Anda di halaman 1dari 14

Laporan Resmi Praktikum

BAB V
TABLET METODE GRANULASI BASAH

Disusun Oleh :
Nama : Nurnilam Sari
NIM : 1162067
Rombel : C Semester III
Kelompok : 2

Semester Ganjil
AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
SEMARANG
2017
I. TUJUAN
1. Melakukan formulasi sediaan tablet paracetamol dengan metode granulasi basah.
2. Melakukan evaluasi sediaan tablet.

II. TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang
digunakandapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (Depkes RI,
1994).
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet
dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin
yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan
berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari
berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta
produksi rata- rata yang diinginkan.
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Bebas dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
10. Tablet memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan,antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral
yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan,
dan pengangkutan.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil.
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet.
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak
yang bermonogram atau berhiasan timbul.
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal
ditenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnyatablet
tidak segera terjadi.
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali).
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak
enak serta untuk terapi lokal (salut enterik).
11. Dapat diproduksi besar besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah.
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah.

Sediaan tablet juga mempunyai beberapakerugian, antara lain :


1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan).
2. Formulasi tablet cukup rumit, Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak
padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis. Zat aktif yang
sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit untuk diformulasi.

Sediaan tablet ini dibuat tiga macam metode, pemilihan metode pembuatan
sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat.
1. Granulasi Basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode
ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah
membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul
secaramekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melaluigaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosisefektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.

3. Metode Kempa Langsung


Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awa lterlebih
dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Ayakan no. 12/14/18 8. Pipet tetes
2. Beakaer glass 9. Penggaris
3. Bunsen 10. Sudip
4. Gelas ukur 11. Mesin cetak tablet
5. Loyang 12. Free flowing tester
6. Neraca digital 13. Hardness tester
7. Oven 14. Friability tester

BAHAN
1. Paracetamol
2. Muc. Amylum
3. PVP
4. Nipagin
5. Talcum
6. Mg. stearat
7. Avicel

IV. FORMULASI
FORMULASI III
Paracetamol 500mg
Muc.amylum a%
PVP b%
Nipagin c%
Talcum d%
Mg.stearat e%
avicel ad 700mg
V. SKEMA KERJA
A. Skema pembuatan tablet paracetamol

1
Siapkan semua alat dan bahan, timbang semua bahan.

2
Campur paracetamol, PVP, nipagin dan avicel. Basahi dengan muccilago amylum sampai
massa siap digranulasikan.

3
Ayak adonan dengan ayakan no. 12/14. Timbang granul basah, taruh diloyang dan oven suhu
40C - 60C sampai kering.

4
Setelah kering, ayak dengan ayakan no. 14/18. Timbang, lakukan uji kecepatan alir dn
pengetapan.

5
Setelah selesai pengujian granul, timbang kembali dan tambahkan talcum serta mg. stearat.
Campur homogen.

6
Cetak menjadi tablet dengan berat 700 mg/tablet sebanya 200 tablet, lakukan uji fisik terhadap
tablet paracetamol yang sudah jadi.

B. Cara evaluasi sediaan tablet paracetamol


1. Sifat fisik granul.
a. Uji kadar air
Timbang granul 4 gram, dimasukan ke dalam alat pengukur MC. Tutu alat
MC sampai alat membaca kadar lembab serbuk secara otomatis. Setelah
selesai, buka penutupnya catat kadar lembab granul dan volume
penyusutan bobot granul.
b. Waktu alir
Sebanyak 100 gram granul diletakan pada alat uji. Waktu diamati dengan
stopwatch dan dimulai pada saat dibuka lubang corong hingga seluruh
granul mengalir melewati lubang corong.
c. Sudut diam
Dihitung dengan mengatur diameter dan tinggi tumpukan granul yang
jeluar dari mulut corong. Ukur tinggi kerucut dan diameter yang terbentuk.
d. Pengetapan
Granul dimasukan ke dalam gelas ukur 100 ml. dilakukan pengetapan
hingga volume konstan. Hasil pengujian dihitung % selisih volume granul
mula mula terhadap volume setelah pengetapan.
2. Sifat fisik tablet.
a. Keseragaman bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tablet, tidak lebih dari 2
tablet yang menyimpang pada kolom A dan tidak boleh ada satu pun yang
menympang pada kolom B.
Persyaratan uji keseragaman bobot pil
Bobot rata rata Penyimpangan bobot rata rata (%)
tablet A B
25 mg 15 30
26 150 mg 10 20
151 300 mg 7,5 15
300 mg 5 10

b. Keseragaman ukuran
Dilakukan dengan jangka sorong. 10 tablet diukur tebal dan diameternya
satu persatu, dibaca pada skala yang ditunjuk. Hitung reratanya.
c. Kekerasan
Dilakukan uji dengan Hardness Tester , 10 tablet secara acak letakan
dalam posisi berdiri diujung penekanan. Diatur tekanan hingga tablet
kokoh ditempatkannya dan petunjuk skala pada posisi nol, kemudian skup
diputar hingga tablet pecah. Lihat angka yang ditunjukan pada alat.
d. Kerapuhan
Dilakukan uji dengan Friability Tester , 10 tablet dimasukan dalam alat
uji dan diputar selama 4 menit. Keluarkan tablet dan timbang berat tablet
yang masih utuh.
VI. HASIL PENGAMATAN

