Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN MEDIKAL

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGARUH SENAM


REMATIK TERHADAP SKALA NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN
OSTEOARTHRITIS

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

Oleh

Siti Aldina

NIM 152310101124

KEMENTERIAN, RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017
KEPERAWATAN MEDIKAL

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGARUH SENAM REMATIK


TERHADAP SKALA NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN PENGAPURAN
OSTEOARTHRITIS

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal dengan dosen
pengampu: Ns. Jon Hafan, M.Kep., Sp.Kep.MB

Oleh

Siti Aldina

NIM 152310101124

KEMENTERIAN, RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017

i
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pertanggungjawaban pendidikan kesehatan yang
berjudul Pendidikan Kesehatan tentang Pengaruh Senam Rematik terhadap Skala Nyeri
Sendi pada Lansia dengan Osteoarthritis. Laporan pertanggungjawaban kegiatan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan laporan pertanggungjawaban kegiatan ini tentunya tidak lepas dari
kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ns. Jon Hafan, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku dosen pengampu mata kuliah
keperawatan medikal;
2. Seluruh dosen pengajar mata kuliah keperawatan medikal;
3. Keluarga di rumah yang senantiasa memberikan dorongan dan doanya demi
terselesaikannya laporan pertanggungjawaban kegiatan ini;
4. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya laporan
pertanggungjawaban ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan pertanggungjawaban kegiatan ini. Akhirnya penulis berharap,
semoga laporan pertanggungjawaban kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 26 November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PRAKATA ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Analisa Situasi ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................. 3
2.1 Tujuan ........................................................................................ 3
2.1.1 Tujuan Umum ................................................................... 3
2.1.2 Tujuan Khusus ................................................................... 3
2.2 Manfaat ...................................................................................... 3
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH ............................... 4
3.1 Dasar Pemikiran ........................................................................ 4
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah ............................................. 4
BAB 4. RENCANA PENYELESAIAN MASALAH .................................. 5
4.1 Realisasi Realisasi Penyelesaian Masalah ............................... 5
4.2 Khalayak Sasaran ...................................................................... 5
4.3 Metode yang Digunakan ............................................................ 5
4.4 Anggaran dan Sumber Dana .................................................... 5
4.5 Pelaksanaan ............................................................................... 5
BAB 5. HASIL KEGIATAN ......................................................................... 7
5.1 Analisa Evaluasi ......................................................................... 7
5.1.1 Evaluasi Proses .................................................................. 7
5.1.2 Evaluasi Hasil .................................................................... 7

iii
5.2 Faktor Pendukung...................................................................... 7
5.3 Faktor Penghambat .................................................................... 7
BAB 6. PENUTUP ......................................................................................... 8
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 8
6.2 Saran ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9
LAMPIRAN ................................................................................................... 10

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara ............................................................................... 11


Lampiran 2 : Daftar Hadir ............................................................................... 12
Lampiran 3 : SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ............................................... 13
Lampiran 4 : Materi ......................................................................................... 17
Lampiran 5 : Media ......................................................................................... 22
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan ............................................................... 23

