Anda di halaman 1dari 2

UPAYA DEKONSTRUKSI SUNNAH VIS A VIS SYIAH

Judul Buku : Sunnah Syiah Bergandengan Tangan! Munginkah!


Pengarang : Prof.Dr.H.M. Quraish Shihab
Penerbit : Lentera hati, Jakarta
Cetakan : III, 2007
Tebal : xi + 303 halaman

Untuk kali kesekian, Prof. DR. H. Quraish Shihab, M.A., menunjukkan kepiawaiannya
sebagai salah satu intelektual muslim papan atas Indonesia, melalui goresan tinta emasnya
Sunnah Syiah Bergandengan Tangan! Munginkah!. Mufassir kontemporer jebolan al-Azhar
University, Mesir, yang sebelumnya juga merilis masterpiecenya Tafsir Mishbah mencoba
meluruskan---untuk tidak mengatakan dekonstruksi--- pandangan umum yang terlanjur
membuat jurang pemisah antara dua sekte besar dalam Islam yaitu Sunnah dan Syiah. Sekat ini
seakan telah mengkristal dalam benak setiap muslim. Mendarah daging dalam sanubari masing-
masing umat Islam di muka bumi ini. Yaitu Sunnnah-Syiah ibarat dua titik; vertikal dan
horizontal yang tidak akan pernah bertemu. Seperti dua kutub; positif dan negatif, dalam sebuah
medan magnet yang berlawanan. Sebagaimana dua sintesis; tesis dan anti-tesis yang berbeda
diametral.

Maraknya demo anti-Syiah di berbagai penjuru dunia semakin menambah deretan


panjang sejarah kelam Islam. Terlebih, konflik sektarian yang tidak pernah berkesudahan, etnis
Sunni (baca: sunnah)-Syiah di Iraq menjadi justifikasi historis serta legalisasi formal. Sekaligus
bukti validitas imej tersebut. Dan barangkali, kita adalah salah satu dari mereka; yang secara
tidak sadar atau dengan sengaja telah membuat garis demarkasi itu!.

Buku ini membahas ajaran murni dari kedua belah pihak sebagaimana ditemukan dalam
buku-buku terpercaya masing-masing kelompok. Ia dibahas dengan jiwa dan pikiran serta
keinginan untuk menghindari lebih banyak lagi pertikaian antar sesama umat tauhid. Penulis
mencoba mengelaborasikan argumen-argumen teologis-dogmatis terutama berkaitan dengan
persoalan-persoalan pokok (ushul) misalnya rukun iman dan rukun Islam dan soal-soal furu
seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Disamping itu, penulis juga berupaya melacak genealogi
Sunnah-Syiah dengan melakukan rekonstruksi historis dua sekte yang lahir dari satu rahim yaitu
Islam.

Dalam banyak hal, karya ini mempunyai nilai lebih. Pertama, keberanian melawan
mainstream pemikiran Islam yang selama ini kadung mengkotak-kotakkan Sunnah-Syiah.
Dengan jam terbang yang tidak diragukan lagi dan kapasitas akademik yang mumpuni, penulis
mencoba meruntuhkan propaganda-propaganda anti Syiah yang marak belakangan ini, terlebih
di Indonesia. Bahkan dalam pendahuluannya, penulis juga mengungkapkan tudingan-tudingan
sebagian orang/kelompok bahwa dirinya adalah Syiah. Kedua, bahasa yang digunakan sangat
halus dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh setiap kalangan. Ketiga, tidak tendensius.
Artinya, penulis berhasil memposisikan sebagai outsider ketika menganalisa persoalan-persoalan
yang relatif sensitif seperti sekte-sekte, agama, dan etnis.

Sebagai imbauan, buku ini selayaknya dibaca oleh setiap orang untuk memperkaya
cakrawala ilmu-ilmu keislaman. Selain, untuk menumbuhkan inklusivisme dan mengikis
fanatisme kesukuan/mazhab/sekte yang dapat mengancam disintegrasi umat Islam secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai