleh :
GHAFFAAR AWWALUDIN YAHYA
173.0037
Mengetahui,
PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
Menurut Murray dan Zentner (1997, dalam Achjar, 2010) Keluarga adalah
suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang
mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan
saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus,
saling pengertian, dan saling menyayangi.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari individu-individu yang
bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain yang
diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan berhubungan untuk
mencapai tujuan bersama (Leininger, dalam Andarmoyo, 2012). Keluarga sebagai
suatu sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa
individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling bergantung
serta disorganisasi dalam satu unit tunggal dalan rangka mencapai tujuan tertentu
(Yusuf dkk, 2015). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah kumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, dan kelahiran yang hidup bersama dalam satu rumah tangga membentuk
suatu budaya untuk mencapai tujuan bersama.
1. Terorganisasi
Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan keluarga.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, anggota keluarga saling berhubungan
dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya.
2. Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan, namun juga memiliki
keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
3. Perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing.
Peran dan fungsi tsb cenderung berbeda dan khas, yang menunjukkan adanya ciri
perbedaan dan kekhususan. Misalnya saja ayah sebagai pencari nafkah utama dan
ibu yang bertugas merawat anak-anak.
1. Keluarga tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak.
b. The dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami, dan istri yang
hidup dalam satu rumah tetapi tanpa anak.
c. Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless, yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak, terlambat waktunya. Penyebabnya
adalah karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada
wanita.
e. Extended family (keluarga besar), yaitu keluarga yang terdiri dari 3
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek), keponakan dsb.
f. The single parents family (keluarga duda atau janda), yaitu keluarga
yang terdiri satu orang tua, bisa ayah atau ibu penyebabnya dapat
terjadi karena proses perceraian, kematian atau bahkan ditinggalkan
g. Commuter family yaitu kluarga dengan kedua orang tua bekerja di
kota yang berbeda tetapi setiap akhir pekan semua anggota kelaurga
dapat berkumpul bersama di salah satu kota yang menjadi tempat
tinggal.
h. Multi generational family, yaitu keluarga dengan generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family, yaitu keluarga dengan beberapa keluarga inti
tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan menggunakan
barang-barang serta pelayanan bersama. Seperti menggunakan dapur,
kamar mandi, televise atau telepon bersama.
j. Blended family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh dudaa atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone / single adult family, yaitu keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi) seperti perceraian atau ditinggal mati.
2. Keluarga non tradisional
a. The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family yaitu, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family yaitu, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families yaitu, seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana marital pathners.
f. Cohabitating couple yaitu, orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family yaitu beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk
sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family yaitu, keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family, yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
j. Homeless family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang, yaitu Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
2.1.4 Fungsi Keluarga
Keluarga yang berfungsi baik dapat berganti peran tingkat tanggung jawab
dan pola interaksi ketika mengalami perubahan kehidupan yang penuh stres
keluarga yang berfungsi sebaik mungkin saja mengalami stres akut atau stres
berkepanjangan atau meningkatkan kerentanan mengekspresikan respon
maladaptif namun harus mampu menyeimbangkan kembali setiap waktu sebagai
suatu sistem akhirnya anggota keluarga tetap fokus pada pola sehat dan membangun
nilai dan hubungan keluarga tetap utuh (Stuard, 2016). Karakterstik keluarga seperti
ini meliputi :
1. Telah menyampaikan tugas siklus kehidupan yang penting.
2. Memiliki kapasitas untuk mentoleransi konflik dan berbagai pada siatuasi
yang tidak diharapkan tanpa disfungsi yang lama atau disintegrasi ikatan
keluarga.
3. Kontak emosi dipertahankan lintas generasi dan antara anggota keluarga
tanpa mengabaikan tingkat kewenangan yang diperlukan
4. Kedekapan yang berlebihan dihindari dan menjaga jarak tidak digunakan
untuk menyelesaikan masalah.
5. Setiap dua orang diharapkan untuk menyelesaikan masalah mereka
meminta orang ketiga untuk mendamaikan atau keberpihakan tidak
dianjurkan
6. Perbedaan antara anggota keluarga didorong untuk meningkatkan
pertumbuhan personal dan kreatifitas
7. Anak diharapkan untuk menerima tanggung jawab yang sesuai dengan
usia mereka dan menikmati kelebihan yang dinegosiasikan dengan orang
tua mereka.
