Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan,
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, mahasiswa Jurusan Teknik
Pertambangan yang menempuh semester III diwajibkan untuk mengikuti mata
kuliah Lapangan I ( Ekskursi Industri Tambang ) dengan kegiatan utama adalah
melakukan kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang ada di indonesia.
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS.
Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya pengetahuan tentang
industri pertambangan, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik
Pertambangan yang profesional, maju dan memiliki daya saing, sesuai dengan
perkembangan industri pertambangan saat ini.
Di dalam kegiatan kuliah lapangan I ini, mahasiswa diperkenalkan secara
langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan mahasiswa dapat
memahami penerapan ilmu dan mata kuliah secara langsung di lapangan.

1.2.Maksud dan Tujuan


Ekskursi industri tambang ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang berbagai macam
pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa mengetahui
cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan serta pemasaran beberapa
jenis bahan galian sesuai ilmu dan teori yang didapat dari perkuliahan.
Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada
mahasiswa tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga dapat
menumbuhkan obsesi pada diri mereka dan dapat menentukan sikap dalam
menekuni pendidikan di bidang pertambangan. Dengan adanya ekskursi,
diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori-teori yang di peroleh di
bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan, juga melatih dan

1
menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama di antara mahasiswa
dalam menghadapi persoalan dan menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif pada diri
mahasiswa.

1.3.Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ekskursi Industri Tambang tahun 2016 ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2016 dengan kunjungan ke unit penambangan dan pengolahan
batugamping keprus di PT. SUGIH ALAMANUGROHO Kabupaten Gunung
Kidul, Museum Karst Kabupaten Wonogiri, dan pengolahan batu marmer di Besole
Kabupaten Tulung Agung Jawa Timur.

1.4.Manfaat Kegiatan
Dengan adanya kegiatan Ekskursi Industri Pertambangan ini, mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana keadaan di lapangan yang sebenarnya jadi mahasiswa
tidak hanya kegiatan perkuliahan yang mencakup teori dan praktikum. Manfaat
yang di rasakan banyak, kita bisa bercengkrama langsung dengan petugas-petugas
pertambangan dan dapat bertanya langsung kepada pemandu saat di lokasi
pertambangan bagaimana jalannya kegiatan pertambangan dan kita bisa melihat
secara langsung bagaimana bentuk alat-alat pertambangan dan proses yang terjadi
selama kegiatan pertambangan berlangsung.

2
BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
BATUGAMPING KEPRUS
DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO GUNUNG KIDUL

2.1.Lokasi dan Kesampaian Daerah


Kuari Batugamping yang diusahakan oleh PT. Sugih Alamnugroho terletak
di Dusun Bedoyo Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung
kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari kota Yogyakarta, Lokasi
penambangab dan Pengolahan dapat di tempuh melalui jalur Yogyakarta-Wonosari
dengan jarak 42 km, kemudian diteruskan dari wonosari ke desa bedoyosejauh 15
km, perusahaan ini memperkerjakan 200 tenaga kerja dan menpunyai 3 shift antara
lain : pagi, siang dan malam. PT. SUGIH ALAMANUGROHO berdiri pada tahun
1991 dan mulai berproduksi bulan mei 1992.
Penyebaran batugamping lunak atau yang dikenal dengan nama keprus di
daerah Bedoyo sangat luas. IUP Operasi dan Produksi batugamping yang dimiliki
PT. SUGIH ALAMANUGROHO mencakup daerah seluas 25 Ha, meliputi 7 bukit,
yaitu : G. Sidowayah, G. Tumpeng, G. Pokerso, G. Dhuwur, G. Pangonan, G. Kendil
dan G. Dengkeng dan sekitar 2Ha adalah luas lahan untuk pabriknya, Cadangan
seluruhnya yang dipunyai sebesar kurang lebih 4.332.170 m3.

3
GAMBAR 1 : LOKASI PT. SUGIH ALAM ANUGROHO GUNUNGKIDUL

2.2.Keadaan Geologi
Batuan penyusun di daerah ini terdiri atas batugamping kristalin dan batu
keprus. Batu gamping kristalin merupakan batuan yang dominan dan dapat
ditemukan hampir diseluruh daerah Ponjong. Berwarna putih kecoklatan sampai
abu-abu, keras, kompak dan membentuk permukaan yang kasar. Satuan
batugamping ini diperkirakan termasuk ke dalam formasi wonosari yang berumur
miosen tengah sampai meosen atas. Keprus sendiri merupakan batu gamping
nonklastis yang secara megaskopis berwarna putih sampai kekuningan, tersusun atas
cangkang-cangkang moluska, koral, foraminifera, berbutir sedang sampai sangat
kasar, agak sarang (porous) dan lunak. Satuan batu keprus diperkirakan termasuk
kedalam formasi wonosari yang berumur miosen atas bagian atas.
Struktur geologi yang muncul di daerah bedoyo adalah rekahan-rekahan
yang berpola tidak simetris, sedangkan pada batu gamping non klastis terdapat
banyak rongga-rongga.

4
GAMBAR 2 : LAHAN QUARY PT. SUGIH ALAMNUGROHO

2.3.Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan


Batu gamping keras yang merupakan lapisan penutup berwarna putih
kecoklatan sampai dengan abu-abu. Jenis lapisan penutup itu adalah batu gamping
bioherm. Lapisan ini tebalnya kira-kira 2-3 meter. Dari hasil pengujian sifat fisik
dan sifat mekanik yang di lakukan di laboratorium STTNAS Yogyakarta terhadap
lapisan tanah penutup didapat hasil sebagai berikut :
Bobot isi asli = 2,3 gr/cm3
Kuat tekanan uniaksial = 35,6 Mpa
Kohesi batuan = 5.180 kg/cm2
Sudut geser dalam = 14,860
Batu gamping keprus ini produksinya menyesuaikan keinginan pasar di
mana kadar CaCo3 berkisar sampai 98%, batu gamping keprus di bedoyo juga
umumnya berwarna putih bersih sampai dengan putih kekuningan. Pengujian
terhadap sifat fisik dan mekanik batugamping keprus didapatkan hasil sebagai
berikut :
Bobot isi asli = 2,05 gr/cm3
Kuat tekanan uniaksial = 27,3 Mpa

5
Kohesi batuan = 1.750,3 kg/cm2
Sudut geser dalam = 25,110

2.4.Genesa Batugamping
Batu Gamping yang di tambang di PT. SUGIH ALAMANUGROHO adalah
jenis batu gamping KALKARENIT ( chalklimestone ), bersifat basa, kecerahannya
mencapai 32, terdapat pula batu kapur keprus yang memiliki butiran-butiran halus,
Batu gamping dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu secara organik, secara
klastis ( mekanik) dan secara kimia :
a. Batugamping organik : Jenis ini paling banyak di jumpai di alam,
berasal dari pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya,
foraminifera, ganggang, atau dari kerangka binatang dan koral/terumbu
karang. Ciri khas batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering
muncul pola-pola terumbu dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.
b. Batugamping klastik : jenis ini materi asalnya sama dengan
pembentukkan batugamping organik, hanya saja telah mengalami
perombakan, kemudian diendapkan lagi di tempat lain. Ciri khas dari
batugamping jenis ini adalah fragmen-fragmen butiran.
c. Batugamping kimiawi : jenis ini terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas
batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan sering besar-besar seperti
pada kalsit.

6
Batugamping di daerah bedoyo termasuk dalam jenis batugamping klastik.

GAMBAR 3 : BAHAN GALIAN BATUGAMPING

2.5.Eksplorasi
Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung
volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal
berupa pencarian endapan (propeksi) umunya jarang dilakukan, karena endapan
batugamping telah diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan. Tahapan
kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai :
Pemetaan topografi
Pengambilan sampel bongkah
Pemboran inti
Analisa sampel (sifat fisik, mekanik, maupun kimia)
Perhitungan cadangan
Perkiraan estimasi cadangan sejak tahun 1991 di perkirakan hanya untuk 10
tahun tapi sampai 2016 cadangan masih banyak tersedia. Eksplorasi geofisika
kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan geometri endapan batugamping,
sebelum dilakukan pemboran inti.

