Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satau aktivitas tidur ini diatur oleh system
susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan
aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak mesensefalon dan bagian atas pons. Selain
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses piker. Dalam keadaan sadar, neuron
dalam RAS akan melepaskan ketakolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada
saat tidur kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus
yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional
mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
Dalam prosesnya tidur dibagi dalam dua jenis. Pertama, jenis tidur yang
dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena gelombang otak bergerak
sangat lambatatau disebut juga tidur non repid eye movement (NERM). Kedua jenis
tidur yang disenbabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak
meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti. Disebut dengan jenis
tidur paradox, atau disebut juga dengan tidur rapid eye momen (REM).
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh atau disebut
juga dengan tidur yang nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang otak
gelombang lambat bisa juga disebut tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri :
menurun.
beta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah; kedua, istirahat tenang
yang diperlihatkan pada gelombang alfa; ketiga,tidur ringan karena terjadi
perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase rendah;
a. Tahap I
Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
dan nafas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini
b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
c. Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi
napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi
d. Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan
pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata
2. Tidur Paradoks
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat
cepatbahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur paradox adalah sebagai
berikut:
lambat.
e. Pada otot perifer terjadi beberapa rgerakan otot yang tidak teratur.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat.
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam
Bangun
NREM I REM
NREM IV
Gambar 1
Siklus tidur
Funsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa
mengurangi stress pada paru, kardiovaskular, endokrin dan lain-lain. Energi disimpan
selama tidur,sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur : pertama, efek pada system saraf
berbagai susunan saraf; kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selam tidur terjadi penurunan.
2.2.5 Kebutuhan Tidur
Tabel 1
Tidur
tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh
mempengaruhinya adalah :
1. Penyakit
oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukan lebih banyak waktu tidur
mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat
3. Stress psikologi
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya
insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk.
5. Nutrisi
6. Lingkungan
untuk tidur, yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya
tidur.
1. Insomnia
adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya
sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi menjadi tiga jenis yaitu : initial
ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari.
Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa
2. Hipersomnia
dari Sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya
3. Parasomnia
terjadi pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV pada tidur NREM.
4. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau
bisa juga disebut dengan istilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis
udara di hidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adanya
napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar
oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
6. Narcolepsy
neurologis.
7. Mengigau
Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan diluar
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai risisko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola
diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperlihatkan
lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar
pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan
pola tidur ini antara lain kerusakan transport oksigen, gangguan metabolism
kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, faktor