8. Pelestarian iklim emosional lebih dihargai daripada melakukan sesuatu
harus dilakukan atau apa yang benar.
9. Di antara anggota keluarga yang dewasa terdapat suatu keseimbangan
ekspresi perasaan, pemikiran rasional dan hati-hati, fokus pada hubungan,
dan pemberian asuhan; tiap orang dewasa dapat secarra berfungsi dalam
modul respektif.
10. Terdapat komunikasi dan interaksi terbuka diantara anggota keluarga.
Karakteristik fusngsional mewakili keluarga idela yang mungkin lebih
bersifat fiktif daripada nyata. Kebanyakan keluarga mempunyai beberapa
elemen, walaupun tidak semua elemen dimiliki keluarga tersebut, namun
keluarga masih dapat berfungsi dengan integrasi dan penuh rasa hormat
(Stuart, 2016).
3. Tahap 3 : Keluarga dengan anak usia pra-sekolah (Anak tertua berumur 2-6
Tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap 3 yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga , mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan
hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan
norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan
bersama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap 4 : Keluarga dengan anak usia sekolah (Anak tertua usia 6-13 Tahun)
2.2.1 Pengertian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya:
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
c. Primipara / Multipara
d. Menderita hipertensi
b. BB suka naik
d. Asi kurang
d. Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari dari tanggung jawab.
merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan. Tekanan darah
dihasilkan oleh jantung yang memompa darah masuk ke dalam arteri-arteri dan
diatur oleh erepon oleh arteri-arteri pada aliran darah. Tekanan darah perorangan
darah sistolik (angka yang diatas) mewakili tekanan di arteri-arteri ketika otot
jantung berkontraksi dan memompa darah ke dalamnya. Tekanan diastolik (angka
setelah ia berkontraksi. Tekanan darah selalu lebih tinggi ketika jantung sedang
memompa dari pada ketika ia sedang mengendur (relax). Suatu peningkatan dari
pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus diukur
terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal tanpa
melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, dan
kelompok sosial-ekonomi. Namun lebih banyak ditemukan pada usia lanjut yang
merupakan salah satu faktor resikonya. Faktor resiko terjadinya hipertensi, adalah
antara lain:
1. Stress
hipertensi juga semain besar. Pengaruh usia terhadap kemunculan stress sering
terjadi juga. Banyak ditemukan para pensiunan yang sudah tak bekerja lagi
menghadapi perubahan lingkungan para pensiunan yang sudah tidak mampu lagi
akan meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu. Jika stress terjadi secara
Pada dinding jantung dan beberapa pembuluh darah terdapat reseptor yang
selalu memantau perubahan tekanan darah dalam arteri maupun vena. Jika
mendeteksi perubahan, reseptor ini akan mengirim sinyal ke otak agar tekanan
hormon dan enzim yang mempengaruhi kerja jantung, pembuluh darah, dan
ginjal. Apabila stress terjadi, yang terlepas adalah hormon epinefrin atau
adrenalin. Aktivitas hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika
stress berkepanjang, peningkatan tekanan darah menjadi permanen. Karena itulah
orang yang berada dalam kondisi stress atau mengalami tekanan mental
2. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon yang berbeda.
Demikian juga pada perempuan dan laki-laki. Berkaitan dengan hipertensi, laki-
laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Laki-
laki juaga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas
3. Usia
zat kapur yang beredar bersama darah. Banyaknya kalsium dalam darah
darah menjadi terganggu. Hal ini dapat memacu peningkatan tekanan darah
dapat lentur dan cenderung kaku, sehingga volume darah yang mengalir sedikit
dan kurang lancar. Agar kebutuhan darah di jaringan tercukupi, maka jantung
harus memompa darah lebih kuat lagi. Keadaan ini diperburuk lagi dengan
itu pembuluh darah yang bermasalah pada orang tua adalah arteri, maka hanya
tekanan systole yang meningkat tinggi. Tekanan sytole dan tekanan diastole pada
4. Etnis
Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri khas dan
pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit
hitam dari pada yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya,
tetapi pada orang hitam ditemukan kadar renin lebih rendah dan sensitivitas
terhadap vasopresin yang lebih besar (Susilo, Y. dan Wulandari, A. 2011 : 54).