7
2.6.Penambangan
Kegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan
pengupasan lapisan tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan di mulai dari atas
membuat jalan sambil mengerjakan kegiatan pengambilan bahan galian. Sistem
penambangam yang diterapkan oleh PT. SUGIH ALAMANUGROGO dengan
sistem tambang Quarry (Kuari adalah jenis tambang terbuka yang diterapkan untuk
menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri (industrial
minerals), misalnya penambangan batugamping, marmer, granit, andesit dan
sebagainya). Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya
PT. SUGIH ALAMANUGROGO menerapkan sistem jalan Side hill (Side hill type,
diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang letaknya
di lereng bukit atau endapannya membentuk bukit). sistem kerja diterapkan mulai
dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Baru kegiatan utama penambangan yang terdiri
dari pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan. Dan di bawah ini akan dijelaskan
secara lebih spesifik dari kegiatan pertambangan.
Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan dilakukan sebelum
pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu
lahan yang akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-
semak, sehingga jika tidak dilakukan pembersihan lahan akan
mengganggu kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup. Pembersihan
lahan juga sekaligus pembersihan tanah pucuk (topsoil) dengan
ketebalan 30 cm-50 cm.
Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Over Burden)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup
sehingga batugamping yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan
mudah. Lapisan penutup ini dapat berupa tanah, batuan lapuk, atau
batuan yang menutupi bahan galian yang akan ditambang.
Di PT. SUGIH ALAMANUGROHO, Lapisan penutup berupa batu
gamping keras. Pengupasan dilakukan dengan bantuan hydraulic rock
breaker.

8
Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari
batuan asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar
sehingga mudah untuk dilakukan penanganan selanjutnya.
Pembongkaran untuk batugamping yang keras atau keprus yang keras
dilakukan dengan hydraulic rock breaker, sedangkan untuk keprus yang
lunak cukup dengan menggunakan backhoe.
Pemuatan (Loading)
Pemuatan merupakan kegiatan memindahkan material hasil
pembongkaran ke alat angkut. PT. SUGIH ALAMNUGROHO produksi
perharinya 80 ton-100 ton. Alat muat yang dapat di gunakan antara lain
backhoe dan wheel loader. Hasil bongkarannya biasanya dikumpulkan
terlebih dahulu sebelum di muat ke alat angkut.
Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck, yang berfungsi
mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan sementara
sebelum di bawa ke pengolahan, di PT. SUGIH ALAMNUGROHO,
sengaja menggunakan dump truck berukuran sedang dan dengan jumlah
sedikit untuk mengurangi biaya

GAMBAR 4 : SISTEM TAMBANG QUARY/SIDE HILL

9
2.7.Pengolahan
Sebelum batugamping keprus ini diolah, biasanya dikeringkan terlebih
dahulu di stock pile agar kandungan airnya menurun. Pengeringan dilakukan dengan
penjemuran selam satu minggu dan atap stockpile di buat khusus dengan campuran
aluminium karbonat, maksud dari pengeringan ini untuk mengurangi kadar air
sebanyak 10%. Pengeringan tidak menggunakan sistem pemanasan karena bila
menggunakan sistem pemanasan dapat mengurangi kadar CO2 dan mengurangi
kualitas olahan batugamping. Hal ini dilakukan karena jika batugamping dari
tambang langsung diremuk dengan jaw Crusher akan mengalami kesulitan.
Pengolahan batugamping keprus dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran dan
spesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini, PT.
SUGIH ALAMANUGROHO memproduksi batugamping ukuran 800 mesh dan
1.200 mesh.(catatan : Mesh adalah banyaknya lubang dalam satu inch panjang).

Jenis peralatan pengolahan yang digunakan di PT. SUGIH


ALAMANUGROHO antara lain : jaw chusher ( untuk menghancurkan dan
menghaluskan bongkahan batugamping ), hammer mill horizontal ( menghaluskan
bongkahan menjadi lebih halus seperti butiran-butiran beras),mesin
gundo(grinder) dimana menggunakan sistem gravitasi dan cyclone, hammermine
vertikal ( menggunakan sistem gravitasi juga sehingga material berat akan turun
kebawah, alat grower untuk mengisap, dan alat separator untuk menekan.

