Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di BPS Yudiana S.

Amd.Keb terletak di Desa Kalibening Kecamatan Talangpadang Kabupaten

Tanggamus Provinsi Lampung. BPS Yudiana S. Amd.Keb adalah salah satu Bidan

Praktek Swasta, memiliki 5 tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 bidan pengelola yaitu

bidan Yudiana S. Amd.Keb, 2 tenaga pelaksana pelayanan kebidanan dan 2 asisten

bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPS Yudiana S. Amd.Keb terdiri dari 1 ruang

bersalin, 2 ruang observasi nifas, 1 ruang poli kebidanan, 2 ruang petugas jaga dan

ruang tunggu. Adapun pelayanan yang di berikan di BPS Yudiana S. Amd.Keb

meliputi pemeriksaan ibu hamil, pelayanan ibu bersalin dan nifas, pelayanan

imunisasi, pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), dan lab sederhana.

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

kehamilan trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S.

Amd.Keb periode maret-april 2016 atau telah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi
yaitu sebanyak 55 ibu hamil. Deskripsi karakteristik ibu hamil yang akan di amati

meliputi usia dan pendidikan terakhir.

Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia dapat dilihat

dengan lengkap pada tabel 4.1 .

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil


Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (n) Persen (%)


< 20 tahun 3 5,5
20-35 tahun 50 90,9
> 35 tahun 2 3,6
Total 55 100%

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa distribusi frekuensi karakteristik ibu

hamil pada segi usia yang melakukan pemeriksaan kehamilan trimester 3 dan ibu

hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S. Amd.Keb periode maret-april 2016,

menunjukan bahwa sebanyak 50 (90,9%) ibu hamil berada pada usia 20-35 tahun,

sebanyak 3 (5,5%) ibu hamil berada pada usia < 20 tahun, sedangkan sebanyak 2

(3,6%) ibu hamil berada pada usia > 35 tahun.


Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil berdasarkan pendidikan terakhir

dapat dilihat dengan lengkap pada tabel 4.2 .

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil


Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir Frekuensi (n) Persen (%)

SD 11 20,0
SMP / Sederajat 21 38,2
SMA/ Sederajat 23 41,8

Total 55 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa distribusi frekuensi karakteristik ibu

hamil pada segi pendidikan terakhir yang melakukan pemeriksaan kehamilan

trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S. Amd.Keb periode

maret-april 2016, menunjukan bahwa sebanyak 23 (41,8%) ibu hamil merupakan

lulusan Sekolah Menengah Atas, sebanyak 21 (38,2%) ibu hamil merupakan lulusan

Sekolah Pertama, sedangkan sebanyak 11 (20,0%) ibu hamil merupakan lulusan

Sekolah Dasar.
4.1.3 Hasil Analisis Data

4.1.3.1 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Setelah di lakukan uji statistik dengan SPSS, tingkat pengetahuan ibu hamil

dikategorikan berdasarkan 3 kategori yaitu baik, sedang, dan kurang. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.4 .

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi


Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)


Baik 7 12,7
Sedang 34 61,8
Kurang 14 25,5
Total 55 100%

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel (4.3), menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan trimester 3 dan ibu

hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S. Amd.Keb periode maret-april 2016

tentang penyakit hepatitis B, sebanyak 7 (12,7%) ibu hamil berpengetahuan baik

yaitu memperoleh skoring lebih dari 16 poin, sebanyak 34 (61,8%) ibu hamil

berpengetahuan sedang yaitu memperoleh skoring antara 12-16 poin, sedangkan

sebanyak 14 (25,5%) ibu hamil berpengetahuan kurang yaitu memperoleh skoring

kurang dari 12 poin. Untuk nilai rata-rata didapati ibu hamil menjawab dengan skor

13,07 dan tergolong kategori tingkat pengetahuan sedang.


4.1.3.2 Distribusi Frekuensi Prevalensi Ibu Hamil terhadap Penyakit Hepatitis B

Setelah dilakukan pemeriksaan HBaAg pada 55 ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS

Yudiana S. Amd.Keb periode maret-april 2016, hasil pemeriksaan ibu hamil

dikategorikan berdasarkan 2 kategori yaitu positif (+) dan negatif (-). Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 .

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prevalensi Ibu Hamil


terhadap Penyakit Hepatitis B

Prevalesi Frekuensi (n) Persen (%)


Positif (+) 0 0
Negatif (-) 55 100
Total 55 100%

Berdasarkan hasil pemeriksaan HBsAg yang di lakukan pada ibu hamil,

terlihat pada tabel 4.4 , menunjukan bahwa prevalensi ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS

Yudiana S. Amd.Keb periode Maret-April 2016, sebanyak 55 ibu hamil mendapatkan

hasil negatif (-).


4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan
Dari 20 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk

mengukur apakah alat ukur yang digunakan memiliki keterkaitan yang tinggi. Dari

hasil uji reliabilitas dan uji validitas oleh peneliti didapati nilai reliabilitas 0.978 dan

nilai validitas dengan interval kepercayaan 95% yaitu 0,707. Ini menjadikan 20

pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian. Hasilnya, skoring maksimal yang

dapat diperoleh ialah 20 untuk setiap ibu hamil.

Dari hasil penelitian ini, rata-rata tingkat pengetahuan ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan kehamilan trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan

di BPS Yudiana S. Amd.Keb tentang penyakit Hepatitis B tergolong sedang yaitu

12,07. Sementara, hanya 7 (12,7%) ibu hamil yang dikategorikan mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik. Dalam suatu penelitian yang dijalankan pada masyarakat di

Khairpur, Pakistan, tingkat pengetahuan terhadap penyakit ini masih belum

menyakinkan (Afsar HA, 2006). Beberapa penelitian yang dijalankan di sekitar dunia

juga menunjukkan tingkat pengetahuan terhadap penyakit hepatitis B yang masih

rendah (Cheung J, 2005).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

tindakan seseorang. Menurut Notoadmodjo , pengetahuan dapat dipengaruhi oleh

umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi. Dilihat dari hasil penelitian,

maka diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S.

Amd.Keb adalah baik, yaitu sebesar (12.7%) ibu hamil. Untuk ibu hamil tingkat

pengetahuan kategori sedang diperoleh sebesar (61.8%), sedangkan untuk kategori

tingkat pengetahuan kurang diperoleh (25.5%). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Hazim tahun 2010 pada 38 pasien hepatitis B yang di rawat di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, mengenai tingkat pengetahuan pasien

hepatitis terhadap penyakit hepatitis B menunjukan bahwa sebagian besar sebagian

pasien hepatitis B memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 86,4%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiana D tahun 2011 pada 54 orang

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang mengenai

pengetahuan, sikap dan praktik mahasiswa kedokteran terhadap pencegahan infeksi

menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan yang cukup terhadap

pencegahan infeksi yaitu sebanyak (57,4%). Penelitian lain yang dilakukan oleh

Gioula G dkk menunjukkan hanya 46,8% mahasiswa yang mengetahui tentang

pencegahan infeksi hepatitis B. Berdasarkan penelitian Novertha tahun 2013 yang

telah dilakukan di RS X pada bulan Desember - April 2013 terhadap 80 orang

mahasiswa kepaniteraan klinik sebagai responden mengenai tingkat pengetahuan dan

praktik tentang pencegahan dan penularan infeksi hepatitis B, menunjukkan tidak ada

satupun mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sebagian besar

pengetahuan mahasiswa termasuk dalam kategori cukup (67,5%), dan 32,5%

mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori buruk. Perbedaan hasil


tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan metode penelitian, kuesioner yang

digunakan dan juga perbedaan tingkat pendidikan responden.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko

penyakit hepatitis B, dari penelitian ini diperoleh bahwa dari 5 pertanyaan mengenai

faktor risiko hepatitis B yaitu kurang dari (80%) yaitu sekitar (78,2%) dijawab ibu

hamil menjawab dengan benar yaitu penggunaan jarum suntik secara bersamaan

merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit hepatitis B. Hasil penelitian lain

yang dilakukan oleh Keseima dkk pada tahun 2011 tentang pengetahuan terhadap

hepatitis B pada petugas kesehatan di ruang operasi menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko terinfeksi

hepatitis B. 91,7%. Hasil penelitian lain dilakukan oleh Sheila pada tahun 2010

tentang tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera

utara angkatan 2010 tentang penularan dan pencegahan hepatitis B bahwa mayoritas

dari responden menjawab pertanyaan mengenai kelompok- kelompok yang berisiko

tinggi dengan benar yaitu 74 orang (94.9%). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh

Noubiap dkk tahun 2012 pada 111 orang mahasiswa kedokteran mengenai tingkat

pengetahuan terhadap vaksinasi hepatitis B dan pelaksanaan vaksinasi pada

mahasiswa kedokteran di Kamerun menunjukan 78.4% responden mengetahui

bahwa mereka merupakan kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B

dibandingkan dengan populasi umumnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Robotin dkk pada tahun 2013 tentang dampak dari program pendidikan kedokteran
yang berkelanjutan terhadap pengetahuan hepatitis B pada penyedia perawatan

primer di Australia menunjukkan bahwa 60% responden mengetahui kelompok-

kelompok yang lebih berisiko terinfeksi hepatitis B yaitu orang dengan keadaan

imunitas yang rendah, homoseksual dan pemakai jarum suntik narkoba.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang cara-cara

penularan penyakit hepatitis B, dari penelitian ini diperoleh bahwa 1 dari 5

pertanyaan mengenai cara-cara penularan hepatitis B, lebih dari (80%) dijawab ibu

hamil dengan benar yaitu penyakit hepatitis B bisa ditularkan dari ibu ke janin di

dalam kandungan, selebihnya kurang dari (80%) 4 pertanyaan dijawab oleh ibu hamil

dengan benar. Hasil penelitian berkaitan dengan cara penularan infeksi hepatitis B

yang dilakukan Gioula G dkk menunjukkan hal yang berbeda dengan hasil

penelitian ini, dimana 86.2% mahasiswa mengetahui cara penularan infeksi hepatitis

B.

Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penyakit

Hepatitis B, dari penelitian ini diperoleh bahwa 1 dari 5 pertanyaan mengenai

pencegahan hepatitis B, lebih dari 80% dijawab oleh ibu hamil dengan benar yaitu

penyakit hepatitis B bisa di cegah dengan vaksin, selebihnya kurang dari 80% dijawab

oleh ibu hamil dengan benar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wah dkk tentang

kesadaran dan pengetahuan tentang infeksi hepatitis B serta pencegahan dan

penggunaan vaksinasi hepatitis B terhadap populasi Cina di Hong Kong menunjukkan

bahwa sebagian besar responden mengetahui hepatitis B dapat dicegah dengan


vaksinasi hepatitis B. Penelitian yang dilakukan oleh Noubiap dkk tentang tingkat

pengetahuan terhadap vaksinasi hepatitis B dan pelaksanaan vaksinasi pada

mahasiswa kedokteran di Kamerun menunjukkan 97.3% responden sadar akan

eksistensi dari vaksinasi hepatitis B tetapi, pengetahuan mereka mengenai vaksin

sangat kurang (jawaban benar sebanyak 44.6%), serta hanya 36.9% responden

mengetahui bahwa vaksinasi hepatitis B adalah aman.

Menurut penelitian yang dilakukan Mubarak pada tahun 2007 menjelaskan

bahwa tingkat pengetahuan yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

diantaranya umur dan pendidikan. Pendidikan, berarti bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak

dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula

mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah sakan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap informasi dan nilai-nilai yang

baru diperkenalkan. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadii

perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis

besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan

fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin

matang dan dewasa.


4.3 Prevalensi
Setelah dilakukannya pemeriksaan HBsAg yang di lakukan pada ibu hamil

trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S. Amd.Keb periode

maret-april 2016, didapatkan hasil distribusi frekuensi prevalensi ibu hamil terhadap

penyakit Hepatitis B, bahwa sebanyak 55 ibu hamil mendapatkan hasil HBsAg negatif

(-). Hasil ini menunjukan bahwa ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan

trimester 3 dan ibu hamil yang akan melahirkan di BPS Yudiana S. Amd.Keb tidak

ada yang mengidap penyakit hepatitis B. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor

keturunan, faktor keturuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya hepatitis B. Ibu hamil yang menderita hepatitis B Ibu hamil yang menderita

penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyebab tertularnya bayi mengingat ibu

pengidap HBsAg (+) yang melahirkan akan menularkan pada bayi yang baru lahir

sekitar 50%. Apabila ibu disertai HBeAg (+) maka akan menularkan 90% kepada

bayinya. Kemudian diantaranya karena pola hidup sehat masyarakat khususnya ibu

hamil di desa kalibening cukup baik sehingga mengurangi angka terjadi penularan

virus hepatitis B.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Adapun keterbatasan dalam penelitian yaitu variabel penelitian ini merupakan

variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu

hamil. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup sehingga responden hanya
bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa mengetahui

pengetahuan responden secara mendalam.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan dan prevalensi ibu

hamil terhadap penyakit hepatitis B di BPS Yudiana S. Amd.Keb di Desa

Kalibening Tanggamus Lampung Periode Maret-April 2016 dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap penyakit hepatitis B di BPS

Yudiana S. Amd.Keb di Desa Kalibening Tanggamus Lampung Periode

Maret-April 2016, dari 55 ibu hamil yang menjadi sampel penelitian,

hasil menunjukan bahwa 34 ibu hamil (61.8%) dalam kategori tingkat

pengetahuan sedang.

2. Prevalensi ibu hamil terhadap penyakit hepatitis B di BPS Yudiana S.

Amd.Keb di Desa Kalibening Tanggamus Lampung Periode Maret-April

2016, dari 55 ibu hamil yang menjadi sampel penelitian yang telah

melakukan pemeriksaan HBsAg, hasil menunjukan 55 ibu hamil didapati

negatif mengidap penyakit hepatitis B.


5.2 Saran

5.2.1 Bagi BPS

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

penyakit hepatitis B sehingga dapat mempersiapkan pemahaman bagi ibu hamil

dalam mengenal penyakit hepatitis B.

5.2.2 Bagi Ibu Hamil atau Responden

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada ibu

hamil tentang penyakit hepatitis B.

5.2.3 Bagi petugas kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan dengan instansi kesehatan mengadakan

kegiatan penyuluhan dan konseling agar informasi mengenai penyakit hepatitis B

dan pencegahannya pada ibu hamil terlaksana.

5.2.4 Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk

menambah wawasan mengenai hepatitis B.

5.2.5 Bagi peneliti selanjutnya


Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan

mengembangkan penelitian ini diharapkan melakukan penelitian dengan lebih

banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas pembahasan

materinya, menggunakan metode dan tehnik yang berbeda serta memperluas

ruang lingkup penelitian.

Anda mungkin juga menyukai