5. Konsumsi Garam
cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang
ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8
ram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan 2400mg/hari. Asupan natrium
akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi scairan yang mengikat volume
6. Merokok
Zat yang terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri berupa
oksigen ke jaringan tubuh. Kerja jantung yang lebih berat tentu dapat
terhadap jantung dan pembuluh darah (Marliani dan Tantan, 2007 : 13).
7. Faktor Genetik
hipertensi mempunyai resiko dua kali besar untuk menderita hipertensi dari pada
individu yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi (Susilo, Y. dan
Kegemukan lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang gerak dan
olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak mengandung lemak jahat (seperti
Jumlah lemak total yang diperlukan oleh tubuh maksimum 150 mg/dl,
kandungan lemak baik (HDL) optimum 45 mg/dl dan kandungan lemak jahat
lemak jahat justru merusak organ tubuh. Penyempitan dan penyumbatan lemak
ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok
terjadilah hipertensi. Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang
tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
makanan ke jaringan tubuh. Dalam kondisi ini volume darah yang beredar
10. Alkohol
Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat maupun tepi. Apabila saraf
pula. Pada seorang yang sering minum minuman dengan kadar alkohol tinggi,
tekanan darah mudah berubah dan cenderung meningkat tinggi. Alkohol juga bisa
memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, agar darah dapat sampai ke
11. Kafein
pula teh walaupun kandungannya tidak sebanyak pada kopi. Ini bukan berarti
dilarang untuk minum kopi dan teh, akan tetapi perlu adanya kontrol dengan kadar
kafein yang kita konsumsi. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan
darah dalam jangka panjang, pada orang dewasa dapat menimbulkan efek seperti
tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan lain-lainnya (Susilo, Y.
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat (Susilo,
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan
dengan jelas. Hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti,
darah.
1. Hipertensi Primary
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang
dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang
berada dalam lingkungan atau kondisi stresor tinggi sangat mungkin terkena
penyakit darah tinggi , termasuk orang-orang yang kurang berolah raga dapat
lama.
gagal jantung, gagal ginjal, sistem neurologis, atau kerusakan sistem hormon
tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat
kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya diatas
darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa
lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah
pada setiap denyut jantung dipaksa melalui pembuluh yang sempit dari pada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsang saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam
sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika
keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap
darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri menuju ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or
flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar); meningkatkan kecepatan
dan kekuatan denyut jantung dan juga mempersempit sebagian besar arteriola,
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak); mengurangi pembuangan air dan
garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh;
akan merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor stress merupakan salah satu
faktor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengan proses pelepasan
oleh para penderita hipertensi biasanya berupa: pusing, mudah marah, telinga
berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kratinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada
diskus optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
seseorang itu tidak menimbulkan gejala apa-apa. Komplikasi darah tinggi yang
paling umum terjadi yaitu penyakit jantung, stroke dan ginjal. Itulah kenapa
penting sekali menurunkan darah tinggi ke batas normal dan menjaga agar selalu
1. Otak
Berbagai fungsi tubuh manusia diatur oleh otak, baik aktivitas yang disadari atau
tidak. Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke, baik stroke jenis
ketiga setelah serangan jantung dan kanker. Stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah adalah stroke perdarahan atau stroke hemoragik. Selain
itu, hipertensi dapat menyebabkan lepasnya plak dari dinding pembuluh darah dan
menyumbat pembuluh darah di otak. Stroke jenis ini sering disebut dengan stroke
mendadak. Meskipun penderita stroke dapat terbebas dari kematian, tetapi dapat
2. Ginjal
Fungsi ginjal dalam menyaring zat sisa darah dan menjaga keseimbangan
darah dan kadar garam keseimbangan cairan dan kadar garam dalam tubuh. Gagal
ginjal timbul bila kemampuan ginjal dalam membuang zat sisa dan kelebihan air
gagal ginjal kronik biasanya terakhir pada keadaan yang disebut gagal ginjal
stadium terminal. Keadaan ini bersifat fatal kecuali bila penderitanya menjalani
darah tinggi dapat menyebabkan penyakit ginjal dan semikian pula sebalinya
3. Jantung
jaringan atau organ tubuh. Tekanan darah meningkat diakibatkan karena terlalu
darah menyempit dan kaku. Selain itu, ukuran badan yang terlalu besar
pompa yang berfungsi untuk memompa darah ke berbagai jaringan atau organ
tubuh. Sebagai pompa, jantung tersusun atas otot-otot jantung yang berkontraksi
baik dan menyebabkan cairan darah tidak dapat bersirkulasi dengan baik dan
sesak. Cairan di dalam tubuh akan menumpuk dan tidak dapat bersikulasi dengan
baik. Cairan yang menumpuk di tubuh dapat turun ke kaki saat berdiri dan
menimbulkan gejala pada kaki. Apabila tidur menyebabkan ke rongga paru dan
menimbulkan gejala sesak atau menyebabkan kelopak mata tampak sembab saat
4. Mata
Mata merupakan salah satu organ target hipertensi. Kerusakan pada mata
menyebabkan kerusakan pada retina mata baik secara mendadak atau menahun
pada retina dan menyebabkan terjadinya pembengkakan saraf mata. Dari jumlah
kerusakan, dokter dapat mengukur keparahan dari hipertensi. Setelah itu, akan
penurunan berat badan, dan perbaikan gaya hidup seperti menghindari berakohol.
Pengobatan hipertensi bersifat long term theraphy. Hal ini karena penyebab pasti
belum diketahui sehingga pasien harus rajin minum obat anti hipertensi. Apabila
1. Terapi Farmakologi
kontraindikasi. Obat anti hipertensi harus dikonsumsi dengan patuh dalam jangka
panjang. Obat anti hipertensi termasuk kedalam obat keras (daftar obat G).
Artinya obat-obat ini hanya boleh dibeli dengan resep dokter (Gardani, Y. 2012 :
Berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan obat anti hipertensi antara
lain rasa pusing saat mengubah posisi tubuh dari duduk ke porsi berdiri,
hipokalemia akibat sering berkemih, gangguan tidur, mulut terasa kering, batuk,
sulit buang air besar, depresi, hingga gangguan ereksi pada pria (Gardani, Y. 2012
: 78).
Upaya gaya hidup antara lain perbaikan pola makan, perbaikan pola
aktivitas dan olah raga, serta upaya penurunan berat badan berlebih,
sehat menjadi kebiasaan yang lebih sehat. Obat anti hipertensi tidak akan
efektif menurunkan tekanan darah jika upaya terapi gaya hidup tidak
darah
(a) Kurangi asupan garam tidak lebih dari 2400 mg per hari
(b) Alpukat
(c) Melon
(f) Mentimun
(h) Seledri.
olahraga beban, seperti panjat tebing, dan angkat besi karena dapat
berintensitas terlalu tinggi, seperti lari cepat, bulu tangkis, dan tenis
2012).
Rajin melakukan aktivitas fisik dan olah raga teratur selama
30-45 menit per hari dapat membantu menurunkan berat badan dan
jantung atau gagal ginjal kronik) harus dibimbing oleh ahli medis
buhan.
bobot badan tidak lebih dari 0,5-2pon (-1 Kg) dalam satu
22).
b. Terapi Hipertensi
1) Meditasi transendental
2) Yoga
Yoga mengurangi kecemasan, membuat merasa sehat, dan
3) Ayurveda
yoga, meditasi, dan latihan lain yang terfokus pada tubuh, pikiran,
tekanan darah.
4) Akupuntur
srikulasi.
5) Chi gong
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn. M
2. Usia : 47 tahun
3. Pendidikan : Tamat SD
4. Agama : Islam
5. Suku bangsa : Jawa
6. Pekerjaan : Pegawai Swasta
7. Alamat Dan Telepon : Sukolilo Larangan 4/3, Kec. Bulak
8. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis kel Hub. Umur Pend Status Imunisasi Ket
kel. KK
Polio DPT Hepatitis Campak
Keterangan:
: Perempuan : Klien
9. Tipe Keluarga :
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga The Nuclear family (keluarga
inti) dengan tahap perkembangan keluarga anak remaja. Didalam satu
rumah terdapat suami istri dengan kedua anak yang berusia remaja.
10. Suku Bangsa
a. Keluarga ini berbudaya suku jawa
b. Tinggal disekitar masyarakat yang juga sebagian besar berbudaya jawa
dan juga Madura, tetapi rasa kekeluargaan diantara mereka saling
terjalin dengan baik.
c. Diet dalam keluarga masih menganut nilai tradisional, seperti nasi,
lauk, sayur, buah dan minumnya air putih.
d. Pengambilan keputusan berada ditangan Tn.M karena Tn.M
merupakan suami yang membimbing anggota keluarganya tetapi
sebelumnya melalui proses musyawarah bersama anggota keluarga
dalam satu rumah.
e. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan jarang dilakukan oleh
keluarga, karena selama beliau sakit Tn. M dan istrinya hanya
mengobati dengan membeli obat di warung atau membeli jamu.
f. Bahasa yang digunakan keluarga sehari-hari dalam berkomunikasi
adalah bahasa Jawa, kadang menggunakan bahasa Indonesia saat
berbicara dengan orang asing, seperti saat dilakukan pengkajian
sekarang ini. Tidak ada hambatan komunikasi dalam keluarga
khususnya penggunaan bahasa.
11. Agama :
a. Seluruh anggota keluarga Tn.M menganut agama Islam dalam praktek
keyakinan agama.
b. Dalam kegiatan keagamaan keluarga Tn.M jarang mengikuti kegiatan
keagamaan tetapi istrinya rutin sholat di mushola dekat rumah.
12. Status Sosial Ekonomi :
a. Penghasilan Tn.M sebagai pekerja swasta + 2.500.000 per bulan
b. Penghasilan Ny.K sebagai pekerja swasta + 1.000.000 per bulan
c. Jadi, total pengahasilan dalam keluarga Tn. M adalah Rp +
3.500.000 per bulan.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Aktivitas rekreasi keluarga Tn.M yang dilakukan yaitu berkumpul bersama
keluarga anak anak nya.
3.2.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini keluarga Tn.M berada pada fase keluarga memiliki anak remaja,
dengan anak pertama mengenyam pendidikan perkulihaan, dan anak ke
dua SMA kelas 3.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn.M sudah melewati tahap perkembangan keluarga. Pasangan
ini sama sama memberikan dukungaan dan berupaya untuk terus saling
mengingatkan
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Tn.M mengatakan saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan dan
nafsu makan masih baik.
b. Ny.`K mengatakan saat ini pusing dan badan terasa capek - capek
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
a. Riwayat keluarga dari pihak suami:
Keluarga dari pihak suami tidak ada yang menderita penyakit
hipertensi.
dapur
kamar mandi
5. Fungsi religious
Keluarga Tn.M dan Ny. K beragama Islam dan menjalankan ibadah sholat
wajib 5 waktu.
6. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn.M kegiatan rekreasinya adalah berkumpul bersama keluarga
dirumah anak.
7. Fungsi reproduksi
Jumlah anak 2 perempuan yang sudah memisahkan diri dari Tn.M dan
Ny.K. Jarak antara anak ke-1 dan ke-2 adalah 1 tahun.
8. Fungsi afeksi
Keluarga Tn.M mengatakan bahwa hubungan antar anggota keluarga yang
lain terjalin dengan baik. Jika ada permasalah diselesaikan secara
musyawarah.
BB
TB BB: 79 kg BB: 68 kg
TTV:
N 86 x/menit 99 x/menit
RR 22 x/menit 20 x/menit
S 36,3oC 36,2oC
2 Kepala:
Rambut Lurus, pendek, hitam beruban, kasar dan bergelombang, hitam beruban, tebal, halus
bersih. dan bersih.
Mata
Antara alis kanan dan kiri simetris, antara Antara alis kanan dan kiri simetris, antara
mata kanan dan mata kiri simetris, mata kanan dan mata kiri simetris,
konjungtiva merah muda, sklera putih, konjungtiva
penglihatan baik, Tn.M menggunakan
kacamata, buta warna (-). merah muda, sklera putih, penglihatan
baik, Ny.L tidak menggunaan kacamata,
buta warna (-).
Hidung Kemerahan pada hidung (-), nyeri tekan (-), Kemerahan pada hidung (-), nyeri tekan (-
sinusitis (-), polip (-), penciuman baik. ), sinusitis (-), polip (-), penciuman baik.
Telinga Kemerahan pada telinga (-), serumen sedikit, Kemerahan pada telinga (-), serumen
telinga tampak bersih, nyeri tekan (-), sedikit, telinga tampak bersih, nyeri tekan
pendengaran baik. (-), pendengaran baik.