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang progesif ditandai
dengan kerusakan tulang rawan sendi dan struktur sendi diarthrodial (Soeroso et al.,
2014). Penggunaan tulang rawan yang berlebihan akan mempengaruhi sendi dan
menekan tulang rawan termasuk lutut, pinggul, jari, dan daerah tulang belakang
sehingga menyebabkan nyeri sendi dan gangguan mobilitas (WHO, 1997). Gangguan
tersebut semakin parah dan dapat menimbulkan kecacatan (Buys dan Elliot, 2008).
Menurut WHO (1997), 80% pasien OA akan mengalami keterbatasan gerakan, dan 25%
tidak dapat dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Osteoarthritis terdapat 2 kelompok OA yaitu OA primer dan OA sekunder.
Osteoarthritis primer (idiopatik) terjadi karena kelainan genetik, yaitu adanya
degenerasi artikular yang belum jelas penyebabnya (Maharani, 2007). Osteoarthritis
sekunder sering disebabkan oleh trauma dan imobilitas yang terlalu lama, kelainan
endokrin, penyakit metabolik, faktor bawaan, inflamasi, infeksi dan sebab lainnya.
Osteoarthritis adalah bentuk umum dari arthritis dan paling sering ditemukan pada
manusia, dengan bukti lebih dari 50% orang berumur lebih dari 65 tahun dengan 18%
wanita dan 10% pria. Di Australia, dilaporkan lebih dari 1,4 juta orang (7,3%) dari
populasi yang terkena OA. Di North Carolina, USA, 16% berumur lebih dari 45 tahun
terkena OA (Tamm et al, 2008). Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang
paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Menurut
Riskesdas (2013), prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar
24,7% dan prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 11,9%.
Berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa
Barat (17,5%) dan Papua (15,4%). Dilihat dari karakteristik umur, prevalensi tertinggi
pada umur 75 tahun (54,8%). Menurut studi yang dilakukan oleh Tamm et al (2008) di
Elva, Southern Estonia, skala OA yang paling banyak ditemukan adalah skala 1 sebesar
55,6%, sedangkan skala 2 sebesar 7,5% dan skala 3 sebesar 0,6% (Tamm et al, 2008).
Banyaknya macam obat sebagai pilihan untuk terapi OA sehingga menimbulkan
adanya resiko interaksi dan efek samping obat. Oleh karena itu, diperlukan adanya

6
penelitian mengenai pola penggunaan terapi pada pasien Osteoarthritis yang meliputi
jenis obat, dosis, frekuensi penggunaan, interaksi obat, dan efek samping obat terkait
dengan kemungkinan beragamnya penyakit penyerta yang diderita oleh pasien sehingga
didapatkan keberhasilan terapi serta peningkatan kualitas hidup pasien.

1.2 Perumusan Masalah Mitra


Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan dapat dirumuskan
beberapa masalah antara lain:
1. Untuk itu pemberian penyuluhan kesehatan tantang Osteoarthritis dan latihan senam
rematik pada penyakit osteoarthritis untuk mengobati dan membantu mengurangi
nyeri pada pasien osteoarthritis dan mengembalikan fungsi motorik dalam upaya
promotif dan preventif untuk menekankan angka kejadian penderita osteoarthritis.
2. Penyuluhan kesehatan selain mudah dilakukan dengan biaya yang cukup murah,
diharapkan mampu untuk menyadarkan Bapak Jemari akan pentingnya menjaga
kesehatan tubuhnya dari osteoarthritis sehingga terhindar dari komplikasi yang dapat
ditimbulkannya.

7
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
tentang senam rematik pada penderita osteoarthritis diharapkan dapat
meningkatkan motivasi target sasaran untuk melakukan tindakan preventif.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit osteoarthritis
2. Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab penyakit osteoarthritis

2.2 Manfaat
Kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat membantu program
pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang telah
diamanahkan dalam UU RI No. 36 Tentang Kesehatan.

8
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Kegiatan pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya mahasiwa di
institusi pendidikan Universitas Jember dalam melihat fenomena yang terjadi dalam
masyarakat, salah satu permasalahan yang timbul yaitu tingginya angka penyakit
osteoarthritis di kalangan masyarakat. Pendidikan kesehatan difokuskan pada satu
keluarga saja berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh klien sehingga pendidikan
kesehatan yang disampaikan yaitu senam rematik untuk meningkatkan pengetahuan
anggota keluarga dengan osteoarthritis dan pencegahan terhadap anggota keluarga yang
tidak osteoarthritis. Metode dalam pengabdian ini menggunakan pendekatan dengan
melalui penyuluhan dan pelayanan pada keluarga. Kegiatan pendidikan kesehatan ini
memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menggali lebih dalam terkait dengan
materi yang telah disampaikan dengan cara bertanya. Tanya jawab dilakukan secara
terbuka dalam bentuk diskusi interaktif dengan anggota keluarga mengenai materi yang
telah disampaikan.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah:
1. Mengadakan penyuluhan tentang penyakit osteoarthritis dan senam rematik.
2. Mengadakan tanya jawab atau diskusi secara terbuka setelah selesai memberikan
materi sebagai bentuk evaluasi antara pemberi materi dengan penerima materi
yang mengikuti penyuluhan tentang penyakit osteoarthritis.