FORMULASI II
Paracetamol 500mg
Muc.amylum 30%
PVP 2%
Nipagin 0,1%
Talcum 1%
Mg. tearat 1%
Avicel ad 700mg

A. Peritungan jumlah bahan


Dibuat 200 tablet dengan bobot 700 mg tiap tablet nya.
Berat total, 700 200 = 140.00 = 140
INTERNAL
Paracetamol 500 200 = 100.00 = 100
Muc. Amylum 30% 140 = 42
10% 42 = 4,2

PVP 2% 140 = 2,8


Nipagin 0,1% 140 = 0,14
Avicel 140 84,14 = 33,56

EKSTERNAL
1
Mg. stearat 153,92 = 1,57
98
1
Talcum 153,92 = 1,57
98

B. Evaluasi sifat fisik granul


Uji kadar air
Kadar air granul kering adalah 3,2%. Granul memenuhi persyaratan, dimana
kadar lembab granul diantara range 2% 4%. (Larchman et al.,1994)
Waktu alir
Waktu alir granul kering adalah 7 detik dengan jumlah granul 50 gram. Jadi
50
kecepatan waktu alir granul = 7,14 /.
7

Granul memenuhi persyaratan, dimana apabila kecepatan alir granul tidak


lebih dari 10 detik untuk sampel 100 gram. (Siregar, 2008)
Sudut diam
1,6
= = 0,7368 = 36,3827
6,9
Sudut diam granul 0,7368, bisa diartikan granul bersifat mudah mengalir dan
memenuhi persyaratan. Dimana sudut diam dari 40. (Siregar, 2008)
Pengetapan
(V0) Volume awal 100 ml
Volume hasil pengetapan konstan 77 ml
100 77
% = 100% = 23%
100

C. Evaluasi sifat fisik tablet


Keseragaman bobot
Berat tablet (g)
0,572 0,503
0,485 0,528
0,554 0,562
0,559 0,544
0,563 0,571
0,477 0,527
0,488 0,526
0,481 0,540
0,584 0,486
0,559 0,526
X tablet = 0,531
Persyaratan uji keseragaman bobot pil
Bobot rata rata tablet Penyimpangan bobot rata rata (%)
A B
300 mg 5 10

Penyimpangan bobot rata rata (%)


A >> X 5% = 504,4 557,5
B >> X 10% = 477,9 584,1
10 tablet menyimpang dari kolom A dan 10 tablet menyimpang dari kolom B,
dapat disimpulkan bahwa tablet tidak memnuhi uji keseragaman bobot.
Keseragaman ukuran
Tebal tablet (mm) Diameter tablet (mm)
12,18 0,418
12,08 0,43
12,16 0,43
12,12 0,43
12,12 0,442
12,12 0,446
12,1 0,422
12,08 0,428
12,18 0,43
12,08 0,412
X tebal tablet X diameter tablet
12,122 0,4318
D3
12,122
= 4,04
3
1
D 13
12,122
= 9,09
1
13

Dapat disimpulkan rentang keseragaman ukuran 4,04 9,09 berarti tablet


1
memenuhi keseragaman ukuran, dimana ketebalan tablet tidak boleh 3

dari ukuran diameter. (Anonim, 1979 : 7)


Kekerasan
Tekanan pada tablet (kg)
4,9 2,9
2 3
3 2
3 1,5
1 3
X tekanan pada tablet = 2,63
Dapat disimpulkan dengan X tekanan pada tablet2,63 berarti tablet tidak
memenuhi syarat kekerasan, dimana tablet lebih keras dari 4 kg atau antara
4 8 kg. (Ansel, 1989 : 225)

Kerapuhan
Diuji 20 tablet dengan berat total mula mula 10,473 gram, setelah diuji
selama 4 menit dengan Friability Tester berat 20 tablet adalah 9,385 gram.

= 100%

10,473 9,385
= 100% = 10,8%
10,473

Kerapuhan tablet 10,8%. Dinyatakan tablet tidak memenuhi syarat, dimana


syarat tablet yang baik jika kurang dari 0,8%. (Voight, 1994 : 222)

VII. PEMBAHASAN
Para praktikum ini digunakan PVP yang merupakan zat tambahan yang
digunakan sebgai pengikat yang membantu pengikatan talcum. Magnesium stearat
adalah zat tambahan fase luar yang berfungsi sebagai pelicir yang meningkatkan
aliran granul sehingga tersebar keseluruh tempat cetakan pada saat pengempaan dan
agar tidak menyumbat di cetakan.
Pada evaluasi terhadap sifat laju alir, granul memegang peranan penting dalam
pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai
keseragaman bobot yang baik. Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul
adalah : kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan
dan kandungan lembab. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang
mengalir dalam suatu tertentu. Semakin baik sifat alirnya maka akan semakin cepat
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah berat tertentu serbuk atau granul.
Dari data didapatkan hasil granul memenuhi persyaratan 7,14 detik dimana apabila
kecepatan alir granul tidak lebih dari 10 detik untuk sampel 100 gram. (Siregar, 2008)
Pada evaluasi sudut diam adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk
terhadap bidang datar setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas melalui suatu
celah sempit. Semakin kecil sudut diam maka semakin mudah serbuk tersebut
mengalir. Selain sudut diam, waktu alir dapat digunakan untuk menentukan sifat alir
serbk atau granul. Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang
terbentuk (h cm) di atas alas dengan diameter tertentu (d cm). dari hasil diperoleh
nilai susut diam 0,7368 bisa diartikan granul bersifat mudah mengalir dan memenuhi
persyaratan. Dimana sudut diam dari 40. (Siregar, 2008)
Pengujian keseragaman tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal
tablet. Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini
dilakukan terhadap 20 tablet) dengan menggunakan alat mikrometer. Kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat
per tiga tebal tablet. (Anonim,1995) dari hasil data diperoleh 10 tablet menyimpang
dari kolom A dan 10 tablet menyimpang dari kolom B, dapat disimpulkan bahwa
tablet tidak memnuhi uji keseragaman bobot.
Pada uji kerapuhan tablet adalah persen bobot yang hilang setelah tablet
diguncang. Uji kerapuhan dilakukan dengan alat uji bernama Friability tester. Uji
kerapuhan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. 20 tablet dibersihkan dari debu
2. 20 tablet tersebut kemudian ditimbang
3. Kemudian dimasukan ke dalam alat uji
4. Alat diputar dengan kecepatan 50 Rpm, selama 100 kali putaran
5. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu
6. Kemudian tablet ditimbang lagi
7. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase (Syarat : lebih kecil dari 1%)
Hasil praktikum didapatkan hasil kerapuhan tablet 10,8%. Dinyatakan tablet
tidak memenuhi syarat, dimana syarat tablet yang baik jika kurang dari 0,8%. (Voight,
1994 : 222)
Pada uji ekerasan dihitung kekerasan tablet satu per satu dengan menggunakan
alat penguji kekerasan (Hardness tester), kemudian dihitung rata-ratanya. Data hasil
diperoleh tekanan pada tablet2,63 berarti tablet tidak memenuhi syarat kekerasan,
dimana tablet lebih keras dari 4 kg atau antara 4 8 kg. (Ansel, 1989 : 225)
Pada uji keseragaman ukuran digunakan alat bernama mikrometer untuk
mengukur diameter dan tebal tablet satu per satu sebanyak 20 tablet. Setelah itu
diteliti apakah bentuk tablet memenuhi persayaratan keseragaman bentuk tablet, yaitu
diameter tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga kali tebal tablet
(Anonim, 1995) Hasil praktikum didapati hasil tekanan pada tablet2,63 berarti tablet
tidak memenuhi syarat kekerasan, dimana tablet lebih keras dari 4 kg atau antara 4 8
kg. (Ansel, 1989 : 225)
Pada uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tablet
yang dibuat sudah memenuhi syarat keseragaman bobot atau belum. Keseragaman
bobot ditetapkan sebagai berikut (Anonim, 1979) . Data hasil diperoleh 10 tablet
menyimpang dari kolom A dan 10 tablet menyimpang dari kolom B, dapat
disimpulkan bahwa tablet tidak memnuhi uji keseragaman bobot.

VIII. KESIMPULAN
1. Kadar air granul kering adalah 3,2%. Granul memenuhi persyaratan, dimana kadar
lembab granul diantara range 2% 4%.
2. Granul memenuhi persyaratan, dimana apabila kecepatan alir granul tidak lebih
dari 10 detik untuk sampel 100 gram.
3. Sudut diam granul 0,7368, bisa diartikan granul bersifat mudah mengalir dan
memenuhi persyaratan. Dimana sudut diam dari 40.
4. Uji keseragaman bobot 10 tablet menyimpang dari kolom A dan 10 tablet
menyimpang dari kolom B, dapat disimpulkan bahwa tablet tidak memnuhi uji
keseragaman bobot.
5. keseragaman ukuran 4,04 9,09 berarti tablet memenuhi keseragaman ukuran,
1
dimana ketebalan tablet tidak boleh dari ukuran diameter.
3
6. Kekerasan tablet dapat disimpulkan dengan X tekanan pada tablet2,63 berarti
tablet tidak memenuhi syarat kekerasan, dimana tablet lebih keras dari 4 kg atau
antara 4 8 kg.
7. Kerapuhan tablet 10,8%. Dinyatakan tablet tidak memenuhi syarat, dimana syarat
tablet yang baik jika kurang dari 0,8%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. 1987 . Ilmu Meracik Obat Berdasar Teori Dan Praktek. Universitas
Gajahmada. Press. Yogyakarta.
Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Department of Pharmaceutical Sciences. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia,
Edition XXVIII. London : The Pharmaceutical Press.
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical excipients
Edition II. London : The Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai