Anda di halaman 1dari 3

Etika lingkungan adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang

tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkutan bersumber pada pandangan seseorang
tetang lingkungan.

Teori Etika Lingkungan

1. Antroposentrisme

Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam. Alam hanya
dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia.
Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya
sendiri.

2. Biosentrisme dan Ekosentrisme

Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti
tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup
komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).

3. Teosentrisme

Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara
keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep
etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan.

Prinsip Etika di Lingkungan Hidup

Keraf (2005 : 143-159) menyebutkan bahwa ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan
hidup diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sikap Hormat Terhadap Alam (Respect for Nature)

Alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia bergantung
pada alam tetapi juga karena manusia adalah bagian dari alam. Manusia tidak diperbolehkan
merusak, menghancurkan, dan sejenisnya bagi alam beserta seluruh isinya tanpa alasan yang
dapat dibenarkan secara moral.

2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)


Prinsip tanggung jawab disini bukan saja secara individu tetapi juga secara berkelompok atau
kolektif. Setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam
semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi, seakan merupakan
milik pribadinya.

3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)

Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan


menyelamatkan semua kehidupan di alam. Alam dan semua kehidupan di dalamnya
mempunyai nilai yang sama dengan kehidupan manusia. Solidaritas kosmis juga mencegah
manusia untuk tidak merusak dan mencermati alam dan seluruh kehidupan di dalamnya.
Solidaritas kosmis berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas
keseimbangan kosmis, serta mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-
lingkungan atau tidak setuju setiap tindakan yang merusak alam.

4. Prinsip Kasih Sayang danKepedulian Terhadap Alam (Caring for Nature)

Prinsip kasih sayang dan kepedulian merupakan prinsip moral satu arah, artinya tanpa
mengharapkan untuk balasan serta tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi
tetapi semata-mata untuk kepentingan alam. Semakin mencintai dan peduli terhadap alam
manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi dengan
identitas yang kuat. Alam tidak hanya memberikan penghidupan dalam pengertian fisik saja,
melainkan juga dalam pengertian mental dan spiritual.

5. Prinsip Tidak Merugikan (no harm)

Prinsip tidak merugikan alam berupa tindakan minimal untuk tidak perlu melakukan tindakan
yang merugikan atau mengancam eksistensi mahkluk hidup lain di alam semesta. Manusia
tidak dibenarkan melakukan tindakan yang merugikan sesama manusia. Pada masyarakat
tradisional yang menjujung tinggi adat dan kepercayaan, kewajiban minimal ini biasanya
dipertahankan dan dihayati melalui beberapa bentuk tabu-tabu yang apabila dilanggar maka,
akan terjadi hal-hal yang buruk di kalangan masyarakat misalnya, wabah penyakit atau
bencana alam.

6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam.

Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang paling efektif dalam
menggunakan sumber daya alam dan energi yang ada. Manusia tidak boleh menjadi individu
yang hanya mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya dengan secara terus-
menerus mengeksploitasi alam. Melalui prinsip hidup sederhana manusia diajarkan untuk
memilki pola hidup yang non-matrealistik dan meninggalkan kebiasaan konsumtif yang tidak
bisa membedakan antara keinginan dengan kebutuhan.
7. Prinsip Keadilan.

Prinsip keadilan sangat berbeda dengan prinsip prinsip sebelumnya. Prinsip keadilan lebih
ditekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam
keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak
positif pada kelestarian lingkungan hidup. Prinsip keadilan terutama berbicara tentang
peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut
menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam dan dalam ikut
menikmati pemanfatannya.

8. Prinsip Demokrasi.

Prinsip demokrasi sangat terkait dengan hakikat alam. Alam semesta sangat beraneka ragam.
Demokrasi memberi tempat bagi keanekaragaman yang ada. Oleh karena itu setiap orang
yang peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis, sebaliknya orang yang
demokratis sangat mungkin seorang pemerhati lingkungan. Pemerhati lingkungan dapat
berupa multikulturalisme, diversifikasi pola tanam, diversifiaki pola makan, keanekaragaman
hayati, dan sebagainya.

9. Prinsip Integritas Moral.

Prinsip integritas moral terutama dimaksudkan untuk Pemerintah sebagai pengambil


kebijakan. Prinsip ini menuntut Pemerintah baik pusat atau Daerah agar dalam mengambil
kebijakan mengutamakan kepentingan publik.

Sumber:

http://sydycster.blogspot.co.id/2015/10/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-etika.html

https://ekanurdianaa.wordpress.com/2015/10/19/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-etika-dan-
lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai