PENDAHULUAN
Silika terbentuk melalui ikatan kovalen yang kuat serta memiliki struktur dengan
empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar atom pusat yaitu atom
silikon. Gambar 1. memperlihatkan struktur silika tetrahedral.
Gambar 1. Struktur silika tetrahedral (Shriver, 1999 dan Canham, 2002).
Sudut ikatan di sekitar O-Si-O merupakan sudut tetrahedral sebesar 109 derajat, jarak
antara atom Si-O sebesar 1,61 . Silika memiliki ikatan yang disebut jembatan oksigen yang
terdapat di antara atom silikon, hal inilah yang memberikan sifat unik pada silika. Sudut
ikatan pada Si-O-Si sekitar 145 derajat, tetapi nilai ini sangat bervariasi antara 100 170
derajat yang dipengaruhi oleh perubahan energi ikat, sehingga memungkinkan terjadinya
rotasi ikatan secara bebas (Shriver, 1999 dan Canham, 2002). Gambar 2. memperlihatkan
Struktur SiO2 terbentuk melalui unit-unit SiO4 yang saling berikatan melalui atom
oksigen pada sudut-sudut tetrahedralnya, ikatan ini dapat terbentuk dalam berbagai variasi
sudut. Variasi sudut yang terbentuk sangat memungkinkan terbentuknya struktur kristal yang
berbeda-beda pada silika, dan dapat dengan mudah membentuk struktur amorf. Silika
memiliki 35 bentuk kristal dengan berbagai kerapatan yang berbeda-beda yaitu sekitar 17
sampai 43 unit SiO2 per 100 3. Beberapa bentuk kristal silika yaitu: kristobalit,
tridimit, dan kuarsa.
Silika yang diperoleh dari sekam padi telah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan
antara lain sebagai adsorben (Kalaphaty, 2000), adsorben asam lemak jenuh (Farook et al,
2000), filter komposit (Jamarun, 1997), bahan porselen, asbes dan gelas (Daifullah, 2003),
bahan keramik (Siriluk & Yuttapong, 2005).
2.2 Hipotesis
Nilai paling umum kandungan silica dari abu sekam padi adalah 90 96%. Silika yang
terdapat dalam sekam memiliki struktur amorf terhidrat (Houston, 1972 dalam Harsono,
2002). Melalui rangkaian proses dengan kondisi variable operasi optimum tertentu dapat
menghasilkan SiO2 dari abu sekam padi dengan tingkat kemurnian sebesar 90% dengan
kristalinitas yang tinggi, ditandai dengan terbentuknya fase kristobalit dan tridimit (Hara,
1986 dalam Harsono 2002).
III. PROSEDUR PENELITIAN
3.6 Variabel
Variabel bebas : Pretreatment 1 dan Pretreatment 2
Konsentrasi KOH
Konsentrasi HCl
Variabel tetap : Sekam Padi
KOH
HCl
Bayclin
3.7 Langkah Kerja
Pretreatment 1 Sekam Padi
Sekam padi yang diambil dari pabrik penggilingan dicuci hingga bersih
dengan menggunakan air panas selanjutnya direndam sejenak.
Sekam padi yang direndam akan menjadi 2 bagian, bagian yang mengapung
dan bagian yang tenggelam, bagian yang tenggelam diambil untuk diproses
ke tahap selanjutnya.
Sekam padi yang telah dicuci kemudian direndam dengan menggunakan air
panas selama 6 jam untuk menghilangkan kotoran-kotoran (zat organik) yang
larut dalam air
lalu tiriskan dan keringkan di bawah sinar matahari hingga kering. Selama
proses penjemuran, sekam padi diratakan agar sekam dapat kering secara
menyeluruh dan merata.
Ekstraksi SiO2
Siapkan alat dan bahan sesuai dengan yang tertera diatas
50 gram sekam padi yang telah melalui pre-treatment diletakkan dalam
beaker glass,
Beri larutan KOH hingga sekam terendam seluruhnya. Lakukan dengan
berbagai konsentrasi KOH yang berbeda. (Referensi Nurhayati, 2006
penggunaan KOH 5% dalam 500 mL).
Didihkan, dan dalam keadaan mendidih diaduk selama 30 menit. Setelah 24
jam, hasil ekstraksi disaring menggunakan corong bucher sehingga
didapatkan filtrat yang mengandung silika terlarut.
Filtrat hasil ekstraksi yang diletakkan dalam labu erlenmeyer ditetesi larutan
HCL setetes demi setetes. Lakukan dengan berbagai konsentrasi HCL yang
berbeda. (Referensi Nurhayati, 2006 penggunaan HCL sebesar 10%). Adapun
setiap satu tetes, erlenmeyer digoyang-goyangkan. Tetesan dihentikan jika
pembentukan endapan telah berhenti.
Silika gel yang terbentuk dalam erlenmeyer dituangkan larutan bayclin,
diaduk-aduk beberapa saat, lalu dituang ke atas kertas saring yang berada
dalam corong bucher.
Bilas silika gel menggunakan aquades untuk menghilangkan kandungan
bayclin yang masih terikut.
Letakkan silika gel yang telah dibilas ke dalam cawan tahan panas, kemudian
dipanaskan menggunakan kompor listrik sambil terus diaduk-aduk sehingga
diperoleh silika padat.
Lakukan hal yang sama seperti diatas namun dengan sekam padi yang telah
diabukan sebelumnya.