9
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pendidikan kesehatan ini dilaksanakan pada keluarga Bapak Jemari,
dsn.Sungailembu - RT/RW 001/002 - ds. Sumberagung - kec. Pesanggaran - kab.
Banyuwangi. Pemberi penyuluhan dari pihak mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember yaitu Siti Aldina. Materi yang diberikan oleh
penyuluh yaitu Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi pada
Lansia dengan Osteoarthritis. Rencana Kegiatan dilakukan pada hari minggu , 27
November 2017 pukul 08.00 -selesai.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran dari kegiatan pendidikan kesehatan tentang Pengaruh Senam
Rematik terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi pada Lansia dengan Osteoarthritis
adalah dengan keluarga Bapak Jemari yang bertempat tinggal di dsn.Sungailembu -
RT/RW 001/002 - ds. Sumberagung - kec. Pesanggaran - kab. Banyuwangi.

4.3 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai
berikut :
1. Diskusi / tanya jawab
2. Video

4.4 Anggaran dan Sumber Daya


Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan ini tidak membutuhkan biaya
selama proses penyuluhan.

4.5 Organisasi Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan ini dilakukan oleh penyuluh
yaitu Siti Aldina.

10
11
BAB 5. HASIL KEGIATAN

5. 1 Analisa Evaluasi
5. 1. 1 Evaluasi Proses
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan pada bapak Jemari di
dsn.Sungailembu - RT/RW 001/002 - ds. Sumberagung - kec. Pesanggaran -
kab. Banyuwangi pada tanggal 26 November 2017 terlaksana dengan lancar
tanpa ada gangguan. Bapak Jemari dan keluarga mengikuti penyuluhan secara
aktif dan semangat. Bapak Jemari dan keluarga aktif bertanya dan dapat
menjawab pertanyaan dari penyuluh secara tepat.
5. 1. 2 Evaluasi Hasil
Perkembangan pengetahuan keluarga bapak Jemari meningkat 85 % dari
sebelumnya. Dari seluruh pernyataan yang diajukan oleh penyuluh, bapak
Jemari dan keluarga dapat menjawab pertanyaan dan selebihnya dibantu oleh
keluarga.

5. 2 Faktor Pendukung
Keluarga bapak Jemari berperan aktif dan bersemangat dalam kegiatan
penyuluhan. Hal tersebut tampak dari pertanyaan dan perhatian yang diberikan
kepada penyuluh saat dilakukan penyuluhan. Selain itu, ibu sarinem selaku besan
juga sering mengajak ngobrol atau berdiskusi masalah kegiatan sehari hari mereka
di rumah untuk menjaga kesehatannya dan mengikuti saran penyuluh untuk
menggunakan terapi yang telah di ajarkan.

5. 3 Faktor Penghambat
Kurangnya respon atau peran aktif dari bapak Jemari selaku pemilik rumah
tentang pendidikan kesehatan yang kami lakukan.

12
BAB 6. PENUTUP

6. 1 Kesimpulan
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang progesif
ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi dan struktur sendi diarthrodial
(Soeroso et al., 2014). Penggunaan tulang rawan yang berlebihan akan
mempengaruhi sendi dan menekan tulang rawan termasuk lutut, pinggul, jari, dan
daerah tulang belakang sehingga menyebabkan nyeri sendi dan gangguan mobilitas
(WHO, 1997). Osteoarthritis terdapat 2 kelompok OA yaitu OA primer dan OA
sekunder. Osteoarthritis primer (idiopatik) terjadi karena kelainan genetik, yaitu
adanya degenerasi artikular yang belum jelas penyebabnya (Maharani, 2007).
Osteoarthritis sekunder sering disebabkan oleh trauma dan imobilitas yang terlalu
lama, kelainan endokrin, penyakit metabolik, faktor bawaan, inflamasi, infeksi dan
sebab lainnya. Osteoarthritis adalah bentuk umum dari arthritis dan paling sering
ditemukan pada manusia, dengan bukti lebih dari 50% orang berumur lebih dari 65
tahun dengan 18% wanita dan 10% pria.
Bapak Jemari merupakan lansia yang berkerja sangat berat dan setiap hari. Pola
hidup tidak sehat dan tidak adanya penyuluhan mengenai . Setelah diadakan
penyuluhan tentang osteoathritis, bapak Jemari menyatakan bahwa beliau
mengetahui lebih banyak tentang osteoarthritis setelah diadakan penyuluhan, beliau
juga akan menerapkan senam rematik yang telah diajarkan saat penyuluan untuk
mengurangi nyeri setelah bekerja berat, dan akan memeriksakan kondisi kesehatan
beliau secara rutin.

6. 2 Saran
Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak ditemui
dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Menurut Riskesdas (2013),
prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 24,7% dan
prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 11,9%. Berdasarkan
diagnosis nakes tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat
(17,5%) dan Papua (15,4%). Dilihat dari karakteristik umur, prevalensi tertinggi

13
pada umur 75 tahun (54,8%). Jadi diharapkan puskesmas dapat melakukan
program K3 agar terjadinya peningkatan pengetahuan mengenai osteoarthritis lutut
kepada masyarakat khususnya pekerja dengan beban berat. Agar masyarakat
mendapat pengetahuan dan berperilaku baik dan benar dalam menjaga berat badan
hingga menurunkan resiko riwayat trauma sendi yang dapat menyebabkan
osteoarthritis.

14
DAFTAR PUSTAKA
Buys, Lucinda M., Elliott, Marry E., Osteoarthrisis in : DiPiro, Joseph T., Buys,
Lucinda M., Elliott, Mary E., Talbert, RL., Yee, GC., Matzke GR., Wells, BG.,
Posey, L. 2008. Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approach 7th Ed. USA:
McGraw-Hill education, p. 1519 1538

Maharani, Eka P. 2007. Faktor-Faktor Risiko Osteoarthritis Lutut. Tesis. Universitas


Diponegoro. Semarang

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Soeroso Juwono., Isbagio Harry., Kalim Handono., Broto Rawan., Pramudyo Riyadi.
2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ke-6 Jakarta: Internal Publishing,
Hal. 3197-3209

Tamm, A., Lintrop, M., Karin. 2008. Prevalence of Patello and Tibiofemoral
Osteoarthritis in Elva, Southern Estonia. The Journal of Rheumatology. Vol. 35n
No. 3, p. 543 544

WHO. 1997 . The World Health 1997 : conquering suffering, enriching humanity.
World Health Organization. Gevena : World Health Generation. P. 55

15
Lampiran 1. Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, Minggu tanggal 26 Bulan November tahun 2017 pukul 08.00 WIB s/d
selesai bertempat di rumah Bapak Jemari, dsn.Sungailembu - RT/RW 001/002 - ds.
Sumberagung - kec. Pesanggaran - kab. Banyuwangi telah dilaksanakan Pendidikan
Kesehatan mengenai senam rematik pada penderita osteoarthritis sebagai upaya untuk
mengobati dan membantu mengurangi nyeri dan mengembalikan fungsi motorik pada
pasien osteoarthritis oleh Siti Aldina Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh .... orang (daftar hadir terlampir)
Jember,
Mengetahui,
Penanggungjawab Mata Kuliah

Ns. Jon Hafan Sutawardana,M.Kep,.Sp.Kep,MB


NIP 198401022015041002

16
17
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGARUH SENAM REMATIK


TERHADAP SKALA NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN
OSTEOARTHRITIS

Topik : Senam Rematik terhadap Skala Nyeri Sendi pada Lansia dengan
Osteoarthritis
Sub Topik : Pengertian, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala, faktor risiko,
pencegahan osteoarthritis, senam rematik terhadap penyakit osteoarthritis
Sasaran : Keluarga Bapak Jemari
Tempat : Dirumah Bapak Jemari, dsn.Sungailembu - RT/RW 001/002 - ds.
Sumberagung - kec. Pesanggaran - kab. Banyuwangi.
Hari/Tanggal : Minggu, 26 November 2017
Waktu : 15 Menit
Penyuluh : Siti Aldina

I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Keluarga Bapak Jemari mempunyai karakteristik yang bervariasi.
Berdasarkan survey deteksi dini yang sudah dilakukan, didapatkan data bahwa
keluarga Bapak Jemari kurang beraktivitas atau berolahraga.

B. Karakteristik Peserta Didik


Bapak Jemari di dsn.Sungailembu - RT/RW 001/002 - ds. Sumberagung -
kec. Pesanggaran - kab. Banyuwangi belum mengetahui tentang penyakit
Osteoarthritis dan senam remtik, serta Bapak Jemari sendiri memiliki gaya
hidup yang kurang sehat.

II. Tujuan Instruksional Umum

18
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai senam rematik pada
penderita penyakit osteoarthritis, keluarga Bapak Jemari dapat memahami penyakit
osteoarthritis dengan baik.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan senam rematik pada penderita
penyakit osteoarthritis selama 1x15 menit, diharapkan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian osteoarthritis
b. Menjelaskan penyebab osteoarthritis
c. Menjelaskan tanda dan gejala osteoarthritis
d. Menjelaskan faktor risiko osteoarthritis
e. Menjelaskan pencegahan osteoarthritis
f. Menjelaskan senam rematik pada penderita osteoarthritis

IV. Materi (Terlampir)


a. Pengertian osteoarthritis
b. Penyebab osteoarthritis
c. Tanda dan gejala osteoarthritis
d. Faktor risiko osteoarthritis
e. Pencegahan osteoarthritis
f. Senam rematik pada penderita osteoarthritis

V. Metode
Ceramah dan diskusi

VI. Media
PowerPoint

VII. Kegiatan Penyuluhan

19
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan Memberikan salam Menjawab salam


2 menit Perkenalan Mendengarkan dan
Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Inti 10 Menanyakan (review) Menjawab pertanyaan
menit kepada klien tentang penyuluhan
penyakit osteoarthritis Mendengarkan dan
atau pengapuran tulang memperhatikan
dan sendi Bertanya pada
Menjelaskan materi penyuluh bila masih
tentang: ada yang belum jelas
a. Pengertian
osteoarthritis
b. Penyebab
osteoarthritis
c. Tanda dan gejala
osteoarthritis
d. Faktor risiko
osteoarthritis
e. Pencegahan
osteoarthritis
f. Senam rematik
terhadap penyakit
osteoarthritis

20
3. Penutup 3 Evaluasi Menjawab pertanyaan
menit Menyimpulkan Memperhatikan
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup

VIII. Evaluasi
a. Apa pengertian osteosrthritis?
b. Apa saja penyebab osteosrthritis?

IX. Referensi
Buys, Lucinda M., Elliott, Marry E., Osteoarthrisis in : DiPiro, Joseph T., Buys,
Lucinda M., Elliott, Mary E., Talbert, RL., Yee, GC., Matzke GR., Wells,
BG., Posey, L. 2008. Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approach 7th
Ed. USA: McGraw-Hill education, p. 1519 1538
Maharani, Eka P. 2007. Faktor-Faktor Risiko Osteoarthritis Lutut. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Soeroso Juwono., Isbagio Harry., Kalim Handono., Broto Rawan., Pramudyo
Riyadi. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ke-6 Jakarta: Internal
Publishing, Hal. 3197-3209
Tamm, A., Lintrop, M., Karin. 2008. Prevalence of Patello and Tibiofemoral
Osteoarthritis in Elva, Southern Estonia. The Journal of Rheumatology.
Vol. 35n No. 3, p. 543 544
WHO. 1997 . The World Health 1997 : conquering suffering, enriching
humanity. World Health Organization. Gevena : World Health Generation.
P. 55

21
Lampiran 4. Materi

OSTEOARTHRITIS
1. Pengertian Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang progesif ditandai
dengan kerusakan tulang rawan sendi dan struktur sendi diarthrodial (Soeroso et al.,
2014). Penggunaan tulang rawan yang berlebihan akan mempengaruhi sendi dan
menekan tulang rawan termasuk lutut, pinggul, jari, dan daerah tulang belakang
sehingga menyebabkan nyeri sendi dan gangguan mobilitas (WHO, 1997). Gangguan
tersebut semakin parah dan dapat menimbulkan kecacatan (Buys dan Elliot, 2008).
Menurut WHO (1997), 80% pasien OA akan mengalami keterbatasan gerakan, dan 25%
tidak dapat dapat melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Klasifikasi Osteoarthritis
Osteoarthritis terdapat 2 kelompok OA yaitu OA primer dan OA sekunder.
Osteoarthritis primer (idiopatik) terjadi karena kelainan genetik, yaitu adanya
degenerasi artikular yang belum jelas penyebabnya (Maharani, 2007). Osteoarthritis
sekunder sering disebabkan oleh trauma dan imobilitas yang terlalu lama, kelainan
endokrin, penyakit metabolik, faktor bawaan, inflamasi, infeksi dan sebab lainnya.

3. Penyebab Osteoarthritis
Banyak pasien memiliki lebih dari satu faktor risiko sehingga berkembang
menjadi oseoarthritis (Buys and Elliott, 2008). Penyebab osteoarthritis antara lain :
1. Usia
Usia adalah faktor resiko terkuat timbulnya OA. Prevalensi dan berat OA
semakin meningkat dengan bertambahnya usia (Soeroso et al., 2014). Lebih
dari 75% orang berusia >65 tahun memiliki bukti radiografi terkena OA.
prevalensi radiografi dan klinis OA meningkat pada pria dan wanita pada
umur 35- 85 tahun. Pada 45 tahun, sekitar 1-5% memiliki OA tangan,
sedangkan pada usia 75-79 tahun sekitar 85% memiliki OA tangan. OA lutut

22
terjadi pada kurang dari 0,1% 25-34 tahun, tetapi dalam 10%-20% terjadi
pada usia 65-74 tahun (Buys and Elliott, 2008).
2. Jenis kelamin dan Hormonal
Wanita lebih memiliki resiko menderita OA daripada laki-laki. Hal ini
terbukti bahwa 31% wanita dengan bukti radiografi memiliki gejala OA,
dibandingkan dengan laki-laki hanya sebesar 21% (Felson, DT., 1987). Pada
usia dibawah 55 tahun, distribusi sendi OA pada laki-laki dan perempuan
sama, pada usia lanjut OA pinggul lebih sering terjadi pada laki-laki,
sedangkan OA sendi antar jari tangan, pangkal jempol, dan lutut sering
terjadi pada perempuan. OA lutut simptomatik lebih sering terjadi pada
perempuan dibanding laki-laki (Buys and Elliott, 2008).
3. Obesitas
Berat badan yang berlebih berkaitan dengan meningkatnya resiko OA pada
pria dan wanita. Pasien dengan obesitas seringkali berpeluang untuk terkena
OA lutut dan tangan. Kelebihan berat badan akan menambah beban lebih
tinggi sehingga sendi akan menahan beban lebih besar. Pembebanan lutut dan
panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen dan
kerusakan struktur tulang lain (Soeroso et al., 2014). Untuk OA lutut yang
parah, resiko akan meningkat menjadi 1,9% pada laki-laki dan 3,2% pada
perempuan (Brandt, 2014). Setiap penambahan berat 0,5 kg, tekanan total
pada satu lutut meningkat sebesar 11,5 kg dan setiap penambahan 1 kg pada
lutut meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi pasien dengan
obesitas, setiap penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi fakor
risiko OA di kemudian hari sebesar 50% (Depkes, 2006).
4. Faktor Genetik
Faktor keturunan mempunyai peran terhadap terjadinya OA. Pada sendi jari
tangan (nodus Heberden) ibu dari wanita yang terkena OA, akan beresiko 2
kali lebih sering mengalami OA dan anak-anak perempuannya cenderung 3
kali lebih sering, dibandingkan dengan ibu dan anakanak perempuan dari
wanita tanpa OA (Soeroso et al., 2014).

23
5. Ras
Prevalensi dan pola terkena sendi pada OA berbeda setiap suku bangsa
(Soeroso et al, 2014). OA lutut pada penderita di negara Eropa dan Amerika
tidak berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika
Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar dibandingkan
ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA lutut lebih
tinggi dibandingkan ras Kaukasia. OA lebih sering ditemukan pada orang
Amerika asli daripada orang berkulit putih. Populasi kulit berwarna lebih
banyak terserang OA dibandingkan kulit putih (Maharani, 2007; Brandt,
2014). Hal ini mungkin berkaitan dengan cara hidup, maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan (Soeroso et al., 2014)
6. Aktivitas Fisik yang Berat
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian sendi secara terusmenerus dapat
berkaitan dengan peningkatan resiko OA Pekerjaan berat maupun dengan
pemakaian sendi secara terusmenerus dapat berkaitan dengan peningkatan
resiko OA (Soeroso et al, 2014). Tetapi, di sisi lain seseorang yang memiliki
aktivitas minim sehari-hari juga berisiko mengalami OA lutut. Ketika
seseorang tidak melakukan gerakan, aliran cairan sendi akan berkurang dan
berakibat aliran nutrisi yang masuk ke sendi juga berkurang. Hal tersebut
akan mengakibatkan proses degeneratif menjadi berlebihan.
7. Olah raga dan Cedera Sendi
Cidera sendi dan olahraga dapat menimbulkan terjadi peningkatan resiko OA
yang lebih tinggi. Atlit memiliki resiko 2-3 kali lipat lebih tinggi terkena OA
lutut dan pinggul. Hasil penelitian lain mengevaluasi risiko OA pada atlet
profesional pria yang mengalami cidera pergelangan kaki, lutut, pinggul akan
mengalami OA pada umur >65 tahun. Tetapi dampak aktivitas fisik pada
penyebab dan resiko terkena OA jug a tergantung pada jenis, intensitas dan
komponen aktivitas fisik (Juhakoski, 2013).

4. Tanda dan Gejala Osteoarthritis

24
Tanda dan gejala osteoarthritis antara lain :
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang
sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang
semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya
berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum
dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

5. Pencegahan Osteoarthritis
Adanya berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit
osteoarthritis seperti : umur, cidera, benturan yang berulang ulang pada sendi yang

25
menahan berat badan dan genetik maka upaya pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan pengendalian faktor resiko tersebut.
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pelaksanaan aktivitas dengan menggunakan seluruh badan dan sendi-sendinya
b. Melakukan olahraga rutin sepanjang tidak merusak struktur sendi, akan
memperkuat ligamen dan kompenen sendi lain misalnya lari-lari pagi
c. Menjaga berat badan agar beban pada sendi berkurang khususnya sendi-sendi
penopang tubuh.
d. Evaluasi terhadap sikap tubuh sewaktu beraktivitas.

26
Lampiran 5. Media
1. PowerPoint

2. Video

27
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan
1. Foto dengan Bapak Jemari dan Besannya Ibu Sarinem

28

Anda mungkin juga menyukai