Mulut Keadaan mulut bersih, mukosa lembab, lidah Keadaan mulut bersih, mukosa lembab,
bersih, terdapat caries gigi, lesi (-), bengkak lidah bersih, terdapat caries gigi, lesi (-),
(-). bengkak (-).
3 Leher: Pembengkakan leher (-), kemerahan (-), Pembengkakan leher (-), kemerahan (-),
nyeri tekan (-). nyeri tekan (-).
4 Dada:
Inspeksi Bentuk dada normochest, antara dada kanan Bentuk dada normochest, antara dada
dan kiri simetris, penggunaan otot bantu kanan dan kiri simetris, penggunaan otot
napas (-), dyspnea (-). bantu napas (-), dyspnea (-).
Palpasi Nyeri tekan (-), taktil fremitus teraba. Tidak terkaji
Palpasi Suara perkusi pada dada sonor. Tidak terkaji
5 Abdomen:
Inspeksi Bentuk perut asites, gerakan perut sesuai Bentuk perut flat, gerakan perut sesuai
dengan pernapasan, bekas luka (-), umblikus dengan pernapasan.
berada di tengah.
6 Eksremitas atas dan Cara berjalan normal, antara sisi kanan dan Cara berjalan normal, antara sisi kanan
bawah: kiri simetris, deformitas (-), fraktur (-), dan kiri simetris, deformitas (-), fraktur (-)
kesemutan (+).
Kekuatan otot:
Kekuatan otot:
BB BB: 62 kg BB: 52 kg
TTV:
N 72 x/menit 86 x/menit
RR 22 x/menit 20 x/menit
S 36 oC 36,2 oC
2 Kepala:
Kemerahan pada hidung (-), nyeri tekan (-), Kemerahan pada hidung (-), nyeri tekan (-
sinusitis (-), polip (-), penciuman baik. ), sinusitis (-), polip (-), penciuman baik.
Hidung
Kemerahan pada telinga (-), serumen sedikit, Kemerahan pada telinga (-), serumen
telinga tampak bersih, nyeri tekan (-), sedikit, telinga tampak bersih, nyeri tekan
pendengaran baik. (-), pendengaran baik.
Telinga
Mulut Keadaan mulut bersih, mukosa lembab, lidah Keadaan mulut bersih, mukosa lembab,
bersih, terdapat caries gigi, lesi (-), bengkak lidah bersih, terdapat caries gigi, lesi (-),
(-). bengkak (-).
3 Leher: Pembengkakan leher (-), kemerahan (-), Pembengkakan leher (-), kemerahan (-),
nyeri tekan (-). nyeri tekan (-).
4 Dada:
Inspeksi Pembengkakan mamae (-), Bentuk dada Pembengkakan mamae (-), Bentuk dada
normochest, antara dada kanan dan kiri normochest, antara dada kanan dan kiri
simetris, penggunaan otot bantu napas (-), simetris, penggunaan otot bantu napas (-),
dyspnea (-). dyspnea (-).
6 Eksremitas atas dan Cara berjalan normal, antara sisi kanan dan Cara berjalan normal, antara sisi kanan
bawah: kiri simetris, deformitas (-), fraktur (-), dan kiri simetris, deformitas (-), fraktur (-)
kesemutan (+).
Kekuatan otot:
Kekuatan otot:
Obyektif:
- AU: 8 mg/dl normal wanita : 2,4-5,7mg/dl
- Tampak Ny.K memegang lututnya yang sakit
- Inspeksi lutut edema, palpasi lutut hangat
- Kulit kering, bersisik
- Banyak bekas luka garukan dikaki
3. Subyektif : Manaje 10021 Koping
- Ny. K sudah 6 bulan tidak rutin men 994 keluarga
mengonsumsi obat hipertensi melainkan perawat kurang
mengonsumsi jamu- jamuan tradisional dan an efektif
terapi pijet 1x2mgg. jangka
- Keluarga Tn.M dan Ny.K tidak begitu panjang
memahami tentang perawatan kesehatan
bagi anggota keluarga yang sakit.
- Keluarga Tn.M dan Ny.K mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdekat dari adanaya jaminan kesehatan
BPJS, tetapi keluarga beralasan karena
malas antri sehingga tidak ingin pergi
puskesmas terdekat untuk berobat.
Obyektif :
Ny. K mengeluh
pusing dan terasa
berat pada
tengkuk belakang.
Total skor 5
masing-masing
anggota keluarga
sehat. dalam
5. Menggunakan memanfaatkan
&waktu Dx
Selasa, 17 2 1. Membina hubungan saling percaya, S : Ny.K mengatakan senang
Oktober memperkenalkan diri, menjelaskan dengan kedatangan mahasiswa
2017) maksud dan tujuan, meminta tanda O : Keluarga tampak antusias
19.00 WIB tangan surat persetujuan untuk menjadi dan kooperatif untuk dijadikan
keluarga binaan, dan kontrak waktu keluarga binaan.
2. Melakukan pengkajian setiap anggota A : Masalah belum teratasi,
keluarga, dan karakteristik lingkungan kurangnya keluarga terhadap
1,3 sekitar keluarga pengetahuan tentang penyakit
3. Mengontrak waktu untuk pertemuan hipertensi dan asam urat.
selanjutnya P : Intervensi dilanjutkan
Dx 1: 1,2
Dx 3: 1,2
Rabu, 18 1,3 1. Menggali pengetahuan keluarga tentang S:
Oktober penyakit hipertensi dan asam urat Keluarga Tn.M dan Ny.K
2017 3 2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah mengatakan hipertensi itu
19.00 WIB kepada Tn.M, pemeriksaan asam urat darah tinggi yang
pada Ny.K disebabkan oleh makanan
3 3. Mengobservasi tanda-tanda hipertensi asin, sedangkan asam urat
seperti sakit kepala, cepat marah, ditandai cekot-cekot
jantung berdebar-debar, rasa berat pada Ny.K mengeluh pusing,
tengkuk, cepat merasa lelah kepala dan tengkuk
4. Berdiskusi dengan keluarga tindakan belakang berat
1,2,3
apa yang sudah dilakukan oleh keluarga Ny.K mengatakan nyeri
terkait penyakit Tn.M dan Ny.K P: saat berjalan jauh Q:
5. Mengkaji jenis dan tingkat skala nyeri cekot-cekot
1 Ny.K dari skala 0-10 skala nyeri yang R: dilutut kanan dan kiri S:
dirasakan skala 6 dari 0-10 5 dari skala 0-10
6. Mengontrak waktu untuk melakukan T: hilang timbul 1-5 menit
intervensi untuk mengatasi nyeri Ny. K mengatakan
tidak mengonsumsi
obat hanya melakukan
terapi pijat dan minum
jamu 3 mgg sekali
O
Keluarga tampak antusias
dan kooperatif
Hasil Ny. K TD: 190/100
mmHg, N: 99, AU: 8 mg/dl,
BB : 68 kg
Hasil Tn.M TD: 130/90
mmHg, N: 86x/mnt, AU:
6,8
Tampak Ny.F memegang
lututnya yang sakit
Inspeksi lutut edema,
palpasi lutut hangat
Kulit kering, bersisik
Banyak bekas luka
garukan dikaki
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Dx 1: 1,2
Jumat, 19 1 1. Mengajarkan teknik relaksasi dengan S:
Oktober 2017) menarik nafas dalam, dikeluarkan Ny.K mengatakan lebih
19.00 WIB secara perlahan melalui mulut bila baik dari sebelumnya
timbul nyeri Ny.K mengatakan akan
1
2. Mengajarkan keluarga apabila timbul melakukan teknik tersebut
nyeri bisa kompres dengan air dingin jika timbul nyeri
3. Mengontrak waktu untuk melakukan O:
2
penyuluhan hipertensi dan asam urat Ny.K dapat melakukan
yang dialami oleh keluarga Tn.Z teknik relaksasi nafas dalam
Ny.K mencoba
mengompres lututnya
dengan air dingin
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Dx 2: 1,2
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 8. Jakarta :
EGC
Dalimartha, et al. (2008). Care Your Self Hipertensi, Jakarta : Penebar Plus
Depkes, RI. (2005). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia, Jakarta : Depkes RI
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat, Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Marliani, dan Tantan, (2007). 100 Questions and answer hipertensi, Jakarta : PT Elex
Media Komputindo
Muhammadun, (2010). Hidup Bersama hipertensi, Yogyakarta : IN-Books
Nisa, (2012). Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Darah Tinggi, Jakarta : Dunia
Sehat
Rusdi, dan Isnawati, I. (2009). Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi &
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2. Yogyakarta
: Graha Ilmu