GAMBAR 5 : PROSES PENGERINGAN DI STOCKPILE

10
GAMBAR 6 : RUANG PENGOLAHAN
2.8.Produk dan Pemasaran
Produk banyak di kirim keluar daerah untuk keperluan industri seperti
pembuatan cat, plastik, karpet, spon, kertas, campuran ban dan lain-lain. Prioritas
utama pemasaran dari PT. SUGIH ALAMANUGROHO adalah memenuhi
kebutuhan dalam negeri, pengemasannya menggunakan kemasan karung berukuran
dari 25 kg, 50 kg sampai 1 ton, harga per kg dari batu gamping keprus yang sudah
diolah menjadi bubuk pada tahun 2016 adalah Rp 800,00/kg.

GAMBAR 7 : PENGEMASAN DAN SALAH SATU HASIL PRODUKSI

11
2.9.Reklamasi
Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti
pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi dan
fauna dan sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
pertambangan.
Reklamasi bekas lahan tambang dilakukan dengan membuat lubang-lubang
galian ukuran 1x1x1 meter, yang selanjutnya diisi dengan tanah yang mengandung
humus agar dapat ditanami dengan pohon-pohonan berupa: jati, beringin, sukun,
mahoni, tembesi, sengon, dan lain-lain. Sedangkan cekungan-cekungan yang cukup
dalam ditimbun kembali dengan tanah lapisan penutup yg sebelumnya dibongkar
dan di pindahkan ketempat penimbunan sementara.

12
BAB III
MUSEUM KARST WONOGIRI

3.1.Sejarah Museum Karst Indonesia


Pada tanggal 6 Desember 2004 di Gunung Kidul Provinsi Daerah
Yogyakarta, Bapak Presiden RI , telah menetapkan untuk Kawasan Kars Gunung
Sewu dan Gombong Selatan sebagai Kawasan Eco Kars. Selanjutnya pada akhir
tahun 2005 Bapak presiden RI mengeluarkan instruksi presiden nomor 16 tentang
Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata, di antaranya
menginstruksikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
mengembangkan kawasan kars sebagai daya tarik wisata. Berdasarkan hal tersebut
di atas, pada tahun 2008 Departemen ESDM c.q. Badan Geologi bersama sama
pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah Kabupaten Wonogiri telah
membuat kesepakatan bersama yang pada prinsipnya bersepakat untuk secara
bersama sama mewujudkan terbangunnya Museum Kars Indonesia dan pada tanggal
30 Juni 2009 telah diresmikan oleh presiden RI dengan ditandatanganinya Prasasti
Museum Kars Indonesia di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

GAMBAR 8 : PRASASTI MUSEUM KARS INDONESIA

13
3.2.Lokasi dan Kesampaian Daerah
Museum Kars Indonesia ini berada di Desa Gebangharjo, Kecamatan
Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri; sekitar 30 km timur Kota Wonosari, atau 40
km selatan Wonogiri, dan 50 km barat Pacitan. Lokasi tersebut mudah dicapai, baik
dari Yogyakarta, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.

GAMBAR 9 : LOKASI NUSEUM KARST INDONESIA

Konsep pembangunan museum kars yang memadukan antara bangunan


fisik dan lingkungan alam di sekitarnya merupakan proyeksi dari kegiatan indoor
dan out door. Keragaman unsur kars di luar bangunan mendukung arti dan fungsi
museum, sehingga konsep back to nature tercapai. Kawasan di luar museum sebagai
museum alam mencakup seluruh sistem kars gunung sewu. Seluruh kawasan, baik
yang terletak di kabupaten gunung kidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa
Tengah), maupun kabupaten Pacitan (Jawa Timur), tersatukan dalam kesatuan
ekosistem.
Kawasan Museum Kars Indonesia mempunyai luas 24,6 Ha yang
membentuk lembah di antara bukit-bukit kars yang dikelilingi beberapa situs gua
dan luweng:
1. Gua Tembus mempunyai panjang lorong 50 meter, serta mempunyai
dua mulut gua.
2. Gua Sodong dengan lorong yang panjang mempunyai bentukan stalaktit
dan stalakmit yang masih hidup, dan mempunyai sungai bawah tanah

14
serta sumber air yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun
Mudal.
3. Gua Potro-Bunder mempunyai bentukan stalaktit dan stalakmit dengan
kristal kalsit yang khas.
4. Luweng Sapen merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di
dasarnya yang telah di turap untuk memenuhi tiga dusun di Desa
Gebangharjo.
5. Gua Gilap merupakan bentukan dolina dengan tebing vertikal serta
mempunyai bentukan stalaktit yang unik dan mempunyai gua di dasar
dolina yang belum tereksplorasi.
6. Di samping itu ada dua gua kecil (ceruk) di sekitarnya, yaitu Gua Mrica
dan Gua Sonya Ruri.

3.3.Desain Ruang Museum Karst Indonesia


Desain bangunan utama museum terbagi atas lobi, dua lantai ruang peraga,
dan satu lantai ruang serbaguna yang dapat berfungsi ruang theater, pemutaran film,
ataupun ruang auditorium.
Ruang peraga lantai atas bertema Kars untuk Ilmu Pengetahuan yang
berisi panel-panel, peraga tentang sebaran dan bentuk-bentuk kars di dunia, proses
terjadinya batu gamping, proses terjadinya topografi kars, mineral pembentuk batu
gamping (kalsit dan dolomite), serta tipe dan sebaran kars di Indonesia.
Ruang peraga lantai bawah bertema Kars untuk Kehidupan yang berisi
panel-panel peraga tentang konservasi dn pengelolaan kawasan kars, aneka ragam
nilai kawasan kars, kondisi social budaya masa lalu dan masa kini, keragaman flora
dan fauna di kawasan kars, serta air dan tanah kawasan kars. Selain itu terdapat
maket statis yang menggambarkan tipe-tipe utama kars yang ada di Indonesia, serta
maket dinamis yang menggambarkan pembentukan kars, dan sebuah diorama yang
merupakan replika miniatur gua kars.

15
GAMBAR 10 : RUANG PERAGA LANTAI 2 KARST FOR SCINCE

GAMBAR 11 : RUANG PERAGA LANTAI 1 KARST FOR LIFE

16
BAB IV
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN MARMER DI PT.
INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNGAGUNG

4.1.Lokasi dan Kesampaian Daerah


Unit pengolahan Industri Marmer terletak di desa Besole, kecamatan besuki,
kabupaten Tulungagung. Dari kota Tulungagung kira-kira berjarak 26 km kearah
selatan melewati jalan Tulungagung Pantai Popoh.
Pada masa penjajahan di Indonesia, Belanda telah melakukan penelitian dan
menambang marmer di Tulungagung Selatan yang dikenal dengan Marmer Wajak
Tulungagung. Marmer ini tidak lain adalah marmer yang ditambang dan diproses
dari deposit mamer yang berbeda di desa Basole, kecamatan Basuki, kabupaten
Tulungagung, yang pada saat ini ditambang dan diolah oleh PT. Industri Marmer
Indonesia Tulungagung.
Setelah Belanda meninggalkan Indinesia, Pemerinta Republik Indonesia
melakukan penelitian ulang di deretan pegunungan kapur Selatan, khususnya di
daerah Basole dan sekitarnya. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa deposit
marmer cukup besar dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan
bangunan lantai dan ornamen dinding.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pada tahun 1961 Pemerintah
menetapkan berdirinya Proyek Marmer Tulungagung di desa Basole. Proyek
marmer ini merupakan perintisan industri marmer di Indinesia dan berkembang
maju sehingga pada tanggal 12 mei 1971 status proyek marmer tersebut berubah
menjadi Badan Usaha Milik Negara (Persero) PT. Industri Marmer Indonesia
Tulungagung.
Atas pertimbangan bahwa komoditas marmer bukan merupakan kebutuhan
hajat hidup orang banyak dan industri marmer telah mampu dilakukan oleh swasta,
maka pada tahun 1994, Pemerintah menjual seluruh saham perusahaan BUMN
(Persero) PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung kepada pihak swasta
nasional.

17
4.2.Geologi dan Karakteristik Marmer Tulungagung
Batu pualam atau lebih dikenal dengan marmer berasal dari bahasa Yunani
marmaros yang berarti batu yang asli. Deposit batuan marmer di Tulungagung
terletak dalam deretan pegunungan kapur Selatan yang karena adanya proses geologi
yang menguntungkan di daerah ini terbentukah deposit marmer dalam jumlah besar.
Marmer di Besole termasuk jenis marmer yang berbutir sangat halus, struktur padat
dengan kuat tekanan tinggi dan keausan rendah. Warna dasar adalah gading, dengan
beberapa nuansa dari warna terang hingga gelap. Hasil pengujian Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Bandung
menunjukkan mutu marmer di tambang Basole Tulungagung telah memenuhi syarat
mutu SII No. 0379-80, yaitu:
Kuat tekanan rata-rata : 1.225 kg/cm2
Penyerapan air : 0,49 %
Ketahanan aus rata-rata : 0,046 mm/menit
Kekekalan bentuk : baik, tidak cacat

GAMBAR 12 : BOGKAHAN BATU MARMER

18
4.3.Genesa Marmer
Marmer merupakan bahan galian industri hasil ubahan (metamorfosa)
batugamping, kalsit dan dolomit yang menyebabkan terjadinya kristalisasi sebagai
akibat dari pengaruh temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh proses-proses
geologi. Proses ini tebentuk 30-60 juta tahun yang lalu atau berumur Kuarter-
Tersier.
Komposisi kimia marmer sama dengan batugamping, yaitu CaCo3, kadang-
kadang terdapat unsur Mg yang berasal dari dolomit. Warna marmer yang umumnya
adalah keputihan atau kream. Adanya beberapa unsur pengotor pada marmer akan
menghasilkan warna-warna yang berbeda, seperti kemerahan, kehitaman,
kecoklatan dan kehijauan.
Seringkali jejak-jejak binatang laut masih jelas terlihat pada marmer. Hal
ini umumnya dijumpai pada marmer muda yang sebenarnya merupakan gamping
kristalin, bukan marmer dalam arti sesungguhnya.

4.4.Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi (detail) yang umum dilakukan pada endapan marmer
adalah:
Pemetaan topografi dan situasi.
Penyelidikan geofisika untuk mengetahui geometri dan kedudukan
endapan.
Pengambilan sampel sederhana (rock chips, hand specimen atau
bongkah)
Melakukan pemboran inti (coring)
Menganalisa sampel fisik, optik dan mekanik untuk mengetahui kualitas
bahan galian,
Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan.

19
4.5.Penambangan
Kegiatan penambangan marmer merupakan serangkaian kegiatan yang
dimaksudkan untuk memisahkan sebagian marmer dari batuan induknya dengan
memperhatikan dimensi blok tertentu. Metode pembongkaran yang umum
digunakan adalah dengan cara digergaji dengan gergaji kawat intan, pemboran rapat
atau dengan peledakan (presplitting atau smooth blasting).
Kegiatan pembongkaran batu marmer ada 3 (tiga) jenis:
1. Pembongkaran dengan penggergajian, alat yang dipakai antara lain:
o Jak hammer, yaitu alat bor yang bekerja secara tumbuk putar
dimana berfungsi untuk membuat jalur kawat pemotong dan
juga untuk pemboran rapat guna mereduksi marmer hasil
penggergajian kawat intan.
o Gergaji kawat intan (diamont wire sew).
o Alat pembajian serta palu (hammer).
o Dongkrak
o Derek (crane)
o Kompresor
2. Pembongkaran dengan pemboran rapat, alat yang digunakan antara lain:
o Jack hammer dan fasilitas lain seperti jack leg dan rel untuk
pemboran mendatar.
o Alat pembajian serta palu (hammer)
o Dongkrak
o Derek (crane)
o Kompresor
3. Pembongkaran dengan pemboran dan peledakan, alat dan bahan yang
digunakan antara lain:
o Jack hammer
o Kompresor
o Derek (crane)
o Bahan peledak

20
Marmer dari hasil pembongkaran dengan kawat intan sangat besar, untuk
itu dilakukan reduksi ukuran menjadi blok-blok marmer yang lebih kecil dengan
cara di bor rapat, agar memudahkan dalam pengangkutan. Selanjutnya blok-blok
marmer di bawa ke tempat pengolahan. Pada umumnya besarnya rendemen (yang
dapat diolah) hannya 18% harena hasil penambangan ada rongga-rongga yang
menyebabkan marmer tidak dapat dimanfaatkan.

4.6.Pengolahan
Bapak Sukur merupakan pemilik yang menjalankan prusahaan pengolahan
batu marmer di desa Besole, kecamatan Basuki, kabupaten Tulungagung Jawa
Timur. Luas prusahaan pengolahan batu marmer mencapai 5000 m2, prusahaan
pengolahan batu marmer sudah berdiri sejak tahun 1999.
Prinsip pengolahan batu marmer pada dasarnya terdiri atas dua hal, yaitu
mereduksi dan memoles, namun demikian untuk mendapatkan hasi polesan yang
bagus ada beberapa kegiatan penting yang juga dilakukan, seperti : penambalan,
pengeringan dan finishing.
Reduksi ukuran dilakukan dengan menggergaji marmer sesuai dengan
produk yang dibutuhkan pasar, sedangkan memoles dimaksudkan untuk
menghilangkan cacat serta membuat permukaan marmer lebih licin dan mengkilap.
Tahap-tahap produksi marmer :

GAMBAR 13 : BONGKAHAN BATU MARMER SIAP UNTUK DIOLAH

21
GAMBAR 14 : MEREDUKSI UKURAN DENGAN GERGAJI

GAMBAR 15 : TAHAP PENAMBALAN DAN PENGERINGAN

22
GAMBAR 15 : TAHAP PEMOLESAN

GAMBAR 16 : TAHAP MEREDUKSI SESUAI KEINGINAN PASAR

Ada kalanya marmer hannya dipotong dengan ukuran tertentu tanpa


dilakukan pemolesan, karena konsumen menghendaki permukaan yang kasar dan
dianggap mempunnya nilai estetika yang tinggi, khususnya untuk ornamen dinding.

23
4.7.Limbah
Limbah bekas pengolahan batu marmer dapat mencemari lingkungan
sekitar berupa air sumur di sekitar lokasi produksi marmer yang akan berubah warna
menjadi putih. Maka dari itu limbah marmer dapat dimanfaatkan antara laian sebagai
:
Sebagai bahan pewarna
Menetralkan asam
Bahan campur semen
Bahan campur pembuatan aspal
Dan lain-lain

GAMBAR 17 : LIMBAH PRODUKSI BATU MARMER

24
4.8.Produk dan Pemasaran
Produk tidak hannya di kirim sekitar jawa saja, tetapi juga mencakup sumatera,
kalimantan, sulawesi hingga papua. Produk yang dihasil perhari mencapai 7 kubik,
dengan harga perkubih Rp3.700.000,00/kubik.

GAMBAR 18 : BATU MARMER YANG SUDAH DI OLAH

GAMBAR 19 : PECAHAN DARI BATU MARMER YANG SUDAH DI OLAH

25
V. PENUTUP
Saya telah menguraikan apa saja yang telah saya amati selama Kuliah
Lapangan baik dalam bentuk data tulisan maupun data gambar (foto). Dari
penguraian ini kita dapat memahami seluk-beluk runtutan kegiatan Pertambangan,
mulai dari lokasi pertambangan, keadaan geologi mineral, karakteristik mineral,
genesa bahan galian, kegiatan eksplorasi, kegiatan penambangan, pengolahan,
pemanfaatan sampai ke produk dan pemasarannya. Laporan ini di buat sesederhana
tapi padat agar dapat mudah di mengerti oleh pembaca dan setidaknya pembaca
dapat mengetahui keadaan lapangan yang sebenarnya di PT. SUGIM ALAM
NUGROHO, MUSEUM KARST INDONESIA WONOGIRI, dan PENGOLAHAN
MARMER PT. INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNGAGUNG melalui
laporan saya ini. Mudah-mudahan laporan ini cukup memuaskan dan walaupun
banyak kekurangan saya hanya mohon maaf, atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Panitia Kuliah lapangan I, 2016. Buku Panduan Kuliah Lapangan I


2. Catatan booknote dan HandPhone ( Gambar )
3. http://www.museumkarsindonesia.com/
4. http://gmr-marble.com

27

Anda mungkin juga menyukai