Anda di halaman 1dari 16

Pendahuluan dan

Dasar-Dasar Perpajakan

Pengantar Perpajakan

Perpajakan_1_Temu_01

1
PERKEMBANGAN PUNGUTAN
PAJAK

Mulanya merupakan pemberian sukarela sebagian kekayaan/ harta


rakyat kepada Raja dalam memelihara kepentingan Negara
Terbentuk negara-negara nasional dan terjadi pemisahan antara
rumah tangga negara dan rumah tangga pribadi raja yang terfokus
kepada penyelenggaraan kepentingan umum.
Luasnya tugas negara memerlukan biaya yang cukup besar
Pembayaran pajak yang asalnya bersifat sukarela menjadi
pembayaran yang ditetapkan negara dalam bentuk Undang-undang
(dipaksakan )
UU Pajak sebagai bagian dari Hukum yang mengikat warga negara
sebagai elemen penting dalam menunjang pembangunan ekonomi

2
PERANAN PAJAK SEBAGAI
PENERIMAAN NEGARA

Saat ini, pajak merupakan kontributor terbesar dari Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )
Pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan/pendapatan
negara yang terdiri dari :
Pajak
Kekayaan Alam
Bea dan Cukai
Retribusi
Iuran
Sumbangan
Laba dari BUMN dan Sumber-sumber Lain ( al.Pinjaman )

3
JENIS PAJAK

Pajak Penghasilan ( PPh )


Pajak Pertambahan Nilai dan Pjk Penjualan Barang Mewah
( PPN dan PPn BM )
Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB )
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB )
Bea Meterai
Pajak Hotel, Restoran, Penerangan jalan
Pajak Pengambilan Bahan Galian
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (
BBNKB ), Pajak ijin penangkapan ikan.
Pajak Reklame, Pertunjukan/ Keramaian Umum, Anjing, Kendaraan tidak
bermotor, Pembangunan, Jalan, Radio Bangsa Asing, Potong Hewan
Pajak Lain ( Bea Jembatan, Pangkalan, Penambangan, Penguburan,
Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pasar, Tempat Rekreasi, Stasiun
Bis-Taksi, Pesanggrahan, Pelelangan Ikan, dan lain-lain )
4
DEFINISI DAN UNSUR PAJAK

Definisi:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Unsur-Unsur:
Iuran dari rakyat kepada negara
Berdasarkan undang-undang
Tanpa jasa timbal/kontraprestasi
Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

5
FUNGSI PAJAK

Fungsi Finansial (Budgetair)


Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah (kas negara) untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan
Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
contoh:
- Pajak tinggi untuk minuman keras Mengurangi konsumsi
minuman keras
- Pajak tinggi terhadap barang-barang mewah Mengurangi gaya
hidup konsumtif

6
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK

Syarat keadilan : Pemungutan pajak harus adil


Mengenakan pajak secara umum dan merata, serta sesuai dengan
kemampuan masing-masing
Memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan,
penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada
Majelis Pertimbangan Pajak
Syarat Yuridis : Pemungutan pajak harus berdasarkan UU
Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 : Segala pajak untuk kegunaan kas negara
berdasarkan undang-undang.
Syarat ekonomis : Tidak mengganggu perekonomian
Syarat finansiil: Pemungutan pajak harus efisien
Sesuai fungsi budgeter dan mencegah inflasi
Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban
pajak

7
Teori-Teori yang mendukung
pemungutan pajak

Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak
rakyatnya. Pajak diibaratkan sebagai premi karena memperoleh
jaminan tsb.
Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan kepada
kepentingan masing-masing orang
Teori Asas Daya Beli
Memungut pajak artinya menarik daya beli dari rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga negara. Kemudian, negara akan
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan
kesejahteraan masyarakat

8
Lanjutan..

Teori Daya Pikul


Teori keadilan bahwa setiap orang harus dikenakan pajak sesuai
kekuatan (daya pikul) wajib pajak. Misal berdasarkan jumlah
penghasilan, kekayaan, jumlah pengeluaran dan tanggungan
keluarga.
Teori digunakan oleh Indonesia dengan menetapkan Penghasilan
Tidak Kena Pajak ( PTKP ).
Teori Bakti
Sebagai WNI yang berbakti, rakyat harus menyadari bahwa
pembayaran pajak adalah kewajiban

9
HUKUM PAJAK

Hukum Pajak sering disebut Hukum Fiskal


yaitu suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara Pemerintah (Fiscus) sebagai pemungut pajak dan
rakyat sebagai pembayar pajak (wajib pajak), meliputi :
Siapa Subjek dan Wajib Pajak
Objek yang menjadi objek pajak
Kewajiban Wajib Pajak terhadap Pemerintah
Timbul dan hapusnya hutang pajak
Cara penagihan pajak
Cara mengajukan keberatan dan banding
Prinsip utama dalam Hukum Pajak adalah adanya keadilan dalam
pengenaan pajak

10
Lanjutan..

Kedudukan Hukum Pajak

Perdata Hukum Tata Negara

Hukum Administrasi
Hu ku m

Hukum Pajak

Publik Hukum Pidana

14

11
SISTEMATIKA HUKUM PAJAK

Hukum Pajak Material . Memuat norma-norma yang menerangkan:


Subjek Pajak : siapa yang dikenakan pajak
Objek Pajak: keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak
Tarif Pajak: berapa besar pajak yang dikenakan
Hubungan antara pemerintah dan Wajib Pajak
Segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak
Contoh: UU Pajak Penghasilan
Hukum Pajak Formal . Memuat ketentuan-ketentuan yang mendukung dan
diperlukan untuk melaksanakan ketentuan hukum material, meliputi :
Prosedur penetapan suatu utang pajak
Hak-hak fiscus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib
pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang
menimnbulkan utang pajak
Kewajiban dan Hak-hak wajib pajak
Contoh: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
12
PENGELOMPOKAN PAJAK

PEMBAGIAN PAJAK MENURUT GOLONGAN :


Pajak Langsung
Pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
atau tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain dan dipungut
secara berkala. Contoh : PPh
Pajak Tidak Langsung
Pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada Pihak Ketiga
atau Konsumen dan dipungut setiap terjadi peristiwa atau
perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak.
Contoh: PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

13
Lanjutan..

PEMBAGIAN PAJAK MENURUT SIFAT :


Subjektif ( Perorangan )
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak (status perkawinan,
banyaknya anak, dll)
Contoh: PPh

Objektif ( Kebendaan )
Pajak yang memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan,
perbuatan/peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban
membayar, kemudian dicari subjeknya (orang atau badan hukum)
langsung tanpa mempersoalkan tempat tinggal subjek pajak (di
Indonesia atau bukan)
Contoh: PPN, PPnBM, PBB

14
Lanjutan..

PEMBAGIAN PAJAK MENURUT LEMBAGA PEMUNGUT :


PAJAK PUSAT ( PAJAK NEGARA )
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat ( Dept. Keuangan ) yang
hasilnya digunakan untuk pembiayaan Rumah Tangga Negara.
Contoh :
o Dipungut Dirjen Pajak : PPh
o Dipungut Dirjen Bea Cukai : Cukai tembakau, miras
PAJAK DAERAH
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah ( Propinsi, Kab / Kodya )
berdasarkan peraturan daerah masing-masing yang hasilnya digunakan
untuk pembiyaan Rumah Tangga Daerah yang bertalian.
Contoh :
o Dipungut Pemda Tk I : PKB, BBNKB, Pjk Bahan Bakar KB, Pjk
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
o Dipungut Pemda Tk II : Pjk Hotel/ Restauran, Hiburan, Reklame,
Penerangan Jalan, dll
15
Terima kasih atas
perhatiannya 16

Anda mungkin juga menyukai